PENDAHULUAN
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun
sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
kerugian ekonomi yang besar bagi negara dan upaya peningkatan derajat
kesehatan juga berarti investasi bagi pembangunan negara. Salah satu cara untuk
Dalam hal ini fungsi apoteker adalah melakukan pekerjaan kefarmasian. Peraturan
penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan
informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisonal. Peran
agar dapat melaksanakan interaksi langsung dengan pasien (Menkes RI, 2014).
1
pengetahuannya dalam memberikan pelayanan kefarmasian bagi masyarakat.
Pada saat ini, orientasi paradigma pelayanan kefarmasian telah bergeser dari
Kegiatan pelayanan yang semula hanya berfokus pada pengelolaan obat berubah
kualitas hidup pasien. Oleh karena itu, apoteker harus selalu meningkatkan
tenaga kesehatan lain secara aktif dan berinteraksi langsung dengan pasien seperti
menetapkan terapi untuk mendukung penggunaan obat yang rasional (Menkes RI,
2014).
kesehatan kepada masyarakat dan sebagai tempat usaha yang menerapkan prinsip
laba. Kedua fungsi tersebut dapat berjalan secara bersamaan jika apotek memiliki
apotek tidak hanya pandai sebagai penanggung jawab teknis kefarmasian saja,
melainkan juga dapat mengelola apotek sesuai dengan prinsip-prinsip bisnis yang
efektif, seperti dalam pengelolaan keuangan, perbekalan farmasi dan sumber daya
manusia (Menkes RI, 2014). Mengingat pentingnya peran apoteker dalam suatu
2
apotek, calon apoteker diharapkan telah memiliki pengetahuan dan pemahaman
(PKPA).
menggunakan tiga shift, yaitu shift pagi pukul 08.00 - 15.00 WIB, shift sore pukul
15.00 - 22.00 WIB dan shift malam pukul 22.00 - 08.00 WIB.
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
3
a. Melalui kegiatan yang diperoleh selama PKPA di Apotek Kimia Farma,
peran, tugas, fungsi dan tanggung jawab apoteker dalam organisasi dan
manajerial di apotek.
4
BAB II
tahun 2016 adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada
pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil
pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep
dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat
tradisional.
mendirikan apotek dengan bekerja sama dengan pemilik modal maka pekerjaan
5
Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota dapat mengatur persebaran Apotek di
keselamatan bagi semua orang termasuk penyandang cacat, anak-anak dan orang
lanjut usia. Bangunan bersifat permanen dapat merupakan bagian dan/ atau
terpisah dari pusat perbelanjaan, apartemen, rumah toko, rumah kantor, rumah
a. Penerimaan resep;
d. Konseling;
f. Arsip.
b. Instalasi listrik;
bahan pengemas obat, lemari pendingin, meja, kursi, komputer, sistem pencatatan
6
mutasi obat, formulir catatan pengobatan pasien dan peralatan lain sesuai dengan
riwayat penggunaan Sediaan Farmasi dan/ atau Alat Kesehatan atas permintaan
tenaga medis dan catatan pelayanan apoteker yang diberikan kepada pasien.
Sarana, prasarana dan peralatan harus dalam keadaan terpelihara dan berfungsi
oleh Apoteker lain, Tenaga Teknis Kefarmasian dan/ atau tenaga administrasi.
Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian wajib memiliki surat izin praktik sesuai
2017 tentang Apotek, Surat Izin Apotek (SIA) adalah bukti tertulis yang diberikan
menyelenggarakan apotek.
Kabupaten/Kota. Izin berupa SIA. SIA berlaku 5 (lima) tahun dan dapat
7
2. Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus ditandatangani
meliputi:
3. Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak menerima permohonan
a. Tenaga kefarmasian;
5. Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak tim pemeriksa
6. Paling lama dalam waktu 12 (dua belas) hari kerja sejak Pemerintah
8
Kabupaten/ Kota menerbitkan SIA dengan tembusan kepada Direktur
paling lambat dalam waktu 1 (satu) bulan sejak surat penundaan diterima;
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota dapat mencabut izin apotek apabila:
9
b. Apoteker tidak memenuhi kewajiban dalam hal menyediakan, menyimpan
sendiri atau milik pihak lain, sarana dan kegiatan pelayanan apotek.
bulan;
10
kepada Direktur Jenderal, kepala dinas kesehatan provinsi, dan Kepala Badan
menggunakan seluruh sumber daya secara efektif dan efisien (Menkes RI, 2016).
kesehatan lainnya sehubungan dengan terapi pasien. Oleh karena itu harus
d. Leader (pemimpin)
11
Apoteker harus mampu mengelola sumber daya manusia, fisik, anggaran
informasi dan bersedia berbagi informasi tentang obat dan hal-hal lain yang
g. Teacher (Pengajar)
daya yang ada, membagi ilmu pengetahuan pada yang lainnya, tapi juga memberi
i. Entrepreuneur
12
2.5 Penyelenggaraan Apotek
ketersediaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai yang
sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai kepada apotek
lainnya, puskesmas, instalasi farmasi rumah sakit, instalasi farmasi klinik, dokter,
Apotek wajib memasang papan nama yang terdiri atas: papan nama
apotek, yang memuat paling sedikit informasi mengenai nama apotek, nomor SIA,
dan alamat dan papan nama praktik apoteker, yang memuat paling sedikit
informasi mengenai nama apoteker, nomor SIPA, dan jadwal praktik apoteker.
Papan nama harus dipasang di dinding bagian depan bangunan atau dipancangkan
di tepi jalan secara jelas dan mudah terbaca (Menkes RI, 2017).
keahlian profesinya yang dilandasi pada kepentingan masyarakat. Bila obat yang
diresepkan terdapat obat merek dagang, maka apoteker dapat mengganti obat
merek dagang dengan obat generik yang sama komponen aktifnya atau obat
merek dagang lain atas persetujuan dokter dan/ atau pasien. Bila obat yang
diresepkan tidak tersedia di apotek atau pasien tidak mampu menebus obat yang
dengan dokter penulis resep untuk pemilihan obat lain (Menkes RI, 2017).
tidak tepat, apoteker harus memberitahukan kepada dokter penulis resep. Apabila
dokter penulis resep tetap pada pendiriannya, maka apoteker tetap memberikan
13
pelayanan sesuai dengan resep dengan memberikan catatan dalam resep bahwa
Resep bersifat rahasia dan harus disimpan di apotek dengan baik paling
singkat lima tahun. Resep atau salinan resep hanya dapat diperlihatkan kepada
dokter penulis resep, pasien yang bersangkutan atau yang merawat pasien, petugas
kesehatan atau petugas lain yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan
kesehatan provinsi dan kepala dinas kesehatan kabupaten/ kota secara berjenjang
oleh kepala badan pengawas obat dan makanan. Pengawasan yang dilakukan oleh
dinas kesehatan provinsi, dinas kesehatan kabupaten/ kota dan kepala badan
pengawas obat dan makanan dilaporkan secara berkala kepada menteri yang
disampaikan paling sedikit satu kali satu tahun (Menkes RI, 2017).
14
Balai POM. Pelaksanaan pencabutan SIA dilakukan setelah dikeluarkan teguran
satu bulan. Bila apotek melakukan pelanggaran berat yang membahayakan jiwa,
SIA dapat dicabut tanpa peringatan terlebih dahulu. Keputusan pencabutan SIA
dengan tembusan kepada direktur jenderal, kepala dinas kesehatan provinsi, dan
Apoteker pendamping dan/ atau Tenaga Teknis Kefarmasian yang memiliki Surat
Tanda Registrasi, Surat Izin Praktik atau Surat Izin Kerja. Dalam melakukan
1. Persyaratan administrasi
15
4. Apoteker harus mampu mengidentifikasi kebutuhan akan pengembangan
atau mandiri;
harus mudah diakses oleh masyarakat. Sarana dan prasarana apotek dapat
menjamin mutu sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
penerimaan resep, 1 (satu) set meja dan kursi, serta 1 (satu) set komputer. Ruang
penerimaan resep ditempatkan pada bagian paling depan dan mudah terlihat oleh
pasien.
terbatas meliputi rak-rak obat sesuai kebutuhan dan meja peracikan. Di ruang
16
air minum (air mineral) untuk pengenceran, sendok obat, bahan pengemas obat,
lemari pendingin, termometer ruangan, blanko salinan resep, etiket dan label obat.
Ruang ini diatur sedemikian agar mendapatkan cahaya dan sirkulasi udara yang
baik atau cukup, dapat dilengkapi dengan pendingin ruangan (air conditioner).
4. Ruang konseling
konseling, lemari buku, buku-buku referensi, poster, alat bantu konseling, buku
habis pakai
6. Ruang arsip
dengan pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
serta pelayanan kefarmasian dengan jangka waktu tertentu (Menkes RI, 2016).
17
2.7.3 Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis
Habis Pakai
Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
1. Perencanaan
dan bahan medis habis pakai perlu diperhatikan pola penyakit, pola konsumsi,
2. Pengadaan
undangan.
3. Penerimaan
spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam surat
4. Penyimpanan
a. Obat/bahan obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam
hal pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain,
18
b. Semua obat/ bahan obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai
e. Pengeluaran obat memakai sistem FEFO (First Expired First Out) dan
5. Pemusnahan
b. Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun dapat
19
c. Pemusnahan dan penarikan sediaan farmasi dan bahan medis habis
6. Pengendalian
menggunakan kartu stok baik dengan cara manual atau elektronik. Kartu stok
kesehatan, dan bahan medis habis pakai meliputi pengadaan (surat pesanan,
faktur), penyimpanan (kartu stok), penyerahan (nota atau struk penjualan) dan
20
Pelaporan terdiri dari pelaporan internal dan eksternal. Pelaporan internal
dengan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai dengan
maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.
21
b. Stabilitas;
e. Kontra indikasi;
f. Interaksi.
penyiapan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai termasuk
2.8.2 Dispensing
obat.
22
2. Melakukan peracikan obat bila diperlukan;
3. Memberikan etiket;
4. Memasukkan obat ke dalam wadah yang tepat dan terpisah untuk obat
yang salah.
serta jenis dan jumlah obat (kesesuaian antara penulisan etiket dengan
resep);
dengan obat;
baik;
8. Membuat salinan resep sesuai dengan resep asli dan diparaf oleh apoteker
(apabila diperlukan);
Apoteker di apotek juga dapat melayani obat non resep atau pelayanan
23
memerlukan obat non resep untuk penyakit ringan dengan memilihkan obat bebas
dievaluasi dengan kritis dan dengan bukti terbaik dalam segala aspek penggunaan
obat kepada profesi kesehatan lain, pasien atau masyarakat. Informasi mengenai
obat termasuk obat resep, obat bebas dan herbal (Menkes RI, 2016).
keamanan penggunaan pada ibu hamil dan menyusui, efek samping, interaksi,
stabilitas, ketersediaan, harga, sifat fisika atau kimia dari obat dan lain-lain.
masyarakat (penyuluhan);
24
Pelayanan informasi obat harus didokumentasikan untuk membantu
penelusuran kembali dalam waktu yang relatif singkat. Hal-hal yang harus
a. Topik pertanyaan;
d. Data pasien (umur, jenis kelamin, berat badan, informasi lain seperti
e. Uraian pertanyaan;
f. Jawaban pertanyaan;
g. Referensi;
2.8.4 Konseling
dinilai rendah, perlu dilanjutkan dengan metode Health Belief Model. Apoteker
harus melakukan verifikasi bahwa pasien atau keluarga pasien sudah memahami
25
Kriteria pasien/keluarga pasien yang perlu diberi konseling:
a. Pasien kondisi khusus (pediatri, geriatri, gangguan fungsi hati dan/ atau
AIDS, epilepsi);
fenitoin, teofilin);
penyakit yang sama. Dalam kelompok ini juga termasuk pemberian lebih
dari satu obat untuk penyakit yang diketahui dapat disembuhkan dengan
Questions, yaitu:
b. Apa yang dijelaskan oleh dokter tentang cara pemakaian obat anda?
c. Apa yang dijelaskan oleh dokter tentang hasil yang diharapkan setelah
26
4. Memberikan penjelasan kepada pasien untuk menyelesaikan masalah
penggunaan obat;
pasien sebagai bukti bahwa pasien memahami informasi yang diberikan dalam
kelompok lansia dan pasien dengan pengobatan penyakit kronis lainnya (Menkes
RI, 2016).
meliputi:
pengobatan;
2016).
27
2.8.6 Pemantauan Terapi Obat (PTO)
terapi obat yang efektif dan terjangkau dengan memaksimalkan efikasi dan
Kriteria pasien:
c. Adanya multidiagnosis;
Kegiatan:
terdiri dari riwayat penyakit, riwayat penggunaan obat dan riwayat alergi;
kesehatan lain;
lain adalah adanya indikasi tetapi tidak diterapi, pemberian obat tanpa
indikasi, pemilihan obat yang tidak tepat, dosis terlalu tinggi, dosis terlalu
interaksi obat;
28
d. Apoteker menentukan prioritas masalah sesuai kondisi pasien dan
f. Hasil identifikasi masalah terkait obat dan rekomendasi yang telah dibuat
2016).
merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan
pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi atau memodifikasi
Kegiatan:
29
2.9 Pengelolaan Obat Narkotika dan Psikotropika
dan Prekursor Farmasi dalam Bab I Pasal 1, yang dimaksud dengan narkotika
adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis
dapat memesan narkotika melalui pedagang besar farmasi (PBF) tertentu yang
zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
Kesehatan Republik Indonesia No. 3 tahun 2015, yaitu psikotropika dan narkotika
disimpan dalam lemari khusus yang terbuat seluruhnya dari kayu atau bahan lain
yang kuat serta tidak mudah dipindahkan dan mempunyai 2 kunci yang berbeda.
Lemari khusus diletakkan di tempat yang aman dan tidak terlihat oleh umum dan
kunci lemari khusus dikuasai oleh apoteker penanggung jawab atau pegawai lain
30
menyimpan barang selain narkotika. Tempat penyimpanan psikotropika dilarang
pesanan apoteker penangung jawab apotek. Surat pesanan hanya berlaku untuk
digunakan untuk satu jenis narkotika. Surat pesanan psikotropika hanya dapat
digunakan untuk satu atau beberapa jenis psikotropika. Surat pesanan narkotika
kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota dengan tembusan Kepala Balai
dan
31
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 3 Tahun
hal:
- Telah kadaluarsa;
pemusnahan;
32
f. Berita acara pemusnahan yang dimaksud paling sedikit memuat:
- Tempat pemusnahan;
badan/sarana tersebut;
- Cara pemusnahan;
b. Jumlah persediaan;
33
2.9.4 Pelaporan Narkotika dan Psikotropika
kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota dengan tembusan Kepala Balai
34
BAB III
yang didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda tahun 1817. Nama perusahaan ini
bentuk badan hukum PNF diubah menjadi Perseroan Terbatas, sehingga nama
perusahaan berubah menjadi PT. Kimia Farma (Persero) (Kimia Farma3, 2018).
Pada tanggal 4 Juli 2001, PT. Kimia Farma (Persero) kembali mengubah
statusnya menjadi perusahaan publik, PT. Kimia Farma (Persero) Tbk, dan telah
dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (sekarang kedua
bursa telah merger menjadi Bursa Efek Indonesia) (Kimia Farma3, 2018).
PT. Kimia Farma Tbk. adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
dipimpin oleh Direktur Utama yang membawahi empat direktur, yaitu Direktur
Pada tanggal 4 Januari 2003, PT. Kimia Farma Tbk. melepas divisi Apotek dan
PBF menjadi dua anak perusahaan, yaitu Apotek Kimia Farma menjadi PT.
Kimia Farma Apotek dan PBF Kimia Farma menjadi PT. Kimia Farma
35
Trading and Distribution. Selain itu, PT. Sinkona Indonesia Lestari juga
merupakan anak perusahaan PT. Kimia Farma yang memproduksi kina garam dan
kimia. PT. Sinkona Indonesia Lestari didirikan pada 25 Oktober 1986 dan sebagai
2018).
Keterangan:
a. Simbol Matahari
menjalankan bisnisnya;
- Komitmen matahari selalu terbit dari timur dan tenggelam dari arah
36
- Sumber energi matahari sumber energi bagi kehidupan dan Kimia
kesehatan masyarakat;
dengan nilai dan image yang telah menjadi energi bagi Kimia Farma,
karena prinsip sebuah identitas harus berbeda dengan identitas yang telah
ada.
c. Sifat huruf
dalam bidang farmasi yang memiliki bisnis hulu hilir dan merupakan
3.3.1 Visi
37
3.3.2 Misi
Friendly.
a. Innovative
Memiliki budaya berpikir out of the box, smart dan kreatif untuk
b. Costumer first
c. Accountability
38
d. Responsibility
Memiliki tanggung jawab pribadi untuk bekerja tepat waktu, tepat sasaran
dan dapat diandalkan, serta senantiasa berusaha untuk tegar dan bijaksana dalam
e. Eco-friendly
a. Kerja Ikhlas
b. Kerja Cerdas
yang tepat.
c. Kerja Keras
d. Kerja Antusias
e. Kerja Tuntas
39
3.6 Etos Kerja
a. Ringkas
menyingkirkan yang tidak diperlukan dari tempat kerja. Mengetahui benda mana
yang tidak digunakan, mana yang akan disimpan, serta bagaimana cara
b. Rapi
c. Resik
d. Rawat
e. Rajin
40
3.7 Aspek Bisnis PT. Kimia Farma (Persero) Tbk.
kesehatan yang terintegrasi, bergerak dari hulu ke hilir. Kimia Farma memiliki
bidang usaha utama yaitu Manufaktur Farmasi yang didukung oleh Riset dan
Laboratorium Klinik dan Klinik Kesehatan. Dengan dukungan kuat riset dan
memproduksi obat jadi dan obat tradisional, iodium, kina, dan produk-produk
turunannya, serta minyak nabati. Lima fasilitas produksi yang tersebar di kota-
kota besar di Indonesia merupakan tulang punggung dari segmen industri, dimana
kelimanya telah mendapat Sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan
ISO-9001, ISO-9002, ISO-14001 dari institusi luar negeri (Kimia Farma2, 2018).
Hasil produksi yang dibuat oleh pabrik Farmasi perusahaan baik produk
obat-obat kimia dan herbal, dibagi dalam 6 lini produksi yaitu etikal, obat bebas,
generik, narkotika, lisensi dan bahan baku. Hampir semua kelas terapi
PT. Kimia Farma Trading & Distribution (KFTD) adalah anak perusahaan
Perseroan yang didirikan pada tanggal 4 Januari 2003, bergerak dibidang layanan
distribusi dan perdagangan produk kesehatan dan memiliki wilayah layanan yang
luas yang mencakup 34 Provinsi dan 511 Kabupaten atau Kota. KFTD
41
mendistribusikan produk-produk tersebut melalui penjualan reguler ke apotek
(apotek Kimia Farma dan apotek non Kimia Farma), rumah sakit, toko obat dan
PT. Kimia Farma Apotek (KFA) adalah anak perusahaan Perseroan yang
layanan farmasi (apotek), klinik kesehatan, laboratorium klinik dan optik, dengan
konsep One Stop Health care Solution (OSHcS) sehingga semakin memudahkan
garam dan turunannya bagi banyak industri, terutama obat-obatan, minuman, dan
Farma1, 2018).
PT. Kimia Farma Diagnostika (KFD) dibentuk sejak tahun 2008 dan mulai
beroperasi secara mandiri pada awal tahun 2010. Ruang lingkup bisnis usaha KFD
Januari 2016 dan merupakan pabrik bahan baku farmasi pertama di Indonesia.
Merupakan kerja sama dengan skema joint venture antara PT Kimia Farma
42
(Persero) Tbk. dengan PT Sungwun Pharmacopia Indonesia sebagai perwakilan
Sungwun Pharmacopia Co. Ltd. dari Korea Selatan (Kimia Farma3, 2018).
bidang usahanya menjadi tiga bagian yaitu Asuransi Kesehatan Inhealth, Managed
Care, Asuransi Kesehatan Inhealth Indemnnity dan Asuransi Jiwa (Kimia Farma1,
2018).
PT. Kimia Farma Apotek Unit Bisnis Medan dipimpin oleh Muhammad
Tri Kurniawan, S.Si., Apt. Kantor Bisnis Manajer (BM) Medan beralamat di Jalan
Palang Merah No. 32 Medan. Apotek Kimia Farma Medan memiliki 32 store
43
Tinggi
13 Apotek KF No. 41 (Apotek 30 Apotek KF H.M. Yamin
Pelengkap RSUD Kumpulan
Pane Tebing Tinggi)
14 Apotek KF No. 54 (Apotek 31 Apotek KF SM Raja Medan
Pelengkap RSU Rantau Prapat)
15 Apotek KF Lubuk Pakam 32 Apotek KF SM Raja Rantau
Prapat
16 Apotek KF Ahmad Yani
Pematang Siantar
17 Apotek KF Binjai
PT. Kimia Farma Apotek No. 27 Medan dipimpin oleh seorang apoteker
dibantu oleh 1 orang apoteker pendamping dan 4 orang tenaga teknis kefarmasian.
Terdapat praktek dokter umum, praktek dokter spesialis dan laboratorium klinik
di area apotek.
spesialis mulai dari pukul 08.00-22.00 WIB untuk melayani pasien. Apotek Kimia
3.9.1 Lokasi
Apotek Kimia Farma berada di Jalan Palang Merah No. 32 Medan. Letak
apotek ini cukup strategis dimana terletak di pinggir jalan raya dengan arus lalu
lintas dua arah yang ramai, mudah dijangkau oleh kendaraan umum, terletak di pusat
kota dan pemukiman penduduk yang cukup padat, serta dekat dengan tempat
44
3.9.2 Sarana dan Prasarana
dari ruang tunggu, swalayan, kasir, ruang peracikan, lemari untuk menyimpan
catatan medis pelanggan, ruang APA, ruang praktek dokter, dan toilet. Apotek ini
memiliki lahan parkir yang luas sehingga dapat menjaga ketertiban arus
alat-alat gelas, kertas perkamen, stamfer dan mortir. Perlengkapan dan alat
Pelayanan terbagi dalam 3 shift yaitu shift pagi pukul 08.00-15.00, shift sore pukul
Apotek Kimia Farma dapat berupa pelayanan resep tunai, pelayanan resep kredit,
- Nama, alamat, tanggal, nomor surat izin praktik dan paraf dokter;
45
- Nama obat, dosis, kekuatan, jumlah dan aturan pakai.
informasikan ke pasien.
d. Penetapan harga;
separuhnya;
f. Entry data
kami siapkan”);
j. Penyiapan obat
- Penandaaan obat;
- Pemeriksaan ulang.
- Nama, bentuk dan jenis sediaan, dosis, jumlah dan aturan pakai obat
- Cara penyimpanan;
46
- Efek samping yang mungkin timbul.
- Nama, alamat, tanggal, nomor surat izin praktik dan paraf dokter;
informasikan ke pasien.
e. Entry data
kami siapkan”);
47
- Penyiapan obat;
- Penandaaan obat;
- Pemeriksaan ulang.
- Nama, bentuk dan jenis sediaan, dosis, jumlah dan aturan pakai obat
- Cara penyimpanan;
b. Penetapan harga;
c. Pertanyaan dasar
48
- Sudah berapa lama sakit?
e. Penetapan harga;
49
BAB IV
PEMBAHASAN
30 hari mulai dari tanggal 5 November 2018 sampai tanggal 14 Desember 2018.
Apotek Kimia Farma beralamat di Jalan Palang Merah No. 32 Medan dan berada
Letak apotek ini cukup strategis dimana terletak di pinggir jalan raya
dengan arus lalu lintas dua arah yang ramai, mudah dijangkau oleh kendaraan
umum, terletak di pusat kota dan pemukiman penduduk yang cukup padat, serta dekat
dengan tempat perbelanjaan. Apotek Kimia Farma memiliki area parkir yang cukup
luas dan dikhususkan untuk pelanggan apotek. Keberadaan apotek bisa dikenali
dengan adanya papan nama yang terpasang di apotek dan neon box di depan
halaman apotek dengan warna biru tua dan logo jingga dengan tulisan Kimia
Farma. Hal ini akan memudahkan masyarakat menemukan apotek kimia farma.
praktek dokter umum, praktek dokter bersama dan laboratorium klinik di ruang
tidak hanya berasal dari sekitar kawasan tesebut, melainkan juga dari luar kota
atau perusahaan/instansi yang memiliki ikatan kerja sama dengan apotek kimia
farma. Hal ini menjadi dasar pemikiran bahwa lokasi yang demikian sangatlah
50
4.2 Sumber Daya Manusia
(APA) yang bertugas mengelola seluruh kegiatan di apotek dan dibantu oleh 1
orang apoteker pendamping dan 4 orang tenaga teknis kefarmasian. Hal ini sesuai
4.3.1 Perencanaan
konsumen. Sistem ini dilakukan agar tidak terjadi penumpukan barang, perputaran
kemungkinan barang hilang. Obat, alat kesehatan, dan barang-barang OTC (Over
The Counter) yang tinggal sedikit atau sudah habis dicatat pada buku defekta yang
mencakup antara lain: nama sediaan obat, dosis obat dan jumlah satuan obat yang
adalah pengadaan yang datanya diperoleh saat ini, dimana berasal dari buku
51
catatan penolakan resep, buku ini berisi daftar obat-obatan yang tidak tersedia di
apotek.
4.3.2 Pengadaan
bagian yaitu pengadaan obat non narkotika dan pengadaan obat narkotika dan
sumber yaitu:
surat pesanan (SP). SP diserahkan ke distributor dan filenya dikirim ke apotek dan
b. Pengadaan rutin
52
3. Jika barang yang dipesan ada di gudang BM Medan, maka barang akan
dikirimkan ke apotek pelayanan. Jika barang yang dipesan tidak ada maka,
c. Pengadaan cito
segera dikirim ke apotek pelayanan sesuai SP. Pengadaan cito juga dapat
d. Dropping
e. Konsinyasi
53
BM terlebih dahulu dan pembayaran dilakukan setelah produk terjual. Apabila
berikut:
9 sebanyak lima lembar, dimana satu SP hanya berlaku untuk satu jenis
obat narkotika;
disimpan di apotek sebagai arsip. Satu SP dapat berisi beberapa jenis obat
medis habis pakai yang masih terjadi di Apotek Kimia Farma adalah mengenai
stok barang yang sering kosong dikarenakan sering terjadi pemesanan saat barang
54
tersebut sudah sedikit atau habis. Oleh karena itu, masalah ini sebaiknya diatasi
dengan cara:
etalase dan rak-rak obat sehingga tidak akan terjadi kekosongan barang;
moving. Hal ini dapat berguna sebagai alarm bagi pegawai untuk
berikut:
Penerimaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
di Apotek.
4.3.4 Penyimpanan
(OTC atau ethical), bentuk sediaan, efek farmakologi dan alfabetis. Metode
penyimpanan dengan memakai sistem FEFO (First Expired First Out) dan FIFO
55
(First In First Out). Obat seperti salep, krim dan obat tetes mata diletakkan di
Sementara itu, bentuk dan jenis sediaan tertentu yang memiliki kondisi
bentuk sediaan suppositoria disimpan di dalam lemari pendingin pada suhu 2-8oC.
kesehatan juga disimpan di etalase atau lemari pajangan apotek tetapi disusun
hanya dilengkapi satu kunci dan diletakkan di tempat yang aman dan tidak terlihat
oleh umum. Hal ini sebenarnya tidak sesuai dengan yang ditetapkan oleh
tersebut lemari khusus tersebut harus terbuat dari bahan yang kuat, tidak mudah
dipindahkan dan mempunyai 2 (dua) buah kunci yang berbeda, kunci lemari
khusus dikuasai oleh Apoteker penanggung jawab/ Apoteker yang ditunjuk dan
selain psikotropika.
Penyimpanan dalam satu kotak obat tetapi berbeda dosis dan merek yang
sama masih terdapat di Apotek Kimia Farma. Hal ini dapat memungkinkan
56
4.3.5 Pemusnahan
a. Obat kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis dan
dengan cara dibakar dan dibuktikan dengan berita acara pemusnahan yang
4.3.6 Pengendalian
elektronik.
sistem komputerisasi, dimana setiap barang yang masuk di-entry ke komputer dan
setiap barang yang keluar (terjual) juga tercatat di komputer, sehingga dapat
tanggung jawab untuk memeriksa atau mengawasi rak-rak barang yang ditentukan
tersebut. Bila stok sudah kosong atau tinggal sedikit, petugas mencatatnya ke
57
dalam buku defekta yang antara lain mencakup nama sediaan, potensi, satuan, dan
Selain itu, Apotek Kimia Farma juga melakukan stock opname setiap tiga
bulan sekali. Hal ini bertujuan untuk mencocokkan barang yang ada dengan
tanggal, bulan, dan tahun. Khusus untuk resep-resep yang mengandung narkotika
atau psikotropika diarsipkan tersendiri secara terpisah. Obat yang hampir habis
atau persediaannya sudah tidak ada dicatat di buku defekta. Untuk pencatatan di
waktu siang dan malam dibedakan) serta pengeluaran apotek yang setiap
Medan;
58
lembar, dimana 1 rangkap ditujukan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/
psikotropika.
dan asam urat. Berdasarkan kategori pelayanan dibagi menjadi 2 kategori, yaitu
pelayanan penjualan tunai dan pelayanan penjualan kredit (alur pelayanan resep
- Resep
Apotek Kimia Farma untuk menebus obat yang tercantum dalam resep dan
yakni: untuk siapa obat dibeli, apa gejala atau tanda yang timbul, sudah
berapa lama sakit, langkah pengobatan apa saja yang telah dilakukan
sebelumnya dan apakah ada obat lain yang digunakan saat ini.
59
Penjualan obat bebas dilakukan untuk produk OTC yang terletak di
swalayan farmasi yaitu produk-produk yang dapat dibeli tanpa resep dari
- Enggro
karena keterbatasan waktu. Pada pelayanan resep yang mengandung narkotika dan
psikotropika, apoteker atau tenaga teknis kefarmasian meminta alamat dan nomor
yang dianjurkan atau dihindari ataupun saran terapi nonfarmakologis lainnya oleh
Pemeriksaan darah dilakukan oleh perawat dokter yang terdapat di apotek dengan
Farma adalah konseling, home care, pemantauan terapi obat dan monitoring efek
60
samping obat sehingga Apotek Kimia Farma belum melakukan sebagian besar
Desember 2018. Pembagian tugas Praktik Kerja Profesi di Apotek Kimia Farma
dengan menggunakan tiga shift, yaitu shift pagi pukul 08.00 - 15.00 WIB, shift
sore pukul 15.00 - 22.00 WIB, dan shift malam pukul 22.00 - 08.00 WIB.
pertama kegiatan yang dilakukan diruang penyiapan dan peracikan obat, kedua
kegiatan yang dilakukan di swalayan. Untuk kegiatan yang diruang racik meliputi
pelayanan resep dan pelayanan non resep (penjualan obat DOWA yang dikenal
sebagai pelayanan UPDS, penjualan obat bebas terbatas, penjualan obat bebas).
Untuk kegiatan di swalayan biasanya pasien akan membeli obat OTC atau obat
UPDS atau keperluaan sehari-hari dengan atau tanpa rekomendasi dari tenaga
farmasis diapotek.
pelayanan kepada pasien. Umumnya untuk shift pagi s/d shift sore, kegiatan
pelayanan lebih kepada pelayanan resep dari dokter praktek umum, dokter praktek
Sumatera dan lain-lain, serta resep dari instansi luar. Selain itu, terdapat juga
pelayanan non resep yang dapat dibeli berdasarkan permintaan sendiri atau
61
rekomendasi dari tenaga farmasis diapotek. Untuk obat OTC, pasien dapat
membeli secara langsung dibagian swalayan, hal ini tentunya memudahkan pasien
untuk mendapatkan obat tanpa menunggu waktu lama dan pasien dapat melihat
resep dari pasien yang sengaja memilih menebus resep diwaktu malam hari dan
resep yang diperlukan untuk kondisi darurat seperti MST dan Durogesik. Untuk
obat non resep umumnya obat yang dibeli pasien diwaktu malam adalah obat
demam, alergi, obat nyeri dan obat penambah stamina. Untuk obat OTC biasanya
pasien membeli obat batuk, obat maag, vitamin dan alat kontrasepsi.
berdatangan sampai batas pukul 02.00 wib, setelah itu sepi dan mulai berdatangan
lagi pukul 05.00 wib. Untuk yang shift malam memang lebih banyak kesempatan
untuk mahasiswa PKPA memberi KIE kepada pasien, selain karena jumlah resep
yang masuk tidak banyak sehingga bisa lebih dalam mengetahui informasi dari
pasien dan lebih detail menjelaskan tentang obat, juga dapat memberikan
rekomendasi obat OTC dan UPDS yang diperlukan pasien, tentunya dengan
melalukan spreading obat yang merupakan salah satu proses pengadaaan dimana
obat yang slow moving, jumlahnya banyak atau sudah mendekati tanggal
berdasarkan data yang ada di bagian BM. Hal ini bertujuan agar obat cepat terjual
dan menghindari kadarluarsa pada obat yang bersifat slow moving. Selain itu,
62
kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan pasien pun kami dapati dengan
memberikan Questioner Kepuasan Pelanggan Apotek Kimia Farma, dari hal itu
kita dapat mengetahui apa saja yang diharapkan oleh pasien dari berbagai
kalangan terkait dengan pelayanan obat dan fasilitas lain di apotek, juga sebagai
bahan evaluasi bagi Apotek Kimia Farma kedepannya untuk menjadi lebih baik.
63
BAB V
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
berikut:
ketidaksesuaian antara jumlah fisik obat yang tercantum dalam kartu stok
sehingga hubungan antara pasien dan Apoteker menjadi lebih dekat yang
64
d. Sebaiknya membuat label harga untuk barang over the counter (OTC), hal
selama pembelajaran.
65