Anda di halaman 1dari 56

Fraktur Mandibula

Pembimbing :dr. Pritha Hadi, Sp.BP-RE

Oleh :
Kurnia Sari, S.Ked

Bedside Teaching
Pendahuluan
BAB II
LAPORAN KASUS

The Power of PowerPoint -


3
thepopp.com
IDENTITAS PASIEN
 
Nama : Tn. Febriadi Situmeang
Umur/Tanggal lahir : 21 Tahun 3 Bulan / 6-02-2000
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen
Pekerjaan : Swasta
Alamat : perm.aurduri jambi
Masuk RS : IGD = 26/05/2021 (16.59 wib)
Bangsal = 27/05/2021 (11.30 wib)
Keluhan utama:
Nyeri dibawah dagu setelah kecelakaan lalu lintas
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG (Heteroamanesis)

Pada hari rabu tanggal 26 Mei 2021 Pasien F mengalami kecelakaan tunggal
dari motor ,1 hari SMRS pada hari rabu jam 14.00 ,Pasien jatuh dalam keadaan
tersungkur, dan patah di bagian bawah dagu. Pasien tidak sadar setelah kecelakaan dan
langsung di bawa ke puskesmas,Saat di puskesmas pasien mulai sadar, di puskesmas
pasien muntah darah sebanyak 3x. Di puskesmas pasien mendapat penanganan berupa
penjahitan di daerah dagu, hingga keadaan umum pasien stabil pasien segera dirujuk ke
RS. Sengeti.
Setelah sampai di Rs. Sengeti, pasien lalu dirujuk Kembali ke RSUD. Raden
Mattaher untuk penanganan lebih lanjut. Dalam perjalanan menuju IGD RSUD. Raden
Mattaher, pasien mengalami muntah darah lagi sebanyak 2 kali,Pasien merasa nyeri
pada daerah bawah dagu dan mengalami kesulitan saat membuka mulut dan mengunyah
makanan,Pasien tiba di IGD Mattaher pada pukul 16.59 WIB dalam keadaan sadar dan
dagu sudah dijahit.
• Riwayat diabetes melitus (-) • Riwayat hipertensi (-)
• Riwayat hipertensi (+) • Riwayat diabetes mellitus (-)
• Riwayat alergi (-) • Tidak ada keluarga mengalami hal yang
sama

Riwayat sosio ekonomi


• -
PRIMARY SURVEY
Clear, pasien dapat bicara lancar, suara
A mengorok (-), suara berkumur (-), suara
parau (-)

B Frekuensi Nafas = 20x/ menit

Frekuensi nadi = 82x/ menit, reguler,


C
isian cukup,
Tekanan darah = 110/60mmHg

D GCS 15 E4M6V5, pupil isokor,


Pemeriksaan Tanda Vital

Tekanan darah :
110/60 Mmhg
Suhu :
35,6 C

RR:
20X/i
SpO2 :
97 %

The Power of PowerPoint - thepopp.com


Kulit
PEMERIKSAAN FISIK Ikterik (-), turgor kulit normal, jaringan
parut (-), eskoriasi di beberapa regio
Mata (clavicula dex et sin, dan di reg abdomen)
Conjungtiva anemis (-/-), Sklera
ikterik (-/-), edema kelopak mata Kepala dan Wajah
(-/-), edema periorbita (-/-) Kepala : Normocephal, rambut tidak
mudah dicabut, nyeri dagu (+),
Fascial : fascial simetris, oedem di
Hidung mandibula, bekas jahitan di mandibula (+),
eskoriasi (+) sekret (-/-) deviasi trauma (+), vulnus ekskoriasi (+),
parasthesia (-), deformitas (-)
septum (-)

Leher Telinga
Pembesaran kelenjar getah bening (-) nyeri Sekret (-/-) nyeri tekan tragus (-),
tekan (-), otot bantu nafas (-) perdarahan (-)

Paru Mulut dan Gigi


Maloklusi (+) Bibir kering (-),
Inspeksi : Pergerakan dada simetris, hiperemis (-), bibir pucat (-), lidah
retraksi dinding dada (-), otot bantu
nafas (-) sikatriks (-),
pucat (-), terlihat beberapa
Palpasi : nyeri tekan (-) eskoriasi
Jantung
Perkusi : Sonor (+/+) I: Iktus kordis tidak terlihat

Auskultasi :Vesikuler (+/+), wheezing P : Iktus kordis teraba di ICS V I Linea


(-/-) ronkhi (-/-) midclavicularis

A : BJ I/II reguler, murmur (-), gallop (-)


Pinggang
Sikatrik (-), nyeri tekan
(-)

Abdomen
Inspeksi : cembung, pergerakan dinding
dada simetris, bekas operasi (-) , ikterik
(-), umbilical di tengah (N)
Ekstremitas superior
Auskultasi: BU (+) normal Akral hangat, pitting
edema (-/-), Capilary refill
Palpasi : Nyeri tekan (-), hepar tidak time >2 detik.
teraba, lien tidak teraba, ginjal kanan kiri
tidak teraba.
Ekstremitas inferior
Perkusi : (N) Dextra
Timpani di ke empat kuadran Akral dingin
Pitting edema(-/-),
Capilary refill time >2
detik, edema (-/-)
Pre operasi
Regio Submandibularis

•Look : Oedem di mandibula dan regio


buccal dextra, perdarahan (-), warna kulit
disekitar luka memerah, luka jahitan (+)
•Feel : teraba hangat, nyeri tekan (+),
sensibilitas (baik).
•Move : mampu membuka mulut sekitar 1
cm.

12
Pemeriksaan intraoral :

•Setiap serpihan gigi yang patah harus dikeluarkan


•Sulkus bucal diperiksa adanya ekimosis dan
kemudian sulkus lingual.
•Dengan hati hati lakukan palpasi pada daerah
dicurigai fraktur,ibu jari serta telunjuk ditempatkan
di kedua sisi dan ditekan untuk mobilitas yang tidak
wajar .
Tindakan operasi 05-06-2021

Fiksasi oklusi dan MMN Screw 6 buah

14
5 holes screw.8 mm (4 buah
Pemasangan plate mandibula 1.0 mm marjine superio
7 holes,screw 10mm 5 holes
Pejahitan Post operasi
Expose segmen fraktur melalui luka lama dan intraoral vestibulum
Evaluasi :
Fraktur parasimfisis dextra
Fraktur avulsi gigi ll,12,21,22
Avulsi segmen marjine mandibula inferior
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
26/05/2021 Hasil Nilai Normal Unit
Kimia Klinik :
Glukosa Darah

GDS 77 < 200 mg/dL

Faal Ginjal
Ureum 31 15-39 mg/dL

Keratinin 0,91 0.55-1.3 mg/dL

Elektrolit
Natrium 146.8 136.0 – 146.0 mmol/L

Kalium 3.81 43.34 – 106.0 mmol/L

Chlorida 103.6 98.0 – 106.0 mmol/L


PEMERIKSAAN LABORATORIUM
26/05/2021 Hasil Nilai Normal Unit

Hematologi :
Hb 16.6 12-16 g/dL

hematokr 47,5 34,5-54 %


it
Eritrosit 5,71 4,5-5,5 X 1000 u

Mcv 83.3 80-96 fL

Mchc 34.9 32-36 pg

Mch 29.1 27-31 g/dL

Trombosi 323 150-450 X1000 u


t
Leukosit 31,1 4,0-10,0 X1000 u
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Faal Hati

27/05/2021 Hasil Nilai Normal Unit

25 15-37 u/l
SGOT
23 14-63 u/l
SGPT
7.1 6.4-8.2 g/dl
Total
protein
4.0 3.4-5.0 g/dl
Albumin
3.1 2.5-3.5 g/dl
Globulin
Pemeriksaan Radiologi

• Pemeriksaan Fhoto Thoraks:

Kesan : Cor dan Pulmo normal.


Pemeriksaan radiologi

• CT-Scan Cranial :

Kesan : - Tidak tampak lesi fokal intracranial


- Fraktur os mandibula
Diagnosa:
Post Debridment ORIF+Plate Screw e.c
Fraktur Mandibula
28

Tatalaksana
Non Farmakologi

• Memastikan ABCD clear


• Pantau TTV dan keluhan umum
• GV luka
• Tirah baring
Prognosis
Quo ad vitam : Dubia ad bonam

Quo ad functionam : Dubia ad bonam

Quo ad sanationam : Dubia ad bonam


Follow Up
Tanggal S O A P
06 juni Nyeri di TD : 100/60 Post IVFD Nacl
2021 lokasi mmHg Debridment 0,9% 30tts/I
Post op fraktur N : 81 x/menit ORIF+Plate Ketorolac
H+1 SpO2 : 98% Screw e.c 3x1 amp
RR : 18x/menit Fraktur Ceftriaxone
Suhu : 35,7°C Mandibula 1x2gr
OMZ 1x1
vial
07 juni Nyeri TD :120/70 Post IVFD RL
2021 dibagian Mmhg Debridment 20 tts/I
Post op operasi N : 75x/i ORIF+Plate Ceftriaxone
H+2 RR :20x/i Screw e.c 1x2 gr
Suhu : 36,2°c Fraktur OMZ 1X1
Spo2 : 95 % Mandibula Ketorolac
3x1 amp
BAB III
Tinjauan Pustaka
Anatomi Wajah
Maksilofacial di bagi
menjadi 3 bagian :
•Sepertiga atas wajah :
tulang frontalis,regio supra
orbital,rima orbita dan sinus
frontalis.
•Sepertiga tengah : os
maxiila
,zygomaticum,lakrimal,nasal
,palatinus,nasal konka
inferior dan tulang vomer.
•Sepertiga bawah :os
mandibula
Lokasi fraktur mandibula

• 1/3 fraktur mandibula terjadi


di daerah kondilar-subkondilar
• 1/3 terjadi didaerah angulus
• 1/3 lainnya didaerah
korpus,simfisis,dan
parasimfisis
• Fraktur subkondilar banyak
ditemukan pada anak-
anak,sedangkan fraktur
angulus lebih sering terjadi
pada dewasa muda
Definisi
Fraktur adalah discontinuitas dari jaringan
tulang yang biasanya disebabkan oleh adanya
kecelakaan yang timbul secara langsung.
Fraktur mandibula adalah putusnya kontinuitas
tulang mandibula. Hilangnya kontinuitas pada
rahang bawah (mandibula), yang diakibatkan
trauma oleh wajah ataupun keadaan patologis,
dapat berakibat fatal bila tidak ditangani dengan
benar
Etiologi

• Trauma
• keadaan patologis : tumor jinak atau ganas
pada rahang bawah, osteogenesis imperfecta,
osteomyelitis, osteomalacia, atrofi tulang
secara menyeluruh atau osteoporosis
nekrosis atau metabolic bone disease.
Klasifikasi
• Berdasarkan regio anatomis
– Menunjukkan regio-regio pada mandibula yaitu
: badan, simfisis, sudut, ramus, prosesus
koronoid, prosesus kondilar, prosesus alveolar.
• Berdasarkan ada tidaknya gigi
– Dengan adanya gigi, penyatuan fraktur dapat
dilakukan dengan jalan pengikatan gigi dengan
menggunakan kawat
– Fraktur kelas 1 :
• gigi terdapat di 2 sisi fraktur, penanganan pada fraktur
kelas 1 ini dapat melalui interdental wiring (memasang
kawat pada gigi)
– Fraktur kelas 2 :
• gigi hanya terdapat di salah satu fraktur
– Fraktur kelas 3 :
• tidak terdapat gigi di kedua sisi fraktur, pada keadaan
ini dilakukan melalui open reduction, kemudian
dipasangkan plate and screw, atau bisa juga dengan
cara intermaxillary fixation.
Tanda dan gejala

• Nyeri : dapat dirasakan saat pasien mencoba menggerakkan


rahang untuk berbicara,mengunyah atau menelan
• Pendarahan dari rongga mulut
• Maloklusi: keadaan dimana rahang tidak dapat dikatupkan
• Trismus :ketidak mampuan membuka mulut lebih dari 35
mm,batas rendah nilai normal 40 mm
• Pergerakan abnormal
• Ketidak mampuan menutup rahang: menandakan fraktur pada
prosesus alveolar,angulus ,ramus dan simfisis.
• Krepitasi tulang
• Mati rasa pada bibir dan gigi
Diagnosis
Anamnesis
Pada kasus trauma, pemeriksaan penderita dengan
kecurigaan fraktur mandibula harus mengikuti kaidah
ATLS

Pada penderita trauma dengan fraktur mandibula


harus diperhatikan adanya kemungkinan obstruksi
jalan nafas
yang bisa diakibatkan karena fraktur mandibula itu sendiri
ataupun akibat perdarahan intraoral yang menyebabkan
aspirasi darah dan bekuan darah.
– Perlu diketahui riwayat trauma.
• Mekanisme trauma merupakan informasi yang penting
sehingga dapat menggambarkan tipe fraktur yang
terjadi.

• Bila trauma ragu-ragu atau tidak ada maka kemungkian


fraktur patologis tetap perlu dipikirkan
Pemeriksaan fisik

◦ Inspeksi
 Inspeksi dimulai dari ektraoral kemudian ke intraoral.
Perhatikan adanya deformitas.

 Pembengkakan preaurikular sering menunjukkan adanya


fraktur kondilus.

 Dilihat juga apakah terdapat gigi yang hilang.

 Perhatikan juga apakah terdapat maloklusi.


• Palpasi
– Penderita disuruh buka-tutup mulut, menilai ada tidaknya
nyeri, deformitas atau dislokasi

– Dilakukan evaluasi false movement dengan kedua ibujari di


intraoral
Pemeriksaan penunjang
• Pemeriksaan rontgen
– Untuk mengetahui pola fraktur yang terjadi.
– Pemeriksaan dapat dimulai dengan foto AP
• CT Scan
– CT scan dapat digunakan untuk mengidentifikasi
fraktur.
Penatalaksanaan
• Prinsip penanganan fraktur mandibula pada
langkah awal bersifat kedaruratan
– seperti jalan nafas (airway),
– pernafasan (breathing),
– sirkulasi darah termasuk penanganan syok
(circulaation),
– penanganan luka jaringan lunak dan imobilisasi
sementara serta evaluasi terhadap kemungkinan
cedera otak.
• kedua adalah penanganan fraktur secara
definitif
– reduksi/reposisi fragmen fraktur (secara
tertutup (close reduction)
– secara terbuka (open reduction)
Reposisi tertutup
Adapun indikasi untuk reposisi tertutup di
antaranya:
Fraktur displace atau terbuka derajat ringan sampai sedang.
Fraktur kondilus
Fraktur pada anak
Fraktur komunitif berat atau fraktur dimana suplai darah
menurun.
Fraktur eduntulous mandibula
Fraktur mandibula yang terdapat hubungan dengan fraktur
panfacial
Fraktur patologis
– Tehnik yang digunakan pada terapi fraktur
mandibula secara closed reduction
• Fiksasi intermaksiler.
– Fiksasi ini dipertahankan 3-4 minggu pada fraktur daerah
condylus
– 4-6 minggu pada daerah lain dari mandibula
Reposisi terbuka

◦ Indikasi reposisi terbuka di antaranya:


 Fraktur terbuka atau displace derajat sedang sampai berat

 Fraktur yang tidak tereduksi dengan reposisi tertutup


◦ Wiring (kawat)

 Kawat dibuat seperti mata, kemudian mata tadi dipasang


disekitar dua buah gigi atau geraham dirahang atas
ataupun bawah.

 Rahang bawah yang patah difiksasi pada rahang atas


melalui mata di kawat atas dan bawah.

 Jika perlu ikatan kawat ini dipasang di berbagai tempat


untuk memperoleh fiksasi yang kuat.
– Plating
• Pemasangan plat bertujuan untuk memberi tahanan
pada daerah fraktur, sehingga dapat menyatukan
bagian fraktur dengan alveolus superior.
Komplikasi

• Komplikasi yang paling umum terjadi pada


fraktur mandibula adalah infeksi atau
osteomyelitis, yang nantinya dapat
menyebabkan berbagai kemungkinan
komplikasi lainnya.
Prognosis
• jika operasi perbaikan untuk memulihkan bentuk dilakukan
dalam waktu 1 minggu setelah cedera/trauma maka prognosis
dapat baik
• Trauma kendaraan sepeda motor dapat meneybabkan trauma
berat pada wajah sehingga membutuhkan prosedur bedah
multipel dan menumbuhkan perawatan lama
• Untuk laserasi jaringan karna bekas luka biasanya dapat
diatasi dengan maksimal oleh bedah plastik.
Terima kasih 

Anda mungkin juga menyukai