Anda di halaman 1dari 33

FARINGITIS, LARINGITIS DAN

LARINGOFARINGEAL REFLUX

AZMI HANIMA AZHAR


1518012192
suatu kondisi dimana terjadi peradangan
dinding faring yang dapat disebabkan
oleh virus (40-60%), bakteri (5-40%),
alergi, trauma, toksin dan lain-lain.
VIRUS

PARASIT

BAKTERI
FUNGI
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

1.infeksi
2. bernapas
persisten 3. iritan kronik
melalui mulut
sekitar faring

4. Polusi 5. Faulty voice


lingkungan production
PATOGENESIS

Jaringan
Invasi lapisan limfoid
Bakteri/virus epitel superfisial
bereaksi

Stadium awal
Terjadi
terdapat hiperemis,
pembendungan
kemudian edema
radang dengan
dan sekresi yang
infiltrasi leukosit
meningkat
polimorfonuklear
DIAGNOSIS

Untuk diagnosis Faringitis


Pada pemeriksaan fisik dijumpai faring hipremis dan edem, eksudat, tonsil
yang membesar dan hiperemis, pembesaran KGB dileher.

Pada pemeriksaan Lab


Pemeriksaan darah lengkap untuk mengetahui ada/tidaknya infeksi pada
kasus tertentu
Kultur daerah Faring diambil dengan menggunakan kasa untuk
mengidentifikasi streptoccus b hemolticus
FARINGITIS AKUT
Peradangan pada mukosa faring yang disebabkan oleh bakteri,
virus, dan iritasi rokok
Faringitis Viral
Dinding posterior faring
hiperemis dan bengkak
Rinovirus menimbulkan gejala
rhinitis dan beberapa hari
kemudian akan menimbulkan
faringitis.
Gejala : Demam disertai rinorea,
mual, nyeri tenggorokan dan sulit
menelan
Terapi: istirahat dan minum yang
cukup. Kumur dengan air hangat.
Simptomatik : analgetik
Gejala:
Nyeri kepala yang hebat, muntah,
kadang-kadang disertai demam dengan
suhu yang tinggi dan jarang disertai
dengan batuk.

Pemeriksaan fisik:
Tampak tonsil membesar, faring dan
tonsil hiperemis dan terdapat eksudat di
permukaannya.

Terapi:
Antibiotik, kortikosteroid, analgetika,
kumur dengan air hangat, vitamin jika
diperlukan
FARINGITIS KRONIK
Peradangan kronik dari mukosa faring
Faringitis Kronis Hiperplatik
Klasifikasi
Faringitis Kronis Atrofi

Faktor Predisposisi :
Rhinitis,Sinusitis, iritasi oleh rokok, alkohol, dan debu
Perubahan mukosa dinding
posterior faring
Tampak kelenjar limfa di bawah
mukosa faring dan lateral band
hiperplasi.
gejala awal : tenggorokan kering
dan akhirnya batuk berdahak

Pada pemeriksaan tampak mukosa


dinding posterior tidak rata dan
berglanular.

Terapi

Lokal kaustik dg zat kimia Simptomatik: obat Penyakit di hidung dan


(AgNO3, albothyl) atau kumur/ tablet isap, sinus paranasal harus
listrik (elektrokauter) antitusif/ekspektora diobati.
Sering timbul bersamaan dengan rhinitis atrofi.
Keluhan Keluhan: tenggorokan kering dan tebal serta mulut
berbau.

tampak mukosa faring ditutupi oleh lender yang


Pemeriksaan kental dan bila diangkat tampak mukosa kering.

pengobatan ditujukan pada rhinitis atrofinya dan


Terapi untuk faringitis kronik atrofi ditambahkan obat
kumur dan menjaga kebersihan mulut.
LARINGITIS

Laringitis merupakan suatu proses inflamasi pada laring yang


dapat terjadi baik akut maupun kronik.
Laringitis akut biasanya terjadi mendadak dan berlangsung
dalam kurun waktu kurang lebih 3 minggu.
Bila gejala telah lebih dari 3 minggu dinamakan laringitis
kronis
Laringitis akut ini dapat
Laringitis Akut terjadi dari kelanjutan
infeksi saluran nafas seperti
influenza atau common
cold.

Etiologi
Infeksi Non Infeksi
virus influenza (tipe A dan B), Pemakaian suara berlebih
parainfluenza (tipe 1,2,3), rhinovirus dan
Trauma
adenovirus, Haemofilus influenzae,
Streptococcus B hemoliticus Alergi
Pneumococcus Merokok/meminum alkohol
Manifestasi
Klinis

Gejala
Gejala lokal
umum

Mukosa
Nyeri
demam malaise Serak laring
tenggorokan
embengkak

Pada pemeriksaan fisik :


tampak mukasa laring yang hiperemis, membengkak terutama
dibagian atas dan bawah pita suara dan juga didapatkan tanda
radang akut dihidung atau sinus paranasal atau paru .
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto rontgen leher AP : tampak pembengkakan jaringan
subglotis (Steeple sign). Tanda ini ditemukan pada 50% kasus.
Pemeriksaan laboratorium : gambaran darah dapat normal.
Jika disertai infeksi sekunder, leukosit meningkat.
PENATALAKSANAAN
Istirahat berbicara dan bersuara selama 2-3 hari.
Menghindari iritasi pada faring dan laring misalnya
merokok, makanan pedas, atau minum es.
Bila terdapat sumbatan laring obstruksi jalan napas
dapat dilakukan pemasangan pipa endoktrakea
atau trakeostomi
Pemberian obat simptomatik
Merupakan radang kronis laring yang dapat disebabkan
oleh sinusitis kronis, deviasi septum berat, polip
hidung, atau bronkitis kronis. Mungkin juga disebabkan
vocal abuse seperti berteriak-teriak atau biasa
berbicara keras.
DIAGNOSIS

Gejala: suara parau yang menetap, dan rasa tersangkut


ditenggorokan, nyeri tenggorokan, batuk kering dan gatal

Pada pemeriksaan laringoskop indirek : mukosa menebal


permukaan tidak rata, tampak hiperemis difus dan sekret pada
plika vokalis sehingga pasien selalu berdehem
Terapi
Non medika mentosa:
Vocal rest
Hindari merokok dan meminum alkohol

Medikammentosa :
Antibiotik
kortikosteroid
Laringofaringeal refluks (LPR)
Definisi
Refluks asam lambung ke ruang laringofaring

Etiologi
Adanya refluks secara retrograd dari asam
lambung atau isinya seperti pepsin ke
saluran esofagus atas dan menimbulkan
cedera mukosa karena trauma langsung
kerusakan silia yang menimbulkan
tertumpuknya mukus, aktivitas mendehem
dan batuk kronis akibatnya akan sebabkan
iritasi dan inflamasi.
PATOFISIOLOGI

Mukosa Asam
faring dan lambung
Cedera laring
laring tidak merangsang
dan jaringan
dirancang refleks vagal
sekitar akibat Lama
untuk sehingga
trauma kelamaan
mencegah mengakibatk
langsung akan
cedera an
oleh cairan menyebabkan
langsung bronkokontrik
refluks yang lesi pada
akibat asam si, gerakan
mengandung mukosa.
lambung dan mendehem
asam dan
pepsin yang (throat
pepsin.
terkandung clearing) dan
pada refluks batuk kronis.
Riwayat Penyakit
Ada perubahan suara terutama perubahan
suara yang intermitten di siang hari, seperti
tersangkut di tenggorok (Globus sensation),
mendehem (throat clearing), batuk dan suara
serak

Pola hidup seperti kebiasaan merokok dan


mengkonsumsi alkohol,
DIAGNOSIS

Skor RSI adalah 0-5 Skor dimulai dari nol (tidak ada kelainan)
dengan skor 13 curiga dengan nilai maksimal 26 dan jika nilai RFS
LPR 7 dengan tingkat keyakinan 95% dapat di
diagnosis sebagai LPR
Pemeriksaan Fisik
Laringoskopi:
eritema, edema
dan hipertrofi
komissura
posterior
Hipertrofi komissura Granuloma dan Udem subglotik
Posterior nodul pita suara (Pseudosulkus
dapat terjadi pada vokalis) ditemui pada
kasus-kasus yang 90% kasus, adalah
udem subglotik
tidak diobati dimulai dari
komissura anterior
meluas sampai laring
posterior
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laringoskopi fleksibel

2. Monitor pH 24 jam di faringoesofageal

3. Pemeriksaan Endoskopi

4. Pemeriksaan videostroboskopi

5. Pemeriksaan Histopatologi

6. Pemeriksaan esofagografi dengan bubur Barium

7. Pemeriksaan laringoskopi langsung


Penampakan laringoskopi pada
pasien LPR
Tatalaksana
Modifikasi diet dan gaya hidup
Makan terakhir 2-4 jam sebelum berbaring
Pengurangan porsi makan
Hindari makanan yang menurunkan tonus otot sfingter esofagus seperti
makanan berlemak, gorengan, kopi, soda, alkohol, mint, coklat buahan dan jus
yang asam, cuka
Hindari olahraga seperti angkat berat, berenang, jogging dan yoga setelah
makan.
Hindari merokok
Medikamentosa
PPI 2 kali sehari (Omeprazole, Lansoprazole dan Pantoprazole) selama 3-6 bulan.
PPI dapat menurunkan refluks asam lambung sampai lebih dari 80%. 2 kali dosis
GERD
Zat proteksi mukosa, sukralfat misalnya dapat digunakan untuk melindungi
mukosa dari cedera akibat asam dan pepsin
Kesimpulan
Faringitis adalah suatu penyakit peradangan yang menyerang tenggorok atau faring
yang disebabkan oleh bakteri atau virus.

Laringitis adalah infeksi pada laring didapatkan keluhan seperti rasa tidak nyaman
pada tenggorok, batuk, perubahan kualitas suara, disfagia, odinofagia, batuk,
kesulitan bernafas dan juga stridor. Penatalaksanaan diberikan sesuai dengan
etiologi yang mendasari.

Refluks Laring Faring/ Laryngopharyngeal Reflux (LPR) sebagai pergerakan asam


lambung secara retrograd menuju faring dan laring serta saluran pencernaan atas.
Diagnosis ditegakkan berdasarkaan gejala klinis (Reflux Symptoms Index/RSI) dan
pemeriksaan Laring (Reflux Finding Score/ RFS). Skor RSI pada kecurigaan LPR adalah
skor 13 dan skor RFS 7. Penatalaksanaan LPR meliputi medikamentosa dengan
obat-obatan anti refluks dan perubahan gaya hidup dengan modifikasi diet .
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai