GAGAL JANTUNG KRONIK

OLEH:
ANDI SUCI SETYAWATI
DEFINISI
Gagal jantung kronik didefinisikan sebagai
sindrom klinik yang kompleks yang disertai
keluhan gagal jantung yang berupa sesak,
fatik, baik dalam keadaan istirahat atau
latihan, edema dan tanda objekif adanya
disfungsi jantung dalam keadaan istirahat
(kardiomegali, bunyi jantung tiga, bising
jantung, abnormalitas pada echocardiografi,
peningkatan konsentrasi natriuretic peptide)
ETIOLOGI
Penyebab dari gagal jantung antara lain
disfungsi miokard, endokard,
perikardium, pembuluh darah besar,
aritmia, kelainan katup, dan gangguan
irama.
PATOGENESIS
Underlying HD Mekanisme Kompensasi

Hipertrofi remodelling, apoptosis

Disfungsi ventrikel

Gagal jantung asimptomatik

Faktor presipitasi

Gagal jantung simptomatik

KLASIFIKASI

◦ New York Heart Association (NYHA) 1194:

Kelas 1: Sesak timbul saat aktivitas berlebih

Kelas 2: Sesak timbul saat aktivitas sedang
Kelas 3 : Sesak timbul saat aktivitas ringan
Kelas 4: Sesak timbul saat istirahat
American Heart Association (AHA) 2005:
Stage A: ada faktor resiko HF (diabetes,
hipertensi, penyakit jantung koroner), namun
belum ada kelainan struktural dari jantung.
Stage B: ada faktor resiko HF dan sudah
terdapat kelainan struktural dengan atau tanpa
gangguan fungsional, namun bersifat
asimptomatis
Stage C: sedang dalam dekompensasi dan atau
pernah HF
Stage D: refractory HF, perlu tatalaksna khusus
PENANGANAN GAGAL JANTUNG
KRONIK

Penatalaksanaan umum, tanpa

obat-obatan

Pemakaian obat-obatan

Pemakaian alat, dan tindakan

bedah
Penatalaksanaan Umum
Edukasi mengenai gagal jantung, penyebab,
bagaimana mengenal serta upaya bila timbul
keluhan
Edukasi pola diet, kontrol asupan garam, air,
dan kebiasaan alkohol
Mengurangi BB pada pasien obesitas
Hentikan kebiasaan merokok
Hindari obat tertentu seperti NSAID,
antiaritmia klas 1, verapamil, diltiazem, steroid,
antidepresan trisiklik, dihidropiridin efek cepat
Pemakaian Obat-obatan
Angiotensin-converting enzyme inhibitor
Diuretik
Penyekat beta
Antagonis reseptor aldosteron
Antagonis reseeptor angiotensin II
Glikosida jantung
Vasodilator agents (nitrat/hidralazin)
Nesitirid
Obat inotropik positif,
Calcium sensitizer, levosimendan
Antikoagulan
Anti aritmia
Oksigen
Pemakaian Alat dan Tindakan Bedah
Revaskularisasi (perkutan, bedah)
Operasi katup mitral
Aneurismektomi
Kardiomioplasti
External cardiac support
Pacu jantung, konvensional, resinkronisasi pacu
jantung biventrikular
Implantable cardioverter defibrillators (ICD)
Heart transplantation, ventricular assist devices,
artificial heart
Ultrafiltrasi, hemodialisis
Terapi Pasien Disfungsi Sistolik yang
Simptomatik Menurut Derajat Gagal Jantung

NYHA 1
Untuk Morbiditas: Lanjutkan ACE-I/ARB jika intoleran ACE-I,
lanjutkan antagonis aldosteron jika pasca MI, tambah penyekat beta
jika pasca MI
Untuk Gejala: Pengurangan/hentikan diuretik

NYHA II
Untuk Morbiditas: ACE-I sbg lini pertama, ARB jika intoleran ACE-
I, tambah Penyekat beta dan antagonis aldosteron jika pasca MI
Untuk Gejala: +/- diuretik tergantung pada retensi cairan
 NYHA III
Untuk Morbiditas: ACE-I + ARB atau ARB jika intoleran ACE-I,
Penyekat beta, tambah antagonis aldosteron
Untuk Gejala: + diuretik +digitalis jika masih simptomatik

NYHA 1V
Untuk Morbiditas: Lanjutkan ACE-I/ARB, Penyekat beta, Antagonis
aldosteron
Untuk Gejala: +diuretik +digitalis +pertimbangkan bantuan inotropis
sementara
DAFTAR PUSTAKA
Setiati,Siti, dkk. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam edisi VI. Jakarta Pusat:
InternaPublishing, 2015.
TERIMA KASIH