Anda di halaman 1dari 39

ASMA EKSASERBASI

AKUT
I DEWA WISNU PUTRA
21710172
KELOMPOK A
Pembimbing : dr. M. Mustafa Kahmaruddin, Sp.A
ASMA EKSASERBASI AKUT

• Penyakit pernapasan tetap menjadi penyebab utama morbiditas


dan mortalitas pada anak-anak. Spektrum penyakit pernafasan
adalah luas dan mencakup penyakit atas dan bawah saluran
udara, menular dan jenis non-menular
ASMA EKSASERBASI AKUT

• Pada asma eksaserbasi akut, kontraksi otot polos bronkus


(bronkokonstriksi) terjadi secara cepat, menyebabkan
penyempitan saluran napas sebagai respons terhadap paparan
stimulus termasuk alergen atau iritan.
LAPORAN KASUS

 Nama : An R. K • Alamat : Ngayunan


 Jenis Kelamin : Perempuan Kedungringin Beji Kabupaten
 Tanggal Lahir : 22 Mei 2015 Pasuruan
 Umur : 6 Tahun 7 Bulan • Tgl MRS : 11 Januari 2022
 BB : 30kg • Tgl Pemeriksaan : 12 Januari 2022
 TB : 116 cm • Tgl KRS : 17 Januari 2022
 Pekerjaan : Masih bersekolah • No RM : 00451817
ANAMNESA

• Keluhan Utama : Sesak (+) , Sudah 3 hari pada tanggal 9 Januari 22. Batuk
(+) Setiap batuk pasien langsung mengalami sesak. Demam (+) demam
sudah 3 hari
• Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien memiliki riwayat asma akut
• Anggota keluarga pasien memiliki penyakit asma
• Riwayat Pengobatan : Pasien setiap asma melakukan pengobatan dirumah
dengan nebulator
ANAMNESA

• Riwayat Imunisasi
 Setelah lahir : HB 1, Polio 0
 Usia 1 bulan : HB 2
 Usia 2 bulan : DTP1, BCG, Polio 1
 Usia 4 bulan : DTP2, Polio 2
 Usia 6 bulan : DTP3, Polio 3
 Usia 9 bulan : Campak
PEMERIKSAAN FISIK

• Kesadaran pasien : komposmentis


• Vital Sign :
HR : 161x/menit
Suhu : 37,1c
RR : 26x/ menit
SpO2 : 88%
Berat Badan : 30 Kg
Tinggi Badan : 116 cm
Berat Badan Ideal : 26 Kg
BB/TB : 30 x 100% / 26 =
115% (Overweight)
VITAL SIGN

 Tekanan Darah : 110/70 mmHg

 Heart Rate :161x / menit

 Suhu : 37,1 ºC

 Respiratory : 26x / menit

 SpO2 : 88%
KEPALA / LEHER

Kepala: Dalam batas normal

Mata: Edema palpebra -/-, Mata cowong -/- Konjungtiva anemis -/-, Sclera

icterus -/-, Pupil isokor, Refleks cahaya +/+, Refleks pupil +/+

Telinga : Dalam Batas Normal

Hidung : Pernafasan cuping hidung (-), bentuk dalam batas normal

Mulut: Mukosa bibir merah, sianosis (-)


THORAX, ABDOMEN DAN EKSTREMITAS

 Inspeksi : Bentuk dan pergerakan  Inspeksi : Distended


dada simetris
 Palpasi : Nyeri Tekan (-)
 Palpasi : Belum ada kelainan
 Perkusi : Timpani semua regio
 Perkusi : Suara ketok sono/sonor abdomen
diseluruh lapang dada paru
 Auskultasi : Bising usus (+)
 Auskultasi : Cor : S1 S2 tunggal,
Pulmo : Vesikuler / Vesikuler  Akral hangat +/+, edema -/-, CRT <
2 detik.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Hematologi
LED
 Basophil% 0,5 %
Darah Lengkap  Eritrosit (RBC) 6,168 106/µL
 Leukosit (WBC) 22,55 103/µL  Hemoglobin (HGB) 15,14 g/dL
 Neutrophil 20,4 103/µL  Hematokrit (HCT) 47,9 %
 Limfosit 3,53 103/µL  MCV 77,70 µM3
 Monosit 1,01 103/µL  MCH 24,54 pg
 Eosinophil 0,316 103/µL  MCHC 31,59 g/dL
 Basophil 0,27 103/µL  RDW 12,24 %
 Neutrophil% 79,9 %  Platelet 479 103/µL
 Limfosit% 13,8 %  MPV 5,906 fL
 Monosit% 5, 4 %
 Glukosa Darah Sewaktu 67 mg/dl <200
 Eosinophil% 0,0 %
Blood Gas

Suhu ( Analisa Gas Darah ) 37,0 C

pH ( Analisa Gas Darah ) LL 7.20

pCO2 ( Analisa Gas Darah ) HH 64.3 mmHg

pO2 ( Analisa Gas Darah ) H 265.0 mmHg

HCO3 23,5 mmol/L

Total CO2 ( Analisa Gas Darah ) 25,0 mmol/L

Kelebihan Basa ( BE ) LL -5 mmol/L

Saturasi O2 100,0 %
“FOTO THORAX”
ASMA EKSASERBASI AKUT

Problem List

1.Btuk

2.Sesak

Diagnosa Banding Diagnosis Kerja

3.Obstruksi Saluran Nafas


1. Asma Eksaserbasi Akut

4.Bronkiolitis

5.Asma Eksaserbasi Akut


PROGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan

1.PDx : DL, GDA, Foto Thoraks


Prognosis
2.PTx :
1. Dubia Ad Malam
Inf. D5 ½ NS 1800cc / 24Jam

Pemberian O2

Inj. om² 30 Mg
Tangga S O A P
l
Kepala Thorax Abdomen

12/01/ Sesak (+) Kesadaran : Gerak dada Supel, BU Asma Bersihkan jalan
22 Sejak 3 hari CM Simetri (+) (+) Eksaserbasi nafas.
lalu a/i/c/d Retraksi (+), Asites (-) Akut Nebul / 6 jam
Batuk (+) (-) Cor : S1 S2 Distended (-) RDS 500cc/ 6 jam
KGB (-) Tunggal RDS 500cc/6 jam
Syok (+) Mukosa bibir Extremitas : D5 ½ NS 500/ 8 jam
Semakin kemerahan Akral hangat, D5 ½ NS 500/ 8 jam
sesak saat CRT <2
minum pop detik,
ice dan
minuman
rasa – rasa.
Tangga S O A P
l
Kepala Thorax Abdomen

13/01/ Batuk (+) Kesadaran : Gerak dada Supel, BU Asma D5 ½ NS 500/ 8 jam
22 Sesak (+) CM Simetri (+) (+) Eksaserbasi D5 ½ NS 500/ 8 jam
Pusing (-) a/i/c/d Retraksi (+), Asites (-) Akut D5 ½ NS 500/ 8 jam
BAB (-) (-) Cor : S1 S2 Distended (-)
BAK (+) KGB (-) Tunggal NT (-)
Rhonki (+)
Whezzing (+) Extremitas :
Akral hangat,
CRT <2
detik,
Suhu : 36,9
ºC
Tangga S O A P
l
Kepala Thorax Abdomen

13/01/ Batuk (+) Kesadaran : Gerak dada Supel, BU Asma D5 ½ NS 500/ 8 jam
22 Sesak (+) CM Simetri (+) (+) Eksaserbasi D5 ½ NS 500/ 8 jam
Pusing (-) a/i/c/d Retraksi (+), Asites (-) Akut D5 ½ NS 500/ 8 jam
BAB (-) (-) Cor : S1 S2 Distended (-)
BAK (+) KGB (-) Tunggal NT (-)
Rhonki (+)
Whezzing (+) Extremitas :
Akral hangat,
CRT <2
detik,
Suhu : 36,9
ºC
Tangga S O A P
l
Kepala Thorax Abdomen

14/01/ Batuk (+) Kesadaran : Gerak dada Supel, BU Asma D5 ½ NS 500/ 8 jam
22 Sesak (+) CM Simetri (+) (+) Eksaserbasi D5 ½ NS 500/ 8 jam
Pusing (-) a/i/c/d Retraksi (+), Asites (-) Akut D5 ½ NS 500/ 8 jam
BAB (-) (-) Cor : S1 S2 Distended (-)
BAK (+) KGB (-) Tunggal NT (+)
Rhonki (+)
Whezzing (+) Extremitas :
Akral hangat,
CRT <2
detik,
Suhu : 36,9
ºC
Tangga S O A P
l
Kepala Thorax Abdomen

15/01/ Batuk (+) Kesadaran : Gerak dada Supel, BU Asma D5 ½ NS 500/ 8 jam
22 berkurang CM Simetri (-) (+) Eksaserbasi D5 ½ NS 500/ 8 jam
Sesak (-) a/i/c/d Retraksi (-), Asites (-) Akut
(-) Cor : S1 S2 NT (+)
KGB (-) Tunggal
Rhonki (+) Extremitas :
Whezzing (+) Akral hangat,
CRT <2
detik,
Tangga S O A P
l
Kepala Thorax Abdomen

16/01/ Batuk (+) Kesadaran : Gerak dada Supel, BU Asma Nebu /6 jam selang
22 sudah CM Simetri (-) (+) Eksaserbasi seling Ventolin dan
berkurang a/i/c/d Retraksi (-), Asites (-) Akut Pulmicort
Sesak (-) (-) Cor : S1 S2 NT (-)  
KGB (-) Tunggal Tx P.O Ataroc syr 3
Rhonki (+) Extremitas : x cth 1
Whezzing (+) Akral hangat,
CRT <2
detik,
Tangga S O A P
l
Kepala Thorax Abdomen

17/01/ Batuk sudah Kesadaran : Gerak dada Supel, BU Asma Nebu /6 jam selang
22 berkurang CM Simetri (-) (+) Eksaserbasi seling Ventolin dan
Sesak (-) a/i/c/d Retraksi (-), Asites (-) Akut Pulmicort
(-) Cor : S1 S2 NT (-)  
KGB (-) Tunggal Tx P.O Ataroc syr 3
Rhonki (+) Extremitas : x cth 1
Whezzing (+) Akral hangat,
CRT <2
detik,
TINJAUAN PUSTAKA

• Asma eksaserbasi akut (acute severe asma, flare up) adanya peningkatan
gejala asma progresif, ditandai dengan sesak napas, batuk, mengi atau
dada yang semakin berat disertai dengan penurunan fungsi paru yang juga
bersifat progresif.
• Eksaserbasi terjadi akibat respons terhadap paparan dari luar akibat virus,
paparan dengan serbuk sari tanaman, polusi atau akibat ketidak teraturan
dalam menggunakan obat pengontrol.
FAKTOR BERKAITAN DENGAN KEMATIAN AKIBAT ASMA
EKSASERBASI AKUT ADALAH :

Riwayat serangan asma hampir fatal

Riwayat perawatan atau kunjungan mergensi karena serangan asma dalam tahun

terakhir.

Menghentikan obat kortikosteroid oral

Tidak menggunakan 2-agonis kerja singkat yang berlebihan.

Riwayat gangguan psikiatri atau psikosomatik

Riwayat Alergi makanan


DIAGNOSA ASMA EKSASERBASI AKUT

Pasien eksaserbasi akut didapatkan adanya perburukan gejala


klinis asma disertai dengan penurunan fungsi paru, ditandai
dengan penurunan peak expiratory flow (PEF) atau penurunan
forced expiratory volume in 1 second (FEV1).
TATALAKSANA ASMA EKSASERBASI AKUT

• Anamnesis singkat dan terarah serta pemeriksaan fisis yang berkaitan

• Jika pasien memperlihatkan gejala dan tanda serangan asma yang berat atau
mengancam nyawa, berikan 2- agonis kerja singkat, pemberian oksigen
dan kortikosteroid sistemik harus segera dimulai, sementara pasien
dipersiapkan dirujuk ke rumah sakit dengan fasilitas kesehatan yang lebih
lengkap
ANAMNESIS TERARAH

• Menentukan onset dan penyebab dari eksaserbasi (bila memungkinkan).


• Menentukan beratnya serangan asma.
• Ada tidaknya gejala anafilaksis. Faktor risiko kematian yang berkaitan dengan
eksaserbasi asma.
• Obat-obat pelega dan pengontrol yang digunakan belakangan ini, dosis dan
devices yang digunakan, keteraturan penggunaan obat, ada tidaknya perubahan
dosis dan respons terhadap terapi yang digunakan selama ini.
PEMERIKSAAN FISIS

• Tanda eksaserbasi akut yang berat.


• Ada tidaknya faktor pemberat (komplikasi) lain.
• Kemungkinan adanya penyebab sesak yang lain misalnya gagal jantung,
emboli paru dan aspirasi benda asing.
PENGUKURAN PARAMETER OBYEKTIF

• Pengukuran pulse oximetry (saturasi O2 < 90 % memberikan petunjuk


perlunya terapi yang agresif).
• Peak Expiratory Flow pada pasien > 5 tahun.
• Pengukuran fungsi paru dianjurkan pada asma eksaserbasi akut yang berat.
Pencatatan nilai PEF dan FEV1 sebelum pengobatan diberikan. Fungsi paru
dievaluasi jam pertama dan secara serial sampai didapatkan respons yang jelas
terhadap pengobatan yang diberikan atau sampai mencapai plateau.
PENGUKURAN PARAMETER OBYEKTIF

• Analisis Gas Darah ( Pada Unit Emergency )


Pemeriksaan ini perlu dipertimbangkan pada pasien eksaserbasi akut dengan nilai PEF
atau FEV1< 50% predicted, atau pada pasien yang tidak menunjukkan respons dengan
terapi awal yang diberikan dan bahkan mengalami perburukan. Tekanan parsial oksigen
(PaO2) < 60 mmHg dengan PCO2 yang normal atau tinggi (>45 mmHg) menunjukkan
adanya gagal napas.
PENGUKURAN PARAMETER OBYEKTIF

• Foto Thoraks
Foto toraks perlu juga dilakukan bila pasien tidak menunjukkan respons
dengan terapi yang diberikan, sementara kemungkinan adanya
pneumotoraks sulit untuk didiagnosis secara klinis.
TERAPI MEDIKA MENTOSA

• Inhalasi 2-agonis kerja singkat secara berulang-ulang yaitu 4-10 semprot setiap 20 menit
dalam 1 jam pertama. ( untuk asma ringan samapai sedang )
• Pemberian oksigen terkontrol akan memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan
pemberian oksigen 100% (high-flow oxygen therapy). bantuan pulse oximetry (bila
tersedia) untuk mempertahankan saturasi oksigen 93-95%.
• Kortikosteroid sistemik dosis untuk Bayi baru lahir sampai anak usia 11 tahun: 1-2
mg/kgBB per hari selama 3 hari atau lebih. Dosis maksimal adalah 60 mg per hari.
( Prednison )
TERAPI MEDIKA MENTOSA ( UNIT EMERGENCY )

• Oksigen.
• Inhalasi beta2-agonis kerja singkat.
• Epinefrin (Adrenalin).
• Kortikosteroid sistemik.
• Kombinasi kortikosteroid inhalasi dan beta2-agonis kerja panjang.
• Antibiotik.
TERAPI LAIN ASMA EKSASERBASI AKUT ( UNIT EMERGENCY )

• Ipratropium bromide

• Magnesium

• Helium oxygen therapy

• Kombinasi kortikosteroid inhalasi dan beta2-agonis kerja panjang.


TERAPI MEDIKA MENTOSA

• Jika pasien sebelumnya tidak menggunakan obat-obat pengontrol, maka


disarankan menggunakan terapi steroid inhalasi secara teratur, karena pasien
berisiko untuk mengalami eksaserbasi kembali berikutnya.

1. Antikolinergik, contohnya ipratropium dan glycopyrronium.

2. Agonis beta-2, contohnya salmeterol, salbutamol, procaterol, dan terbutaline.

3. Methylxanthines, contohnya teofilin dan aminofilin.


TERAPI MEDIKA MENTOSA

• Pemberian antibiotik pada asma eksaserbasi akut, bila tidak ada bukti adanya
tanda infeksi. Infeksi pada asma eksaserbasi akut dapat diketahui dari adanya
demam, sputum purulen dan adanya infiltrat pada foto toraks akibat adanya
pneumonia.

• Terapi kortikosteroid agresif harus diberikan sebelum mempertimbangkan


pemberian antibiotik.
KESIMPULAN
• Asma eksaserbasi akut keadaan klinis yang ditandai dengan semakin memberatnya gejala asma dan
semakin menurun fungsi paru secara progresif.
• Asma eksaserbasi akut ringan sampai sedang ditatalaksana pada pusat layanan primer, sedangkan
eksaserbasi akut yang berat harus ditangani di rumah sakit dengan fasilitas yang lebih lengkap.
• Kortikosteroid sistemik baik yang diberikan secara oral maupun intravena dan 2-agonis kerja singkat
yang diberikan secara inhalasi merupakan obat-obat utama yang harus diberikan pada pasien dengan
asma eksaserbasi akut.
• Evaluasi klinis dan pemeriksaan fungsi paru harus dilakukan sebelum dan sesudah pemberian obat-obat
bronkodilator dan kortikosteroid.
• Pasien dengan asma eksaserbasi akut yang mengancam nyawa harus dirawat di ICU untuk
pertimbangan intubasi dan penggunaan ventilator mekanik.
KESIMPULAN

Pada pasien An. R K dapat dilakukan pemberian


• Pereda serangan sesak, melebarkan saluran pernapasan (bronkodilator). Misalnya
adalah ataroc, salbutamol, aminofilin, teofilin dan lainnya. Ventolin memiliki
komposisi salbutamol.
• Pengontrol sesak agar tidak kambuh kembali dan juga untuk mencegah
peradangan pada saluran paru. Misalnya adalah obat golongan kortikosteroid
seperti dexametason, prednisone, metilprednisolon, budesonide, dan lainnya.
Pulmicort berisi budesonide.

Anda mungkin juga menyukai