Anda di halaman 1dari 41

CRS

GENERAL ANESTESI PADA TINDAKAN LAPAROSKOPI


ORCHIDECTOMY ATAS INDIKASI UNDESENSUS
TESTIS (UDT) BILATERAL NON-PALPABLE

Yohana Fadhila Suliantoa

Dosen Pembimbing : dr. Widuri Astuti, Sp.An


BAB I
PENDAHULUAN
• Anestesi & reanimasi pertama kali ditemukan oleh Morton
tahun 1846.
• Anestesi & reanimasi pediatrik dibagi menjadi 4 kelompok
umur yaitu neonatus, bayi, anak dan remaja.
• Nama lain dari kriptorkismus adalah
undescended/undesensus testis, suatu keadaan dimana setelah
usia satu tahun, satu atau dua testis tidak berada didalam
kantong skrotum, tetapi berada di salah satu tempat sepanjang
jalur penurunan testis yang normal.2
• Insiden UDT berbeda pada tiap-tiap umur, dan penyebab  pasti
kriptorkismus belum jelas.
BAB II
LAPORAN KASUS
BAB II
LAPORAN KASUS

Nama : Anak B
Jenis kelamin : laki-laki
Umur : 9 tahun
NO RM : 954721
Alamat : Sarolangun
Ruangan: Bangsal Bedah
Diagnosis : undescended testis bilateral
Nonpalpable
Tindakan : laparoskopi orchidectomy
Masuk RS : 19 oktober 2020
ANAMNESIS

Keluhan utama : buah zakar kosong

Riwayat penyakit sekarang :


pasien datang dengan keluhan buah zakar kosong. Keluhan dirasakan sejak
kecil, namun ibu pasien tidak pernah membawa pasien berobat. Skrotum tidak
pernah terlihat terisi, dan lalu kembali mengempis. Keluhan disertai muncul
benjolan terutama setelah pasien melakukan aktifitas seperti bermain. Benjolan
dirasakan hilang timbul.
Keluhan tidak disertai nyeri pada daerah kemaluan, mual dan muntah tidak
ada. Keluhan tidak disertai pembesaran payudara, dan untuk perkembangan anak
diakui normal oleh ibu.
Selama hamil ibu tida pernah mendapat terapi hormonal. Pasien lahir G3P3A0,
tunggal, spontan, presentasi kepalanlahir di bidan dengan berat lahir >2500 kg.
ANAMNESIS

Riwayat penyakit dahulu Riwayat penyakit keluarga:


Riwayat keluhan yang sama (-)
Riwayat Asma : (-) Riwayat asma (-)
Riwayat alergi : (-) Riwayat alergi (-)
Riwayat Operasi : (-)  
7

Keadaan Umum :
tampak sakit sedang
Tekanan
RR Darah Kesadaran
Suhu Nadi

36,6o C 90x/menit 22x/menit 110/70 mmHg Compos Mentis


STATUS GENERALIS

• MATA • THT
Telinga: Lesi kulit (-) Nyeri tekan
Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik
tragus (-), sekret (-)
(-/-), refleks cahaya (+/+), pupil isokor,
Hidung : Deviasi septum (-)
Tenggorok : Tonsil T1/T1, hiperemis (-)
Malampati : I

• THORAKS • LEHER

Jantung: BJ I/II reguler, murmur (-), gallop (-) Pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar
Paru: Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-) tiroid (-), deviasi trakea (-),

• ABDOMEN • EKSKREMITAS

Inspeksi : Datar, skar (+) regio kanan Superior : Edema (-), akral hangat, CRT <2
bawah detik,
Auskultasi : BU (+) Inferior : Edema (-), lesi kulit (-), akral
Palpasi : soepel, nyeri tekan (-)
Perkusi : timpani hangat

GENITALIA :
scrotalis tidak nyeri, tidak hiperemis
8
HASIL PEMERIKSAAN DARAH RUTIN

  14/10/20 Nilai Normal


Hb 13,9 11-16 g/dl
PLT 273 100-300 10^9/L
WBC 9,56 4-10 10^9/L
CT/BT 3,5’/1’ CT : 2-6’
BT : 1-3’
LED 16 5-15mm/Jam
Ur/Kr 16/0,4 Ur : 15-39 mg/dl
Kr :0,6-1,1 mg/dl
GDS 118 <200 mg/dl
PENUNJANG

• Foto rontgren thorak


DIAGNOSI
S
UNDESCENDED TESTIS BILATERAL
NONPALPABLE
ASA I
PERSIAPAN PRA ANESTESI

• Siapkan Informed Consent dan SIO


• Puasa minimal 6-8 jam sebelum operasi
• Ruang rawat
LAPORAN TINDAKAN ANESTESI

• Metode : Anestesi umum


• Premedikasi : Dexametason 2,5 mg
• Medikasi : Analgetik: Fentanyl 10 mcg (iv)
Induksi : sevofluran
Relaksan : Atracurium 2 mg (iv)
STATICS

• Scope : Stetoskop dan Laringoskop


• Tube : ETT Non Kinking no 5,5
• Airway : Goodle
• Tape : Plaster Panjang 2 buah dan pendek 2
buah
• Intorducer : Mandrain
• Connector : Penyambung Pipa
• Suction : Suction
• Intubasi : Insersi ETT no 5,5
• Maintenance : Sevoflurans + N­2O : O­2 ­­
TERAPI CAIRAN PERIPOERATIF

Kebutuhan cairan 1 jam


operasi
1. Maintenance (M)
BB: 29 kg 🡪 1500+ {(29-20) x 20} = 1680 ml/hari. 1/2 (490cc) + Stress
70 ml/jam 🡪 1,166 ml/menit. operasi + maintance
2. Pengganti Puasa (PP) Kebutuhan cairan jam ke
Puasa x maintenance =7jam x 70cc/jam=490 cc 1/2operasi
(490cc) + 116 cc + 70
II
3. Stres operasi (O)
cc = 431 cc
O = 4cc/kgBB (Operasi Sedang)
O = 4 x 29 🡪 116 cc 1/4 (490cc) + Stress
• EBV : 80 x BB Total cairan
operasi 🡪 cc
+ maintance
• EBV : 80 x 29 🡪 2320 cc
• ABL : (Ht – 30 ) x EBV x 3 = (42,3 – 30) x 2320 x 3 1/4 (490cc) + 116 cc + 70
100  100 cc = 308 cc
= 856,08cc
Total cairan 🡪 739,5 cc
MONITORING
Keterangan

Jam TD Nadi RR SpO2

▪ Pasien masuk ke kamar operasi, dan


dipindahkan ke meja operasi
▪ Pemasangan alat monitoring, tekanan darah,
08.30 110/70 80 22 100%
saturasi, nadi, oksigen 2L
▪ Diberikan cairan RL dan obat premedikasi
(dexamethasone 2,5 mg)

▪ Pasien dipersiapkan untuk induksi


▪ Pasien di berikan analgesik fentanil 10 mcg,
induksi dengan sevofluran, cek refleks bulu
08 :
100/70 85 22 100% mata. Kemudian pasien dipasangkan sungkup
45
dan mulai di bagging, lalu diberikan relaksan
yaitu atracurium 2 mg IV.
MONITORING
Keterangan

Jam TD Nadi RR SpO2

▪ Setelah di bagging selama 5 menit pasien di intubasi


dengan ETT no. 5,5.
▪ Dilakukan auskultasi di kedua lapang paru untuk
mengetahui apakah ETT terpasang dengan benar.
09 : 00 104/72 90 22 100%
▪ ETT di hubungkan dengan ventilator.
▪ ETT difiksasi dengan plester.
▪ Diberikan maintenance yaitu sevoflurans 2% dan
N2O 2L
▪ Pasien dipasangkan kateter urine
▪ Urine bag dikosongkan
▪ Pasien diposisikan supine
09 : 15 110/80 90 22 100% ▪ Operasi dimulai
MONITORING

▪ Kondisi terkontrol
09 : 30 110/78 94 22 100%

▪ Kondisi terkontrol
10 : 00 108/71 96 22 100%

▪ Kondisi terkontrol
10 : 30 100/70 90 22 100%

▪ Pasien napas spontan


▪ Dilakukan suction
11 : 00 107/70 90 22 100%
▪ Refleks batuk ada

▪ Pasien di ekstubasi
11 : 15 110/80 94 22 100% ▪ Diberikan oksigen kemudian cek saturasi.

▪ Pasien sadar

11 : 30 110/70 98 22 100%
KEADAAN INTRAOPERATIF

• Letak penderita : Supine


• Airway : Single lumen ETT ukuran 5,5
• Lama anestesi : 3, 5 jam
• Lama operasi : 3 jam 15 menit
• Total asupan cairan :
• Kristaloid : ± 1000 cc (RL 500cc x 2 )
• Koloid :-
• Darah :-
• Komponen darah: -
• Total keluaran cairan
• Perdarahan : ± 15 cc
• Diuresis : - cc
• Perubahan teknik anestesi selama operasi : tidak ada
20
MONITORING PASCA OPERASI

Keadaan Umum :
tampak sakit sedang
Tekanan
RR Darah Kesadaran
O2 Nadi

99% 96 x/menit 22x/menit - mmHg Compos Mentis


MONITORING PASCA OPERASI

R SpO2
Jam Nadi Keterangan
R

▪ Pasien masuk ruang pemulihan


▪ Dilakukan pemasangan monitoring dan
11.30 96 22 99%
dilakukan skoring dengan
menggunakan skor steward
98 %
11.45 90 22 ▪ Pasien menunggu di ruang pemulihan

99%
12.00 94 22 ▪ Pasien keluar ruang pemulihan
SKORING STEWARD

Penilaian Skor Nilai


PERGERAKAN    
- Gerak bertujuan 2  
- Gerak tak bertujuan 1 2
- Tidak bergerak 0
PERNAFASAN    
- Batuk, menangis 2  
- Pertahankan jalan napas 1 2
- Perlu bantuan 0
KESADARAN    
- Menangis 2 2
- Bereaksi terhadap rangsangan 1
- Tidak bereaksi 0

Total skor steward pasien : 6 ( pasien dapat dipindahkan ke PICU)


Jam keluar ruang pemulihan : 12.00 WIB
INSTRUKSI PASCA ANESTESI

• Awasi tanda - tanda vital dan perdarahan tiap 15 menit


• Posisi tidur tanpa bantal sampai sadar penuh
• Puasa sampai sadar penuh
• Cegah hipotermi
• Cek DL Cito
• Terapi lainnya sesuai dokter operator:
dr. Ardiansyah, SP. U
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
JENIS – JENIS ANESTESI UMUM

1. ANESTESI INHALASI
OBAT : N2O, halotan, enfluran, isofluran, desfluran, sevofluran.
2. ANESTESI INTRAVENA
OBAT :
- Barbiturate🡪 pentothal atau sodium thiopenthon
- Propofol 🡪 Dosis induksi 2,5 mg/kgBB tanpa premedikasi.
- Ketamin 🡪 Dosis bolus untuk induksi intravena ialah 1-2
mg/kg dan untuk intramuscular 3-10 mg.
- Opiod 🡪 morfin, petidin, fentanil, sufentanil

Fentanil 🡪 induksi 20-50 mg/kg


rumatan 0,3-1 mg/kg/menit
- Benzodiazepin 🡪 diazepam, lorazepam, dan midazolam.
TATALAKSANA ANESTESI
PASIEN PEDIATRI
EVALUASI DAN PERSIAPAN

• Heteroanamnesis 🡪 penilaian keadaan umum dan fisik, serta menilai


masalah anestesi yang akan dialami juga harus dilakukan.
• Pemeriksaan tambahan yang rutin dilakukan adalah darah lengkap dan faal
hemostatis,
• Transportasi neonatus dari RR ke kamar bedah 🡪 menggunakan incubator
yang telah dihangatkan

PUASA
❑ <6 bulan 🡪 stop susu 4 jam & pemberian air gula 2 jam sebelum anestesi
❑6-36 bulan 🡪 susu 6 jam dan pemberian air gula 3 jam sebelum anestesi
❑>36 🡪 stop susu 8 jam & pemberian air gula 3 jam sebelum anestesi
❑Anak yang lebih besar & dewasa 🡪 6-8 jam.
PREMEDIKASI

• Sulfas Atropine 🡪 Dosis atropine 0,02 mg/kg, minimal 0,1


mg dan maksimal 0,5 mg.
• Penenang 🡪 Tidak dianjurkan pada neonatus dan bayi, karena
SSP belum berkembang, mudah terjadi depresi.
INDUKSI PADA PASIEN PEDIATRI

• tergantung pada umur, status fisik, dan tipe operasi yang akan
dilakukan.
• Induksi dapat dikerjakan secara inhalasi atau intravena
• Induksi inhalasi 🡪 Diberikan halotan dengan oksigen atau
campuran N2O dalam oksigen 50%.
• Induksi intravena 🡪 propofol 2-3 mg/kg diikuti dengan
pemberian pelumpuh otot non depolarizing seperti atrakurium
0,3 -0,6 mg/kg.
INTUBASI PASIEN PEDIATRI

• Intubasi neonatus dan bayi lebih sulit karena mulut kecil,


lidah besar-tebal, epiglottis tinggi dengan bentuk “U”.
• Sebaiknya menggunakan laringoskop bilah lurus-lebar dengan
lampu di ujungnya
• Pipa trachea yang dianjurkan adalah dari bahan plastik,
tembus pandang dan tanpa cuff.
- Premature 🡪 diameter 2-3 mm
- Bayi aterm 🡪 2,5-3,5 mm.

Pipa yang digunakan juga jenis pipa non kinking atau yang
tidak mudah tertekuk.
PEMELIHARAAN ANESTESI PEDIATRI

• Gas anestetika yang umum digunakan adalah N2O dicampur


dengan 02 perbandingan 50:50 untuk neonatus, 60:40 untuk
bayi, dan 70:30 untuk anak-anak.
• Banyaknya cairan yang harus diberikan per infus disesuaikan
dengan banyaknya cairan yang hilang.
PERAKHIRAN ANESTESI PEDIATRI

• Setelah pembedahan selesai, obat anestetika dihentikan


pemberiannya.
• Berikan oksigen murni 5-15 menit. Bersihkan rongga hidung
dan mulut dari lendir kalau perlu.
• Jika menggunakan pelumpuh otot, dapat dinetralkan dengan
prostigmin (0,04 mg/kg) atau neostigmine (0,05 mg/kg) dan
atropin (0,02 mg/kg).
• Ekstubasi 🡪 kalau bayi sudah sadar benar, anggota badan.
bergerak-gerak, mata terbuka, nafas spontan adekuat.
KRIPTORKISMUS/UNDESCENDED
TESTIS
• Nama lain dari kriptorkismus adalah undescended testis, tetapi harus
dijelaskan lanjut apakah yang di maksud kriptorkismus murni, testis
ektopik, atau pseudokriptorkismus. Kriptorkismus murni adalah suatu
keadaan dimana setelah usia satu tahun, satu atau dua testis tidak berada
didalam kantong skrotum, tetapi berada di salah satu tempat sepanjang
jalur penurunan testis yang normal. Sedang bila diluar jalur normal disebut
testis ektopik, dan yang terletak di jalur normal tetapi tidak didalam
skrotum dan dapat didorong masuk ke skrotum serta naik lagi bila
dilepaskan disebut pseudokritorkismus atau testis retraktil.
PATOFISIOLOGI
TATALAKSANA
BAB IV
ANALISA KASUS
ANALISA KASUS

• Pasien anak B, umur 9 tahun dengan rencana laparoskopi k/p


Orchidectomy dengan diagnosis Undescended Testis (UDT)
Bilateral Non-palpable. Dari anamnesis didapatkan buah zar
pasien kosong sejak lahir
• Pemeriksaan fisik 🡪 Pemeriksaan fisik didapatkan skrotalis
tidak ada isi, dan tidak ada nyeri tekan serta hiperemis
• Pemeriksaan penunjang yaitu darah rutin pada tanggal
14/10/2020 didapatkan leukosit 9,56 10^9/L dan Hb 13,9 g/dl.
ANALISA KASUS

• Cairan perioperatif berupa :


1. Cairan rumatan (maintenance)
Metode perhitungan Holliday-Segar. Dikarenakan berat badan pasien
29 kg maka rumus yang dipakai yaitu 11500+((BB-20) x 20).
Didapatkan hasil 1680 ml/hari atau 70 ml/jam.3
2. Cairan penggantian puasa
Rumus BB x 4 ml/kg/h x Lamanya puasa. Didapatkan jumlah cairan
pengganti puasa sebesar 490 ml. Untuk cara pemberiannya yaitu 50%
dalam 1 jam pertama.. sedangkan 25% dalam jam kedua dan ketiga.
BAB V
KESIMPULAN
KESIMPULAN

• Pemeriksaan pra anestesi memegang peranan penting pada


setiap operasi yang melibatkan anestesi.
• selama operasi berlangsung, tidak ada hambatan yang berarti
baik dari segi anestesi maupun dari tindakan operasinya.
• Selama di ruang pemulihan juga tidak terjadi hal yang
memerlukan penanganan serius.
• Secara umum pelaksanaan operasi dan penanganan anestesi
berlangsung dengan baik.
TERIMAKAS
IH

Anda mungkin juga menyukai