Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN KASUS:

Acute Kidney Injury


(AKI) pada Anak
Disusuh Oleh :
Ghina Salsabila Rylanda
Mohamad Rizka Maulana

Pembimbing: dr. Imam Syakhrudin, Sp.A


01
LAPORAN
KASUS
Identitas Pasien
Nama: An. S
Jenis Kelamin: Perempuan
Usia: 8 tahun
Alamat: Mertapada Wetan, Astanajapura
Agama Islam
Tanggal Pemeriksaan: 21/11/2023
Identitas Pendamping

Nama: Ny. S
Jenis Kelamin: Perempuan
Hubungan dengan
Ibu Kandung
Pasien:
Alamat: Mertapada Wetan, Astanajapura
Agama Islam
Anamnesis
Jenis Anamnesis: Alloanamnesis (Ibu Kandung)

 Keluhan Utama : Demam

 Riwayat Penyakit Sekarang :


Pada tanggal 20/11/2023 pukul 02.00 pasien datang ke IGD RSUD Waled rujukan dari RS UMC dengan
keluhan demam sejak 2 hari SMRS, demam dirasakan-terus menerus tetapi sudah ada perbaikan sejak datang
ke IGD. Keluhan disertai dengan muntah (+) sejak 2 minggu SMRS, muntah 4-5 kali sehari, darah (-), muka
bengkak sejak 10 hari SMRS, nyeri (-). BAK 3 kali sehari, warna merah, sakit ketika kencing (-), keluar
sedikit-sedikit(-) dan BAB 2 kali sehari t.a.k. Nafsu makan berkurang, minum 8 kali sehari. Pasien memiliki
riwayat minum obat sirup Sanmol setiap kali sakit.
Anamnesis

 Riwayat Penyakit Dahulu :  Riwayat Penyakit Keluarga :

- Tidak ada riwayat kejang - Tidak ada riwayat DM

- Tidak ada riwayat TB Paru - Riwayat HT dari Kakek

- Tidak ada riwayat Asma - Riwayat Jantung dari Nenek

- Tidak ada riwayat DM - Riwayat Kolesterol dari Nenek

- Tidak ada riwayat alergi

- Riwayat minum obat sirup Sanmol


Anamnesis

 Riwayat Pribadi dan Sosial :


Makan 3 kali sehari, nafsu makan berkurang
Minum 8 kali sehari, suka minum air mineral dingin, jarang minum minuman kaleng atau
sachet
BAK 3-5 kali sehari, berwarna merah, tidak sakit ketika kencing, suka menahan kencing
BAB 2 kali sehari
Tinggal di rumah padat penduduk
Anamnesis

 Riwayat Kehamilan :  Riwayat Kelahiran/Persalinan :

- Umur ibu saat hamil: 31 tahun - TTL Pasien: 5 Februari 2015

- Sewaktu hamil tidak sedang sakit - Lahir ditolong oleh Bidan secara Spontan di

- ANC 9 kali (2 kali setiap bulan) ke dokter Puskesmas Astanajapura

kandungan dan bidan - Segera menangis, warna kulit merah muda,

- Imunisasi TT 2 kali gerak aktif, kuning (-), biru (-), gangguan

- Minum Tablet Fe nafas (-)

- Merokok (-), Alkohol (-) - Lahir ketika UK 40-41 minggu


Anamnesis

 Riwayat Imunisasi :  Riwayat Gizi & Makanan :

- Imunisasi Dasar - Sebelum sakit makan pemilih, jarang

BCG (✓), Polio (✓), DPT (✓), Campak makan mie atau makanan instan, jarang

(✓), Hep. B (✓) makan sayur

- Imunisasi Tambahan - Tidak ASI (karena ASI keluar sedikit),

MMR (✓), Hib (✓), minum susu formula (Lactogen sampai usia

3 tahun dilanjutkan dengan Dancow)

- Riwayat konsumsi obat sirup ketika sakit


Anamnesis

 Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan :


Tengkurep : 4 bulan
Bicara : 9 bulan
Berdiri : 1 tahun
Berjalan : 1 tahun
BB : 26 kg
TB : 137 cm
Pemeriksaan Fisik

Tanda-Tanda Vital Status Gizi


KU : Tampak sakit BB : 26 kg
sedang TB : 137 cm
Kesadaran : Composmentis BMI : 13,9
GCS 15 (E4V5M6)
TD : 120/81 mmHg
HR : 119x/m
RR : 24x/m
SpO2 : 98%
Suhu : 36,7oC
BMI For Age (WHO)

BMI for Age


-2 SD
Pemeriksaan Fisik
Telinga-Hidung-
Mata Tenggorokan
Simetris Telinga : sekret (-), darah (-),
Conjungtiva Anemis (-/-) berdenging (-)
Sklera Ikterik (-/-) Hidung : sekret (-), pernapasan
Edema palpebra (+/+) cuping hidung (-)
Tenggorokan : nyeri menelan (-), uvula
tepat ditengah, peradangan (-)

Wajah Mulut
Sianosis (-), Ikterus (-), edema (+) Bibir warna merah muda
Edema (-)
Lidah bersih, tremor (-)
Pemeriksaan Fisik
Jantung
o Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
o Palpasi : ictus cordis teraba
Leher o Auskultasi : Bunyi Jantung I-II
Reguler, Murmur (-), Gallop (-)
Pembesaran KGB (-)
Pembesaran Kelenjar Tiroid (-)
Abdomen
o Inspeksi : datar, tidak tampak
pembersaran organ, ascites (-)
Thoraks o Palpasi : Nyeri tekan (+) Hepar dan
lien tidak teraba, Ballotement Ginjal (-/-)
Paru o Perkusi : Timpani
o Inspeksi : jejas (-), normothoraks, o Auskultasi : Bising usus (+)
barrel chest (-), retraksi (-), kusmaull (-),
o Palpasi : Mengembang simestris, sela Ekstremitas
iga melebar (-)
o Perkusi : sonor di seluruh lapang paru o Inspeksi : Edema (-), Jejas (-),
o Auskultasi : vesicular breathing sound Luka (-)
(+/+), Rhonki (-/-), Wheezing (-/-) o Palpasi : Nyeri (-), Akral hangat
(+), CRT < 2 detik
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium (20/11/2023)

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

KIMIA KLINIK
Blood Gas Analysis

pH (T) 7.504 7.35-7.45

PCO2 (T) 33.4 35-45

PCO2 (T) 111.4 83-108


TCO2 27.1 20 V% (Hb 15 gr%)

HCO3 26.1 21-28

Be ecf 3.0 -2-3


SO2 98.5 95-98

Anion gap 8.7 0-20


Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium (20/11/2023)

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

IMUNOSEROLOGI

ASTO Negative Negative


Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium (20/11/2023)

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

SEKRESI DAN EKSRESI


Urin Lengkap

Warna Kuning

Kekeruhan Keruh

Protein urin 150 mg/dL <10 mg/dL


Glukosa urin Normal <15 mg/dL

pH 8 4.8-7.4

Bilirubin urin Negatif <0.2 mg/dL


Urobilinogen Normal <1 mg/dL
Berat jenis urin 1.010 1.000-1.030

Keton urin Negatif <5 mg/dL


Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium (20/11/2023)

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

SEKRESI DAN EKSRESI


Urin Lengkap

Nitrit Negatif

Sedimen
Epitel 6-8 <10/LPk
Eritrosit Banyak <5/LPB

Leukosit 8-10 <10 /LPB

Silinder Negatif Negatif


Kristal Negatif Negatif

Lain-lain Negatif
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium (21/11/2023)

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

KIMIA KLINIK

UREUM 36.38 mg/dL 21-42 mg/dL

KREATININ 1,24 mg/dL <1 mg/dL


Diagnosis Kerja Diagnosis Banding Tatalaksana
AKI Stadium 1 CKD (Chronic Kidney o IVFD RL 15 gtt
Disease) o Ceftriaxone 2x1 gr IV
Glomerulonefritis o Ondansentron 3x4 mg IV
Sindrom Nefritik Akut o Paracetamol 4x250 mg
IV k/p
o Inj Furosemide 2x15 mg
Follow Up
Hari, Tanggal S O A P

Senin, Demam (+) sejak 2 KU: TSS AKI Stadium dr. Sp.A:
20/11/2023 hari yll, Muntah (+) Kes: Composmentis Ringan
sejak 2 minggu yll, HR: 100x/m -IVFD RL 15 gtt
muka bengkak (+) TD: 120/81 mmHg - Ceftriaxone 2x1 gr IV
10 hari yll, BAB dan S: 37,1oC - Ondansentron 3x4 mg
BAK t.a.k RR: 25x/m IV
SpO2: 94% - PCT 4x250 mg k/p

BB: 26 kg - Lengkapi pemeriksaan


TB: 137cm ASTO dan AGD
-Cek Urin Rutin, Ureum,
Mata: Ca (-/-), Si (-/-) Kreatinin
Thorax: P/ Vbs (+/+),
Rh(-), Wh(-)
Follow Up
Hari, Tanggal S O A P

Selasa, Demam (-), KU: TSS AKI Stadium dr. Sp.A:


21/11/2023 Muntah (-), muka Kes: Composmentis Ringan
bengkak (-), nyeri HR: 127x/m - IVFD RL 15 gtt
perut (+) BAB & TD: 120/70 mmHg - Ceftriaxone 2x1 gr IV
BAK t.a.k S: 36,7oC - Ondansentron 3x4 mg
RR: 24x/m IV
SpO2: 92% - PCT 4x250 mg k/p
- Inj Furosemide 2x15 mg
BB: 26 kg
TB: 137cm Tanya hasil Urin Rutin,
Ureum, Kreatinin
Mata: Ca (-/-), Si (-/-)
Thorax: P/ Vbs (+/+),
Rh(-), Wh(-)
02
PEMBAHASAN
Acute Kidney Injury (AKI)

Gangguan ginjal akut atau Acute Kidney Injury


Kemenkes (AKI) dapat diartikan sebagai penurunan cepat dan
tiba-tiba pada fungsi filtrasi ginjal. Kondisi ini
biasanya ditandai oleh peningkatan konsentrasi
kreatinin serum atau azotemia (peningkatan
konsentrasi BUN) dan/atau penurunan sampai
tidak ada sama sekali produksi urin

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor HK.02 02/1/3305/2022 Tentang Tata Laksana dan Manajemen Klinis
Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) pada Anak di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. KEMENKES. Jakarta; 2022.
Acute Kidney Injury (AKI)

Cedera ginjal akut didefinisikan ketika salah satu dari


kriteria berikut
terpenuhi :
• Serum kreatinin naik sebesar ≥ 0,3 mg/dL atau ≥
26μmol /L dalam waktu 48 jam atau
• Serum kreatinin meningkat ≥ 1,5 kali lipat dari nilai
referensi, yang diketahui atau dianggap telah terjadi dalam
waktu satu minggu atau
• Output urine <0.5ml/kg/hr untuk> 6 jam berturut-turut

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor HK.02 02/1/3305/2022 Tentang Tata Laksana dan Manajemen Klinis
Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) pada Anak di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. KEMENKES. Jakarta; 2022.
Epidemiologi
Indonesia
Menurut IDAI pada September
2022, didapatkan 74 kasus AKI
pada anak

Angka Kematian
Di seluruh dunia berkisar 25-80%

Dunia
Penderita AKI 0,5-0,9% dari
komunitas
0,7-18 % dirawat di RS
20% pada pasien yang diraat di
ICU
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor HK.02 02/1/3305/2022 Tentang Tata Laksana dan Manajemen Klinis
Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) pada Anak di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. KEMENKES. Jakarta; 2022.
Definisi Operasional AKI (Kemenkes)

Anak usia 0-18 tahun Tidak mengalami kelainan


Mayoritas balita ginjal sebelumnya atau
penyakit ginjal
Memiliki demam atau kronik
riwayat demam
Atau gejala infeksi lain dalam
14 hari terakhir
Didapatkan tanda
Didiagnosis gangguan ginjal hiperinflamasi dan
akut yang belum diketahui hiperkoagulasi.
etiologinya
(baik pre-renal, renal, maupun post-renal) oleh
Dokter Penanggung Jawab Pasien

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor HK.02 02/1/3305/2022 Tentang Tata Laksana dan Manajemen Klinis
Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) pada Anak di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. KEMENKES. Jakarta; 2022.
Etiologi
Acute Kidney Injury (AKI)

Kliegman R. Stanton B. St. Geme et.al. Nelson Textbook of Pediatric. 20th. Elsevier. Philadelphia, PA; 2016.
Patofisiologi AKI
Patofisiologi AKI

Weiss R. Meersch M et.al. Acute Kidney Injury. Dtsch Arztebl Int. 2019; 116: 833-842.
Patofisiologi
AKI
Diagnosis AKI

a. Anak usia < 18 tahun.


b. Gejala prodromal ditandai dengan gejala demam dalam 7-14 hari, infeksi
saluran cerna seperti muntah dan diare, serta ISPA seperti batuk dan pilek.
c. Gejala AKI berupa keluhan tidak berkemih (anuria) dan menurunnya volume
Anamnesis
urin (oliguria).
d. Tanyakan riwayat penyakit sebelumnya seperti infeksi COVID-19 pada anak
e. Tanyakan riwayat perjalanan sebelumnya dalam 14 hari.
f. Tanyakan riwayat vaksinasi COVID-19, dan apa jenis vaksin serta frekuensi
pemberiannya.
g. Tanyakan ada riwayat kontak atau memiliki hewan peliharaan di rumah.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor HK.02 02/1/3305/2022 Tentang Tata Laksana dan Manajemen Klinis
Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) pada Anak di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. KEMENKES. Jakarta; 2022.
Diagnosis AKI

Klasifikafi Hipertensi menurut


American Academy of Pediatric
(AAP) 2017
Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum: terjadi penurunan kesadaran atau kurang respon
atau cenderung mengantuk.
b. Tanda Vital: dapat ditemukan hipertensi (Klasifikasi Hipertensi pada
anak), napas cepat (lebih dari nilai normal anak sesuai usianya),
demam (suhu > 37,5 derajat celcius)
c. Adanya pembengkakan pada palpebra, ekstremitas, perut, atau
genital (skrotum/labia).
d. Dapat ditemukan tanda dehidrasi sesuai derajat dehidrasi
Diagnosis AKI

Pemeriksaan berikut ini dapat dilakukan secara bertahap sesuai tingkat pelayanan
kesehatan (Puskesmas/Klinik atau Rumah Sakit) yang menerima pertama kali:
a. Menegakkan diagnosis: darah perifer lengkap, morfologi darah tepi, fungsi ginjal
(BUN/ureum, kreatinin), urinalisis. Pemeriksaan
b. Melengkapi evaluasi kemungkinan hiperinflamasi dan hiperkoagulasi bila telah Penunjang
didiagnosis GgGA/AKI: elektrolit (natrium, kalium, klorida, kalsium, fosfat), asam
urat, analisis gas darah, fungsi hati (SGOT, SGPT), penanda inflamasi (CRP,
prokalsitonin, ferritin, IL-6, LED, LDH), penanda koagulopati (Ddimer, fibrinogen).
fungsi hati (SGOT, SGPT), urinalisis, dan pencitraan (termasuk USG doppler
ginjal).
c. Evaluasi etiologi infeksi: antibodi SARS CoV-2, serologi Leptospira, ASTO,
apusan nasofaringeal dan rektal, serta pemeriksaan kultur mikroorganisme (dari
tempat steril, darah, urine).
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor HK.02 02/1/3305/2022 Tentang Tata Laksana dan Manajemen Klinis
Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) pada Anak di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. KEMENKES. Jakarta; 2022.
Diagnosis AKI

Pemeriksaan
Penunjang

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor HK.02 02/1/3305/2022 Tentang Tata Laksana dan Manajemen Klinis
Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) pada Anak di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. KEMENKES. Jakarta; 2022.
Tatalaksana Klinis
Tanda dan
Gejala

a. gejala demam dalam <14 hari terakhir;


b. gejala ISPA atau saluran cerna; dan
c. volume urin berkurang sesuai definisi
Atypical Progressive Acute Kidney Injury,

Langsung melakukan pemeriksaan fungsi


ginjal (ureum dan kreatinin).

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor HK.02 02/1/3305/2022 Tentang Tata Laksana dan Manajemen Klinis
Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) pada Anak di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. KEMENKES. Jakarta; 2022.
Kriteria KDIGO (pRIFLE)
Tatalaksana Klinis

Kriteria rujukan ke RS dengan fasilitas


dialisis anak bila
didapatkan kriteria AKI mulai stadium 1
sesuai Kidney Disease
Improving Global Outcomes (KDIGO)
dan/atau mulai stadium Risk

Tatalaksana Awal
1) Monitor volume balans cairan dan diuresis
selama perawatan.
2) Monitor kesadaran, napas Kusmaull.
3) Monitor tekanan darah.
4) Pemeriksaan kreatinin serial per 12 jam.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor HK.02 02/1/3305/2022 Tentang Tata Laksana dan Manajemen Klinis Gangguan Ginjal Akut
Progresif Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) pada Anak di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. KEMENKES. Jakarta; 2022.
Tatalaksana Lanjutan

01 02
Pemeriksaan Darah Lengkap,
03 04
Stabilisasi Restriksi Cairan Medikamentosa
Urin, Pencitraan
A-B-C Pada anuria; Insensible
Mencakup pencarian Sesuai gejala, (IVIG) 1-2
IGD Water Loss (IWL): usia < 5
etiologi, komplikasi, dan g/kgBB iv dosis Tunggal +
tahun 20 ml/kgBB; ≥ 5
indikasi dialisis Metilprednisolone pulse
tahun 400 ml/m2.

08 07 06 05
Antikoagulan/ Metilprednisolone
Koreksi Asidosis Antibiotik
dan Imbalans
Antiplatet Pulse
Cefoperazone iv 20-40
Jika terdapat MIS-C dosis 10-30 mg/kgBB per hari
Elektrolit mg/kgBB/hari dibagi 2-4
(infeksi Covid-19) kali sehari (tidak perlu dosis selama 3-5 hari, lalu dilanjutkan
penyesuaian ginjal) dengan pemberian steroid oral
tapering off selama 2-3 minggu.
Tatalaksana
Indikasi Pemberian Diuretik
Potensi manfaat loop diuretik pada AKI:
o Diuretik loop dapat menurunkan konsumsi oksigen ekstremitas Henle yang tebal dan menaik dengan
mengganggu fungsinya dan dengan demikian melindungi dari terjadinya iskemia.
o Diuretik loop menghambat prostaglandin dehidrogenase di antaranya terjadi penurunan pemecahan prostaglandin
E2 yang merupakan vasodilator ginjal. Oleh karena itu, diuretik loop mungkin saja terjadi meningkatkan aliran
darah ginjal.
o Mempertahankan aliran urin dapat mencegah obstruksi tubulus dan aliran balik filtrat glomerulus yang dihasilkan
dengan membuang kotoran yang menghalangi tubulus.
o Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa AKI oliguri mempunyai efek dan prognosis yang lebih buruk
dibandingkan AKI nonoliguri. Oleh karena itu, diuretik loop bersifat diresepkan untuk mengubah AKI oliguri
menjadi AKI nonoliguri.
o Pasien di ICU dengan AKI dan oliguria sering menerima banyak obat cairan sebagai pembawa antibiotik,
vasopresor, dan nutrisi dan berada dalam bahaya kelebihan cairan. Diuretik menyederhanakan manajemen
cairan pada pasien tersebut.
Referensi

1. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor
HK.02 02/1/3305/2022 Tentang Tata Laksana dan Manajemen Klinis Gangguan Ginjal Akut Progresif
Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury ) pada Anak di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
KEMENKES. Jakarta; 2022.
2. Kliegman R. Stanton B. St. Geme et.al. Nelson Textbook of Pediatric. 20th. Elsevier. Philadelphia, PA;
2016.
3. Weiss R. Meersch M et.al. Acute Kidney Injury. Dtsch Arztebl Int. 2019; 116: 833-842.

4. Sigmund E. Pre- Renal Acute Kidney Injury: Pathogenesis. www.thecalgaryguide.com . 2015.

5. Hegde A. Diuretics in Acute Kidney Injury. Indian Journal of Critical Care Medicine. 2020: 10.5005/jp-
journals-10071-23406
Terima Kasih
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and includes icons
by Flaticon, and infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai