Anda di halaman 1dari 44

Atresia Ani

Pembimbing : dr. Miftahurrahma, Sp. BA

Oleh
Ranti Rizki Armeli
Latar Belakang
Atresia ani atau anus imperforata disebut
sebagai malformasi anorektal 01
Atresia ani termasuk kelainan kongenital
yang cukup sering dijumpai, menunjukkan
suatu keadaan tanpa anus atau dengan anus
02
yang tidak sempurna

Secara embriologis atresia ani


terjadi akibat gangguan 03
perkembangan pada minggu 4-6
kehamilan
Identitas Pasien
Nama : By. Ny. Dati
Umur : 1 hari
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Tebo
Masuk RS : 15 November 2020

Keluhan Utama
Lahir tanpa anus
Riwayat Perjalanan Penyakit

Pasien juga mengalami kembung (+) .

Pasien merupakan rujukan dari Rumah


Sakit Tebo dengan keluhan tidak Pasien merupakan anak kedua, lahir
memiliki anus sejak lahir spontan dibantu oleh bidan secara
pervaginam dengan berat badan lahir 3500
gram, Panjang 48cm, lingkar kepala 34 cm,
lingkar dada 32cm, lingkar perut 40cm, ibu
dengan riwayat ANC (-).
Tanda-Tanda Vital
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Nadi : 125 x/menit
RR : 54 x/menit
Suhu : 36,6 ºC
SpO2 : 98 %
Pemeriksaan Fisik
Kulit
Sawo matang, pigmentasi (-), ruam (-)
Mata
Conjungtiva anemis (-), Sklera ikterik (-),
pupil isokor, Refleks cahaya (+/+) Kepala
Normocephal, rambut tdk
sukar dicabut
Hidung
Deviasi septum (-),
epistaksis (-) Telinga
Nyeri tekan tragus (-)

Mulut
Bibir kering (-), atrofi papil(-),
gusi berdarah(-),

Paru Jantung
Inspeksi: I: Iktus kordis tak terlihat
Simetris, P :Iktus kordis teraba di
Palpasi:nyeri tekan (-) Fremitus ICS V linea midclavicula
taktil ka=ki sinistra
Perkusi: sonor P :Batas jantung dbn
Auskultasi: vesikuler (+/+) Rhonki A : BJ I/II reguler
(-/-) Wh (-/-)
Ekstremitas sup
Abdomen Akral hangat, peteki (-),
Inspeksi : Distensi (+) pitting edema (-), CRT <2
Auskultasi : BU (+) 14x/i detik
Palpasi :Nyeri tekan epigastrium (-)
Perkusi : Timpani (+)

Genetalia dan Anus Ekstremitas Inferior


Anal (-), anal dimple (+), bucket handle (-), Dextra
fistula (-) Akral hangat, peteki (-),
pitting edema (-), CRT <2
detik

Pemeriksaan Fisik
Hasil Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Hb 18.0 18 – 26 g/dL
Ht 54,6 34,5 –54 %
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Eritrosit 5.15 4,5 – 5,5 10 /mm
6 3

Albumin 3,3 3,4 – 5,0 g/dL


Leukosit 22.5 4,0 – 10,0 103/mm3
Trombosit 174. 150 – 450 fL
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
MCV 106. 80 – 96 fL
GDS 87 < 200 mg/dL
MCH 34.9 27 – 31 pg
MCHC 33.0 32 – 36 g/dL
RDW 15.1   %
PDW 19,9 9-13 fL
MPV 5,87 7,2 – 11,1 fL
Hasil Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan

Ureum 25 13 – 43 mg/dL

Kreatinin 0.96 0,51 – 0,95 mg/dL

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan

Na 140.6 136 – 146 mmol/L


K 4.10 3,34 – 5,10 mmol/L
Cl 103 98 – 106 mmol/L
Pemeriksa
an
Babygram  
Kesimpulan : Ditemukan dilatasi usus
dan distribusi udara di usus yang
tidak sampai ke bagian distal.
Knee chest
position
Jarak antara gambaran udara di distal
colon ke arah marker >1cm.
Diagnos
a
Malformasi anorektal letak tinggi
tanpa fistula + hipospadia +
skrotum bifida
Tatalaksana
• IVFD 10% + Ca glukonas
• Inj. Cefotaxim 2 x180 mg
• Pro laparatomi eksplorasi + colostomy
• Inj. PCT 4x40mg
Tanggal S O
Follow Up A P
17/11/2020 Demam (-) Ku : sedang Malpormasi -observasi tanda-tanda akut
  Kembung (-) HR : 137 x/i anorectal post abdomen
BAB (+) via stoma RR : 15x/i colostomy H-2 -Inj. Cefotaxime 2x180 mg/ 3
Muntah (-) T : 36,7 C   -Inj. DCT 4x40 mg
Spo2 : 98%    
  Resiko infeksi Mencegah terjadinya infeksi
S/L ar abdomen
I : distensi (-), simetris, luka
operasi kesan kering,
produksi (+)
A : bunyi usus (+)
P : timpani
P : soepell (+)
 
18/11/2020 Demam (-) Ku : sedang Post colostomy Boleh pulang
  Kembung (-) HR : 137 x/i malpormasi Edukasi keluarga stoma care
BAB (+) RR : 42 x/i anorectal (H.3)  
Muntah (-) T : 37,0 C
Spo2 : 99%
 
S/L ar abdomen
I : distensi (+)
A : bunyi usus (+)
P : timpani
P : Banana Sign (+)
Dance sign (+)
 
Embriologi

● Pembentukan system pencernaan


dimulai pada usia embrio minggu
ke-4 yang diawali oleh
pembentukan primitive gut
● Bagian-bagian dari primitive gut
dibedakan menjadi 3 yakni,
foregut, midgut dan hindgut.
Pembentukan Kanal Anorektal

Kloaka akan berdiferensiasi menjadi dua system organ yang berbeda, yaitu system urogenital
dan system anorektal. Rectum mengalami migrasi selama perkembangan normal, menuju
tempat anus pada saat lahir. Bila proses migrasi ini terhenti sebelum anus mencapai posisi
normalnya di daerah perineum, terjadilah kelainan malformasi anorektal
Anatomi
Cincin spingter anus melingkari kanalis dan
terdiri dari spingter interna dan spingter
eksterna
Atresia Ani

Kelainan kongenital anus


dimana anus tidak
mempunyai lubang untuk
mengeluarkan feses karena
terjadi gangguan pemisahan
kloaka yang terjadi saat
kehamilan
Epidemiologi

Angka kejadian rata-rata


malformasi anorektal di seluruh
dunia adalah 1 dalam 5000
kelahiran. Secara umum,
malformasi anorektal lebih banyak
ditemukan pada laki-laki dari pada
perempuan
Etiologi
Gangguan atau berhentinya
perkembangan embriologik di
daerah usus, rektum bagian distal
serta traktus urogenitalis

Kegagalan pembentukan septum


urorektal secara komplit karena
gangguan pertumbuhan

Malformasi meningkat pada bayi


yang memiliki saudara dengan
kelainan malformasi anorektal
(genetik)
Klasifikasi Wingspread
Laki-laki
Kelompok I
Kelainan Tindakan
- Fistel urin Kolostomi neonatus, operasi
- Atresia rektum definitive pada usia 4-6 bulan
- Perineum datar
- Fistel datar
- Invertogram : udara > 1 cm dari kulit
Kelompok II
Kelainan Tindakan
- Fistel perineum Operasi langsung pada
- Membran anal neonatus
- Stenosis anus
- Fistel tidak ada
- Invertogram : udara <1 cm dari kulit
Klasifikasi Wingspread
Perempuan
Kelompok I
Kelainan Tindakan
- Kloaka Kolostomi neonatus
- Fistel vagina
- Fistel anovestibular atau
rektovestibuler
- Atresia rektum
- Fistel tidak ada
- Invertogram : udara > 1cm dari kulit

Kelompok II
Kelainan Tindakan
- Fistel perineum Operasi langsung pada
- Stenosis anus neonatus
- Fistel tidak ada
- Invertogram : udara < 1 cm dari kulit
Type Malformasi Anorektal
Patofisiologi
Gejala Klinis
Tidak ditemukan adanya lubang pada anus
yang ditunjukkan kegagalan untuk
mengeluarkan mekonium

Bayi akan cepat kembung antara 4-8 jam


setelah lahir

Pada sekitar 60% kasus kelainan


atresia ani dapat dijumpai kelainan
bawaan. Kelainan-kelainan tersebut
lebih dikenal dengan VATER atau
VACTERL sindrome
Invertogra
m
Invertogram adalah teknik pengambilan foto
untuk menilai jarak pungtum distal rektum
terhadap tanda timah atau logam lain pada
tempat bakal anus di kulit peritoneum, sewaktu
foto diambil, bayi tidur telungkup, dengan sinar
horizontal diarahkan ke trokanter mayor
Prone cross table
lateral view
Bayi dijaga tetap dalam posisi
genupectoral selama 3 menit dengan
menjaga tetap menunduk dengan fleksi
panggul. Radiografi prone lateral
memiliki sedikit keuntungan seperti bayi
terasa nyaman.
Penatalaksanaa
n
Hentikan masukan makanan
Pemasangan NGT
Antibiotik
Operatif
Kolostomi

Tipe kolostomi yang dapat digunakan pada


bayi dengan atresia ani adalah kolostomi
loop yaitu dengan membuat suatu lubang
pada lengkung kolon yang dieksteriorisasi.
Posterosagital Anorectoplasty (PSARP)

Teknik operasi
menggunakan irisan
kulit secara sagital
mulai dari tulang
koksigeus sampai batas
anterior bakal anus
Posterosagital Anorectoplasty
(PSARP)
Komplika
si
Komplikasi awal dari PSARP adalah infeksi dari
luka, perdarahan, anus salah letak, fistula berulang,
serta cedera pada uretra dan kandung kemih. Pada
komplikasi selanjutnya, pada umumnya terjadi
stenosis, striktur anorektal, prolaps, dan
inkontinensia.
Prognosis
Outcome pada anak dengan ARM tergantung pada
perkembangan anatomis atau gangguan perkembangan,
teknik operasi, dan kooperatifan pasien. Hampir seluruh
pasien dengan malformasi rendah memiliki fungsi
anorektal yang normal
Analisa Kasus

Pasien datang dengan keluhan tidak memiliki Pada pemeriksaan fisik khususnya pada
anus sejak lahir. Pasien juga terdapat kelainan abdomen dari inspeksi didapatkan adanya
kongenital lainnya berupa ambiguous perut distensi, bising usus normal. Pada
genitalia susp Hipospadia . Pasien merupakan pemeriksaan Genetalia dan Anus tidak
anak kedua, lahir dibantu oleh bidan secara ditemukan adanya anus , tampak lekukan anus,
pervaginam dengan berat badan lahir 3500 dan tidak ditemukan adanya fistel. Pada kasus
gram , ibu dengan riwayat ANC (-). tersebut dapat didiagnosis dengan atresia ani
tanpa fistel
Analisa Kasus
Pada atresia ani letak tinggi harus
dilakukan kolostomi terlebih dahulu,
pasien telah dilakukan kolostomi.
Kesimpulan
Atresia ani merupakan malformasi
anorektal atau yang disebut juga dengan
anus imperforate, yaitu kelainan kongenital
dimana tidak terbentuk anus secara
sempurna dengan atau tanpa fistula.
Penyebab atresia ani masih belum jelas.
Thank
You!!
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, and infographics & images by
Freepik and illustrations by Stories
Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai