LARINGOFARINGEAL REFLUX
PARASIT
BAKTERI
FUNGI
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
1.infeksi
2. bernapas
persisten 3. iritan kronik
melalui mulut
sekitar faring
Jaringan
Invasi lapisan limfoid
Bakteri/virus epitel superfisial
bereaksi
Stadium awal
Terjadi
terdapat hiperemis,
pembendungan
kemudian edema
radang dengan
dan sekresi yang
infiltrasi leukosit
meningkat
polimorfonuklear
DIAGNOSIS
Pemeriksaan fisik:
Tampak tonsil membesar, faring dan
tonsil hiperemis dan terdapat eksudat di
permukaannya.
Terapi:
Antibiotik, kortikosteroid, analgetika,
kumur dengan air hangat, vitamin jika
diperlukan
FARINGITIS KRONIK
Peradangan kronik dari mukosa faring
Faringitis Kronis Hiperplatik
Klasifikasi
Faringitis Kronis Atrofi
Faktor Predisposisi :
Rhinitis,Sinusitis, iritasi oleh rokok, alkohol, dan debu
Perubahan mukosa dinding
posterior faring
Tampak kelenjar limfa di bawah
mukosa faring dan lateral band
hiperplasi.
gejala awal : tenggorokan kering
dan akhirnya batuk berdahak
Terapi
Etiologi
Infeksi Non Infeksi
virus influenza (tipe A dan B), Pemakaian suara berlebih
parainfluenza (tipe 1,2,3), rhinovirus dan
Trauma
adenovirus, Haemofilus influenzae,
Streptococcus B hemoliticus Alergi
Pneumococcus Merokok/meminum alkohol
Manifestasi
Klinis
Gejala
Gejala lokal
umum
Mukosa
Nyeri
demam malaise Serak laring
tenggorokan
embengkak
Medikammentosa :
Antibiotik
kortikosteroid
Laringofaringeal refluks (LPR)
Definisi
Refluks asam lambung ke ruang laringofaring
Etiologi
Adanya refluks secara retrograd dari asam
lambung atau isinya seperti pepsin ke
saluran esofagus atas dan menimbulkan
cedera mukosa karena trauma langsung
kerusakan silia yang menimbulkan
tertumpuknya mukus, aktivitas mendehem
dan batuk kronis akibatnya akan sebabkan
iritasi dan inflamasi.
PATOFISIOLOGI
Mukosa Asam
faring dan lambung
Cedera laring
laring tidak merangsang
dan jaringan
dirancang refleks vagal
sekitar akibat Lama
untuk sehingga
trauma kelamaan
mencegah mengakibatk
langsung akan
cedera an
oleh cairan menyebabkan
langsung bronkokontrik
refluks yang lesi pada
akibat asam si, gerakan
mengandung mukosa.
lambung dan mendehem
asam dan
pepsin yang (throat
pepsin.
terkandung clearing) dan
pada refluks batuk kronis.
Riwayat Penyakit
Ada perubahan suara terutama perubahan
suara yang intermitten di siang hari, seperti
tersangkut di tenggorok (Globus sensation),
mendehem (throat clearing), batuk dan suara
serak
Skor RSI adalah 0-5 Skor dimulai dari nol (tidak ada kelainan)
dengan skor 13 curiga dengan nilai maksimal 26 dan jika nilai RFS
LPR 7 dengan tingkat keyakinan 95% dapat di
diagnosis sebagai LPR
Pemeriksaan Fisik
Laringoskopi:
eritema, edema
dan hipertrofi
komissura
posterior
Hipertrofi komissura Granuloma dan Udem subglotik
Posterior nodul pita suara (Pseudosulkus
dapat terjadi pada vokalis) ditemui pada
kasus-kasus yang 90% kasus, adalah
udem subglotik
tidak diobati dimulai dari
komissura anterior
meluas sampai laring
posterior
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laringoskopi fleksibel
3. Pemeriksaan Endoskopi
4. Pemeriksaan videostroboskopi
5. Pemeriksaan Histopatologi
Laringitis adalah infeksi pada laring didapatkan keluhan seperti rasa tidak nyaman
pada tenggorok, batuk, perubahan kualitas suara, disfagia, odinofagia, batuk,
kesulitan bernafas dan juga stridor. Penatalaksanaan diberikan sesuai dengan
etiologi yang mendasari.