Billy Christiadi Sinurat 17743 Natazza Hifni 17663 Sekar Atmahayu T 17789 Hannifa Arina F 17648 Zofirah Nikmalia 17794 KASUS Wanita, 27 tahun, pada suatu malam meminum 450 ml Hennesy cognac (kadar etanol 40%) dengan beberapa orang, lalu pergi dengan orang lain ke sebuah restoran dan meminum 150 ml spirits (minuman keras, kadar etanol 35%) dalam 1 malam yang sama. Kemudian, wanita tersebut pingsan dan dibawa ke rumah sakit. Diagnosis klinis mencatat bahwa wanita ini meminum alcohol sebelum jatuh koma, pernafasan dan denyut jantungnya berhenti, dan denyut a. carotis nya sudah tidak teraba saat ambulans datang. Di rumah sakit, dokter memberikan tetes intravena, namun wanita tersebut telah meninggal. Setelah diterima rumah sakit, mayat tersebut dibekukan, dan akhirnya dilakukan otopsi 17 hari setelah kematian. HASIL PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN LUAR Wajah, bibir, dan kuku dari kedua lengan tampak sianosis. Adanya bekas suntikan di bagian dorsum tangan kiri yang ada saat dilakukan penanganan medis PEMERIKSAAN DALAM Membuat irisan pada line mediana berupa irisan lurus (I)/ bercabang (Y), atau Y modifikasi dengan mempertimbangkan agama, jenis kelamin, usia dan peristiwa. Ditemukan paru-paru edema berisi cairan merah pucat Tidak disebutkan adanya fraktur maupun tanda-tanda trauma PEMERIKSAAN LABORATORIUM Pemeriksaan toksikologi menunjukkan Blood Alcohol Concentration (BAC) : 3,33 mg/ml Tes darah (monoclonal antibody board test) untuk morfin, pethidine, kokain, marijuana, ketamine, methadone, amphetamin, dan metamphetamin menunjukkan hasil negatif. DISKUSI Dari pemeriksan otopsi, toksikologi, dan tes darah, kami menemukan kelainan berupa edema pada ruang alveolar paru, serta hasil cocok dengan ciri keracunan propofol. Sehinga, kami menyimpulkan bahwa penyebab kematian wanita tersebut konsisten dengan AAP (Acute Alcohol Poisoning). Diagnosis patologisnya adalah edema paru akibat dari konsumsi alkohol DISKUSI - FARMAKOKINETIK ALKOHOL- Alkohol diabsorbsi dalam jumlah yang sedikit di mukosa mulut dan lambung. 80 – 90 % alkohol diabsorpsi di usus halus dan sisanya diabsorpsi di kolon Bila konsentrasi optimal alkohol diminum dan masuk ke dalam lambung kosong, kadar puncak dalam darah tercapai 30-90 menit sesudahnya. Alkohol mudah berdifusi dan distribusinya dalam jaringan sesuai dengan kadar air jaringan tersebut, semakin hidrofil jaringan semakin tinggi kadarnya 10% alkohol yang dikonsumsi akan dikeluarkan dalam bentuk utuh melalui urin, keringat dan udara napas namun sebagian besar (90%) dikeluarkan melalui urin Kadar alkohol kemudian akan menurun dengan kecepatan yang ebrvariasi yaitu 12-20%mg per jam. DISKUSI - FARMAKOKINETIK ALKOHOL- Konsentrasi alkohol dalam urin 1.2 – 1.3 kali lebih besar dari darah 90% alkohol yang dikonsusmsi akan dimetabolisme oleh tubuh terutama dalam hati oleh enzim ADH dan ko enzim NAD menjadi asetildehida dan kemudian oleh ALDH diubah menjadi asam asetat. Asam asetat dioksidasi menjadi CO2 dan H2O. Piruvat, fruktosa, griseraldehid dan alanin akan mempercepat metabolisme alkohol. DISKUSI - FARMAKODINAMIK ALKOHOL- Alkohol bersifat menekan sistem saraf pusat, sehingga kemampuan konsentrasi, daya ingat, dan kemampuan mendsikriminasi terganggu Pada AAP dapat terjadi depresi kardiovaskular terutama akibat vasomotor sentral dan depresi pernafasan DIAKUSI -TANDA DAN GEJALA KERACUNAN ALKOHOL- Pada kadar 10-20 mg% Kadar 200mg% Penurunan keterampilan tangan dan • Banyak bicara perubahan tulisan tangan • Boisterous behaviour Pada kadar 30-40 mg% • Refleks menurun Penurunan lapang pandang • Inkoordinasi otot-otot kecil Penurunan ketajaman penglihatan • Nistagmus Pemanjangan waktu reaksi • Pelebaran pembuluh darah kulit
Pada kadar < 80 mg%
Gangguan penglihatan 3 dimensi Gangguan pendengaran Penurunan kemampuan memusatkan perhatian, konsentrasi, asosiasi dan analisa DISKUSI -TANDA DAN GEJALA KERACUNAN ALKOHOL- Kadar 250 – 300 mg% Kadar 400 – 500 mg% Penglihatan kabur Aktivitas motorik hilang sama sekali Tak dapat mengenali warna Timbul stupor atau koma Konjungtiva merah Pernafasan perlahan dan dangkal Dilatasi pupil (jarang konstriksi) Suhu tubuh menurun Diplopia Nistagmus DISKUSI Pada kasus meninggal karena AAP biasanya menunjukkan tanda-tanda asfiksia seperti sianosis pada bibir dan kuku, pneumo edem, kongesti paru dan alveolar spaces yang terisi dengan edema cairan merah pucat Rata-rata konsentrasi alkohol darah yg letal 3.55 mg/mL. Tapi dosis letal ini dipengaruhi oleh jenis kelamin, usia, foktor gastrik, kecepatan mengkonsumsi alkohol Konsumsi konsentrasi alkohol dalam jumlah besar menyebabkan penurunan toleransi terhadap alkohol. Pada kasus ini dikatakan bahwa terjadi koma sebelum kematian yang berarti mengkonfirmasi bahwa BAC perempuan tsb sudah mencapai dosis letal sebelum kematiannya Keracunan alkohol dapat menyebabkan muntah, regurgitasi makanan, dan kelumpuhan refleks pada faring yang dapat membuat kematian karena asfiksia melalu aspirasi isi lambung. Asfiksia dapat disebabkan oleh aspirasi di trakea, bronkus, dan bronkiolus akibat benda asing atau sisa makanan. Namun pada kasus yang ditemukan, tidak ditemukan adanya penyumbatan pada trakea, bronkus akibat benda asing Pada kasus ini tidak disebutkan adanya tanda-tranda trauma maupun penyakit yang menyertai sehingga dapat diekslusi penyebab kematian karena trauma dan penyakit. TERIMA KASIH