Nama: Ny. S
Jenis Kelamin: Perempuan
Hubungan dengan
Ibu Kandung
Pasien:
Alamat: Mertapada Wetan, Astanajapura
Agama Islam
Anamnesis
Jenis Anamnesis: Alloanamnesis (Ibu Kandung)
- Sewaktu hamil tidak sedang sakit - Lahir ditolong oleh Bidan secara Spontan di
BCG (✓), Polio (✓), DPT (✓), Campak makan mie atau makanan instan, jarang
MMR (✓), Hib (✓), minum susu formula (Lactogen sampai usia
Wajah Mulut
Sianosis (-), Ikterus (-), edema (+) Bibir warna merah muda
Edema (-)
Lidah bersih, tremor (-)
Pemeriksaan Fisik
Jantung
o Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
o Palpasi : ictus cordis teraba
Leher o Auskultasi : Bunyi Jantung I-II
Reguler, Murmur (-), Gallop (-)
Pembesaran KGB (-)
Pembesaran Kelenjar Tiroid (-)
Abdomen
o Inspeksi : datar, tidak tampak
pembersaran organ, ascites (-)
Thoraks o Palpasi : Nyeri tekan (+) Hepar dan
lien tidak teraba, Ballotement Ginjal (-/-)
Paru o Perkusi : Timpani
o Inspeksi : jejas (-), normothoraks, o Auskultasi : Bising usus (+)
barrel chest (-), retraksi (-), kusmaull (-),
o Palpasi : Mengembang simestris, sela Ekstremitas
iga melebar (-)
o Perkusi : sonor di seluruh lapang paru o Inspeksi : Edema (-), Jejas (-),
o Auskultasi : vesicular breathing sound Luka (-)
(+/+), Rhonki (-/-), Wheezing (-/-) o Palpasi : Nyeri (-), Akral hangat
(+), CRT < 2 detik
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium (20/11/2023)
KIMIA KLINIK
Blood Gas Analysis
IMUNOSEROLOGI
Warna Kuning
Kekeruhan Keruh
pH 8 4.8-7.4
Nitrit Negatif
Sedimen
Epitel 6-8 <10/LPk
Eritrosit Banyak <5/LPB
Lain-lain Negatif
Pemeriksaan Penunjang
KIMIA KLINIK
Senin, Demam (+) sejak 2 KU: TSS AKI Stadium dr. Sp.A:
20/11/2023 hari yll, Muntah (+) Kes: Composmentis Ringan
sejak 2 minggu yll, HR: 100x/m -IVFD RL 15 gtt
muka bengkak (+) TD: 120/81 mmHg - Ceftriaxone 2x1 gr IV
10 hari yll, BAB dan S: 37,1oC - Ondansentron 3x4 mg
BAK t.a.k RR: 25x/m IV
SpO2: 94% - PCT 4x250 mg k/p
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor HK.02 02/1/3305/2022 Tentang Tata Laksana dan Manajemen Klinis
Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) pada Anak di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. KEMENKES. Jakarta; 2022.
Acute Kidney Injury (AKI)
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor HK.02 02/1/3305/2022 Tentang Tata Laksana dan Manajemen Klinis
Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) pada Anak di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. KEMENKES. Jakarta; 2022.
Epidemiologi
Indonesia
Menurut IDAI pada September
2022, didapatkan 74 kasus AKI
pada anak
Angka Kematian
Di seluruh dunia berkisar 25-80%
Dunia
Penderita AKI 0,5-0,9% dari
komunitas
0,7-18 % dirawat di RS
20% pada pasien yang diraat di
ICU
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor HK.02 02/1/3305/2022 Tentang Tata Laksana dan Manajemen Klinis
Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) pada Anak di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. KEMENKES. Jakarta; 2022.
Definisi Operasional AKI (Kemenkes)
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor HK.02 02/1/3305/2022 Tentang Tata Laksana dan Manajemen Klinis
Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) pada Anak di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. KEMENKES. Jakarta; 2022.
Etiologi
Acute Kidney Injury (AKI)
Kliegman R. Stanton B. St. Geme et.al. Nelson Textbook of Pediatric. 20th. Elsevier. Philadelphia, PA; 2016.
Patofisiologi AKI
Patofisiologi AKI
Weiss R. Meersch M et.al. Acute Kidney Injury. Dtsch Arztebl Int. 2019; 116: 833-842.
Patofisiologi
AKI
Diagnosis AKI
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor HK.02 02/1/3305/2022 Tentang Tata Laksana dan Manajemen Klinis
Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) pada Anak di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. KEMENKES. Jakarta; 2022.
Diagnosis AKI
Pemeriksaan berikut ini dapat dilakukan secara bertahap sesuai tingkat pelayanan
kesehatan (Puskesmas/Klinik atau Rumah Sakit) yang menerima pertama kali:
a. Menegakkan diagnosis: darah perifer lengkap, morfologi darah tepi, fungsi ginjal
(BUN/ureum, kreatinin), urinalisis. Pemeriksaan
b. Melengkapi evaluasi kemungkinan hiperinflamasi dan hiperkoagulasi bila telah Penunjang
didiagnosis GgGA/AKI: elektrolit (natrium, kalium, klorida, kalsium, fosfat), asam
urat, analisis gas darah, fungsi hati (SGOT, SGPT), penanda inflamasi (CRP,
prokalsitonin, ferritin, IL-6, LED, LDH), penanda koagulopati (Ddimer, fibrinogen).
fungsi hati (SGOT, SGPT), urinalisis, dan pencitraan (termasuk USG doppler
ginjal).
c. Evaluasi etiologi infeksi: antibodi SARS CoV-2, serologi Leptospira, ASTO,
apusan nasofaringeal dan rektal, serta pemeriksaan kultur mikroorganisme (dari
tempat steril, darah, urine).
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor HK.02 02/1/3305/2022 Tentang Tata Laksana dan Manajemen Klinis
Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) pada Anak di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. KEMENKES. Jakarta; 2022.
Diagnosis AKI
Pemeriksaan
Penunjang
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor HK.02 02/1/3305/2022 Tentang Tata Laksana dan Manajemen Klinis
Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) pada Anak di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. KEMENKES. Jakarta; 2022.
Tatalaksana Klinis
Tanda dan
Gejala
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor HK.02 02/1/3305/2022 Tentang Tata Laksana dan Manajemen Klinis
Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) pada Anak di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. KEMENKES. Jakarta; 2022.
Kriteria KDIGO (pRIFLE)
Tatalaksana Klinis
Tatalaksana Awal
1) Monitor volume balans cairan dan diuresis
selama perawatan.
2) Monitor kesadaran, napas Kusmaull.
3) Monitor tekanan darah.
4) Pemeriksaan kreatinin serial per 12 jam.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor HK.02 02/1/3305/2022 Tentang Tata Laksana dan Manajemen Klinis Gangguan Ginjal Akut
Progresif Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) pada Anak di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. KEMENKES. Jakarta; 2022.
Tatalaksana Lanjutan
01 02
Pemeriksaan Darah Lengkap,
03 04
Stabilisasi Restriksi Cairan Medikamentosa
Urin, Pencitraan
A-B-C Pada anuria; Insensible
Mencakup pencarian Sesuai gejala, (IVIG) 1-2
IGD Water Loss (IWL): usia < 5
etiologi, komplikasi, dan g/kgBB iv dosis Tunggal +
tahun 20 ml/kgBB; ≥ 5
indikasi dialisis Metilprednisolone pulse
tahun 400 ml/m2.
08 07 06 05
Antikoagulan/ Metilprednisolone
Koreksi Asidosis Antibiotik
dan Imbalans
Antiplatet Pulse
Cefoperazone iv 20-40
Jika terdapat MIS-C dosis 10-30 mg/kgBB per hari
Elektrolit mg/kgBB/hari dibagi 2-4
(infeksi Covid-19) kali sehari (tidak perlu dosis selama 3-5 hari, lalu dilanjutkan
penyesuaian ginjal) dengan pemberian steroid oral
tapering off selama 2-3 minggu.
Tatalaksana
Indikasi Pemberian Diuretik
Potensi manfaat loop diuretik pada AKI:
o Diuretik loop dapat menurunkan konsumsi oksigen ekstremitas Henle yang tebal dan menaik dengan
mengganggu fungsinya dan dengan demikian melindungi dari terjadinya iskemia.
o Diuretik loop menghambat prostaglandin dehidrogenase di antaranya terjadi penurunan pemecahan prostaglandin
E2 yang merupakan vasodilator ginjal. Oleh karena itu, diuretik loop mungkin saja terjadi meningkatkan aliran
darah ginjal.
o Mempertahankan aliran urin dapat mencegah obstruksi tubulus dan aliran balik filtrat glomerulus yang dihasilkan
dengan membuang kotoran yang menghalangi tubulus.
o Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa AKI oliguri mempunyai efek dan prognosis yang lebih buruk
dibandingkan AKI nonoliguri. Oleh karena itu, diuretik loop bersifat diresepkan untuk mengubah AKI oliguri
menjadi AKI nonoliguri.
o Pasien di ICU dengan AKI dan oliguria sering menerima banyak obat cairan sebagai pembawa antibiotik,
vasopresor, dan nutrisi dan berada dalam bahaya kelebihan cairan. Diuretik menyederhanakan manajemen
cairan pada pasien tersebut.
Referensi
1. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor
HK.02 02/1/3305/2022 Tentang Tata Laksana dan Manajemen Klinis Gangguan Ginjal Akut Progresif
Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury ) pada Anak di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
KEMENKES. Jakarta; 2022.
2. Kliegman R. Stanton B. St. Geme et.al. Nelson Textbook of Pediatric. 20th. Elsevier. Philadelphia, PA;
2016.
3. Weiss R. Meersch M et.al. Acute Kidney Injury. Dtsch Arztebl Int. 2019; 116: 833-842.
5. Hegde A. Diuretics in Acute Kidney Injury. Indian Journal of Critical Care Medicine. 2020: 10.5005/jp-
journals-10071-23406
Terima Kasih
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and includes icons
by Flaticon, and infographics & images by Freepik