Anda di halaman 1dari 40

LARINGITIS

Oleh:
Berta Yolanda Selviana
Dessy Eva Dermawaty
Kartika Yuana Fitri
M. Yogie Fadli
Nur Ayu Virginia Irawati
Raissa Ulfah Fadillah
Kepaniteraan Klinik Ilmu Telinga Hidung Tenggorokan
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek
Periode 4 30 April
2016

Pendahuluan
Banyak penyakit infeksi pada laring yang dapat
berakibat sumbatan pada jalur pernafasan, maka dari
itu penyakit-penyakit ini harus cepat terdiagnosa
dengan cara melakukan pemeriksaan-pemeriksaan
yang tepat, termasuk pemeriksaan penunjang dan
laboratorium untuk mencegah komplikasi- komplikasi
dari sumbatan tersebut termasuk kematian.

Definisi
Semua proses inflamasi baik akut atau
kronik, infeksi atau non infeksi,
terlokalisir atau sistemik yang terjadi di
laring.

Klasifikasi
Laringitis Akut
Laringitis Kronis
Laringitis non Spesifik
Laringitis Spesifik

Laringitis Sifilis

Anatomi Laring
dibagi 3:
1. supraglotis terdiri dari epiglotis,
plika ariepiglotis, kartilago aritenoid,
plika vestibular(pita suara palsu),
dan ventrikel laringeal
2. glotis pita suara dan plika
vokalis
3 . subglotis memanjang dari
permukaan bawah pita suara
hingga kartilago krikoid

Etiologi
Laringitis Akut
Rhinovirus
Parainfluenza virus
Adenovirus
Virus mumps
Varisella zooster virus
Penggunaan asma inhaler
Penggunaan suara berlebihan :
menyanyi, Berbicara dimuka
umum Mengajar
Alergi
Streptococcus grup A
Moraxella catarrhalis
Gastroesophageal refluks

Laringitis Kronik
Infeksi bakteri
Infeksi tuberkulosis
Sifilis
Leprae
Virus
Jamur
Actinomycosis
Penggunaan suara berlebih
Alergi
Faktor lingkungan seperti asap, debu
Penyakit sistemik : wegener
granulomatosis, amiloidosis
Alkohol
Gatroesophageal refluks

Laringitis Akut
Suatu keadaan inflamasi dimana
merupakan kelanjutan dari rinofaringitis
(command cold)
disebabkan oleh virus dan bakteri yang
berlangsung kurang dari 3 minggu dan
pada umumnya disebabkan oleh infeksi
virus influenza (tipe A dan B),
parainfluenza (tipe 1,2,3), rhinovirus
dan adenovirus .

Etiologi
Penggunaan suara yang salah, paparan
agen berbahaya, serta agen infeksi yang
menyebabkan infeksi saluran pernapasan
atas.

Merupakan kelanjutan dari rinofaringitis akut (common cold)


Disebabkan oleh:
1. Infeksi virus Haemophilus influenzae
2. Infeksi bakteri (Streptococcus,
Staphylococcus, Pneumococcus)
3. Perubahan cuaca
4. Kurang gizi/malnutrisi

patofisiologi
ETIOLOGI

iritasi mukosa
merangsang produksi mucus
secara berlebihan sehingga
menyumbat saluran nafas

BATUK
IRITASI
DEMAM

Laringitis Akut
Sangat hiperemis,
disoni(serak), ada
sekret
Gejala :suara parau,
tidak nyaman dan nyeri
pada laring dan sering
kali batuk iritatif. Suara
lemah dan serak serta
memburuk seharian.

PEMERIKSAAN
Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan
laringoskopi indirek akan
ditemukan mukosa laring
yang sangat sembab,
hiperemis dan tanpa
membran serta tampak
pembengkakan subglotis

Pemeriksaan
Penunjang
Foto rontgen leher AP :
bisa tampak
pembengkakan jaringan
subglotis (Steeple sign).
Tanda ini ditemukan
pada 50% kasus.

PENATALAKSANAAN
Umumnya penderita penyakit ini tidak
perlu masuk rumah sakit, namun ada
indikasimasuk rumah sakit apabila :
Usia penderita dibawah 3 tahun
Tampak toksik, sianosis, dehidrasi
atau
axhausted
Diagnosis penderita masih belum jelas
Perawatan dirumah kurang memadai

Jika pasien sesak dapat diberikan O2 2 l/


menit
Menghirup udara lembab
Istirahat berbicara dan bersuara selama 23 hari.
Menghindari iritasi faring dan laring,
misalnya merokok , makanan pedas, atau
minum es.

Medikamentosa : antipiretik, analgetik,


dekongestan nasal
Pemberian antibiotika apabila perdangan
berasal dari paru

Laringitis Kronis
Proses inflamasi yang terjadi pada laring yang
memperlihatkan perubahan dari mukosa laring serta terjadi
selama lebih dari beberapa minggu atau > 3 minggu
Penyebab
Perokok
Sering terpapar debu pada saat bekerja
Berkaitan dengan penyakit nasal dan oral serta refluks
gastroesofageal
Penggunaan steroid inhaler
Infeksi Staphylococcus aureus. Haemophilus influenzae dan
spesies pneumokokus, serta virus

Laringitis Kronis

laringitis akut yang tidak


sembuh dan berlanjut
suara yang parau,
dengan hilangnya
kekuatan suara
seharian dan mungkin
disertai dengan batuk
Tidak terlalu hiiperemis
Terjadi penebalan plika
vokalis

Laringitis Spesifik

Laringitis Tuberkulosis

Adanya
tuberkel
Gejala : batuk
lama, keringat
malam

Laringitis tuberkulosa terdiri dari 4 stadium:


1. Stadium infiltrasi
Tampak tuberkel
di daerah interaritenoid sehingga
mor
menjadi berbenjol-benjol dan tidak rata
2. Stadium ulserasi
Tampak beberapa ulkus pada pros.vokalis yang
meluas ke pita suara memberi kesan seperti digigit
tikus (mouse eaten appearance)
3. Stadium perikondritis
Telah mengenai tulang rawan aritenoid dan epiglotis
sehingga bagian ini membengkak dan hiperemis
4. Stadium tuberkuloma
Tampak penampilan seperti
tumor

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan histologi nodul-nodul atau tuberkeltuberkel yang terdiri atas histiosit epiteloid dengan
sel giant mononukleasi,
Pemeriksaan kultur jaringan, dan smear
menghasilkan diagnosis pasti
Laringoskop indirek dan biopsy untuk
menyingkirkan Ca laring

Tuberculosis Laryngitis
INH, rifampisin dan pirazinamid selama 3 bulan.
Diikuti isoniazid dan rifampisin selama 9 bulan.
Pengobatan penyakit paru.
Istirahat bersuara dan berbicara.
Analgetik untuk nyeri.
Injeksi procain pada saraf laringeal superior atau
alcohol untuk meringankan nyeri hebat.
Trakeostomi jika ada sumbatan jalan nafas.
Pembedahan untuk stenosis sekunder jika ada
indikasi.

Laringitis Kronis Non spesifik


Perubahan epitel pada pita suara terjadi
sebagai akibat kekerasan suara kronis
diikuti dengan efek iritasi pemakaian
alcohol jangka panjang dan merokok
Pada laryngitis hyperplasia kronis dapat
terjadi dysplasia bahkan neoplasia yang
nyata

Laringitis Kronis Hipertrofi

Bergranul
Sedikit hiperemis
Perubahan epitel
pada pita suara dapat
terjadi sebagai akibat
kekerasan suara
kronis diikuti dengan
efek iritasi pemakaian
alcohol jangka
panjang dan merokok

Laringitis Kronis Hipertrofi Difus

Pemeriksaan Fisik
Dapat ditemukan
suara yang serak
pernafasan cuping hidung
frekuensi pernafasan dan denyut jantung yang meningkat
anak bisa sampai megap-megap (air hunger)
faring yang meradang
retraksi suprasternal
infrasternal dan intercostal serta stridor yang terus
menerus
Hipoksia dan saturasi oksigen yg rendah

LARINGO
SKOPI

Kemerahan yang difus


Pelebaran pembuluh
darah
dari pita suara
Gambaran laringoskopi
yang pucat disertai edema
yang berair dari jaringan
subglotis
Pergerakan pita suara
yang asimetris dan tidak
periodik

Pencitraan
rontgen polos regio colli lateral untuk melihat edema pada
supraglotik dan retrofaringeal dan ketebalan jaringan lunak
di jalan nafas subglotik
Rontgen thorak
CT scan dan MRI untuk melihat perubahan dan struktur
laring dengan lebih baik
barium enema, rontgen double kontras pada saluran cerna
atas untuk mengevaluasi

Pemeriksaan lain
skin tes jika penyebab alergi dicurigai
monitoring pH selama 24 jam jika dicurigai GERD

penatatalaksanaan
Umum :
Mengistirahatkan pita suara selama 2 3 hari. Jika
pasien harus berbicara, fonasi sambil menghela
nafas lembut adalah yang terbaik.
Menghirup udara yang dilembabkan (humidifikasi)
membantu melembabkan saluran nafas atas.
Mengindari faktor-faktor yang dapat mengakibatkan
iritasi pada faring dan laring, seperti merokok, polusi
udara, makanan pedas dan minum es.

Komplikasi
Penyebaran secara sistemik atau ke struktur
sekitarnya dari proses infeksinya
Stenosis laring akibat superinfeksi dan edema
atau stenosis yang terjadi secara sekunder
akibat proses penyakit yang lama
Kerusakan permanen dari struktur dan fungsi
pita suara
Transformasi kearah keganasan

Prognosis
Laringitis akut sembuh spontan, jika
pasien mematuhi pengobatan, prognosis
untuk kesembuhan yang cepat dan level
premorbid dari fonasi adalah baik.
Laringitis kronis, tergantung proses yang
mendasari timbul penyakitnya.

Laringitis spesifik Leutika


Etiologi
Treponema pallidum, bakteri yang berasal
dari family spirochaetaceae

Gejala Klinik
Suara Parau dan batuk kronik.Disfagia
timbul bila ada gumma dekat introitus
osepagus.Diagnosis ditegakkan selain
pemeriksaan laringoskopik juga dengan
pemeriksaan serologik

Pemeriksaan Diagnosis sifilis


-Pemeriksaan Treponema pallidum
-Tes Serologik Sifilis (STS)

1. Pinisilin dosis tinggi


Benzatin penisilin G dengan dosis tergantung
stadium
Std I dan II : 4,8 juta unit
Std laten : 7,2 juta unit
Cara : injeksi intramuskular 2,4 juta unit/ kali
dengan interval 1 minggu
2. Pengangkatan skuester
3. Bila Terdapat sumbatan laring karena stenosis
dilakukan Trakeostomi

Kesimpulan

Laringitis adalah inflamasi pada laring.


Infeksi
virus
biasanya
penyebab
terjadinya inflamasi. Gejala khasnya yaitu
suara serak atau hilang. Diagnosis
ditegakkan berdasarkan gejala dan
perubahan yang terjadi pada suara.
Biasanya, mengistirahatkan suara dan
menghindari bahan iritan cukup menjadi
terapi yang adekuat.

Laringitis merupakan keluhan yang banyak


muncul dari pasien yang datang berobat ke
rumah sakit atau dokter. Dengan
menghindari faktor resiko, sebenarnya
keluhan ini dapat dihindari. Bila telah terjadi
keluhan yang berlangsung lama, maka
pengobatan yang adekuat serta kepatuhan
pasien dalam pengobatan dan menghindari
faktor resiko akan mencegah perjalanan ke
arah yang buruk.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai