Anda di halaman 1dari 33

FARINGITIS

I Dewa wisnu Putra


21710172
Kelompok A

Pembimbing
dr. M. Mustafa Kahmaruddin, Sp.A.
Faringitis terjadi pada semua umur dan tidak dipengaruhi

jenis kelamin, tetapi frekuensi yang paling tinggi terjadi pada

anak-anak. Faringitis akut jarang ditemukan pada usia di


LATAR
BELAKANG bawah 1 tahun, insidensinya meningkat pada usia 4-7 tahun,

tetapi tetap berlanjut sepanjang akhir masa anak-anak dan

kehidupan dewasa. Faringitis dapat menular melalui droplet

infection dari orang yang menderita faringitis.


Faringitis merupakan inflamasi dari mukosa dan submukosa pada

tenggorokan. Adanya peradangan dinding faring yang dapat


DEFINISI
disebabkan oleh virus (40-60%), bakteri (5-40%), alergi, trauma,
FARINGITIS
toksin, dan lain-lain. Virus dan bakteri melakukan invasi ke

faring dan menimbulkan reaksi inflamasi local.


Faringitis : peradangan dinding faring Virus 40 – 60 %
akibat infeksi atau non infeksi. Bakteri 5 – 40 %

Respiratory viruses : Rhinovirus


(±20%) dan coronaviruses
(±5%).
ETIOLOGI Influenzavirus, Parainfluenza virus, adenovirus,
Herpes simplex virus type 1&2, Coxsackie virus A,
FARINGITIS cytomegalovirus dan Epstein-Barr virus (EBV).

Group A S. Pyogenes penyebab faringitis utama pada anak


5-15 tahun, jarang ditemukan pada anak berusia <3tahun
dan 5 – 15% pada orang dewasa
Mikroorganisme Kelainan yang ditimbulkan
Bakteri  
Streptokokus, group A Faringitis, tonsilitis, demam scarlet
Streptokokus, group C dan G Faringitis, tonsilitis, scarlatiniform
Campuran bakteri anaerob Vincent’s angina
Nisseria gonorrhoeae Faringitis, tonsilitis
Corynebacterium diphtheriae Difteri
Arcanobacterium Faringitis, scarlatiniform
Haemolyticum Faringitis, enterokolitis
Yersinia enterocolitica Plague
Yersinia pestis Tularemia (oropharyngeal form)
Francisella tularensis  
Virus  
Virus Rhino Common cold/rinitis
Virus Corona Common cold
Virus Adeno Pharyngoconjunctival fever, IRA
Virus Herpes simplex 1 dan 2 Faringitis, gingivostomatitis
Virus Parainfluenza Cold, croup
Virus Coxsackie A Herpangina, hand-foot-and-mouth
disease
Virus Epstein-Barr Infeksi mononukleosis
Virus Sitomegalo Mononucleosis Virus Sitomegalo
Human immunodeficiency virus Infeksi HIV primer
VIrus Influenza A and B Influenza
Mikoplasma  

Mycoplasma pneumoniae Pneumonia, bronkitis, faringitis

   

Klamidia  

Chlamydia psittaci IRA, pneumonia

C. pneumoniae Pneumonia, faringitis


Faringitis Kronik
1. Infeksi persisten di sekitar faring.
2. Bernafas melalui mulut.
3. Iritan kronik.
FAKTOR RESIKO 4. Polusi lingkungan.
FARINGITIS 5. Faulty voice production.

Faringitis Akut
Streptococcus pyogenes, Streptococcus grup A.
Rinovirus dan RSV (respiratory syncytial
virus)
PATOFISIOLOGI
Faringitis kronik
Faringitis kronik hiperplastik
Faringitis akut
Faringitis kronik atrofi
•Faringitis viral
KLASIFIKASI •Faringitis bakterial
FARINGITIS •Faringitis fungal Faringitis spesifik
•Faringitis gonorea  Faringitis luetika : Stadium
primer , sekunder dan tertier
 Faringitis tuberculosis
Gejala dan Tanda
FARINGITIS
Rinovirus : Demam disertai rinorea,
VIRAL mual, nyeri tenggorokan, sulit
menelan.
Adenovirus : Menimbulkan gejala faringitis dan
menimbulkan gejala konjungtivitis terutama pada
anak.

Coxachievirus : Menimbulkan Lesi vesicular


orofaring dan lesi kulit berupa mauclopapular
rash.

EBV : adanya eksudat


pada faring yang banyak
FARINGITIS
VIRAL PENATALAKSANAAN
 Kortikosteroid Oral 1 – 2 hari mengurangi
odinofagia.
 Permen pelega tenggorokan dan obat
kumur benzokin atau lidokain
 Obat antiinflamasi nonsteroid : ibuprofen,
asetaminofen untuk mengurangi rasa sakit
dan demam pada orang dewasa dan anak –
anak.
FARINGITIS
BAKTERIAL
Gejala dan Tanda
 Nyeri kepala yang hebat, muntah kadang disertai
demam dengan suhu yang tinggi, jarang disertai
batuk.
 Pemeriksaan tampak tonsil membesar, faring dan
tonsil hiperemis dan terdapat eksudat di
permukaannya.
Kriteria Point
FARINGITIS
BAKTERIAL Temperature > 38ºC 1
Tidak ada batuk 1
Pembesaran kelenjar leher anterior 1
Pembengkakan / eksudat tonsil 1
Usia  
3 – 14 Tahun 1
15 – 44 Tahun 0
>45 Tahun -1
FARINGITIS
 0: Kemungkinan faringitis karena streptococcus
BAKTERIAL 1%-2.5%.
 1: Kemungkinan faringitis karena streptococcus
5%-10%.
 2: Kemungkinan faringitis karena streptococcus
11%-17%.
 3: Kemungkinan faringitis karena streptococcus
28%-35%.
 4-5: Kemungkinan faringitis karena streptococcus
51%-53%.
FARINGITIS PENATALAKSANAAN
BAKTERIAL Faringitis bakterial fokus pada pemberantasan
Group A Streptococcus β-haemolyticus

 Amosisilin 6 – 10 hari : Terapi antimikroba


 Dosis intramuskular tunggal : benzatin penisilin
G digunakan sebagai alternatif.
 Pasien dengan hipersensitivitas amoksisilin :
antibiotika 10 hari sefaleksin, klindamisin atau
klaritomisin.
 Pasien dengan hipersensitivitas tipe 1 lactamase
( anafilaksis ) : cefdinir selama 5 hari atau
cefodoxime.
Tanda dan Gejala
FARINGITIS
FUNGAL Nyeri tenggorok dan nyeri menelan.

Tampak plak putih di orofaring dan mukosa faring


lainnya hiperemis.

PENATALAKSANAAN

 Terapi dengan Anti Jamur Nystatin 100.000-


400.000 2 kali/hari dan analgetika.
FARINGITIS Gejala dan Tanda
GONOREA
Faringitis Gonorea pada pria atau wanita yang
melakukan kontak orogenital.

Gejala faringitis gonore umumnya timbul sekitar


7-21 hari setelah kontak dengan faktor risiko.
Seperti nyeri tenggorokan, nyeri menelan,
tenggorokan kemerahan dengan bercak putih.
FARINGITIS Diagnosa
GONORE Kultur tes diagnostik yang paling umum untuk
gonore, dengan asam deoksiribonukleat (DNA) probe
dan polymerase chain reaction (PCR) assay dan
ligand chain reaction (LCR). Probe DNA merupakan
deteksi antigen untuk mendeteksi DNA gonore dalam
spesimen.
FARINGITIS
GONOREA PENATALAKSANAAN
 Tiamfenikol, 3,5 gr per oral (p.o) dosis tunggal

 Ofloksasin 400 mg (p.o) dosis tunggal

 Kanamisin 2 gram Intra Muskular (I.M) dosis


tunggal

 Spektinomisin 2 gram I.M dosis tunggal.


 Dapat bertahan selama lebih
dari 3 bulan dan sangat
menggangu kehidupan sehari-
hari
FARINGITIS
KRONIK  Faringitis kronis disebabkan karena induksi
yang berulang-ulang faringitis akut atau karena
iritasi faring akibat merokok berlebihan, sering
konsumsi minuman ataupun makanan yang
panas, dan batuk kronis karena alergi.
Penatalaksanaan
Tanda dan Gejala
 Terapi lokal dengan kaustik
 Mukosa dinding posterior
FARINGITIS faring memakai zat kimia
tidak rata dan bergranular.
KRONIK larutan nitras argenti atau
HIPERPLASTIK  Tenggorokan kering gatal
dengan listrik (electro cauter).
dan akhirnya batuk yang
 Terapi Simptomatis diberikan
berek.
obat kumur atau tablet isap.
Tanda dan Gejala
Pengobatan
 Tenggorok kering dan tebal
Rhinitis atrofi dan untuk
FARINGITIS serta mulut berbau.
KRONIK  Mukosa faring ditutupi
faringitis kronik atrofi

ATROFI ditambahkan dengan obat


lendir kental dan bila
kumur dan menjaga
diangkat tampak mukosa
kebersihan mulut.
kering.
FARINGITIS Stadium Primer
SPESIFIK Kelainan pada lidah, palatum mole, tonsil dan dinding
IUETIKA posterior faring bercak keputihan.

Stadium Sekunder

Terdapat eritema pada dinding faring yang menjalar kearah


laring.

Stadium Tertier

Terdapat guma yang terdapat di palatum mole.


Tanda dan Gejala
 Keadaan umum pasien tergantung pada stadium
yang dialami.

FARINGITIS Penatalaksanaan
SPESIFIK  Penicillin G Benzatin 50.000 U/kgBB/IM dosis
LUETIKA tunggal.
 Amoksisilin 50 mg/kgBB dosis dibagi 3 x/hari
selama 10 hari pada anak dan Pada dewasa 3 x 500
mg selama 6-10 hari
 Eritromisin 4 x 500 mg/hari
Infeksi eksogen : kontak dengan sputum yang mengandung
kuman atau inhalasi kuman melalui udara.

Infeksi endogen : penyebaran melalui darah pada tuberculosis


FARINGITIS miliaris.
TUBERCULOSIS
Infeksi hematogen : Maka tonsil terkena pada kedua sisi dan
lesi, ditemukan di dinding posterior faring, arkus faring
anterior, dinding lateral hipofaring, palatum mole dan palatum
durum.
Gejala dan Tanda

Keadaan umum pasien buruk karena anoreksia dan odinofagia.


Mengeluh nyeri yang hebat di tenggorok, telinga atau otalgia

FARINGITIS serta pembesaran kelenjar limfa servikal.


TUBERCULOSIS Pengobatan

Dengan isoniazid dan rifampisin selama 9 sampai 12 bulan


merupakan terapi yang paling efektif dan mampu mencapai
hasil yang diinginkan dalam 99% dari pasien .
1. Kultur Swab Tenggorokan (Gold standard)

2. Alternative RADT ( Rapid Antigen )


PEMERIKSAAN 3. Darah Lengkap
PENUNJANG
FARINGITIS 4. Kultur BTA untuk diagnosis Faringitis Tb

5. Tes infeksi jamur dengan menggunakan pewarnaan KOH

6. ELISA (Enzyme-linked immunosorbent assay)


Komplikasi Faringitis akut bisa berupa :
 Demam scarlet
KOMPLIKASI  Demam reumatik
FARINGITIS  Glomerulonefritis
 Abses peritonsilar
Pada faringitis bakteri dan virus dapat ditemukan komplikasi
ulkus kronik yang cukup luas. Komplikasi faringitis bakteri
terjadi akibat perluasan langsung atau secara hematogen.
KOMPLIKASI
FARINGITIS Akibat perluasan langsung, faringitis dapat berlanjut menjadi
sinusitis, otitis media, mastoiditis, adenitis servikal, abses
retrofaringeal atau parafaringeal, atau pneumonia.
Pasien dengan faringitis yang disebabkan oleh virus prognosis
lebih baik karena sangat jarang menimbulkan komplikasi.

Pasien dengan faringitis ringan sembuh dalam waktu 1-2


PROGNOSIS minggu. Sedangkan pada faringitis yang diakibatkan oleh
bakteri memiliki prognosis yang lebih buruk karena dapat
mengakibatkan berbagai komplikasi dan juga merupakan self
limiting disease.
Faringitis merupakan penyakit inflamasi dari mukosa dan
submukosa pada tenggorokan. Meliputi orofaring,
nasofaring, hipofaring, tonsil, dan adenoid. Faringitis dapat
KESIMPULAN
disebabkan infeksi, bakteri ataupun virus dapat secara
langsung menginvasi mukosa faring dan akan menyebabkan
respon inflamasi lokal

Anda mungkin juga menyukai