Anda di halaman 1dari 87

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan adalah sesuatu yang sangat mahal dan berharga. Sebab dengan

menjadi sehat seseorang dapat menjadi produktif dan menghidupi diri dan

keluarganya. Hal tersebut sesuai dengan Undang-undang nomor 36 tahun 2009

tentang kesehatan bahwa definisi kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara

fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk

hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Dalam rangka mewujudkan

kesehatan maka tenaga kesehatan salah satunya adalah tenaga kefarmasian yang

meliputi apoteker dan tenaga teknis kefarmasian harus melakukan upaya

kesehatan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

sesuai dengan Undang-undang nomor 36 tahun 2014 tetntang tenaga kesehatan.

Apoteker adalah sebuah profesi yang pekerjaannya menuntut sebuah

keahlian dari petugasnya. Pekerjaan profesi tidak bisa dilakukan oleh orang yang

tidak terlatih dan tidak disiapkan secara khusus terlebih dahulu untuk pekerjaan

profesinya. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 51 tahun

2009 tentang pekerjaan kefarmasian apoteker dituntut untuk melakukan pekerjaan

kefarmasian meliputi pembuatan, pengendalian mutu sediaan farmasi,

pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusi atau penyaluran obat,

pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat serta

pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional. Tuntutan tersebut dibuat

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 1
semata-mata untuk memberikan perlindungan kepada pasien dan masyarakat yang

memperoleh sediaan farmasi.

Sebuah Apotek dikelola oleh seorang Apoteker Penanggung Jawab Apotek

yang telah terdaftar pada Departemen Kesehatan, telah mengucap sumpah/janji

sebagai Apoteker dan memiliki Surat Izin Apotek (SIA). Apoteker sebagai tenaga

kesehatan dituntut untuk memiliki pengetahuan, keterampilan, dan wawasan di

bidang kefarmasian dan kesehatan; pengelolaan Apotek dengan sistem

manajemen yang baik; serta perilakunya dalam melaksanakan komunikasi,

pemberian informasi,edukasi sehingga mendukung tercapainya penggunanaan

obat yang benar, aman, dan rasional.

Selain itu Apoteker juga dituntut untuk selalu meningkatkan pengetahuan

dan keterampilannya agar mampu berkomunikasi dengan tenaga kesehatan lain

secara aktif, berinteraksi langsung dengan pasien di samping menerapkan

keilmuannya di bidang farmasi. Bentuk interaksi tersebut antara lain adalah

melaksanakan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) mengenai indikasi,

dosis, aturan pakai, efek samping, cara penyimpanan obat, dan monitoring

penggunaan obat untuk mengetahui tujuan akhirnya sesuai harapan, serta hal-hal

lain untuk mendukung penggunaan obat yang benar dan rasional sehingga

kejadian kesalahan pengobatan (medication error) dapat dihindari. Oleh sebab itu

Apoteker dalam menjalankan praktik dibutuhkan profesionalitas untuk dapat

melakukan pelayanan kefarmasian yang berorientasi kepada pasien (patient

oriented).

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 2
Terlihat pula pada masa ini, masyarakat sangat mudah mengakses berbagai

informasi, termasuk obat akibat kemajuan teknologi. Keabsahan dari informasi

yang didapat oleh masyarakat belum tentu benar sehingga sering terdengar

mengenai kasus penyalahgunaan obat. Melihat hal tersebut apoteker sebagai

profesi diharapkan untuk melakukan praktek di berbagai fasilitas pelayanan

kefarmasian salah satunya apotek. Adanya apoteker praktek maka kejadian

penyalahgunaan obat dapat diminimalisir pada masyarakat. Hal tersebut

dikarenakan apoteker sudah memiliki landasan hukum dalam melakukan praktek

profesi yaitu Peraturan Menteri Kesehatan nomor 73 tahun 2016 tentang standar

pelayanan kefarmasian di Apotek. Selain meminimalisir, dengan adanya apoteker

praktek maka apoteker dapat mempertahankan dan meningkatkan mutu

penyelenggaraan pekerjaan kefarmasian sesuai dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi serta peraturan perundang-undangan hal ini tercantum

pada Peraturan Pemerintah nomor 51 tahun 2009.

Menyadari pentingnya peran dan tanggung jawab dari seorang Apoteker,

maka sebagai seorang Apoteker harus memiliki bekal ilmu pengetahuan, dan

keterampilan yang cukup di bidang kefarmasian baik dalam teori maupun

prakteknya. Melalui Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek inilah gambaran

nyata pembekalan, dan pengalaman dapat diperoleh bagi para calon Apoteker.

Dengan berbekal pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman pelaksanaan

pengelolaan Apotek maka seorang calon Apoteker kelak dapat berperan aktif dan

peran aktifnya dapat dirasakan oleh masyarakat sebagai seorang Penanggung

Jawab Apotek yang berhubungan langsung dengan masyakat.

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 3
Oleh karena itu Program Profesi Apoteker Apoteker Sekolah Tinggi

Farmasi Indonesia Yayasan Perintis Padang bekerja sama dengan Apotek WD

Farma memfasilitasi calon apoteker untuk melakukan program PKPA pada

tanggal 1 Juli 2019 hingga 9 Agustus 2019 agar calon apoteker dapat melakukan

pekerjaan kefarmasian sesuai dengan porsi dan tempat praktek profesi.

1.2 Tujuan Praktek Kerja Profesi di Apotek

Tujuan dilaksanakannya Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) adalah

untuk:

1. Memahami tugas dan tanggung jawab Apoteker di Apotek.

2. Memberikan bekal wawasan, pengetahuan, ketrampilan dalam pengelolaan

dan pelayanan di Apotek sebagai wujud pengbdiaan profesinya.

3. Memahami tentang manajemen Apotek yang meliputi tata cara

pengelolaan obat, pengelolaan keuangan, serta pelaporan obat di Apotek.

4. Mempersiapkan calon Apoteker dalam memasuki dunia kerja sebagai

tenaga farmasi yang profesional.

5. Memberi gambaran nyata tentang permasalahan pekerjaan kefarmasian di

Apotek.

1.3 Manfaat Kegiatan Praktek kerja Profesi di Apotek

Manfaat Praktek Kerja Profesi Apoteker bagi para mahasiswa program

profesi Apoteker adalah :

1. Mengetahui, memahami tugas, dan tanggung jawab Apoteker dalam

mengelola Apotek.

2. Mendapatkan pengalaman praktis mengenai pekerjaan kefarmasian di

Apotek.
Praktek Kerja Profesi Apoteker
Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 4
3. Mendapatkan pengetahuan manajemen praktis di Apotek.

4. Meningkatkan rasa percaya diri untuk menjadi Apoteker yang profesional.

1.4 Waktu dan Pelaksanaan Praktek Kerja Profesi di Apotek

Praktek Kerja Profesi Apoteker ini dilaksanakan selama 6 minggu, mulai

dari tanggal 1 Juli 2019 – 9 Agustus 2019 di Apotek WD Farma. Praktek di

jadwalkan dari hari Senin – Jum’at pukul 09.00 – 20.00 WIB, serta Sabtu pukul

09.00 -18.00 WIB .

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 5
BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Definisi Apotek

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.73 tahun 2016 tentang

Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, Apotek adalah sarana pelayanan

kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh Apoteker. Sedangkan

yang dimaksud dengan pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung

dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi

dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan

pasien.

Pengaturan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek bertujuan untuk:

a. Meningkatkan mutu Pelayanan Kefarmasian;

b. Menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian; dan

c. Melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan Obat yang tidak

rasional dalam rangka keselamatan pasien (patient safety).

2.2 Landasan Hukum tentang Apotek

Landasan hukum tentang apotek yang merupakan salah satu sarana

pelayanan kesehatan masyarakat yang diatur dalam :

a. Departemen Kesehatan Republik Indonesa tahun 2006 Tentang Pedoman

Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas

b. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia No. 1332/Menkes/SK/X/2002

Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 6
c. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:

1176/Menkes/SK/X/1999 Tentang Obat Wajib Apotek No. 3.

d. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:

347/Menkes/SK/VII/1990 Tentang Obat Wajib Apotek No. 1.

e. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:

924/Menkes/Per/X/1993 Tentang Obat Wajib Apotek No. 2.

f. Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat Dan Makanan Republik

Indonesia Nomor 40 Tahun 2013 Tentang Pedoman Pengelolaan Prekursor

Farmasi dan Obat Yang Mengandung Prekursor Farmasi.

g. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2017

Tentang Perubahan Penggolongan Narkotika.

h. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2015

Tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, dan Pelaporan Narkotika,

Psikotropika, dan Prekursor Farmasi.

i. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2017

Tentang Perubahan Penggolongan Psikotropika.

j. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 31 tahun 2016

Terkait Perubahan Registrasi, Izin Praktek dan Kerja Tenaga Kefarmasian.

k. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 31 tahun 2016

Tentang Perubahan Atas PMK No. 889/Menkes/Per/V/2011 Tentang

Registrasi Izin Praktek dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian

l. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2017

Tentang Perubahan Penggolongan Narkotika.

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 7
m. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2018

Tentang Perubahan Penggolongan Narkotika.

n. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 tahun 2016

tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.

o. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 tahun 2017

tentang Apotek.

p. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor No.

889/Menkes/Per/V/2011 Tentang Registrasi Izin Praktek dan Izin Kerja

Tenaga Kefarmasian

q. Peraturan Pemerintah Nomor 44 tahun 2010 tentang Prekursor.

r. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 tahun 2009 Tentang

Pekerjaan Kefarmasian.

s. Undang – Undang Nomor 36 tahun 2016 tentang Kesehatan.

t. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 Tentang

Narkotika.

u. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1997 Tentang

Psikotropika.

2.3 Fungsi Apotek

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 9 Tahun 2017 Pasal 16,

Apotek menyelenggarakan fungsi :

a. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis

Pakai

b. Pelayanan Farmasi Klinik, termasuk di komunitas

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 8
2.3.1 Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai

Menurut PMK No. 9 tahun 2017 Apotek hanya dapat menyerahkan

Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai kepada :

a. Apotek lainnya

b. Puskesmas

c. Instalasi Farmasi Rumah Sakit

d. Instalasi Farmasi Klinik

e. Dokter

f. Bidan praktik mandiri

g. Pasien

h. Masyarakat

Penyelenggaraan pelayanan kefarmasian di Apotek harus menjamin

ketersediaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai

yang aman, bermutu, bermanfaat, dan terjangkau. Berdasarkan Peraturan Menteri

Kesehatan No.73 Tahun 2016, pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan

Bahan Medis Habis Pakai meliputi perencanaan, pengadaan, penerimaan,

penyimpanan, pemusnahan, pengendalian, pencatatan, dan pelaporan.

a. Perencanaan

Dalam membuat perencanaan pengadaan Sediaan Farmasi, AlatKesehatan,

dan Bahan Medis Habis Pakai perlu diperhatikan polapenyakit, pola konsumsi,

budaya dan kemampuan masyarakat.

b. Pengadaan
Praktek Kerja Profesi Apoteker
Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 9
Untuk menjamin kualitas pelayanan kefarmasian, maka pengadaan sediaan

farmasi harus melalui jalur resmi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

c. Penerimaan

Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis,

spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan, dan harga yang tertera dalam surat

pesanan dengan kondisi fisik yang diterima.

d. Penyimpanan

1) Obat/bahan obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam hal

pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain, maka

harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi yang

jelas pada wadah baru. Wadah sekurang-kurangnya memuat nama obat,

nomor batch, dan tanggal kadaluwarsa.

2) Semua obat/bahan obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai sehingga

terjamin keamanan dan stabilitasnya.

3) Tempat penyimpanan obat tidak dipergunakan untuk penyimpanan barang

lainnya yang menyebabkan kontaminasi

4) Sistem penyimpanan dilakukan dengan memperhatikan bentuk sediaan

dan kelas terapi obat serta disusun secara alfabetis.

5) Pengeluaran obat memakai sistem FEFO (first expire first out) atau FIFO

(first in first out).

e. Pemusnahan

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 10
1) Obat kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis dan

bentuk sediaan. Pemusnahan obat kadaluarsa atau rusak yang mengandung

narkotika atau psikotropika dilakukan oleh apoteker dan disaksikan oleh

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Pemusnahan obat selain narkotika dan

psikotropika dilakukan oleh apoteker dan disaksikan oleh tenaga

kefarmasian lain yang memiliki surat izin praktik atau surat izin kerja.

Pemusnahan dibuktikan dengan berita acara pemusnahan.

2) Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 tahun dapat

dimusnahkan. Pemusnahan resep dilakukan oleh apoteker disaksikan oleh

sekurang-kurangnya petugas lain di apotek dengan cara dibakar atau cara

pemusnahan lain yang dibuktikan dengan berita acara pemusnahan resep

dan selanjutnya dilaporkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

3) Pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis

Pakai yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara yang

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

4) Penarikan sediaan farmasi yang tidak memenuhi standard/ketentuan

peraturan perundang-undangan dilakukan oleh pemilik izin edar

berdasarkan perintah penarikan oleh BPOM (mandatory recall) atau

berdasarkan inisiasi sukarela oleh pemilik izin edar (voluntary recall)

dengan tetap memberikan laporan kepada Kepala BPOM.

5) Penarikan Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan

terhadap produk yang izin edarnya dicabut oleh Menteri.

f. Pengendalian

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 11
Pengendalian dilakukan untuk mempertahankan jenis dan jumlah

persediaan sesuai kebutuhan pelayanan, melalui peraturan sistem pesanan atau

pengadaan, penyimpanan, dan pengeluaran.Hal ini bertujuan untuk menghindari

terjadinya kelebihan, kekurangan, kekosongan, kerusakan, kadaluarsa, kehilangan

serta pengembalian pesanan.Pengendalian persediaan dilakukan menggunakan

kartu stok baik secara manual atau elektronik. Kartu stok sekurang-kurangnya

memuat nama obat, tanggal kadaluwarsa, jumlah pemasukan, jumlah pengeluaran,

dan sisa persediaan.

g. Pencatatan dan Pelaporan

Pencatatan dilakukan pada setiap proses pengelolaan sediaan farmasi, alat

kesehatan, dan bahan medis habis pakai meliputi pengadaan (surat pesanan,

faktur), penyimpanan (kartu stok), penyerahan (nota atau struk penjualan), dan

pencatatan lainnya disesuaikan dengan kebutuhan.

Pelaporan terdiri dari pelaporan internal dan eksternal.Pelaporan internal

merupakan pelaporan yang digunakan untuk kebutuhan manajemen apotek,

meliputi keuangan, barang, dan laporan lainnya.Pelaporan eksternal merupakan

pelaporan yang dibuat untuk memenuhi kewajiban sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan meliputi pelaporan narkotika, pelaporan

psikotropika, dan pelaporan lainnya.

2.3.2 Farmasi Klinik

Pelayanan farmasi klinik di Apotek merupakan bagian dari Pelayanan

Kefarmasian yang langsung dan bertanggung jawab kepada pasien berkaitan

dengan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dengan

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 12
maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.

Pelayanan famasi klinik sesuai dengan PMK No. 73 tahun 2017 meliputi:

a. Pengkajian Resep

Kegiatan pengkajian resep meliputi administrasi, kesesuaian farmasetik,

dan pertimbangan klinis. Kajian administrasi meliputi :

1) Nama pasien, umur, jenis kelamin, dan berat badan

2) Nama dokter, nomor surat izin praktik (SIP), alamat, nomor telepon, dan

paraf

3) Tanggal penulisan resep

Kajian kesesuaian farmasetik meliputi :

1) Bentuk dan kekuatan sediaan

2) Stabilitas

3) Kompatibilitas (ketercampuran obat)

Pertimbangan klinis meliputi :

1) Ketepatan indikasi dan dosis

2) Aturan, cara dan lama penggunaan obat

3) Duplikasi dan/atau polifarmasi

4) Reaksi obat yang tidak diinginkan (alergi, efek samping obat, manifestasi

klinis lain)

5) Kontra indikasi

6) Interaksi

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 13
Jika ditemukan adanya ketidaksesuaian dari hasil pengkajian, maka

apoteker harus menghubungi dokter penulis resep.Pelayanan Resep dimulai dari

penerimaan, pemeriksaan ketersediaan, penyiapan Sediaan Farmasi, Alat

Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai termasuk peracikan Obat, pemeriksaan,

penyerahan disertai pemberian informasi. Pada setiap tahap alur pelayanan Resep

dilakukan upaya pencegahan terjadinya kesalahan pemberian Obat (medication

error).

b. Dispensing

Dispensing terdiri dari penyiapan, penyerahan, dan pemberian informasi

obat. Setelah melalukan pengkajian Resep dilakukan hal sebagai berikut:

1) Menyiapkan obat sesuai dengan permintaan resep ;

 Menghitung kebutuhan jumlah obat sesuai dengan resep

 Mengambil obat yang dibutuhkan pada rak penyimpanan dengan

memperhatikan nama obat, tanggal kadaluarsa, dan keadaan fisik obat.

2) Melakukan peracikan obat bila diperlukan

3) Memberikan etiket sekurang-kurangnya meliputi :

 Warna putih untuk obat dalam/oral

 Warna biru untuk obat luar dan suntik

 Menempelkan label “kocok dahulu” pada sediaan bentuk suspensi atau

emulsi.

4) Memasukkan obat kedalam wadah yang tepat dan terpisah untuk obat yang

berbeda untuk menjaga mutu obat dan menghindari penggunaan obat yang

salah.

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 14
Setelah penyiapan obat dilakukan hal sebagai berikut :

1) Sebelum obat diserahkan kepada pasien harus dilakukan pemeriksaan

kembali mengenai penulisan nama pasien pada etiket, cara penggunaan

serta jenis dan jumlah obat (kesesuaian antara penulisan etiket dengan

resep).

2) Memanggil nama dan nomor tunggu pasien

3) Memeriksa ulang identitas dan alamat pasien

4) Menyerahkan obat disertai pemberian informasi obat

5) Memberikan informasi cara penggunaan obat dan hal-hal yang terkait

dengan obat antara lain manfaat obat, makanan dan minuman yang harus

dihindari, kemungkinan efek samping, cara penyimpanan obat dan lain-

lain

6) Penyerahan obat kepada pasien hendaklah dilakukan dengan cara yang

baik, mengingat pasien dalam kondisi tidak sehat mungkin emosinya tidak

stabil

7) Memastikan bahwa yang menerima obat adalah pasien atau keluarganya

8) Membuat salinan resep sesuai dengan resep asli dan diparaf oleh apoteker

(apabila diperlukan)

9) Menyimpan resep pada tempatnya

10) Apoteker membuat catatan pengobatan pasien dengan menggunakan PMR

Apoteker di apotek juga dapat melayani obat non resep atau pelayanan

swamedikasi. Apoteker harus memberikan edukasi kepada pasien yang

memerlukan obat non resep untuk penyakit ringan dengan memilihkan obat bebas

atau bebas terbatas yang sesuai.


Praktek Kerja Profesi Apoteker
Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 15
c. Pelayanan Informasi Obat (PIO)

Pelayanan informasi obat merupakan kegiatan yang dilakukan oleh

Apoteker dalam pemberian informasi mengenai obat yang tidak memihak,

dievaluasi dengan kritis dan dengan bukti terbaik dalam segala aspek penggunaan

obat kepada profesi kesehatan lain, pasien atau masyarakat.Informasi mengenai

obat termasuk obat resep, obat bebas, dan herbal.

Informasi meliputi dosis, bentuk sediaan, formulasi khusus, rute, dan

metode pemberian, farmakokinetik, farmakologi, terapetik dan alternatif, efikasi,

keamanan penggunaan pada ibu hamil dan menyusui, efek samping, interaksi,

stabilitas, ketersediaan, harga, sifat fisika atau kimia dari obat dan lain-lain.

Menurut Menkes RI (2017), kegiatan pelayanan informasi obat di apotek

meliputi:

1) Menjawab pertanyaan baik lisan maupun tulisan

2) Membuat dan menyebarkan bulletin/brosur/leaflet, pemberdayaan

masyarakat (penyuluhan)

3) Memberikan informasi dan edukasi kepada pasien

4) Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada mahasiswa farmasi

yang sedang praktik profesi

5) Melakukan penelitian penggunaan obat

6) Membuat atau menyampaikan makalah dalam forum ilmiah

7) Melakukan program jaminan mutu.

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 16
d. Konseling

Konseling merupakan proses interaktif antara apoteker dengan

pasien/keluarga untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, kesadaran dan

kepatuhan sehingga terjadi perubahan perilaku dalam penggunaan obat dan

menyelesaikan masalah yang dihadapi pasien. Untuk mengawali konseling,

apoteker menggunakan three prime questions. Apabila tingkat kepatuhan pasien

dinilai rendah, perlu dilanjutkan dengan metode Health Belief Model. Apoteker

harus melakukan verifikasi bahwa pasien atau keluarga pasien sudah memahami

obat yang digunakan.

Menurut PMK No. 73 tahun 2016, kriteria pasien/keluarga pasien yang

perlu diberi konseling :

1) Pasien kondisi khusus (pediatrik, geriatrik, gangguan fungsi hati dan/atau

ginjal, ibu hamil dan menyusui)

2) Pasien dengan terapi jangka panjang/penyakit kronis (TB< DM< AIDS,

epilepsi)

3) Pasien yang menggunakan obat dengan intruksi khusus (penggunaan

kortikosteroid dengan tapering down/off)

4) Pasien yang menggunakan obat dengan indeks terapi sempit (digoksin,

fenitoin, teofilin)

5) Pasien dengan polifarmasi, pasien menerima beberapa obat untuk indikasi

penyakit yang sama. Dalam kelompok ini juga termasuk pemberian lebih

dari satu obat untuk penyakit yang diketahui dapat disembuhkan dengan

satu jenis obat

6) Pasien dengan tingkat kepatuhan rendah


Praktek Kerja Profesi Apoteker
Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 17
Tahap kegiatan konseling :

1) Membuka komunikasi antara Apoteker dengan pasien

2) Menilai pemahaman pasien tentang penggunaan obat melalui three Prime

Questions yaitu :

 apa yang disampaikan dokter tentang obat anda?

 apa yang dijelaskan oleh dokter tentang cara pemakaian obat anda?

 apa yang dijelaskan dokter tentang hasil yang diharapkan setelah

menerima terapi obat tersebut?

3) Menggali informasi lebih lanjut dengan memberi kesempatan kepada

pasien untuk mengeksplorasi masalah penggunaan obat

4) Memberikan penjelasan kepada pasien untuk menyelesaikan masalah

penggunaan obat

5) Melakukan verifikasi akhir untuk memastikan pemahaman pasien

e. Pelayanan Kefarmasian di Rumah (Home pharmacy care)

Apoteker sebagai pemberi layanan diharapkan juga dapat melakukan

pelayanan kefarmasian yang bersifat kunjungan rumah, khususnya untuk

kelompok lansia dan pasien dengan pengobatan penyakit kronis lainnya.

Jenis pelayanan kefarmasian di rumah yang dapat dilakukan oleh apoteker,

meliputi :

1) Penilaian/pencarian (assessment) masalah yang berhubungan dengan

pengobatan

2) Identifikasi kepatuhan pasien

3) Pendampingan pengelolaan obat dan/atau alat kesehatan di rumah,

misalnya cara pemakaian obat asma, penyimpanan insulin


Praktek Kerja Profesi Apoteker
Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 18
4) Konsultasi masalah obat atau kesehatan secara umum

5) Monitoring pelaksanaan, efektifitas dan keamanan penggunaan obat

berdasarkan catatan pengobatan pasien

6) Dokumentasi pelaksanaan pelayanan kefarmasian di rumah

f. Pemantauan Terapi Obat (PTO)

Merupakan proses yang memastikan bahwa seorang pasien mendapatkan

terapi obat yang efektif dan terjangkau dengan memaksimalkan efikasi dan

meminimalkan efek samping.

Kriteria pasien:

1) Anak-anak dan lanjut usia, ibu hamil dan menyusui.

2) Menerima obat lebih dari 5 (lima) jenis.

3) Adanya multidiagnosis.

4) Pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau hati.

5) Menerima obat dengan indeks terapi sempit.

6) Menerima obat yang sering diketahui menyebabkan reaksi obat yang

merugikan.

Kegiatan:

1) Memilih pasien yang memenuhi kriteria.

2) Mengambil data yang dibutuhkan yaitu riwayat pengobatan pasien yang

terdiri dari riwayat penyakit, riwayat penggunaan obat dan riwayat alergi;

melalui wawancara dengan pasien atau keluarga pasien atau tenaga

kesehatan lain.

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 19
3) Melakukan identifikasi masalah terkait obat. Masalah terkait obat antara

lain adalah adanya indikasi tetapi tidak diterapi, pemberian obat tanpa

indikasi, pemilihan obat yang tidak tepat, dosis terlalu tinggi, dosis terlalu

rendah, terjadinya reaksi obat yang tidak diinginkan atau terjadinya

interaksi obat

4) Apoteker menentukan prioritas masalah sesuai kondisi pasien dan

menentukan apakah masalah tersebut sudah atau berpotensi akan terjadi

5) Memberikan rekomendasi atau rencana tindak lanjut yang berisi rencana

pemantauan dengan tujuan memastikan pencapaian efek terapi dan

meminimalkan efek yang tidak dikehendaki

6) Hasil identifikasi masalah terkait obat dan rekomendasi yang telah dibuat

oleh apoteker harus dikomunikasikan dengan tenaga kesehatan terkait

untuk mengoptimalkan tujuan terapi.

7) Melakukan dokumentasi pelaksanaan pemantauan terapi obat.

g. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)

Merupakan kegiatan pemantauan setiap respon terhadap obat yang

merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan

pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis, dan terapi atau memodifikasi

fungsi fisiologis.

Kegiatan:

1) Mengidentifikasi obat dan pasien yang mempunyai resiko tinggi

mengalami efek samping obat.

2) Mengisi formulir Monitoring Efek Samping Obat (MESO)

3) Melaporkan ke Pusat Monitoring Efek Samping Obat Nasional


Praktek Kerja Profesi Apoteker
Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 20
Faktor yang perlu diperhatikan:

1) Kerjasama dengan tim kesehatan lain.

2) Ketersediaan formulir monitoring efek samping obat.

2.4 Pendirian Apotek

Apoteker dapat mendirikan apotek dengan modal sendiri dan/atau modal

dari pemilik modal baik perorangan maupun perusahaan. Dalam hal apoteker yang

mendirikan apotek bekerjasama dengan pemilik modal maka pekerjaan

kefarmasian harus tetap dilakukan sepenuhnya oleh apoteker yang bersangkutan

(PMK No. 9, 2017).

2.4.1 Syarat Pendirian Apotek

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun

2017 Tentang Apotek, Ada 4 persyaratan yang harus terpenuhi dalam pendirian

apotek yaitu:

a. Lokasi

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dapat mengatur persebaran Apotek di

wilayahnya dengan memperhatikan akses masyarakat dalam mendapatkan

pelayanan kefarmasian.

b. Bangunan

Bangunan Apotek harus memiliki fungsi keamanan, kenyamanan, dan

kemudahan dalam pemberian pelayanankepada pasien, dan dapat memberikan

perlindungan dan keselamatan bagi semua orang termasuk penyandang cacat,

anak-anak, dan lanjut usia. Bangunan apotek harus bersifat permanen, yaitu dapat

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 21
berupa bagian dan/atau terpisah dari pusat perbelanjaan, apartemen, kantor, rumah

toko, rumah susun, dan bangunan sejenis lainnya.

c. Sarana, Prasarana, dan Peralatan

Bangunan apotek paling sedikit meiliki sarana ruang yang berfungsi untuk:

1) Penerimaan resep

2) Pelayanan resep dan peracikan (produksi sediaan terbatas)

3) Penyerahan sediaan farmasi dan alat kesehatan

4) Konseling

5) Penyimpanan sediaan farmasi dan alat kesehatan

6) Arsip

Sedangkan prasarana Apotek paling sedikit terdiri atas :

1) Instalasi air bersih

2) Instalasi listrik

3) Sistem tata udara

4) Sistem proteksi kebakaran

Peralatan Apotek meliputi semua peralatan yang dibutuhkan dalam

pelaksanaan pelayanan kefarmasian yang meliputi rak obat, alat peracikan, bahan

pengemas, obat, lemari pendingin, meja kursi, komputer, sistem pencatatan mutasi

obat, formulir catatan pengobatan pasien dan peralatan lain sesuai dengan

kebutuhan (PMK No. 9, 2017).

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 22
d. Ketenagaan

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun

2017 Tentang Apotek, Apoteker pemegang SIA dalam menyelenggarakan Apotek

dapat dibantu oleh Apoteker lain, Tenaga Teknis Kefarmasian dan/atau tenaga

administrasi, dan wajib memiliki surat izin praktik.

1) Apoteker

Dalam melakukan pelayanan kefarmasian apoteker harus memiliki

kriteria:

a) Persyaratan administrasi

 Memiliki ijazah dari institusi pendidikan farmasi yang terakreditasi

 Memiliki Surat tanda Registrasi Apoteker (STRA)

 Memiliki sertifikat kompetensi yang masih berlaku

 Memiliki Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA)

b) Menggunakan atribut praktik antara lain baju praktik, tanda pengenal

c) Wajib mengikuti pendidikan berkelanjutan/Continuing Professional

Development (CPD) dan mampu memberikan pelatihan yang

berkesinambungan

d) Apoteker harus mampu mengidentifikasi kebutuhan akan pengembangan

diri, baik melalui pelatihan, seminar, workshop, pendidikan berkelanjutan

atau mandiri.

e) Harus memahami dan melaksanakan serta patuh terhadap peraturan

perundang undangan, sumpah apoteker, standar profesi (standar

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 23
pendidikan, standar pelayanan, standar kompetensi dan kode etik) yang

berlaku.

2) Tenaga Teknis Kefarmasian

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 tahun

2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian, tenaga teknis kefarmasian adalah tenaga

yang membantu apoteker dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian, yang terdiri

atas sarjana farmasi, ahli madya farmasi, analisis farmasi, dan tenaga menengah

farmasi/ asisten apoteker. Surat Tanda Registrasi Tenaga Teknis Kefarmasian

selanjutnya disingkat STRTTK adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Menteri

kepada tenaga teknis kefarmasian yang telah diregistrasi. Untuk memperoleh

STRTTK bagi tenaga teknis kefarmasian wajib memenuhi persyaratan:

a) Memiliki ijazah sesuai dengan pendidikannya.

b) Memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang

memiliki surat izinpraktek.

c) Memiliki rekomendasi tentang kemampuan dari apoteker yang telah

memiliki STRA di tempat tenaga teknis kefarmasian bekerja, dan

d) Membuat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika

kefarmasian.

2.4.2 Perizinan Tenaga Kefarmasian

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 31

tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 889

tahun 2011 tentang Registrasi, Izin Praktik, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian,

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 24
setiap tenaga kefarmasian yang menjalankan pekerjaan kefarmasian wajib

memiliki surat tanda registrasi dan surat izin sesuai tempat tenaga kefarmasian

bekerja. Surat tanda registrasi tesebut berupa STRA bagi Apoteker dan STRTTK

bagi Tenaga Teknis Kefarmasian, sedangkan surat izin berupa SIPA bagi apoteker

dan SIPTTK bagi tenaga teknis kefarmasian.

STRA dan STRTTK dikeluarkan oleh Menteri yang kemudian

mendelegasikan pemberian STRA kepada KFN dan STRTTK kepada Kepala

Dinas Kesehatan Provinsi. Apoteker warga negara asing lulusan luar negeri yang

akan menjalankan pekerjaan kefarmasian di Indonesia dalam rangka alih

teknologi atau bakti sosial harus memiliki STRA Khusus. STRA khusus

dikeluarkan oleh KFN untuk jangka waktu kurang dari 1 (satu) tahun. Untuk

dapat menjalankan pekerjaan kefarmasian, Apoteker yang telah memiliki STRA

Khusus tidak memerlukan SIPA atau SIKA, tetapi wajib melapor kepada Kepala

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Apoteker lulusan luar negeri yang akan

menjalankan pekerjaan kefarmasian di Indonesia harus melakukan adaptasi

pendidikan dilakukan pada institusi pendidikan Apoteker yang terakreditasi.

STRA dan STRTTK berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diregistrasi ulang

selama memenuhi persyaratan.

A. STRA

Untuk memperoleh STRA, Apoteker harus memenuhi persyaratan:

- memiliki ijazah Apoteker

- memiliki sertifikat kompetensi profesi

- memiliki surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji Apoteker

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 25
- memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang

memiliki surat izin praktik

- membuat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika

profesi.

Persyaratan untuk memperoleh STRA bagi Apoteker lulusan luar negeri

harus memenuhi :

- memiliki surat keterangan telah melakukan adaptasi pendidikan Apoteker

dari institusi pendidikan yang terakreditasi

- memiliki surat izin tinggal tetap untuk bekerja sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan dan

keimigrasian bagi Apoteker Warga Negara asing.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

889/Menkes/Per/V/2011 tentang Registrasi Izin Praktik dan Izin Kerja Tenaga

Kefarmasian, tata cara memperoleh STRA, Apoteker mengajukan permohonan

kepada KFN yang mana surat permohonan STRA harus melampirkan:

- fotokopi ijazah Apoteker

- fotokopi surat sumpah/janji Apoteker

- fotokopi sertifikat kompetensi profesi yang masih berlaku

- surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang memiliki surat

izin praktik;

- surat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi

- pas foto terbaru berwarna ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar dan

ukuran 2 x 3 cm sebanyak 2 (dua) lembar.

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 26
Permohonan STRA dapat diajukan dengan menggunakan teknologi

informatika atau secara online melalui website KFN. KFN akan menerbitkan

STRA paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak surat permohonan diterima dan

dinyatakan lengkap.

Bagi Apoteker yang baru lulus pendidikan dapat memperoleh STRA

secara langsung. Permohonan STRA diajukan oleh perguruan tinggi secara

kolektif setelah memperoleh sertifikat kompetensi profesi 2 (dua) minggu

sebelum pelantikan dan pengucapan sumpah Apoteker baru.

B. SRTTK

Untuk memperoleh STRTTK, Tenaga Teknis Kefarmasian harus

memenuhi persyaratan:

- memiliki ijazah sesuai dengan pendidikannya

- memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang

memiliki surat izin praktik;

- memiliki rekomendasi tentang kemampuan dari Apoteker yang telah

memiliki STRA, atau pimpinan institusi pendidikan lulusan, atau

organisasi yang menghimpun Tenaga Teknis Kefarmasian

- membuat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika

kefarmasian.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

889/Menkes/Per/V/2011 tentang Registrasi Izin Praktik dan Izin Kerja Tenaga

Kefarmasian, tata cara STRTTK, Tenaga Teknis Kefarmasian harus mengajukan

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 27
permohonan kepada kepala dinas kesehatan provinsi Surat permohonan STRTTK

harus melampirkan:

- fotokopi ijazah Sarjana Farmasi atau Ahli Madya Farmasi atau Analis

Farmasi atau Tenaga Menengah Farmasi/Asisten Apoteker

- surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang memiliki surat

izin praktik

- surat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika

kefarmasian

- surat rekomendasi kemampuan dari Apoteker yang telah memiliki STRA,

atau pimpinan institusi pendidikan lulusan, atau organisasi yang

menghimpun Tenaga Teknis Kefarmasian; dan

- pas foto terbaru berwarna ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar dan

ukuran 2 x 3 cm sebanyak 2 (dua) lembar.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi harus menerbitkan STRTTK paling lama

10 (sepuluh) hari kerja sejak surat permohonan diterima dan dinyatakan lengkap.

Registrasi ulang dilakukan dengan melampirkan surat tanda registrasi yang

lama. Registrasi ulang harus dilakukan minimal 6 (enam) bulan sebelum STRA

atauSTRTTK habis masa berlakunya.

Pencabutan STRA dan STRTTK dapat dicabut karena:

- permohonan yang bersangkutan

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 28
- pemilik STRA atau STRTTK tidak lagi memenuhi persyaratan fisik dan

mental untuk menjalankan pekerjaan kefarmasian berdasarkan surat

keterangan dokter

- melakukan pelanggaran disiplin tenaga kefarmasian

- melakukan pelanggaran hukum di bidang kefarmasian yang dibuktikan

dengan putusan pengadilan.

Pencabutan STRA disampaikan kepada pemilik STRA dengan tembusan

kepada Direktur Jenderal, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kepala Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota dan organisasi profesi.

C. Sertifikat Kompetensi Profesi

Sertifikat kompetensi profesi dikeluarkan oleh organisasi profesi setelah

lulus uji kompetensi. Sertifikat kompetensi profesi berlaku selama 5 (lima) tahun

dan dapat dilakukan uji kompetensi kembali setelah habis masa berlakunya. Bagi

Apoteker yang baru lulus pendidikan profesi dianggap telah lulus uji kompetensi

dan dapat memperoleh sertifikat kompetensi profesi secara langsung.

Permohonan sertifikat kompetensi diajukan oleh perguruan tinggi secara

kolektif 1 (satu) bulan sebelum pelantikan dan pengucapan sumpah Apoteker

baru. Organisasi profesi harus memberitahukan kepada KFN mengenai sertifikat

kompetensi yang dikeluarkan paling lama 2 (dua) minggu sebelum pelantikan dan

pengucapan sumpah Apoteker.

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 29
Uji kompetensi dilakukan oleh organisasi profesi melalui pembobotan

Satuan Kredit Profesi (SKP). Pedoman penyelenggaraan uji kompetensi

ditetapkan oleh KFN.

D. SIPA bagi Apoteker

SIPA bagi apoteker di fasilitas kefarmasian hanya diberikan untuk 1 (satu)

tempat fasilitas kefarmasian, kecuali dikatakan lain SIPA bagi apoteker di fasilitas

pelayanan kefarmasian dapat diberikan untuk paling banyak 3 (tiga) tempat

fasilitas pelayanan kefarmasian. Apoteker yang telah memiliki Surat Izin Apotek,

maka apoteker yang bersangkutan hanya dapat memiliki 2 (dua) SIPA pada

fasilitas pelayanan kefarmasian lain.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

889/Menkes/Per/V/2011 tentang Registrasi Izin Praktik dan Izin Kerja Tenaga

Kefarmasian, tata cara memperoleh SIPA yaitu sebagai berikut:

1) Untuk memperoleh SIPA, apoteker mengajukan permohonan kepada

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tempat pekerjaan kefamasian

dilaksanakan.

2) Permohonan SIPA harus melampirkan:

- Fotokopi STRA yang dilegalisir oleh KFN

- Surat pernyataan mempunyai tempat praktik profesi atau surat

keterangan dari pimpinan fasilitas pelayanan kefarmasian

- Surat rekomendasi dari organisasi profesi

- Pas foto berwarna ukuran 4x6 sebanyak 2 (dua) lembar dan 3x4

sebanyak 2 (dua) lembar

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 30
3) Dalam mengajukan permohonan SIPA sebagai apoteker pendamping harus

dinyatakan secara tegas permintaan SIPA untuk tempat pekerjaan

kefarmasian pertama, kedua, atau ketiga.

4) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota harus menerbitkan SIPA paling

lama 20 (dua puluh) hari kerja sejak surat permohonan diterima dan

dinyatakan lengkap.

E. SIPTTK bagi Tenaga Teknis Kefarmasian.

SIPTTK dapat diberikan untuk paling banyak 3 (tiga) tempat fasilitas

kefarmasian. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 889/Menkes/Per/V/2011 tentang Registrasi Izin Praktik dan Izin Kerja

Tenaga Kefarmasian, tata cara memperoleh SIPTTK adalah sebagai berikut:

1) Untuk memperoleh SIPTTK, tenaga teknis kefarmasian mengajukan

permohonan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tempat

pekerjaan kefarmasian dilaksanakan

2) Permohonan SIPTTK harus melampirkan:

- Fotokopi STRTTK

- Surat pernyataan apoteker atau pimpinan tempat pemohon

melaksanakan pekerjaan kefarmasian

- Surat rekomendasi dari organisasi yang menghimpun tenaga teknis

kefarmasian

- Pas foto berwarna ukuran 4x6 sebanyak 2 (dua) lembar dan 3x4

sebanyak 2 (dua) lembar

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 31
3) Dalam mengajukan permohonan SIPTTK harus dinyatakan secara tegas

permintaan SIPTTK untuk tempat pekerjaan kefarmasian pertama, kedua,

atau ketiga

4) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota harus menerbitkan SIPTTK

paling lama 20 (dua puluh) hari kerja sejak surat diterima dan dinyatakan

lengkap

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat mencabut SIPA dan

SIPTTK karena:

1) Atas permintaan yang bersangkutan

2) STRA atau STRTTK tidak berlaku lagi

3) Yang bersangkutan tidak bekerja pada tempat yang tercantum dalam surat

izin

4) Yang bersangkutan tidak lagi memenuhi persyaratan fisik dan mental

untuk menjalankan pekerjaan kefarmasian berdasarkan pembinaan dan

pengawasan dan ditetapkan dengan surat keterangan dokter

5) Melakukan pelanggaran disiplin tenaga kefarmasian berdasarkan

rekomendasi KFN

6) Melakukan pelanggaran hukum di bidang kefarmasian yang dibuktikan

dengan putusan pengadilan

2.4.3 Surat Izin Apotek (SIA)

Setiap pendirian Apotek wajib memiliki surat izin berupa Surat Izin

Apotek (SIA) yang diberikan oleh menteri. Wewenang pemberian SIA

dilimpahkan oleh Menteri Kesehatan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.


Praktek Kerja Profesi Apoteker
Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 32
SIA tersebut berlaku 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjangselama memenuhi

persyaratan (PMK No. 9, 2017).

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun

2017 Tentang Apotek, tata cara untuk memproleh SIA yaitu sebagai berikut:

a. Untuk memperoleh SIA, Apoteker harus mengajukanpermohonan tertulis

kepada Pemerintah DaerahKabupaten/Kota

b. Permohonan tersebut harusditandatangani oleh Apoteker disertai dengan

kelengkapan dokumen administratif meliputi:

1) Fotokopi STRA dengan menunjukan STRA asli

2) Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP)

3) Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak Apoteker

4) Fotokopi peta lokasi dan denah bangunan

5) Daftar prasarana, sarana, dan peralatan.

c. Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejakmenerima permohonan

dan dinyatakan telah memenuhikelengkapan dokumen administratif,

Pemerintah DaerahKabupaten/Kota menugaskan tim pemeriksa

untukmelakukan pemeriksaan setempat terhadap kesiapanApotek

d. Tim pemeriksa tersebut harus melibatkan unsur dinas

kesehatankabupaten/kota yang terdiri atas:

1) Tenaga kefarmasian

2) Tenaga lainnya yang menangani bidang sarana danprasarana.

e. Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak timpemeriksa

ditugaskan, tim pemeriksa harus melaporkanhasil pemeriksaan setempat

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 33
yang dilengkapi Berita AcaraPemeriksaan (BAP) kepada Pemerintah

DaerahKabupaten/Kota.

f. Paling lama dalam waktu 12 (dua belas) hari kerja sejak Pemerintah

Daerah Kabupaten/Kota menerima laporan hasil pemeriksaan setempat

dan dinyatakan memenuhi persyaratan, Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota menerbitkan SIA dengan tembusan kepada Direktur

Jenderal, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kepala balai POM, Kepala

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan Organisasi Profesi.

g. Dalam hal hasil pemeriksaan dinyatakan masih belum memenuhi

persyaratan, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota harus mengeluarkan

surat penundaan paling lama dalam waktu 12 (dua belas) hari kerja.

h. Terhadap permohonan yang dinyatakan belum memenuhi persyaratan,

pemohon dapat melengkapi persyaratan paling lambat dalam waktu 1

(satu) bulan sejak penundaan diterima.

i. Apabila pemohon tidak dapat memenuhi kelengkapan persyaratan, maka

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota mengeluarkan surat penolakan.

j. Apabila Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam menerbitkan SIA

melebihi jangka waktu 12 hari kerja, Apoteker pemohon dapat

menyelenggarakan apotek dengan menggunakan BAP sebagai pengganti

SIA.

k. Dalam hal pemerintah daerah menerbitkan SIA, maka penerbitannya

bersama dengan penerbitan (Surat Izin Praktik Apoteker) SIPA untuk

apoteker pemegang SIA.

l. Masa berlaku SIA mengikuti masa berlaku SIPA.

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 34
2.4.4 Perubahan Izin Apotek

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun

2017 Tentang Apotek, untuk perubahan izin apotek ditetapkan sebagai berikut:

a. Perubahan alamat di lokasi yang sama atau perubahan alamat dan pindah

lokasi

b. Perubahan apoteker pemegang SIA

c. Perubahan nama apotek

Apotek yang melakukan perubahan alamat di lokasi yang sama atau

perubahan alamat dan pindah lokasi, perubahan apoteker pemegang SIA, atau

nama apotek wajib mengajukan permohonan perubahan izin kepada Pemerintah

Daerah Kabupaten/Kota.

Apotek yang melakukan perubahan alamat di lokasi yang sama atau

perubahan nama Apotek tidak perlu dilakukan pemeriksaan setempat oleh tim

pemeriksa.

Tata cara perubahan izin bagi apotek yang melakukan perubahan alamat

dan pindah lokasi atau perubahan apoteker pemegang SIA sama dengan tata cara

pendirian apotek.

2.4.5 Pengalihan Tanggung Jawab

Mekanisme pengalihan tanggung jawab apoteker pemegang SIA adalah

sebagai berikut (PMK No. 9, 2017):

a. Apabila apoteker pemegang SIA meninggal dunia, ahli waris apoteker

wajib melaporkan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 35
b. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota harus menunjuk apoteker lain untuk

jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan.

c. Apoteker lain tersebut wajib melaporkan secara tertulis terjadinya

pengalihan tanggung jawab kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

dalam jangka waktu 3x24 (tiga kali dua puluh empat) jam.

Pengalihan tanggung jawab tersebut disertai penyerahan dokumen resep

Apotek, narkotika, psikotropika, obat keras, dan kunci penyimpanan narkotika

dan psikotropika.

2.4.6 Pencabutan Izin Apotek

Pelanggaran terhadap Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 tahun 2017

tentang apotek dapat dikenai sanksi administratif berupa:

a. Peringatan tertulis

b. Penghentian sementara kegiatan

c. Pencabutan SIA

Mekanisme pencabutan Surat Izin Apotek (PMK No. 9, 2017):

1) Pencabutan SIA dilakukan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota

berdasarkan hasil pengawasan dan rekomendasi Kepala Balai POM.

2) Pelaksanaan pencabutan SIA dilakukan setelah dikeluarkan teguran tertulis

berturut-turut sebanyak 3 (tiga) kali dengan tenggang waktu masing-

masing 1 (satu) bulan.

3) Dalam hal Apotek melakukan pelanggaran berat yang membahayakan

jiwa, SIA dapat dicabut tanpa peringatan terlebih dahulu.

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 36
4) Keputusan Pencabutan SIA oleh pemerintah daerah kabupaten/kota

disampaikan langsung kepada Apoteker dengan tembusan kepada Direktur

Jenderal, kepala dinas kesehatan provinsi, dan Kepala Badan

5) Dalam hal SIA dicabut selain oleh dinas kesehatan kabupaten/kota, selain

ditembuskan kepada Direktur Jenderal, kepala dinas kesehatan provinsi,

dan Kepala Badan, juga ditembuskan kepada dinas kabupaten/kota.

2.4.7 Papan Nama Apotek

Menurut Permenkes No 9 tahun 2017 tentang Apotek, Apotek wajib

memasang papan nama yang terdiri atas:

a. Papan nama apotek, yang memuat paling sedikit informasi mengenai nama

apotek, nomor SIA, dan alamat

b. Papan nama praktik apoteker, yang memuat paling sedikit informasi

mengenai nama apoteker, nomor SIPA dan jadwal praktik apoteker.

c. Papan nama harus dipasang di dinding bagian depan bangunan atau

dipancangkan di tepi jalan, secara jelas dan mudah terbaca.

Jadwal praktik apoteker harus berbeda dengan jadwal praktik apoteker

yang bersangkutan di fasilitas kefarmasian lain.

2.5 Peranan Apoteker di Apotek

Terdapat 3 peranan yang harus dijalankan oleh apoteker di apotek adalah :

1. Sebagai profesional dibidang kefarmasian (penanggung jawab teknis

kefarmasian) sesuai dengan keilmuan pekerjaan kefarmasian. Apoteker

harus memiliki rasa kepedulian yang tinggi terhadap masalah kesehatan

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 37
yang sedang dihadapi oleh pasien (caring), kompeten dibidang

kefarmasian (competent), dan memiliki komitmen (commited).

2. Sebagai manajer yang harus mampu mengelola apotek dengan baik

sehingga semua kegiatan yang berjalan di apotek berlangsung secara

efektif dan efisien. Apoteker harus mempunyai kemampuan manajerial

yang baik, yaitu keahlian dalam menjalankan prinsip-prinsip ilmu

manajemen.

3. Retailer, bahwa seorang apoteker harus mempunyai kemampuan dalam

menyusun suatu rencana mengenai pemasaran obat sehingga obat yang

diterima ataupun yang dikeluarkan ke pasaran berada dalam jumlah yang

tepat.

2.6 Fungsi Apoteker di Apotek

Fungsi apoteker secara umum yang digariskan oleh WHO yang semula

dikenal dengan Seven Star of Pharmacist, kini telah disempurnakan dengan

ditambahnya fungsi Researcher dan Enterpreneur sehingga menjadi Nine Star of

Pharmacist, antara lain :

1) Care Giver, pemberi pelayanan dalam bentuk pelayanan klinis, analisis,

teknis, dan sesuai peraturan perundang-undangan.

2) Decision Maker, pengambil keputusan yang tepat untuk mengefisiensikan

dan mengefektifkan sumber daya yang ada di apotek.

3) Communicator, mempunyai kemapuan berkomunikasi yang cukup baik.

Komunikasi tersebut meliputi komunikasi lisan dan tulisan.

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 38
4) Leader, memiliki kemampuan menjadi pemimpin, memliki keberanian

mengambil keputusan yang empati dan efektif, serta kemampuan

mengkomunikasikan dan mengelola hasil keputusan.

5) Manager, kemampuan mengelola sumber daya dan informasi secara

efektif. Tanggap terhadap kemajuan teknologi informasi dan bersedia

berbagi informasi mengenai obat dan hal-hal yang berhubungan dengan

obat.

6) Long Life, belajar terus menerus untuk meningkatkan pengetahuan dan

kemampuan.

7) Teacher, bertanggung jawab untuk memberikan pendidikan pelatiahan

mengenai hal-hal yang berkaitan dengan apotek.

8) Researcher, berperan serta dalam berbagai penelitian guna

mengembangkan ilmu kefarmasian.

9) Enterpreneur, apoteker diharapkan terjun menjadi wirausaha dalam

mengembangkan kemandirian serta membantu mensejahterakan

masyarakat dengan mendirikan perusahaan obat, kosmetika, makanan,

minuman, alat kesehatan, baik secara kecil maupun besar.

2.7 Penggolongan Obat

Golongan obat adalah penggolongan yang dimaksudkan untuk

meningkatkan keamanan dan ketepatan pengguanan serta pengamanan distribusi

yang terdiri dari obat bebas, obat bebas terbatas, obat wajib apotek, obat keras,

psikotropika dan narkotika yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesi Nomor 949/Menkes/Per/VI/2000, yaitu :

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 39
a. Obat Bebas

Menurut Ditjen Bina Kefarmasian Dan Alat Kesehatan Departemen

Kesehatan RI 2007 Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat

dibeli tanpa resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas

adalah lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam. Contoh : Parasetamol

b. Obat Bebas Terbatas

Menurut Ditjen Bina Kefarmasian Dan Alat Kesehatan Departemen

Kesehatan RI 2007 Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk

obat keras tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter, dan

disertai dengan tanda peringatan. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat

bebas terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam. Contoh :

CTM

c. Obat Wajib Apotek (OWA)

OWA merupakan obat keras yang dapat diberikan oleh Apoteker

Pengelola Apotek (APA) kepada pasien. Walaupun APA boleh memberikan obat

keras, namun ada persyaratan yang harus dilakukan dalam penyerahan OWA.

Tujuan OWA adalah memperluas keterjangkauan obat untuk masyarakat, maka

obat-obat yang digolongkan dalam OWA adalah obat yang diperlukan bagi

kebanyakan penyakit yang diderita pasien. Antara lain : obat antiinflamasi (asam

mefenamat), obat alergi kulit (salep hidrokortison) infeksi kulit dan mata (salep

oksitetrasiklin), antialergi sistemik (CTM), obat KB hormonal yang dapat

dipertanggung jawabkan untuk pengobatan sendiri, dan lain sebagainya seperti

yang tertera dalam OWA 1, 2 dan 3.

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 40
d. Obat Keras

Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep

dokter. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

02396/A/SKA/III/1986 penanda khusus obat keras pada kemasan dan etiket

adalah huruf K dalam lingkaran merah dengan garis tepi berwarna hitam. Obat-

obatan yang termasuk dalam golongan ini adalah antibiotik, serta obat-obatan

yang mengandung hormon, dan lain sebagainya. Obat-obat ini berkhasiat keras

dan bila dipakai sembarangan bisa berbahaya bahkan meracuni tubuh,

memperparah penyakit atau menyebabkan kematian.

e. Psikotropika

Menurut Undang-undang No.5 Tahun 1997, Psikotropika adalah zat atau

obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif

melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan

khas pada aktivitas mental dan perilaku.

Ruang lingkup pengaturan di bidang psikotropika dalam undang-undang

no. 5 tahun 1997 adalah segala kegiatan yang berhubungan dengan psikotropika

yang mempunyai potensi mengakibatkan sindroma ketergantungan. Psikotropika

yang mempunyai potensi mengakibatkan sindroma ketergantungan digo longkan

menjadi : psikotropika golongan I, psikotropika golongan II, psikotropika

golongan III, psikotropika golongan IV.

Tujuan pengaturan di bidang psikotropika adalah :

 menjamin ketersediaan psikotropika guna kepentingan pelayanan

kesehatan dan ilmu pengetahuan

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 41
 mencegah terjadinya penyalahgunaan psikotropika;

 memberantas peredaran gelap psikotropika

f. Narkotika

Berdasarkan Undang-undang No 35 Tahun 2009, Narkotika adalah zat

atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun

semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,

hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat

menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-golongan.

Undang-Undang tentang Narkotika bertujuan:

 menjamin ketersediaan Narkotika untuk kepentingan pelayanan kesehatan

dan/atau pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,

 mencegah, melindungi, dan menyelamatkan bangsa Indonesia dari

penyalahgunaan Narkotika,

 memberantas peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika,

 menjamin pengaturan upaya rehabilitasi medis dan sosial bagi Penyalah

Guna dan pecandu Narkotika.

Pengaturan Narkotika dalam Undang-Undang No. 35 tahun 2009 meliputi

segala bentuk kegiatan dan/atau perbuatan yang berhubungan dengan Narkotika

dan Prekursor Narkotika. Narkotika digolongkan ke dalam Narkotika Golongan I,

Narkotika Golongan II, Narkotika Golongan III. Narkotika hanya dapat digunakan

untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan/atau pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 42
BAB III

TINJAUAN KHUSUS

3.1 Sejarah Apotek WD Farma

Apotek WD Farma didirikan pada bulan Mei 2014. Nama Apotek ini

diambil dari inisial gabungan dari nama kedua orang tua pemilik apotek. Pada

awalnya apotek WD Farma didirikan di jalan Jati No. 48 Padang dengan Apoteker

Pengelola Apotek (APA) Bapak Khairinal, S.Farm, Apt. Dikarenakan masa

berlaku SIPA dan STRA Apoteker akan berakhir maka dilakukan pergantian

Apoteker baru, serta apotek WD Farma berpindah tempat ke jalan Ujung Gurun

No.75 Padang.

Apotek WD Farma memperoleh SIA baru dengan No.

10/SIAP/BPMPTSP/IV/2016, dengan Apoteker Pengelola Apotek (APA) Ibuk

Fathya Intan Lestari WD, S.Farm, Apt dengan SIPA

19910217/SIPA_13.71/2019/2.8. Pemilik Sarana Apotek (PSA) sekaligus pemilik

Klinik WD Farma adalah Ibu Fathya Intan Lestari WD, S. Farm, Apt.

3.2 Lokasi dan Fasilitas Penunjang

Apotek WD Farma memiliki lokasi yang strategis yang mudah untuk

diakses oleh masyarakat yaitu di Jalan Ujung Gurun No.75 Padang. Apotek WD

Farma juga memiliki tempat parkir yang luas sehingga mampu meningkatkan

kenyamanan pasien dalam berobat dan membeli obat. Di apotek WD Farma

terdapat praktek dokter umum yaitu dr. Marryo Borry WD dan dr. Ayu Andrian

Putri.

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 43
Apotek WD Farma memiliki sarana yang terdiri dari beberapa ruangan, yaitu

ruang penerimaan resep, ruang tunggu resep, ruang peracikan, tempat penyerahan

resep, penyimpanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan, ruang tunggu pasien

yang akan berobat ke dokter, ruangan laktasi (untuk ibu menyusui), ruangan

apoteker, ruangan tindakan, ruangan praktek dokter, toilet, tempat shalat, kamar

mandi serta tempat parkir kendaraan pasien. Apotek WD Farma juga dilegkapi

dengan prasarana seperti listrik, air, telepon, televisi, kipas angin, rak obat, alat

peracikan, bahan pengemas obat, lemari pendingin, meja, kursi, komputer, sistem

pencatatan mutasi obat, formulir catatan pengobatan pasien dan peralatan lain

sesuai dengan kebutuhan. Apotek WD Farma melayani resep umum maupun

resep dari dokter praktek di apotek maupun di luar apotek.

Sarana dan prasarana yang terdapat di Apotek Wd Farma sudah sesuai

dengan ketentuan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9

Tahun 2017 Tentang Apotek. Serta Sarana, prasarana, dan peralatan

tersebut berada dalam keadaan terpelihara dan berfungsi dengan

baik.

3.3 Kondisi Apotek WD Farma

Apotek WD Farma merupakan apotek non pemerintah yang didirikan

dengan modal sendiri. Apotek WD Farma dikelola oleh seorang Apoteker

Pengelola Apotek (APA) yang bernama Fathya Intan Lestari WD, S.Farm, Apt

dan dibantu oleh satu orang Apoteker Pendamping, satu orang Asisten Apoteker

dan dua orang tenaga administrasi. Apotek WD Farma melakukan kegiatan

kefarmasian dimulai pada pukul 08.00 sampai dengan pukul 21.00 WIB.

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 44
3.4 Tugas dan Tanggung Jawab Personalia Apotek

Pelayanan yang berorientasi kepada pasien dapat dilaksanakan apabila

apotek mempunyai sistem manajemen yang baik, hal ini berarti adanya pembagian

tugas, fungsi dan tanggung jawab kerja yang jelas dan diketahui oleh setiap

karyawan apotek. Dengan adanya pembagian tugas yang jelas ini tidak ada satu

karyawan pun yang akan dirugikan ataupun diuntungkan, semua karyawan akan

memperolah tugas secara adil dan sesuai dengan fungsinya masing-masing.

3.4.1 Apoteker Pengelola Apotek

Apoteker Pengelola Apotek (APA) sebagai apoteker yang bertanggung

jawab terhadap pekerjaan kefarmasian di apotek mempunyai kewajiban

melaksanakan segala pekerjaan demi kelangsungan jalannya apotek, yang

meliputi :

1. Memimpin seluruh kegiatan apotek dan bertanggung jawab terhadap

pengembangan serta kelangsungan hidup apotek.

2. Secara umun bertanggung jawab terhadap semua kegiatan yang

menyangkut kefarmasian.

3. Mengawasi mutu dan kualitas obat.

4. Mengelola, melaksanakan, dan mengawasi administrasi yang meliputi

administrasi umum, kefarmasian, keuangan dan personalia.

5. Membuat laporan-laporan penggunaan obat seperti laporan pemakaian

obat narktika dan obat psikotropika, laporan pemusnahan obat dan resep.

6. Melayani resep.

7. Memberikan informasi obat dan konseling kepada pasien.

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 45
8. Mengontrol dan mengkoordinasikan kerja asisten apoteker serta karyawan

lainnya.

3.4.2 Apoteker Pendamping

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun

2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian, Pasal 24 disebutkan bahwa dalam

melakukan Pekerjaan Kefarmasian pada Fasilitas Pelayanan Kefarmasian,

Apoteker dapat mengangkat seorang Apoteker pendamping yang memiliki SIPA

(PP RI, 2009).

Apotek WD Farma memiliki satu orang apoteker pendamping yang

bekerja bersama apoteker penanggung jawab apotek dalam melaksanakan

pengelolaan sediaan farmasi dan pelayanan farmasi klinis di apotek. Dengan

adanya apoteker pendamping, dengan adanya hal ini diharapkan selama apotek di

buka dapat di pastikan bahwa pasien akan mendapatkan pelayanan farmasi

langsung oleh apoteker ataupun apoteker pendamping yang selalu berada di

apotek.

3.4.3 Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK)

Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) melaksanakan tugas teknis di apotek,

oleh karena itu asisten apoteker harus memiliki keahlian, keterampilan, dan

pengetahuan kefarmasian. Adapun tugas dari Tenaga Teknis Kefarmasian adalah

sebagai berikut:

4 Pembuatan, peracikan, dan pengubahan bentuk obat dan bahan obat.

5 Pemesanan dan pembelian obat setelah disetujui oleh Apoteker Pengelola

Apotek (APA).

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 46
6 Menyusun obat-obatan, mencatat, dan memeriksa alur masuknya obat dengan

menggunakan kartu stok.

7 Mencatat dan merinci jumlah keluar masuknya obat narkotika, psikotropika,

obat keras dan obat generik untuk dibuat laporan pemakaian oleh Apoteker

Pengelola Apotek (APA).

8 Melayani penjualan obat bebas dan merangkap sebagai penerima resep dan

penyerahan obat kepada pasien.

3.4.4 Administrasi

Bagian administrasi bertugas membuat laporan harian, laporanan bulanan,

laporan mengenai pajak-pajak yang dibebankan dan membuat laporan tahunan

tutup buku (perhitungan rugi laba) serta mengurus pembayaran hutang kepada

Pedagang Besar Farmasi (PBF), pembayaran rekening listrik, pembayaran air, dan

tagihan telepon. Bagian ini menerima uang dari kasir yang berasal dari penjualan

tunai setiap hari dan bertanggung jawab atas pengelolaan keuangan apotek secara

keseluruhan. Bagian Administrasi ini juga berperan dalam pendataan pasien dan

pendaftaran pasien yang akan berobat di Klinik WD Farma.

3.5 Arus Barang

3.5.1 Perencanaan

Dalam hal ini apotek WD Farma melakukan perencanaan persedian yang

dibutuhkan di apotek berdasarkan metode konsumsi. Barang dipesan berdasarkan

pada jenis barang yang sudah habis atau persediaannya diruang peracikan hanya

bersisa sedikit berdasarkan pada stok obat yang terdapat pada kartu stok maupun

yang terdapat dalam lemari stok. Banyaknya jumlah barang yang dipesan

tergantung pada metode konsumsi, epidemiologi, pola penyakit maupun

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 47
penggunaan obat pasa masa lalu. Dalam perncanaan barang juga perlu di

pertimbangkan obat-obat fast moving dan obat-obat slow moving.

3.5.2 Pengadaan

Pemesanan barang dapat dilakukan secara langsung dengan menggunakan

surat pesanan kepada Pedagang Besar Farmasi (PBF). Semua pesanan ditanda

tangani oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA) dengan mencantumkan nama dan

nomor SIPA apoteker. Apabila terdapat kekosongan obat tertentu di apotek dan

obat tersebut dibutuhkan secara mendadak oleh pasien dapat dilakukan pemesana

atau langsung ke apotek lain untuk memenuhi permintaan konsumen pembelian

ini dilakukan secara tunai.

Cara pemesanan dapat dilakukan dengan menyerahkan surta pesana

tersebut langsung kepadan medical representative (Med.Rep). Pemesanan obat

juga dapat dilakukan melalui telepon yang dikuti dengan surat pesanan barang

ketika barang yang dipesan sudah diantarkan atau sudah sampai di apotek.

Untuk pemesanan psikotropika dalam suatu lembar surat pesanan

diperbolehkan memesan lebih dari satu jenis obat dan pembayarannya bisa dengan

kredit. Surat pesanan psikotropika ini dibuat dua rangkap yaitu 1 lemabr untuk

apotek sebagai arsip dan 1 lembar untuk PBF. Sedangkan untuk pemesanan

narkotika maka dengan cara menelpon langsung medical representative

(Med.Rep) untuk menjemput surat pesanan nanrkotika (N-9) dan pembayarannya

secara tunai saat menyerahkan surat pesanan tersebut, surat pesanan (SP)

nbarkotika hanya untuk 1 jenis obat narkotika saja yang terdiri dari 4 lembar yaitu

3 lembar untuk PBF Kimia Farma dan 1 lembar untuk Arsip Apotek.

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 48
Pemesanan obat prekursor farmasi dapat dilakukan melalui PBF dengan

surat pesanan tersendiri. Surat pesanan terdiri dari beberapa item obat. Surat

pesanan prekursor dibuat dalam rangkap 2 dimana 1 lembar untuk arsip apotek

dan 1 lembar untuk PBF.

3.5.3 Penerimaan Barang

Barang yang dipesan diterima oleh petugas apotek atau apoteker secara

langsung. Penerimaan barang harus disertai dengan faktur pembelian serta surat

pesanan obat dari apotek. Pada saat penerimaan barang harus dilakukan

pengecekan mulai dari kecocokan nama apotek tujuan, nama obat, jenis, harga,

jumlah, satuan obat, kondisi fisik, tanggal kadaluarsa, PPN dan total seluruh harga

maka faktur kemudian di tandatangani oleh apoteker atau asisten apoteker disertai

nama terang, jam penerimaan barang, serta cap apotek. Khusus untuk obat

Narkotika, Psikotropika dan Presukursor hanya boleh diterima oleh apoteker.

Faktur yang telah ditandatangani dikembalikan kepada pengirim barang dan

apotek mendapatkan satu lembar salinannya untuk dijadikan sebagai arsip.

Sedangkan Untuk Obat golongan Narkotika terdiri dari 4 lembar salinan faktur

dimana 1 (satu) lembar untuk arsip apotek, 1 (satu) lembar untuk PBF, 1 (satu)

lembar untuk BPOM dan 1 (satu) lembar lagi untuk Dinas Kesehatan Kota

Padang. Data-data yang ada pada faktur kemudian dicatat ke dalam buku faktur

atau buku penerimaan obat dan di catat juga ke dalam kartu stok barang,

selanjutnya disimpan dalam kartu penyimpanan.

3.5.4 Penyimpanan

Di Apotek WD Farma barang susun berdasarkan alfabet dan bentuk

sediaan, kemudian obat dikeluarkan berdasarkan sistem FEFO (First Expired First

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 49
Out) dimana obat yang tanggal kadaluarsanya lebih rendah akan dikeluarkan

terlebih dahulu. Barang juga disusun berdasarkan jenis obat (generik dan non

generik). Untuk mempermudah dalam pencarian, pengambilan, pengawasan, dan

terlindung dari kerusakan. Barang maupun obat disimpan ditempat yang aman,

bersih dan tidak terkena langsung oleh sinar matahari serta tidak lembab.

Obat psikotropika dan narkotika masing-masing disimpan dalam lemari

tersendiri, berbahan kayu, menggantung dan menempel di dinding, dan dikunci.

Kunci tersebut dipegang oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA). Obat generik

disimpan pada rak yang berbeda dengan obat dengan merek dagang, masing-

masing disusun menurut abjad. Apotek WD Farma juga memiliki lemari

pendingin khusus untuk menyimpan sediaan suppositoria dan sediaan lain yang

memerlukan suhu 2-8°C untuk suhu penyimpanannya. Selain itu salep, krim, juga

disimpan ditempat yang sejuk atau melihat penerapan catatan pada label dengan

suhu penyimpanan yang dianjurkan. Untuk setiap item obat atau barang akan

dibuatkan kartu stok. Kartu stok diletakkan disamping obat dan barang yang

masuk dan keluar setiap harinya harus dicatat.

3.5.5 Penjualan Barang di Apotek

a) Penjualan Obat dengan Resep Dokter

Prosedur penerimaan resep dengan penjualan tunai adalah :

1. Melakukan skrining kelengkapan resep yaitu nama, SIP dan alamat

dokter, tangaal penulisan resep, tanda tangan atau paraf dokter

penulis resep, nama, umur dan alamat pasien, nama obat, potensi,

dosis dan jumlah obat yang diminta, cara pembuatan, cara

pemakaian yang jelas dan informasi.

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 50
2. Pemberian nomor pada resep dan dihitung total harga obat yang

terdapat didalam resep. Dalam suatu kondisi pasien terkadang

terlebih dahulu menanyakan harga obat dan bila disetujui baru

diberikan nomor resep.

3. Untuk resep racikan dilakukan perhitungan, pengambilan obat

yang diperlukan, kemudian diracik sesuai permintaan dokter

didalam resep.

4. Obat yang telah diracik, dikemas dan diberi etiket yang sesuai,

kemudian diperiksa kembali oleh tenaga teknis kefarmasian

mengenai nama pasien, nomor resep, nama dan jumlah obat serta

aturan pakai obat sesuai dengan petunjuk dari dokter pembuat

resep.

5. Obat diserahkan kepada petugas penyerahan obat dan dilakukan

pemeriksaan ulang. Setelah itu, obat diserahkan kepada pasieen

dengan memanggil dan meminta nomor yang ada pada pasien. Jika

dalam resep dokter terdapat obat narkotika, maka tenaga teknis

kefarmasian meminta alamat lengkap dan nomor telepon pasien

yang diperlukan.

6. Dalam menyerahkan obat kepada pasien diberikan informasi yang

diperlukan mengenai obat.

7. Obat yang tidak diambil seluruhnya oleh pasien atau resep yang

diulang (iter) dibuat salinan resepnya dan diserahkan bersamaan

dengan obat. Salinan resep juga dapat dibuat jika diminta oleh

pasien.

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 51
Setiap harinya resep obat yang masuk akan dikumpulkan. Untuk obat

narkotika dan psikotropika dibundel secara terpisah dari resep lainnya serta

dicantumkan tanggal. Setiap bulannya resep ini dibundel dan disimpan pada

penyimpanan resep. Setiap hari juga resep yang masuk akan ditulis kembali ke

buku resep.

b) Penjualan Obat Bebas, Kosmetika dan Obat Herbal

Penjualan obat bebas, kosmetika dan obat herbal ini lebih sederhana

dibandingkan dengan pelayanan resep dokter. Petugas dapat langsung

mengambilkan obat yang diminta konsumen, kemudian pasien dapat langsung

membayar ke kasir. Selanjutnya obat bebas, kosmetika dan obat herbal yang

terjual tersebut ditulis di buku penjualan.

c) Penjualan Obat Bebas Terbatas dan Obat Keras

Penjualan obat yang dimaksud disini adalah obat yang dibeli tanpa resep

dokter tetapi masuk kedalam stok gudang apotek seperti ponstan, salep

bioplasenton dan termasuk pembelian obat generik (amlodipin 5 mg atau 10 mg,

metformin, sucralfat dan lain-lain). Selanjutnya obat yang terjual tersebut ditulis

di buku penjualan.

d) Penjualan Obat Golongan Narkotika dan Psikotropika

Penjualan obat narkotika dan psikotropika di Apotek WD Farma harus

disertai dengan resep dari dokter. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya

penyalahgunaan obat. Penjualan obat narkotika dan psikotropika dicatat kedalam

buku penggunaan nanrkotika dan psikotropika.

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 52
3.6 Pelayanan Informasi Obat (PIO)

Pelayanan informasi obat merupakan kegiatan yang dilakukan oleh

Apoteker Pengelola Apotek (APA) dalam pemberian informasi mengenai obat

yang tidak memihak, dievaluasi dengan kritis dan dengan bukti terbaik dalam

segala aspek penggunaan obat kepada profesi kesehatan lain, pasien atau

masyarakat. Kegiatan pelayanan informasi obat di apotek meliputi :

1. Memberikan informasi tentang khasiat obat tersebut.

2. Memberikan informasi cara penggunaan obat tersebut.

3. Memberikan informasi tentang dosis dan lama penggunaan obat tersebut.

4. Memberikan informasi tentang efek samping obat tersebut.

5. Memberikan informasi tentang cara penyimpanan obat.

3.7 Pembukuan dan Pelaporan

3.7.1 Pembukuan

Pembukuan merupakan bagian dari administrasi yang diperlukan untuk

mencatat transaksi-transaksi yang dilakukan apotek. Ada beberapa jenis

pembukuan yang dapat ditemukan di apotek WD Farma yaitu meliputi :

1. Buku penjualan obat.

2. Buku penerimaan barang.

3. Buku resep.

4. Buku pemesanan barang.

5. Buku daftar harga.

6. Buku pemakaian obat golongan narkotika.

7. Buku pemakaian obat golongan psikotropika.

8. Blanko copy resep.

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 53
9. Blanko surat pesanan narkotika.

10. Blanko surat pesanan psikotropika.

11. Blanko surat pesanan.

12. Blanko surat pesanan prekursor.

13. Blanko kwitansi.

14. Kartu stok barang.

15. Buku pemakaian obat.

3.7.2 Pelaporan

Untuk Pelaporan mengenai pemakaian obat narkotika dan psikotropika

dilakukan melalui sistem online SIPNAP (Sistem Pelaporan Narkotika dan

Psikotropika). Aplikasi ini merupakan aplikasi yang dikembangkan dan dikelola

oleh Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian, Ditjen Binfar dan

Alkes, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pelaporan dilakukan secara

online. Data diinput paling lama sebelum tanggal 10 pada bulan berikutnya.

3.8 Pemusnahan Resep

Menurut Surat Keputusan Mentri Kesehatan No. 280/SK/Menkes/5/1981

dimana resep yang disimpan selama lima tahun dapat dimusnahkan dengan cara

dibakar. Pemusnahan ini dilakukan oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA) yang

sekurang-kurangnya disaksikan oleh satu orang BPOM dan dibuat berita acara.

Laporan pemusnahan resep dibuat 4 (empat) rangkap yang ditujukan kepada

Dinas Kesehatan Kota Padang, Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat, BPOM

dan arsip apotek.

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 54
BAB IV

PEMBAHASAN

Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek pada program profesi apoteker

bertujuan menambah pengalaman serta dapat menilai kesesuaian teori yang

diperoleh dengan realisasi di dunia kerja dan dapat mengetahui kendala-kendala

yang mungkin dihadapi setelah terjun ke lapangan nanti. Apoteker tidak hanya

bertanggung jawab terkait pemberian pelayanan kefarmasian namun juga terkait

manajerial apotek terutama dalam hal pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan

dan bahan medis habis pakai. Manejerial apotek juga meliputi semua akitivitas

apotek, staf, serta pelayanan resep pasien. Dalam pelayanan obat, apoteker

dituntut langsung berinteraksi dengan pasien, memberikan penjelasan tentang

informasi obat, penggunaannya serta monitoring penggunaan obat sebagai upaya

mencapai hasil terapi yang diinginkan untuk meningkatkan mutu kehidupan

pasien. Adanya interaksi langsung antara apoteker dan pasien diharapkan akan

membawa perubahan yang baik terhadap pemahaman pasien terkait obat dan

meningkatkan kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat.

Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) berlangsung dari tanggal 01 Juli

2019 sampai tanggal 09 Agustus 2019, bertempat di Apotek WD Farma Padang.

Apotek WD Farma berlokasi di Jalan Ujung Gurun No. 75, Padang. Apotek WD

Farma berada di lokasi yang benar-benar strategis karena berada dipusat kota

Padang. Situasi Lokasi berdirinya apotek yang ramai dilalui oleh kendaraan baik

kendaraan umum maupu kendaraan pribadi disebabkan karena apotek berdiri di

didekat jalan raya.

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 55
Apotek WD Farma bekerja sama dengan praktek dokter umum yaitu dr.

Marryo Borry WD dan dr. Ayu Andrian Putri dengan jadwal praktek dimulai dari

pukul 13.00 – WIB dan – 22.00 WIB. Sehingga apotek WD farma ini sebagian

besar melayani resep dokter baik dari dokter yang berpraktek disana maupun dari

dokter dari luar, serta juga melayani resep dari rumah sakit, penjualan obat bebas

dan alat kesehatan.

Berdasarkan ketersediaan srana dan prasarana Apotek WD Farma dinilai

sudah memenuhi syarat untuk dapat menyelenggarakan kegiatan pelayanan

kesehatan karena sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9

Tahun 2017 tentang Apotek. Apotek WD Farma memiliki sarana yang terdiri dari

beberapa ruangan, yaitu ruang penerimaan resep, ruang tunggu resep, ruang

peracikan, tempat penyerahan resep, penyimpanan Sediaan Farmasi dan Alat

Kesehatan, ruang tunggu pasien yang akan berobat ke dokter, ruangan laktasi

(untuk ibu menyusui), ruangan apoteker, ruangan tindakan, ruangan praktek

dokter, toilet, tempat shalat, kamar mandi serta tempat parkir kendaraan pasien.

Apotek WD Farma juga dilegkapi dengan prasarana seperti listrik, air, telepon,

televisi, kipas angin, rak obat, alat peracikan, bahan pengemas obat, lemari

pendingin, meja, kursi, komputer, sistem pencatatan mutasi obat, formulir catatan

pengobatan pasien dan peralatan lain sesuai dengan kebutuhan. Apotek WD

Farma juga memiliki halaman depan sebagai tempat parkir yang luas sehingga

dapat menampung kendaraan baik mobil maupun motor. Area parkir yang luas ini

juga dapat menambah kenyamanan pasien dalam berobat atau membeli obat.

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 56
Dibagian depan apotek atau OTC terdapat obat-obat bebas, suplemen,

vitamin, beberapa obat tradisional dan alat kesehatan yang dapat dibeli secara

bebas oleh konsumen tanpa harus menggunakan resep dokter.

Selain memberikan pelayanan kefarmasian, Apotek WD Farma juga

menyediakan fasilitas pelayanan klinik untuk pasien umum ataupun pasien BPJS,

InHealth, JKN, JAI, PLN, PDAM, BAPEL, PELINDO. Pelayanan kefarmasian di

Apotek WD Farma dilakukan dari hari Senin sampai Sabtu dari pukul 08.00 –

22.00 WIB sedangkan pada hari Minggu dan hari besar tidak dilakukan pelayanan

kefarmasian.

Dari segi personalia Apotek WD Farma telah memenuhi syarat, dimana

masing-masing karyawan telah mempunyai tugas, wewenang dan tanggung jawab

yang jelas dan dapat dikerjakan dengan baik. APA (Apoteker Pengelola Apotek)

yaitu Fathya Intan Lestari, S.Farm, Apt. Seluruh kegiatan operasional Apotek WD

Farma merupakan tanggung jawab APA.

Ditinjau dari segi perizinan, Apotek WD Farma sudah sesuai dengan

peraturan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 tahun 2017

Tentang Apotek. Dimana Apotek WD Farma sudah memiliki Surat Izin Apotek

(SIA) nomor 10/SIAP/BPMPTSP/IV/2016. SIPA APA Apotek WD Farma

adalah: 19910217/SIPA_13.71/2019/2.8

Dalam Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA), mahasiswa apoteker

belajar apa saja fungsi apoteker di apotek. Fungsi Apoteker di Apotek tidak hanya

dalam pelayanan namun juga sebagai manejerial dan sebagai retailer. Prinsip

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 57
manajerial yang diterapkan oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA) apotek WD

Farma yaitu POAC. POAC merupakan singkatan dari planning, organizing,

actuating dan controlling. Planning terkait perencanaan sumber daya manusia dan

perbekalan (kebutuhan) apotek. Jumlah karyawan yang dipekerjakan terkait omset

yang dicapai per bulan. Organizing terkait karyawan dan pembagian tupoksi

masing masing. Actuating terkait tindakan yang dilakukan agar tujuan (omset)

tercapai dengan tetap memberikan pelayanan yang mengutamakan pasien.

Controlling yaitu mengontrol kesiapan apotek dalam memberikan pelayanan

seperti melihat jika ada kekosongan barang. Selain itu, mahasiswa juga

mempelajari bagaimana alur penerimaan resep, cara melayani resep pasien,

managerial barang-barang apotek mulai dari perencanaan, pemesanan obat,

penerimaan barang masuk, penyimpanan obat, pendistribusian sampai pelaporan

obat-obatan.

Apotek WD Farma memiliki ruangan penyimpanan obat yang berada satu

ruang dengan ruangan peracikan, ruangan ini berada di belakang etalase depan

tempat meletakkan obat obat bebas, vitamin, obat tradisional dan alkes lainnya.

Obat-obatan yang disimpan di ruang penyimpanan disusun berdasarkan bentuk

sediaan, golongan obat, stabilitas obat serta disusun secara alfabetis serta

menggunakan sistem FEFO. Penyususnan ini dilakukan agar apoteker serta tenaga

teknis kefarmasian yang bertugas dapat dengan mudah mencari dan mengambil

obat-obat yang dibeli oleh pasien, sehingga dapat lebih mengefisienkan waktu

pelayanan. Obat golongan psikotropik disimpan pada lemari tersendiri yang

dipisahkan dengan obat golongan lain. Obat golongan ini hanya dapat ditebus oleh

pasien yang memiliki resep. Obat golongan narkotika juga disimpan dalam lemari
Praktek Kerja Profesi Apoteker
Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 58
khusus yang selalu terkunci. Obat golongan ini hanya dapat ditebus oleh pasien

yang membawa resep asli. Transaksi pembelian dan penyerahan obat golongan

narkotika dan psikotropika terdokumentasi dengan baik dan dilaporkan secara

berkala setiap sebulan sekali. Pelaporan mengenai pemakaian obat narkotika dan

psikotropika dilakukan melalui sistem online SIPNAP (Sistem Pelaporan

Narkotika dan Psikotropika). Data diinput paling lama sebelum tanggal 10 pada

bulan berikutnya.

Tempat peracikan berada didalam ruangan penyimpanan obat. Tempat

peracikan obat dilengkapi dengan rak-rak yang digunakan untuk menyimpan obat,

lumpang, alu, papan cetak kapsul, bahan baku, dan alat-alat lainnya yang

digunakan untuk meracik.

Perencanaan pengadaan barang diapotek ini dilakukan berdasarkan metode

konsumsi. Obat-obat yang akan diadakan dipesan berdasarkan pola konsumsi

masyarakat sekitar/ pelanggan. Dalam perencanaan obat ini perlu

dipertimbangkan jumlah penggunaan obat dari pelayanan resep serta obat- obat

yang fast moving dan obat-obat slow moving. Perencanaan serta pengadaan obat di

apotek WD Farma tidak dilakukan secara terjadwal namun pengadaan obat

dilakukan setiap saat ketika diketahui obat yang diperlukan telah kosong atau

persediaan barang tinggal sedikit yang dilihat dari kartu stok setiap obat.

Banyaknya jumlah pemesanan tergantung pada tingkat pemakaian oleh konsumen.

Pemesanan obat dan sediaan farmasi dilakukan melalui ditributor resmi yaitu PBF

dengan menggunakan surat pesanan, ataupun melalui telepon dengan surat

pesanan menyusul saat barang telah diterima. Surat pesanan di WD Farma dibuat

dan ditandatangani oleh Apoteker dengan mencamtumkan nama dan SIPA. Surat
Praktek Kerja Profesi Apoteker
Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 59
pesanan ini dibuat 2 rangkap yang terdiri dari lembar berwarna putih (asli)

diberikan kepada PBF dan lembar berwarna merah muda (salinan) sebagai arsip di

apotek.

Untuk pemesanan obat golongan psikotropik, prekursor farmasi di WD

Farma dibuat dan ditandatangin oleh APA dengan menggunakan surat pesanan

khusus psikotropik dan surat pesanan khusus prekursor. Surat pesanan ini dibuat 2

rangkap yaitu lembaran asli untuk PBF dan salinan sebagai arsip apotek.

Sedangkan untuk pemesanan obat golongan narkotik dibuat dan

ditandatangin oleh APA dengan menggunakan surat pesanan khusus narkotika.

Surat pesanan narkotika dibuat rangkap 4 yaitu lembaran pertama untuk apotek

dan 3 lembar lainnya untuk PBF, yang berwenang dalam pengadaan obat

golongan narkotika adalah PBF Kimia Farma. Pemesanan obat golongan

narkotika yaitu 1 surat pesanan 1 jenis obat narkotika.

Penerimaan barang di apotek WD farma dilakukan oleh petugas apotek

dengan memeriksa kecocokan alamat tujuan obat, kondisi obat, jumlah, jenis,

nomor batch serta tanggal kadaluarsa obat. jika sudah sesuai petugas akan

menandatangani faktur dan memberikan stempel apotek. Selanjutnya barang akan

dimasukkan ke tempat penyimpanan masing-masing dan dicatat pada kartu stok

masing-masing biasanya berisi tanggal penerimaan, asal PBF, nomor batch,

tanggal kadaluarsa, dan jumlah, namun untuk barang- barang OTC barang yang

masuk tidak ditulis di kartu stok serta diberi label harga. Namun, selain

menuliskan jumlah obat yang datang di kartu stok, petugas juga memvalidasi

faktur obat yang datang ke dalam buku faktur. Hal ini berlaku untuk semua

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 60
sediaan yang dijual di apotek yaitu tidak hanya obat saja tetapi barang OTC dan

alkes.

Pelayanan resep di WD Farma yaitu saat pasien datang dengan membawa

sebuah resep dilakukan skrinning resep terkait skrining administrasi, farmasetik

dan klinis. Kemudian ditanya apakah pasien tersebut umum atau memunyai

asuransi yang telah bekerja sama dengan apotek WD farma. Pasien umum

dilakukan penentuan harga obat, jika pasien asuransi yang telah bekerja sama

dengan apotek WD farma maka pembayaran obatnya akan ditanggung oleh

perusahaan asuransi atau perusahan tempat pasien bekerja tersebut dengan cara

dilakukan pengajuan klaim oleh apotek dengan melampirkan total biaya dan resep

dari masing-masing pasien. Selanjutnya dilakukan pengecekan terhadap stok obat

dan total harga obat untuk dikonfirmasikan kepada pasien. Setelah pasien setuju

dilakukan penyiapan obat. Jika obat racikan maka akan diracik oleh asisten

apoteker atau obat non racikan dapat langsung disiapkan. Setelah disiapkan obat

dapat diserahkan kepada pasien.

Pengendaliaan dan pengawasan persediaan obat atau barang dilakukan

dengan mencatat barang atau obat yang disimpan dan masuk pada kartu stok.

Setiap kotak penyimpanan obat atau barang dilengkapi dengan kartu stok yang

berisi tanggal disimpan atau diambil, nomor dokumen, jumlah yang disimpan atau

diambil, jumlah sisa obat atau barang, tanggal kadaluarsa obat atau barang, dan

nomor batch obat atau barang. Pencatatan barang masuk dan barang keluar (dibeli

oleh pasien) dilakukan pada kartu stok. Pengeluaran barang dilakukan dengan

FEFO (First Expired First Out).

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 61
Apabila ada obat dalam resep yang tidak tersedia, ada upaya untuk

memenuhi permintaan konsumen dengan menawarkan obat lain sebagai pengganti

obat yang tidak ada dalam komposisi yang sama. Selain itu juga dilakukan

pencatatan terhadap resep yang ditolak guna mempersiapkan persediaan obat agar

mengurangi penolakan resep di masa mendatang. Jika ada obat yang persediaanya

habis, maka dilakukan pengecekkan stok obat di gudang dan jika obat tersedia

maka obat dapat langsung diberikan kepada pasien. Tetapi jika tidak ada pasien

ditawarkan untuk menunggu obat, selain itu obat yang kurang akan dijanjikan

untuk disediakan sehari setelah pembelian.

Khusus obat golongan narkotika dan psikotropika ditempatkan dan

disimpan dalam lemari khusus terpisah yang menempel ke dinding dilengkapi

dengan kunci (double lock). Pelayanan resep narkotika dan psikotropika juga

sangat diperhatikan terutama terkait keaslian resep. Hal yang perlu diperhatikan

saat menerima resep yang mengandung narkotika dan psikotropika yaitu, nama

dokter yang jelas lengkap dengan SIP dokter disertai stempel. Jumlah obat yang

ditulis dan nama pasien lengkap dengan umur dan alamat pasien.

Alur resep yang datang di Apotek WD Farma yaitu resep yang dibawa

oleh pasien diterima Tenaga Teknis Kefarmasian atau apoteker, kemudian resep

diskrinning untuk melihat persyaratan administrasi berupa nama dokter, alamat

praktek dokter, paraf dokter, nama pasien, umur, obat yang diminta, signa dan

lain-lain, kesesuaian farmasetik yang meliputi bentuk sediaan, dosis, potensi dan

lain-lain, dan pertimbangan klinis yang meliputi interaksi, alergi, efek samping

dan lain-lain. Setelah dinyatakan resep sah dan lengkap, selanjutnya dilakukan

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 62
pengecekan terhadap persediaan obat dan diberi harga, kemudian Tenaga Teknis

Kefarmasian atau apoteker menanyakan kepada pasien terkait harga yang harus

dibayar jika pasien telah setuju, maka obat langsung disiapkan. Guna

memperkecil kesalahan dalam pelayanan resep maka dilakukan proses

pemeriksaan obat sebelum diserahkan ke pasien. Pengecekan ini dilakukan lebih

dari 1 orang bertujuan untuk mencegah kesalahan penyerahan obat. Pemeriksaan

tersebut meliputi pemeriksaan terhadap nama obat, jumlah, penandaan etiket,

permintaan salinan resep dan kuitansi sehingga pasien menerima obat sesuai

dengan yang diresepkan baik jenis, sediaan, jumlah, maupun aturan

penggunaannya. Selanjutnya obat diserahkan oleh apoteker bersamaan dengan

pemberian informasi obat berupa informasi mengenai aturan pakai, waktu minum,

durasi, efek samping, interaksi obat dan waktu penyimpanan obat. Tak hanya itu,

apoteker juga sering memberikan informasi mengenai terapi non farmakologi

yang dapat dilakukan oleh pasien jika diperlukan. Meskipun pasien yang berobat

ke Apotek ini lumayan banya, apoteker tetap berusaha menjalankan Komunikasi,

informasi dan edukasi (KIE) di apotek ini seoptimal mungkin. Sehingga akan

menambah kepuasan dan kenyamanan pasien untuk berobat dan membeli obat di

Klinik WD Farma. Secara keseluruhan petugas yang bekerja sudah melayani

dengan baik, ramah, sigap dan mau membantu mengatasi kesulitan pelanggan.

Selain itu, petugas juga cukup informatif dalam melayani pelanggan, berbicara

dengan bahasa yang mudah dimengerti pasien dan cepat tanggap dalam mengatasi

keluhan konsumen. Keadaan ini harus terus dipertahankan dan jika mungkin

ditingkatkan.

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 63
Sedangkan pelayanan non resep di Apotek WD farma dapat berupa

pembelian obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras maupun perbekalan farmasi

seperti betadin, kasa, kapas, dan lain sebagainya. Pelayanan non resep di Apotek

WD farma sudah berjalan cukup baik dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Pelayanan non resep pada pasien diberikan informasi mengenai cara penggunaan

obat dan informasi lain yang harus diketehui oleh pasiesn saat sedang

mengkonsumsi obat. Pembelian obat non resep dan perbekalan farmasi di apotek

WD farma dilakukan pencatatan, sehingga dapat mempermudah pemasukan serta

dapat memantau obat-obta yang perputarannya cepat.

Resep-resep yang diterima oleh apotek WD farma dikumpulkan, dibundel

dan disimpan selama 5 tahun. Resep-resep tersebut disusun berdasarkan nomor

dan tanggal penulisan resep. Resep yang telah disimpan selama 5 tahun

dimusnahkan dengan cara pembakaran, dengan membuat berita acara pemusnahan

(BAP) yang memuat hari, tanggal pemusnahan, berat resep yang dimusnahkan,

tempat pemusnahan, tanggal pemusnahan, orang yang melakukan pemusnahan,

serta saksi yang menyaksikan pemusnahan.

Pelaporan yang dilakukan apoteker telah sesuai dengan yang

dipersyaratkan bahwa untuk narkotika dan psikotropika dilakukan secara online

menggunakan sistem SIPNAP (Sistem Pelaporan Narkotika dan Psikotropika) ,

dengan sistem ini data peggunaan narkotika dan psikotropika diinput sebelum

tanggal 10 setiap bulannya.

Peranan apoteker sebagai profesional terlihat pada pelayanan resep,

memberikan informasi obat tentang cara pemakaian obat, penyimpanan obat, cara

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 64
meminum obat, dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan pasien agar tercapai

efek terapi obat yang diinginkan. Apoteker juga memberikan konseling kepada

pasien-pasien yang termasuk kategori untuk dikonselingkan.

Permasalahan yang timbul dalam pekerjaan di apotek, dimana

kenyataannya di lapangan tidak semua pasien yang dapat diberikan konseling

dengan berbagai alasan seperti tidak semua pasien dapat meluangkan waktunya

untuk diberikan konseling karena mereka sedang terburu-buru, pasien sudah rutin

menggunakan obat seperti pada penderita hipertensi, kolesterol, diabetes mellitus

(DM), jantung dan penyakit lainnya sehingga mereka merasa sudah mengerti dan

terbiasa dengan penggunaan obatnya. Oleh karena itu yang dapat dilakukan hanya

memberikan informasi seputar indikasi obat dan cara penggunaan obat.

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 65
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengamatan selama Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA)

di Apotek WD Farma, maka dapat disimpulkan bahwa:

1) Peranan dan tanggung jawab Apoteker Pengelola Apotek (APA) di apotek

meliputi peranan dan tanggung jawab dalam bidang manajerial

(pengelolaan apotek), profesional dalam pelayanan kefarmasian, dan retail

(penjualan).

2) Pelayanan di Apotek WD Farma mengacu kepada konsep Pharmaceutical

Care melalui penerapan Standar Operating Procedure (SOP) untuk setiap

aspek pelayanan.

3) Seorang apoteker harus memiliki wawasan, pengetahuan, keterampilan,

dan pengalaman praktis dalam berinteraksi dengan pasien seperti saat

melakukan konseling, pemberian informasi obat serta berinteraksi dalam

melayani pembelian obat. Hal ini dapat bermanfaat bagi apoteker sebagai

fungsi profesional dan bermanfaat bagi apotek untuk meningkatkan omset.

4) Penyimpanan obat dilakukan berdasarkan bentuk sediaan, stabilitas, dan

disusun secara alfabetis. Serta obat dikeluarkan dengan menggunakan

sistem FEFO (First Expired First Out). Hal ini dilakukan agar obat

tersusun dengan rapi serta dapat mempermudah petugas dalam

pengambilan obat.

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 66
5) Pelayanan resep didahului dengan skrining resep yaitu skrining

administratif, farmasetik dan klinik.

5.2 Saran

1) Sebaiknya ada penambahan ruang konseling, sehingga pelayanan

konseling dapat dilaksanakan secara optimal.

2) Perlu ditingkatkannya pelayanan farmasi klinik seperti konseling, MESO,

Home pharmacy care dan PTO.

3) Sebaiknya pengadaan barang dilakukan secara terjadwal untuk mencegah

terjadinya kekosongan persediaan di apotek.

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 67
DAFTAR PUSTAKA

Badan POM RI. 2016. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Pedoman Pengelolaan Obat-Obat Tertentu
Yang Sering Disalahgunakan. Jakarta.

BPOM RI. 2013 Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat Dan Makanan
Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2013 Tentang Pedoman Pengelolaan
Prekursor Farmasi dan Obat Yang Mengandung Prekursor Farmasi.
Jakarta

BPOM RI. 2016. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor
7 Tahun 2016 Tentang Pedoman Pengelolaan Obat-obat Tertentu Yang
Sering Disalahgunakan. Jakarta

Pemerintah Republik Indonesia. 1997. Undang-undang No.5 Tahun 1997 tentang


Psikotropika. Jakarta.

Pemerintah Republik Indonesia. 2009. Peraturan Pemerintah No.51 Tahun 2009


tentang Pekerjaan Kefarmasian. Jakarta.

Pemerintah Republik Indonesia. 2009. Undang-undang No 35 Tahun 2009


tentang Narkotika. Jakarta.

Pemerintah Republik Indonesia. 2010. Peraturan Pemerintah Nomor 44 tahun


2010 tentang Prekursor. Jakarta.

Pemerintah Republik Indonesia. 2015. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 3


Tahun 2015 Tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, Dan
Pelaporan Narkotika, Psikotropika, Dan Prekursor Farmasi. Jakarta

Pemerintah Republik Indonesia. 2017. Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 3 Tahun 2017 Tentang Perubahan Penggolongan
Psikotropika. Jakarta.

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 68
Pemerintah Republik Indonesia. 2017. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Perubahan Penggolongan
Narkotika. Jakarta.

Pemerintah Republik Indonesia. 2017. Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 41 Tahun 2017 Tentang Perubahan Penggolongan
Narkotika.Jakarta

Pemerintah Republik Indonesia. 2018. Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 7 Tahun 2018 Tentang Perubahan Penggolongan
Narkotika.Jakarta

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 69
Lampiran 1. Papan Nama

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 70
Lampiran 2. Blanko Resep Apotek WD Farma

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 71
Lampiran 3. Blanko Copy Resep Apotek WD Farma

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 72
Lampiran 4. Blanko Etiket Apotek WD Farma

a. Etiket Obat Dalam

a. Etiket Obat Luar

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 73
Lampiran 5 . Kartu Stok Apotek WD Farma

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 74
Lampiran 6. Blanko Surat Pesanan Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas
Apotek WD Farma

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 75
Lampiran 7. Blanko Surat Pesanan Narkotika

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 76
Lampiran 8. Blanko Surat Pesanan Psikotropika

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 77
Lampiran 9. Blanko Surat Pesanan Prekursor Farmasi

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 78
Lampiran 10. Blanko Kwitansi Apotek WD Farma

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 79
Lampiran 11 . Surat Izin Praktek Apoteker Apotek WD Farma

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 80
Lampiran `12. Surat Izin Apotek WD Farma

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 81
Lampiran 13. Blanko Faktur Pembelian

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 82
Lampiran 14. Laporan Penggunaan Narkotika

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 83
Lampiran 15. Laporan Penggunaan Bahan Baku Narkotika

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 84
Lampiran 16. Laporan Penggunaan Psikotropika

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 85
Lampiran 17. Alur Pelayanan Pasien di Klinik WD Farma

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 86
Lampiran 18. Struktur Klinik WD Farma

Annisa Oktaviani, Amd. Farm

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Apotek WD Farma, Padang
Periode 1 Juli – 9 Agustus 2019 87

Anda mungkin juga menyukai