Atopi
Fani Nadila, S.Ked G1A220047
Keluhan Utama : Ruam bercak kemerahan yang telah menghitam yang terasa kering
dan terasa gatal di leher, lipatan siku kanan dan kiri, dan lipatan
lutut kanan dan kiri sejak 1 bulan yang lalu.
Riwayat Perjalanan
1 2 3 4
Penyakit
Suhu :
36,5 ºC
PEMERIKSAAN FISIK
Mata Kepala
Pupil isokor, RC (+/+), CA (-/-), SI Normocephal
(-/-)
Hidung Telinga
Dbn Dbn
Leher Mulut
Pembesaran KGB dan Dbn
tiroid (-)
lesi kulit (+/+)
Jantung
I: Iktus kordis tidak terlihat
Paru P: Iktus kordis teraba di ICS V linea
I: Bentuk thoraks normal, pergerakan midclavicula sn
dinding dada simetris
P: Massa (-), krepitasi (-)
P: Batas jantung ki ICS V LMC sn
P: Sonor di semua lapangan paru A: BJ I/II reguler, murmur (-), gallop (-)
A: Vesikuler (+), rh (-), wh (-)
Abdomen
Ekstremitas superior
I: Datar, striae (-), venektasi (-)
akral hangat, CRT < 2 detik,
P: Supel, nyeri tekan epigastrium (-), hepar, lien,
lesi kulit (+/+)
ginjal tidak teraba, turgor kembali cepat
P: Timpani (+)
A: BU (+) normal
Ekstremitas inferior
akral hangat, CRT < 2 detik,
lesi kulit (+/+)
PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi : Terdapat hiperpigmentasi kulit, lesi (+)
Palpasi : Kulit kenyal, permukaan tidak rata
Diagnosis Kerja
Dermatitis atopi
Medikamentosa
TATALAKSANA
Non-Medikamentosa
Pemeriksaan Anjuran
1. White Dermografisme
2. Pemeriksaan Prick test
3. Pemeriksaan atopy patch test
4. Pemeriksaan serologi : IgE total
5. Eliminasi makanan
BAB 3
TINJAUAN PUSTAKA
Dermatitis Atopi
Definisi
Peradangan kulit berupa dermatitis yang kronis residif, disertai rasa gatal, dan mengenai
bagian tubuh tertentu terutama di wajah pada bayi (fase infantil) dan bagian fleksural
ekstremitas (pada fase anak) dan berhubungan dengan penyakit atopi lainnya, misalnya
rinitis alergi dan asma bronkial.
Sinonim
eczema konstitusional, fleksural eczema, disseminated neurodermatitis, prurigo basiler
Etiologi
Penyebab terjadinya DA merupakan hasil interaksi kompleks antara kelainan igenetik yang
menyebabkan terganggunya sawar kulit, gangguan pada sistem imun bawaan, dan respons
imunoiogik yang meningkat terhadap alergen. Penyebab tersebut dapat dibagi dalam:
b. Faktor ekstrinsik: lingkungan, misalnya berbagai bahan iritan, polutan, alergen hirup maupun
makanan
b. Faktor ekstrinsik: lingkungan, misalnya berbagai bahan iritan, polutan, alergen hirup maupun
makanan
Etiologi
c. Akibat interaksi faktor intrinsik dan ekstrinsik akan terjadi:
a) Kulit kering karena transepidermnal water loss (TEWL) yang meningkat dan kemampuan kult
b) Respons infiamasi akan menimbulkan keluhan subyektif rasa gatal dan gejala objektif berupa lesi
kulit
c) gangguuan fungsi sawar akan meningkatkan risiko pajanan terhadap bahan kontaktan (iritan,
A. Fase Infantil
B. Fase Anak
C. Fase Remaja & Dewasa
Dermatitis Atopi
Kriteria
Diagnostik
Diagnosis DA dapat ditegakkan secara klinis dengan gejala utama gatal, penyebaran
simetris di tempat predileksi (sesuai usia), terdapat dermatitis yang kronik-residif,
riwayat atopi pada pasien atau keluarganya.
Kriteria Hanifin-Rajka
Kriteria William
Dermatitis Atopi
Kriteria William
I. Harus ada: Kulit yang gatal (atau tanda garukan pada anak kecil)
Pemeriksaan
penunjang
Diagnosis banding
Diagnosis banding DA bergantung pada fase atau usia, manifestasi klinis,
serta lokasi DA.
• Pada fase bayi dapat mirip dermatitis seboroik, psoriasis, dan dermatitis
popok
• Fase anak dapat mirip dengan dermatitis numularis, dermatitis
intertriginosa, dermatitis kontak, dan dermatitis traumatika.
• Fase dewasa lebih mirip dengan neurodermatitis atau liken simpleks
kronikus.
Dermatitis Atopi
Tatalaksana
Dermatitis Atopi
Tatalaksana
Pelembab berfungsi memulihkan disfungsi sawar kulit. Beberapa jenis
pelembab antara lain berupa humektan (contohnya gliserin dan propilen
glikol), natural moisturizing factor (misalnya urea 10% dalam euserin
hidrosa), emolien (contohnya lanolin 10%, petrolatum, minyak tumbuhan dan
sintetis), protein rejuvenators (misalnya asam amino), bahan lipofilik (di
antaranya asam lemak esensiel, fosfolipid, dan seramid).
Pemakaian pelembab dilakukan secara teratur 2 kali sehari, dioleskan segera
setelah mandi, walaupun sedang tidak terdapat gejala DA.
Dermatitis Atopi
Komplikasi
Komplikasi
lnfeksi sekunder pada DA meliputi infeksi jamur, bakteri dan virus. lnfeksi
tersering pada DA, terutama oleh bakteri kelompok Streptococci 8-hemolytic
dan Staphylococcus aureus. Bakteri tersebut berkolonisasi lebih tinggi pada
lesi DA dan di nares anterior.
Komplikasi
lnfeksi oleh virus herpes simpleks atau vaccinia dapat memunculkan erupsi
Kaposi's varicellifonn, dikenal sebagai eksema herpetikum atau vaksinatum,
walaupun jarang terjadi. lnfeksi tersering yang dijumpai di Indonesia ialah
moluskum kontagiosum dan varisela.
DA yang mengalami perluasan dapat menjadi eritroderma. Atrofi kulit (striae
atroficans) dapat terjadi akibat pemberian kortikosteroid jangka panjang.
Dermatitis Atopi
Prognosis