PENDAHULUAN
Kesehatan adalah sesuatu yang sangat mahal dan berharga. Sebab dengan
menjadi sehat seseorang dapat menjadi produktif dan menghidupi diri dan
tentang kesehatan bahwa definisi kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara
fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk
kesehatan maka tenaga kesehatan salah satunya adalah tenaga kefarmasian yang
keahlian dari petugasnya. Pekerjaan profesi tidak bisa dilakukan oleh orang yang
tidak terlatih dan tidak disiapkan secara khusus terlebih dahulu untuk pekerjaan
pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat serta
pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional. Tuntutan tersebut dibuat
sebagai Apoteker dan memiliki Surat Izin Apotek (SIA). Apoteker sebagai tenaga
dosis, aturan pakai, efek samping, cara penyimpanan obat, dan monitoring
penggunaan obat untuk mengetahui tujuan akhirnya sesuai harapan, serta hal-hal
lain untuk mendukung penggunaan obat yang benar dan rasional sehingga
kejadian kesalahan pengobatan (medication error) dapat dihindari. Oleh sebab itu
oriented).
yang didapat oleh masyarakat belum tentu benar sehingga sering terdengar
profesi yaitu Peraturan Menteri Kesehatan nomor 73 tahun 2016 tentang standar
maka sebagai seorang Apoteker harus memiliki bekal ilmu pengetahuan, dan
nyata pembekalan, dan pengalaman dapat diperoleh bagi para calon Apoteker.
pengelolaan Apotek maka seorang calon Apoteker kelak dapat berperan aktif dan
tanggal 1 Juli 2019 hingga 9 Agustus 2019 agar calon apoteker dapat melakukan
untuk:
Apotek.
mengelola Apotek.
Apotek.
Praktek Kerja Profesi Apoteker
Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 4
3. Mendapatkan pengetahuan manajemen praktis di Apotek.
jadwalkan dari hari Senin – Jum’at pukul 09.00 – 20.00 WIB, serta Sabtu pukul
TINJAUAN UMUM
dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi
dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan
pasien.
tentang Apotek.
Tenaga Kefarmasian
Pekerjaan Kefarmasian.
Narkotika.
Psikotropika.
Pakai
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai kepada :
a. Apotek lainnya
b. Puskesmas
e. Dokter
g. Pasien
h. Masyarakat
ketersediaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
Kesehatan No.73 Tahun 2016, pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
a. Perencanaan
dan Bahan Medis Habis Pakai perlu diperhatikan polapenyakit, pola konsumsi,
b. Pengadaan
Praktek Kerja Profesi Apoteker
Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 9
Untuk menjamin kualitas pelayanan kefarmasian, maka pengadaan sediaan
c. Penerimaan
spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan, dan harga yang tertera dalam surat
d. Penyimpanan
1) Obat/bahan obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam hal
pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain, maka
2) Semua obat/bahan obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai sehingga
5) Pengeluaran obat memakai sistem FEFO (first expire first out) atau FIFO
e. Pemusnahan
kefarmasian lain yang memiliki surat izin praktik atau surat izin kerja.
Pakai yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara yang
f. Pengendalian
kartu stok baik secara manual atau elektronik. Kartu stok sekurang-kurangnya
kesehatan, dan bahan medis habis pakai meliputi pengadaan (surat pesanan,
faktur), penyimpanan (kartu stok), penyerahan (nota atau struk penjualan), dan
dengan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dengan
Pelayanan famasi klinik sesuai dengan PMK No. 73 tahun 2017 meliputi:
a. Pengkajian Resep
2) Nama dokter, nomor surat izin praktik (SIP), alamat, nomor telepon, dan
paraf
2) Stabilitas
4) Reaksi obat yang tidak diinginkan (alergi, efek samping obat, manifestasi
klinis lain)
5) Kontra indikasi
6) Interaksi
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai termasuk peracikan Obat, pemeriksaan,
penyerahan disertai pemberian informasi. Pada setiap tahap alur pelayanan Resep
error).
b. Dispensing
emulsi.
4) Memasukkan obat kedalam wadah yang tepat dan terpisah untuk obat yang
berbeda untuk menjaga mutu obat dan menghindari penggunaan obat yang
salah.
serta jenis dan jumlah obat (kesesuaian antara penulisan etiket dengan
resep).
dengan obat antara lain manfaat obat, makanan dan minuman yang harus
lain
baik, mengingat pasien dalam kondisi tidak sehat mungkin emosinya tidak
stabil
8) Membuat salinan resep sesuai dengan resep asli dan diparaf oleh apoteker
(apabila diperlukan)
Apoteker di apotek juga dapat melayani obat non resep atau pelayanan
memerlukan obat non resep untuk penyakit ringan dengan memilihkan obat bebas
dievaluasi dengan kritis dan dengan bukti terbaik dalam segala aspek penggunaan
keamanan penggunaan pada ibu hamil dan menyusui, efek samping, interaksi,
stabilitas, ketersediaan, harga, sifat fisika atau kimia dari obat dan lain-lain.
meliputi:
masyarakat (penyuluhan)
dinilai rendah, perlu dilanjutkan dengan metode Health Belief Model. Apoteker
harus melakukan verifikasi bahwa pasien atau keluarga pasien sudah memahami
epilepsi)
fenitoin, teofilin)
penyakit yang sama. Dalam kelompok ini juga termasuk pemberian lebih
dari satu obat untuk penyakit yang diketahui dapat disembuhkan dengan
Questions yaitu :
apa yang dijelaskan oleh dokter tentang cara pemakaian obat anda?
penggunaan obat
meliputi :
pengobatan
terapi obat yang efektif dan terjangkau dengan memaksimalkan efikasi dan
Kriteria pasien:
3) Adanya multidiagnosis.
merugikan.
Kegiatan:
terdiri dari riwayat penyakit, riwayat penggunaan obat dan riwayat alergi;
kesehatan lain.
lain adalah adanya indikasi tetapi tidak diterapi, pemberian obat tanpa
indikasi, pemilihan obat yang tidak tepat, dosis terlalu tinggi, dosis terlalu
interaksi obat
6) Hasil identifikasi masalah terkait obat dan rekomendasi yang telah dibuat
merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan
pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis, dan terapi atau memodifikasi
fungsi fisiologis.
Kegiatan:
dari pemilik modal baik perorangan maupun perusahaan. Dalam hal apoteker yang
2017 Tentang Apotek, Ada 4 persyaratan yang harus terpenuhi dalam pendirian
apotek yaitu:
a. Lokasi
pelayanan kefarmasian.
b. Bangunan
anak-anak, dan lanjut usia. Bangunan apotek harus bersifat permanen, yaitu dapat
Bangunan apotek paling sedikit meiliki sarana ruang yang berfungsi untuk:
1) Penerimaan resep
4) Konseling
6) Arsip
2) Instalasi listrik
pelaksanaan pelayanan kefarmasian yang meliputi rak obat, alat peracikan, bahan
pengemas, obat, lemari pendingin, meja kursi, komputer, sistem pencatatan mutasi
obat, formulir catatan pengobatan pasien dan peralatan lain sesuai dengan
dapat dibantu oleh Apoteker lain, Tenaga Teknis Kefarmasian dan/atau tenaga
1) Apoteker
kriteria:
a) Persyaratan administrasi
berkesinambungan
atau mandiri.
berlaku.
atas sarjana farmasi, ahli madya farmasi, analisis farmasi, dan tenaga menengah
selanjutnya disingkat STRTTK adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Menteri
b) Memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang
kefarmasian.
tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 889
tahun 2011 tentang Registrasi, Izin Praktik, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian,
memiliki surat tanda registrasi dan surat izin sesuai tempat tenaga kefarmasian
bekerja. Surat tanda registrasi tesebut berupa STRA bagi Apoteker dan STRTTK
bagi Tenaga Teknis Kefarmasian, sedangkan surat izin berupa SIPA bagi apoteker
Dinas Kesehatan Provinsi. Apoteker warga negara asing lulusan luar negeri yang
teknologi atau bakti sosial harus memiliki STRA Khusus. STRA khusus
dikeluarkan oleh KFN untuk jangka waktu kurang dari 1 (satu) tahun. Untuk
Khusus tidak memerlukan SIPA atau SIKA, tetapi wajib melapor kepada Kepala
STRA dan STRTTK berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diregistrasi ulang
A. STRA
profesi.
harus memenuhi :
- memiliki surat izin tinggal tetap untuk bekerja sesuai dengan ketentuan
- surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang memiliki surat
izin praktik;
informatika atau secara online melalui website KFN. KFN akan menerbitkan
STRA paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak surat permohonan diterima dan
dinyatakan lengkap.
B. SRTTK
memenuhi persyaratan:
- memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang
kefarmasian.
harus melampirkan:
- fotokopi ijazah Sarjana Farmasi atau Ahli Madya Farmasi atau Analis
- surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang memiliki surat
izin praktik
kefarmasian
10 (sepuluh) hari kerja sejak surat permohonan diterima dan dinyatakan lengkap.
lama. Registrasi ulang harus dilakukan minimal 6 (enam) bulan sebelum STRA
keterangan dokter
lulus uji kompetensi. Sertifikat kompetensi profesi berlaku selama 5 (lima) tahun
dan dapat dilakukan uji kompetensi kembali setelah habis masa berlakunya. Bagi
Apoteker yang baru lulus pendidikan profesi dianggap telah lulus uji kompetensi
kompetensi yang dikeluarkan paling lama 2 (dua) minggu sebelum pelantikan dan
tempat fasilitas kefarmasian, kecuali dikatakan lain SIPA bagi apoteker di fasilitas
fasilitas pelayanan kefarmasian. Apoteker yang telah memiliki Surat Izin Apotek,
maka apoteker yang bersangkutan hanya dapat memiliki 2 (dua) SIPA pada
dilaksanakan.
- Pas foto berwarna ukuran 4x6 sebanyak 2 (dua) lembar dan 3x4
lama 20 (dua puluh) hari kerja sejak surat permohonan diterima dan
dinyatakan lengkap.
- Fotokopi STRTTK
kefarmasian
- Pas foto berwarna ukuran 4x6 sebanyak 2 (dua) lembar dan 3x4
atau ketiga
paling lama 20 (dua puluh) hari kerja sejak surat diterima dan dinyatakan
lengkap
SIPTTK karena:
3) Yang bersangkutan tidak bekerja pada tempat yang tercantum dalam surat
izin
rekomendasi KFN
Setiap pendirian Apotek wajib memiliki surat izin berupa Surat Izin
2017 Tentang Apotek, tata cara untuk memproleh SIA yaitu sebagai berikut:
1) Tenaga kefarmasian
DaerahKabupaten/Kota.
f. Paling lama dalam waktu 12 (dua belas) hari kerja sejak Pemerintah
surat penundaan paling lama dalam waktu 12 (dua belas) hari kerja.
SIA.
2017 Tentang Apotek, untuk perubahan izin apotek ditetapkan sebagai berikut:
a. Perubahan alamat di lokasi yang sama atau perubahan alamat dan pindah
lokasi
perubahan alamat dan pindah lokasi, perubahan apoteker pemegang SIA, atau
Daerah Kabupaten/Kota.
perubahan nama Apotek tidak perlu dilakukan pemeriksaan setempat oleh tim
pemeriksa.
Tata cara perubahan izin bagi apotek yang melakukan perubahan alamat
dan pindah lokasi atau perubahan apoteker pemegang SIA sama dengan tata cara
pendirian apotek.
dalam jangka waktu 3x24 (tiga kali dua puluh empat) jam.
dan psikotropika.
a. Peringatan tertulis
c. Pencabutan SIA
5) Dalam hal SIA dicabut selain oleh dinas kesehatan kabupaten/kota, selain
a. Papan nama apotek, yang memuat paling sedikit informasi mengenai nama
manajemen.
tepat.
Fungsi apoteker secara umum yang digariskan oleh WHO yang semula
obat.
kemampuan.
yang terdiri dari obat bebas, obat bebas terbatas, obat wajib apotek, obat keras,
Kesehatan RI 2007 Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat
dibeli tanpa resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas
adalah lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam. Contoh : Parasetamol
Kesehatan RI 2007 Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk
obat keras tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter, dan
disertai dengan tanda peringatan. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat
bebas terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam. Contoh :
CTM
Pengelola Apotek (APA) kepada pasien. Walaupun APA boleh memberikan obat
keras, namun ada persyaratan yang harus dilakukan dalam penyerahan OWA.
obat-obat yang digolongkan dalam OWA adalah obat yang diperlukan bagi
kebanyakan penyakit yang diderita pasien. Antara lain : obat antiinflamasi (asam
mefenamat), obat alergi kulit (salep hidrokortison) infeksi kulit dan mata (salep
Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep
adalah huruf K dalam lingkaran merah dengan garis tepi berwarna hitam. Obat-
obatan yang termasuk dalam golongan ini adalah antibiotik, serta obat-obatan
yang mengandung hormon, dan lain sebagainya. Obat-obat ini berkhasiat keras
e. Psikotropika
obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif
melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan
no. 5 tahun 1997 adalah segala kegiatan yang berhubungan dengan psikotropika
f. Narkotika
atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun
penyalahgunaan Narkotika,
Narkotika Golongan II, Narkotika Golongan III. Narkotika hanya dapat digunakan
TINJAUAN KHUSUS
Apotek WD Farma didirikan pada bulan Mei 2014. Nama Apotek ini
diambil dari inisial gabungan dari nama kedua orang tua pemilik apotek. Pada
awalnya apotek WD Farma didirikan di jalan Jati No. 48 Padang dengan Apoteker
berlaku SIPA dan STRA Apoteker akan berakhir maka dilakukan pergantian
Apoteker baru, serta apotek WD Farma berpindah tempat ke jalan Ujung Gurun
No.75 Padang.
Klinik WD Farma adalah Ibu Fathya Intan Lestari WD, S. Farm, Apt.
diakses oleh masyarakat yaitu di Jalan Ujung Gurun No.75 Padang. Apotek WD
Farma juga memiliki tempat parkir yang luas sehingga mampu meningkatkan
terdapat praktek dokter umum yaitu dr. Marryo Borry WD dan dr. Ayu Andrian
Putri.
ruang penerimaan resep, ruang tunggu resep, ruang peracikan, tempat penyerahan
resep, penyimpanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan, ruang tunggu pasien
yang akan berobat ke dokter, ruangan laktasi (untuk ibu menyusui), ruangan
apoteker, ruangan tindakan, ruangan praktek dokter, toilet, tempat shalat, kamar
mandi serta tempat parkir kendaraan pasien. Apotek WD Farma juga dilegkapi
dengan prasarana seperti listrik, air, telepon, televisi, kipas angin, rak obat, alat
peracikan, bahan pengemas obat, lemari pendingin, meja, kursi, komputer, sistem
pencatatan mutasi obat, formulir catatan pengobatan pasien dan peralatan lain
baik.
Pengelola Apotek (APA) yang bernama Fathya Intan Lestari WD, S.Farm, Apt
dan dibantu oleh satu orang Apoteker Pendamping, satu orang Asisten Apoteker
kefarmasian dimulai pada pukul 08.00 sampai dengan pukul 21.00 WIB.
apotek mempunyai sistem manajemen yang baik, hal ini berarti adanya pembagian
tugas, fungsi dan tanggung jawab kerja yang jelas dan diketahui oleh setiap
karyawan apotek. Dengan adanya pembagian tugas yang jelas ini tidak ada satu
karyawan pun yang akan dirugikan ataupun diuntungkan, semua karyawan akan
meliputi :
menyangkut kefarmasian.
obat narktika dan obat psikotropika, laporan pemusnahan obat dan resep.
6. Melayani resep.
lainnya.
adanya apoteker pendamping, dengan adanya hal ini diharapkan selama apotek di
apotek.
oleh karena itu asisten apoteker harus memiliki keahlian, keterampilan, dan
sebagai berikut:
Apotek (APA).
obat keras dan obat generik untuk dibuat laporan pemakaian oleh Apoteker
8 Melayani penjualan obat bebas dan merangkap sebagai penerima resep dan
3.4.4 Administrasi
tutup buku (perhitungan rugi laba) serta mengurus pembayaran hutang kepada
Pedagang Besar Farmasi (PBF), pembayaran rekening listrik, pembayaran air, dan
tagihan telepon. Bagian ini menerima uang dari kasir yang berasal dari penjualan
tunai setiap hari dan bertanggung jawab atas pengelolaan keuangan apotek secara
keseluruhan. Bagian Administrasi ini juga berperan dalam pendataan pasien dan
3.5.1 Perencanaan
pada jenis barang yang sudah habis atau persediaannya diruang peracikan hanya
bersisa sedikit berdasarkan pada stok obat yang terdapat pada kartu stok maupun
yang terdapat dalam lemari stok. Banyaknya jumlah barang yang dipesan
3.5.2 Pengadaan
surat pesanan kepada Pedagang Besar Farmasi (PBF). Semua pesanan ditanda
tangani oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA) dengan mencantumkan nama dan
nomor SIPA apoteker. Apabila terdapat kekosongan obat tertentu di apotek dan
obat tersebut dibutuhkan secara mendadak oleh pasien dapat dilakukan pemesana
juga dapat dilakukan melalui telepon yang dikuti dengan surat pesanan barang
ketika barang yang dipesan sudah diantarkan atau sudah sampai di apotek.
diperbolehkan memesan lebih dari satu jenis obat dan pembayarannya bisa dengan
kredit. Surat pesanan psikotropika ini dibuat dua rangkap yaitu 1 lemabr untuk
apotek sebagai arsip dan 1 lembar untuk PBF. Sedangkan untuk pemesanan
secara tunai saat menyerahkan surat pesanan tersebut, surat pesanan (SP)
nbarkotika hanya untuk 1 jenis obat narkotika saja yang terdiri dari 4 lembar yaitu
3 lembar untuk PBF Kimia Farma dan 1 lembar untuk Arsip Apotek.
surat pesanan tersendiri. Surat pesanan terdiri dari beberapa item obat. Surat
pesanan prekursor dibuat dalam rangkap 2 dimana 1 lembar untuk arsip apotek
Barang yang dipesan diterima oleh petugas apotek atau apoteker secara
langsung. Penerimaan barang harus disertai dengan faktur pembelian serta surat
pesanan obat dari apotek. Pada saat penerimaan barang harus dilakukan
pengecekan mulai dari kecocokan nama apotek tujuan, nama obat, jenis, harga,
jumlah, satuan obat, kondisi fisik, tanggal kadaluarsa, PPN dan total seluruh harga
maka faktur kemudian di tandatangani oleh apoteker atau asisten apoteker disertai
nama terang, jam penerimaan barang, serta cap apotek. Khusus untuk obat
Sedangkan Untuk Obat golongan Narkotika terdiri dari 4 lembar salinan faktur
dimana 1 (satu) lembar untuk arsip apotek, 1 (satu) lembar untuk PBF, 1 (satu)
lembar untuk BPOM dan 1 (satu) lembar lagi untuk Dinas Kesehatan Kota
Padang. Data-data yang ada pada faktur kemudian dicatat ke dalam buku faktur
atau buku penerimaan obat dan di catat juga ke dalam kartu stok barang,
3.5.4 Penyimpanan
sediaan, kemudian obat dikeluarkan berdasarkan sistem FEFO (First Expired First
terlebih dahulu. Barang juga disusun berdasarkan jenis obat (generik dan non
terlindung dari kerusakan. Barang maupun obat disimpan ditempat yang aman,
bersih dan tidak terkena langsung oleh sinar matahari serta tidak lembab.
Kunci tersebut dipegang oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA). Obat generik
disimpan pada rak yang berbeda dengan obat dengan merek dagang, masing-
pendingin khusus untuk menyimpan sediaan suppositoria dan sediaan lain yang
memerlukan suhu 2-8°C untuk suhu penyimpanannya. Selain itu salep, krim, juga
disimpan ditempat yang sejuk atau melihat penerapan catatan pada label dengan
suhu penyimpanan yang dianjurkan. Untuk setiap item obat atau barang akan
dibuatkan kartu stok. Kartu stok diletakkan disamping obat dan barang yang
penulis resep, nama, umur dan alamat pasien, nama obat, potensi,
didalam resep.
4. Obat yang telah diracik, dikemas dan diberi etiket yang sesuai,
mengenai nama pasien, nomor resep, nama dan jumlah obat serta
resep.
dengan memanggil dan meminta nomor yang ada pada pasien. Jika
yang diperlukan.
7. Obat yang tidak diambil seluruhnya oleh pasien atau resep yang
dengan obat. Salinan resep juga dapat dibuat jika diminta oleh
pasien.
narkotika dan psikotropika dibundel secara terpisah dari resep lainnya serta
dicantumkan tanggal. Setiap bulannya resep ini dibundel dan disimpan pada
penyimpanan resep. Setiap hari juga resep yang masuk akan ditulis kembali ke
buku resep.
Penjualan obat bebas, kosmetika dan obat herbal ini lebih sederhana
membayar ke kasir. Selanjutnya obat bebas, kosmetika dan obat herbal yang
Penjualan obat yang dimaksud disini adalah obat yang dibeli tanpa resep
dokter tetapi masuk kedalam stok gudang apotek seperti ponstan, salep
metformin, sucralfat dan lain-lain). Selanjutnya obat yang terjual tersebut ditulis
di buku penjualan.
disertai dengan resep dari dokter. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya
yang tidak memihak, dievaluasi dengan kritis dan dengan bukti terbaik dalam
segala aspek penggunaan obat kepada profesi kesehatan lain, pasien atau
3.7.1 Pembukuan
3. Buku resep.
3.7.2 Pelaporan
oleh Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian, Ditjen Binfar dan
online. Data diinput paling lama sebelum tanggal 10 pada bulan berikutnya.
dimana resep yang disimpan selama lima tahun dapat dimusnahkan dengan cara
dibakar. Pemusnahan ini dilakukan oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA) yang
sekurang-kurangnya disaksikan oleh satu orang BPOM dan dibuat berita acara.
Dinas Kesehatan Kota Padang, Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat, BPOM
PEMBAHASAN
yang mungkin dihadapi setelah terjun ke lapangan nanti. Apoteker tidak hanya
manajerial apotek terutama dalam hal pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan
dan bahan medis habis pakai. Manejerial apotek juga meliputi semua akitivitas
apotek, staf, serta pelayanan resep pasien. Dalam pelayanan obat, apoteker
pasien. Adanya interaksi langsung antara apoteker dan pasien diharapkan akan
membawa perubahan yang baik terhadap pemahaman pasien terkait obat dan
Apotek WD Farma berlokasi di Jalan Ujung Gurun No. 75, Padang. Apotek WD
Farma berada di lokasi yang benar-benar strategis karena berada dipusat kota
Padang. Situasi Lokasi berdirinya apotek yang ramai dilalui oleh kendaraan baik
Marryo Borry WD dan dr. Ayu Andrian Putri dengan jadwal praktek dimulai dari
pukul 13.00 – WIB dan – 22.00 WIB. Sehingga apotek WD farma ini sebagian
besar melayani resep dokter baik dari dokter yang berpraktek disana maupun dari
dokter dari luar, serta juga melayani resep dari rumah sakit, penjualan obat bebas
Tahun 2017 tentang Apotek. Apotek WD Farma memiliki sarana yang terdiri dari
beberapa ruangan, yaitu ruang penerimaan resep, ruang tunggu resep, ruang
Kesehatan, ruang tunggu pasien yang akan berobat ke dokter, ruangan laktasi
dokter, toilet, tempat shalat, kamar mandi serta tempat parkir kendaraan pasien.
Apotek WD Farma juga dilegkapi dengan prasarana seperti listrik, air, telepon,
televisi, kipas angin, rak obat, alat peracikan, bahan pengemas obat, lemari
pendingin, meja, kursi, komputer, sistem pencatatan mutasi obat, formulir catatan
Farma juga memiliki halaman depan sebagai tempat parkir yang luas sehingga
dapat menampung kendaraan baik mobil maupun motor. Area parkir yang luas ini
juga dapat menambah kenyamanan pasien dalam berobat atau membeli obat.
vitamin, beberapa obat tradisional dan alat kesehatan yang dapat dibeli secara
menyediakan fasilitas pelayanan klinik untuk pasien umum ataupun pasien BPJS,
Apotek WD Farma dilakukan dari hari Senin sampai Sabtu dari pukul 08.00 –
22.00 WIB sedangkan pada hari Minggu dan hari besar tidak dilakukan pelayanan
kefarmasian.
yang jelas dan dapat dikerjakan dengan baik. APA (Apoteker Pengelola Apotek)
yaitu Fathya Intan Lestari, S.Farm, Apt. Seluruh kegiatan operasional Apotek WD
Tentang Apotek. Dimana Apotek WD Farma sudah memiliki Surat Izin Apotek
adalah: 19910217/SIPA_13.71/2019/2.8
belajar apa saja fungsi apoteker di apotek. Fungsi Apoteker di Apotek tidak hanya
dalam pelayanan namun juga sebagai manejerial dan sebagai retailer. Prinsip
actuating dan controlling. Planning terkait perencanaan sumber daya manusia dan
yang dicapai per bulan. Organizing terkait karyawan dan pembagian tupoksi
masing masing. Actuating terkait tindakan yang dilakukan agar tujuan (omset)
seperti melihat jika ada kekosongan barang. Selain itu, mahasiswa juga
obat-obatan.
ruang dengan ruangan peracikan, ruangan ini berada di belakang etalase depan
tempat meletakkan obat obat bebas, vitamin, obat tradisional dan alkes lainnya.
sediaan, golongan obat, stabilitas obat serta disusun secara alfabetis serta
menggunakan sistem FEFO. Penyususnan ini dilakukan agar apoteker serta tenaga
teknis kefarmasian yang bertugas dapat dengan mudah mencari dan mengambil
obat-obat yang dibeli oleh pasien, sehingga dapat lebih mengefisienkan waktu
dipisahkan dengan obat golongan lain. Obat golongan ini hanya dapat ditebus oleh
pasien yang memiliki resep. Obat golongan narkotika juga disimpan dalam lemari
Praktek Kerja Profesi Apoteker
Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 58
khusus yang selalu terkunci. Obat golongan ini hanya dapat ditebus oleh pasien
yang membawa resep asli. Transaksi pembelian dan penyerahan obat golongan
berkala setiap sebulan sekali. Pelaporan mengenai pemakaian obat narkotika dan
Narkotika dan Psikotropika). Data diinput paling lama sebelum tanggal 10 pada
bulan berikutnya.
peracikan obat dilengkapi dengan rak-rak yang digunakan untuk menyimpan obat,
lumpang, alu, papan cetak kapsul, bahan baku, dan alat-alat lainnya yang
dipertimbangkan jumlah penggunaan obat dari pelayanan resep serta obat- obat
yang fast moving dan obat-obat slow moving. Perencanaan serta pengadaan obat di
dilakukan setiap saat ketika diketahui obat yang diperlukan telah kosong atau
persediaan barang tinggal sedikit yang dilihat dari kartu stok setiap obat.
Pemesanan obat dan sediaan farmasi dilakukan melalui ditributor resmi yaitu PBF
pesanan menyusul saat barang telah diterima. Surat pesanan di WD Farma dibuat
dan ditandatangani oleh Apoteker dengan mencamtumkan nama dan SIPA. Surat
Praktek Kerja Profesi Apoteker
Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 59
pesanan ini dibuat 2 rangkap yang terdiri dari lembar berwarna putih (asli)
diberikan kepada PBF dan lembar berwarna merah muda (salinan) sebagai arsip di
apotek.
Farma dibuat dan ditandatangin oleh APA dengan menggunakan surat pesanan
khusus psikotropik dan surat pesanan khusus prekursor. Surat pesanan ini dibuat 2
rangkap yaitu lembaran asli untuk PBF dan salinan sebagai arsip apotek.
Surat pesanan narkotika dibuat rangkap 4 yaitu lembaran pertama untuk apotek
dan 3 lembar lainnya untuk PBF, yang berwenang dalam pengadaan obat
dengan memeriksa kecocokan alamat tujuan obat, kondisi obat, jumlah, jenis,
nomor batch serta tanggal kadaluarsa obat. jika sudah sesuai petugas akan
tanggal kadaluarsa, dan jumlah, namun untuk barang- barang OTC barang yang
masuk tidak ditulis di kartu stok serta diberi label harga. Namun, selain
menuliskan jumlah obat yang datang di kartu stok, petugas juga memvalidasi
faktur obat yang datang ke dalam buku faktur. Hal ini berlaku untuk semua
alkes.
dan klinis. Kemudian ditanya apakah pasien tersebut umum atau memunyai
asuransi yang telah bekerja sama dengan apotek WD farma. Pasien umum
dilakukan penentuan harga obat, jika pasien asuransi yang telah bekerja sama
perusahaan asuransi atau perusahan tempat pasien bekerja tersebut dengan cara
dilakukan pengajuan klaim oleh apotek dengan melampirkan total biaya dan resep
dan total harga obat untuk dikonfirmasikan kepada pasien. Setelah pasien setuju
dilakukan penyiapan obat. Jika obat racikan maka akan diracik oleh asisten
apoteker atau obat non racikan dapat langsung disiapkan. Setelah disiapkan obat
dengan mencatat barang atau obat yang disimpan dan masuk pada kartu stok.
Setiap kotak penyimpanan obat atau barang dilengkapi dengan kartu stok yang
berisi tanggal disimpan atau diambil, nomor dokumen, jumlah yang disimpan atau
diambil, jumlah sisa obat atau barang, tanggal kadaluarsa obat atau barang, dan
nomor batch obat atau barang. Pencatatan barang masuk dan barang keluar (dibeli
oleh pasien) dilakukan pada kartu stok. Pengeluaran barang dilakukan dengan
obat yang tidak ada dalam komposisi yang sama. Selain itu juga dilakukan
pencatatan terhadap resep yang ditolak guna mempersiapkan persediaan obat agar
mengurangi penolakan resep di masa mendatang. Jika ada obat yang persediaanya
habis, maka dilakukan pengecekkan stok obat di gudang dan jika obat tersedia
maka obat dapat langsung diberikan kepada pasien. Tetapi jika tidak ada pasien
ditawarkan untuk menunggu obat, selain itu obat yang kurang akan dijanjikan
dengan kunci (double lock). Pelayanan resep narkotika dan psikotropika juga
sangat diperhatikan terutama terkait keaslian resep. Hal yang perlu diperhatikan
saat menerima resep yang mengandung narkotika dan psikotropika yaitu, nama
dokter yang jelas lengkap dengan SIP dokter disertai stempel. Jumlah obat yang
ditulis dan nama pasien lengkap dengan umur dan alamat pasien.
Alur resep yang datang di Apotek WD Farma yaitu resep yang dibawa
oleh pasien diterima Tenaga Teknis Kefarmasian atau apoteker, kemudian resep
praktek dokter, paraf dokter, nama pasien, umur, obat yang diminta, signa dan
lain-lain, kesesuaian farmasetik yang meliputi bentuk sediaan, dosis, potensi dan
lain-lain, dan pertimbangan klinis yang meliputi interaksi, alergi, efek samping
dan lain-lain. Setelah dinyatakan resep sah dan lengkap, selanjutnya dilakukan
Kefarmasian atau apoteker menanyakan kepada pasien terkait harga yang harus
dibayar jika pasien telah setuju, maka obat langsung disiapkan. Guna
permintaan salinan resep dan kuitansi sehingga pasien menerima obat sesuai
pemberian informasi obat berupa informasi mengenai aturan pakai, waktu minum,
durasi, efek samping, interaksi obat dan waktu penyimpanan obat. Tak hanya itu,
yang dapat dilakukan oleh pasien jika diperlukan. Meskipun pasien yang berobat
informasi dan edukasi (KIE) di apotek ini seoptimal mungkin. Sehingga akan
menambah kepuasan dan kenyamanan pasien untuk berobat dan membeli obat di
dengan baik, ramah, sigap dan mau membantu mengatasi kesulitan pelanggan.
Selain itu, petugas juga cukup informatif dalam melayani pelanggan, berbicara
dengan bahasa yang mudah dimengerti pasien dan cepat tanggap dalam mengatasi
keluhan konsumen. Keadaan ini harus terus dipertahankan dan jika mungkin
ditingkatkan.
pembelian obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras maupun perbekalan farmasi
seperti betadin, kasa, kapas, dan lain sebagainya. Pelayanan non resep di Apotek
WD farma sudah berjalan cukup baik dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Pelayanan non resep pada pasien diberikan informasi mengenai cara penggunaan
obat dan informasi lain yang harus diketehui oleh pasiesn saat sedang
mengkonsumsi obat. Pembelian obat non resep dan perbekalan farmasi di apotek
dan tanggal penulisan resep. Resep yang telah disimpan selama 5 tahun
(BAP) yang memuat hari, tanggal pemusnahan, berat resep yang dimusnahkan,
dengan sistem ini data peggunaan narkotika dan psikotropika diinput sebelum
memberikan informasi obat tentang cara pemakaian obat, penyimpanan obat, cara
efek terapi obat yang diinginkan. Apoteker juga memberikan konseling kepada
dengan berbagai alasan seperti tidak semua pasien dapat meluangkan waktunya
untuk diberikan konseling karena mereka sedang terburu-buru, pasien sudah rutin
(DM), jantung dan penyakit lainnya sehingga mereka merasa sudah mengerti dan
terbiasa dengan penggunaan obatnya. Oleh karena itu yang dapat dilakukan hanya
5.1 Kesimpulan
(penjualan).
aspek pelayanan.
melayani pembelian obat. Hal ini dapat bermanfaat bagi apoteker sebagai
sistem FEFO (First Expired First Out). Hal ini dilakukan agar obat
pengambilan obat.
5.2 Saran
Badan POM RI. 2016. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Pedoman Pengelolaan Obat-Obat Tertentu
Yang Sering Disalahgunakan. Jakarta.
BPOM RI. 2013 Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat Dan Makanan
Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2013 Tentang Pedoman Pengelolaan
Prekursor Farmasi dan Obat Yang Mengandung Prekursor Farmasi.
Jakarta
BPOM RI. 2016. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor
7 Tahun 2016 Tentang Pedoman Pengelolaan Obat-obat Tertentu Yang
Sering Disalahgunakan. Jakarta