Anda di halaman 1dari 42

Laporan Kasus Ujian:

Epilepsi
Oleh:
Ghina Salsabila Rylanda
(123810080)

Pembimbing:
dr. Imam Syakhruddin, Sp.A

KSM ILMU KESEHATAN ANAK


UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
CIREBON
2024
01 Laporan Kasus
Identitas Pasien

Nama An. NL

Usia 7 tahun

Jenis Kelamin Perempuan

Alamat Ciledug

Tanggal Masuk RS 16 Januari 2024


Identitas Pendamping
Nama Ayah Tn. I
Usia 70 tahun

Pendidikan SMP
Pekerjaan Pedagang
Alamat Ciledug

Nama Ibu Ny.W


Usia 49 tahun

Pendidikan SD
Pekerjaan Pedagang
Alamat Ciledug
Anamnesis
Aloanamnesis (17/1/2024): Ibu Kandung Pasien

Keluhan Utama
Kejang
Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke IGD RSUD Waled (16/1/2024) diantar oleh kedua orang tuanya dengan keluhan kejang
1x selama di rumah pada pukul 06.00 WIB selama < 5 menit, menurut keterangan ibu pasien, saat kejang
kedua tangan pasien mengepal, kedua lengan dan tungkai bergetar seperti kelojotan, lemas, dan
mata melihat ke kiri. Pada saat di IGD pukul 08.00 WIB pasien kembali kejang 1x selama < 5 menit
dan berhenti setelah diberikan obat antikejang Diazepam, setelah kejang tidak terdapat penurunan
kesadaran
Anamnesis
Aloanamnesis (17/1/2024): Ibu Kandung Pasien

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien merupakan pasien post-rawat di RSUD Waled 1 minggu yang lalu dengan keluhan demam dan
batuk, pulang pada hari Jum’at, 12 Januari 2024.
Keluhan kejang selalu didahului dengan muntah (+) saat di rumah, muntah mencapai 6x, namun saat ini
sudah tidak muntah. Keluhan lain seperti batuk (-), pilek (-), demam (-) disangkal, BAB dan BAK tidak
ada kelainan.
Pasien memiliki riwayat kejang saat usia 2 tahun 1 x dan 5 tahun 1 x seluruhnya berdurasi < 5 menit
dan sempat di rawat di PICU 6 bulan yang lalu karena kejang. Menurut keterangan ibu pasien, pasien
rutin berobat ke dr. Sp.A dan diberikan obat antikejang Asam Valproat sirup.
Anamnesis
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat Kejang (+) saat usia 2 tahun dan 5 tahun
• Riwayat Alergi (-)
• Riwayat Infeksi Paru/TB Paru (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
• Riwayat Hipertensi (+) dari Ibu Pasien
• Riwayat Kejang (-)
• Riwayat Alergi (-)
• Riwayat Infeksi Paru/TB Paru
• Riwayat DM (-)
Riwayat Pengobatan

Asam Valproat Sirup 2x3,6 ml


Anamnesis
Riwayat Tumbuh Kembang

Usia Tumbuh kembang

0-3 bulan Ibu pasien tidak mengetahui karena di rawat di NICU sampai usia 5 bulan
3-6 bulan

6-9 bulan Menggerakkan dan mengangkat kepala, terlentang, telungkup, mengoceh

9-12 bulan Duduk, mengangkat badan, berdiri sambil pegangan

1-2 tahun Berdiri dan mulai jalan sambil berpegangan, bicara “mama, papa”

2-4 tahun Berdiri dan berjalan tanpa pegangan, makan minum sendiri, bicara 2-3 kata

4-7 tahun Berjalan, melepas baju sendiri, meminta sesuatu, bica lancar, coret-coret, belajar membaca dan menulis,
namun saat ini pasien masih bersekolah di TK O-besar

Kesimpulan: Tumbuh kembang anak terlambat


Anamnesis
Riwayat Imunisasi Imunisasi Awal Ulangan

Hep B 0 hari -
Polio - -
BCG - -
DPT - -
Hib - -
MR/MMR - -

Menurut keterangan ibu pasien, pasien


tidak mengetahui dan merasa mendapat
imunisasi dengan lengkap karena berat
badan pasien yang kecil saat masih bayi.
Ibu pasien tidak membawa buku KIA saat
di anamnesis.
Kesimpulan: Riwayat imunisasi pasien tidak lengkap
Anamnesis
Riwayat Kehamilan dan Perinatal

Riwayat Kehamilan

Pasien lahir dari ibu G2P1A0, parturien 34-35 minggu secara SC di RSUD Waled atas indikasi
Hipertensi Gestasional (TD: 200/110).
Ibu pasien mengaku rutin ANC di dr. Haris Sp.OG dan sempat di USG.
Ibu pasien sudah mendapat imunisasi TT 2x, mengkonsumsi vitamin C, tablet Fe, dan Asam folat
saat hamil, riwayat konsumsi obat antihipertensi

Kesimpulan: Riwayat kehamilan terdapat kelainan.


Riwayat Perinatal dan Postnatal

Pasien saat lahir tidak segera menangis, gerak kurang aktif, kebiruan (-), kuning (-), dengan
BBLSR, BBL: 800 gr dan PB: 35 cm, sehingga pasien dirawat di NICU RSUD Waled hingga
usia 5 bulan dan keluar dengan BB: 1500 gr dan PB: 46 cm.

Kesimpulan: Riwayat perinatal dan postnatal terdapat kelainan.


Anamnesis

Riwayat Sosial dan Ekonomi

Pasien saat ini tinggal bersama Ayah, Ibu, dan 1 kakak laki-laki di rumah
pribadi. Menurut keterangan ibu pasien lingkungan sekitar rumah tidak dekat
dengan sungai atau tempat pembakaran sampah. Ayah pasien sudah pensiun dan
saat ini berdagang warung di rumah sedangkan Ibu pasien bekerja sebagai
pedangang daging di pasar Ciledug dengan penghasilan Rp. 2.000.000;/ bulan.
Pasien menggunakan BPJS Kelas 3 kategori KIS.

Kesimpulan: Pasien berasal dari keluarga dengan sosial ekonomi menengah


Anamnesis
Riwayat Makan dan Minum

Usia Makan dan Minum


0-6 bulan Susu formula

6-10 bulan Susu formula + bubur nestle 3x/hari

10-18 bulan Susu formula + bubur tim mangkok kecil 3x/hari

18-24 bulan Nasi, sayur, tempe, tahu 3x/hari

2-5 tahun Nasi, sayur, tahu, anak tidak terlalu suka daging 3x/hari +
cemilan (ciki)
5-7 tahun Nasi, sayur, tahu, anak tidak terlalu suka daging 3x/hari +
cemilan (ciki)
Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Fisik di


IGD (16/1/2024) R.Anyelir (17/1/2024)
a. Status Present a. Status Present
• Keadaan Umum: Tampak sakit sedang • Keadaan Umum: Tampak sakit sedang
• Kesadaran: Composmentis, GDC 15 • Kesadaran: Composmentis, GDC 15
(E4,V5,M6) (E4,V5,M6)
b. Tanda-tanda Vital b. Tanda-tanda Vital
• Tekanan Darah: - • Tekanan Darah: 100/80 mmHg
• Denyut Nadi: 120x/menit • Denyut Nadi: 100x/menit
• Pernapasan: 24x/menit • Pernapasan: 25x/menit
• Suhu: 37o c • Suhu: 37,1o c
• SpO2: - • SpO2: 99% free air
Pemeriksaan Fisik
a. Status Antropometri
• BB: 18 kg
• TB: 120 cm
b. Status Gizi
• BB/U:78% (Gizi Sedang)
• TB/U: 99% (Gizi Baik)
• BB/TB: 78% (Gizi Kurang)
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Pemeriksaan Fisik Ruang Anyelir (17/1/2024)

Kepala Normocephal, rambut hitam, distribusi merata


Mata: Ca-/-, Si-/-, Pupil isokor
Hidung Sekret (-), pernapasan cuping hidung (-)

Mulut Bibir kering (-), sianosis (-)

Telinga Cairan (-), hiperemis (-)

Leher dan Tenggorokkan Pembesaran tiroid (-), pembesaran KGB(-)


Pembesaran tonsil (-), faring hiperemis (-)
Thoraks I: Normothoraks, retraksi (-)
P: Simetris (+)
P: Sonor (+)
A: P/ Vbs +/+, Rh -/-, Wh -/-
C/ BJ I-II reguler, M-, G-
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Pemeriksaan Fisik Ruang Anyelir (17/1/2024)

Abdomen I: Datar (+)


A: Bising usus (+)
P: Lembut, soepel (+), Nyeri tekan (-), Pemebsaran hepar dan lien (-)
P: Timpani (+)
Ekstremitas Akral hangat (+)
CRT <2 detik
Edema -/-
Pemeriksaan Fisik
Status Neurologis

Motorik:
01 Rangsang Meningeal
• Kaku Kuduk (-)
02 Tonus
5 5
• Brudzinski I (-)
5 5
• Brudzinski II (-)
• Babinski (-)

Motorik:
03 Kekuatan
5 5
04 Sensorik
N N
5 5 N N
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Hemoglobin 12.1 12.5-15.5 Pemeriksaan
Hematokrit
Trombosit
34
444
36-48
150-400
Penunjang
Leukosit 8.3 4-10
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
MCV 81.0 73-89
Na 138.8 138-145
MCH 28.5 23-31
K 4.31 3.3-4.6
MCHC 35.1 32-36
Cl 108.8 98-106
Eritrosit 4.24 4.0-5.2
Basofil 0 0-1 GDS Stick 91 80-135

Eosinofil 3 2-4
Neutrofil batang 0 3-5 Hematologi Rutin (16/1/2024)
Neutrofil
24 50-80
segmen
Limfosit 67 25-40
Monosit 6 2-8
Resume
Pasien datang ke IGD RSUD Waled (16/1/2024) diantar oleh kedua orang tuanya dengan keluhan kejang 1x selama di rumah
pada pukul 06.00 WIB selama < 5 menit, menurut keterangan ibu pasien, saat kejang kedua tangan pasien mengepal, kedua
lengan dan tungkai bergetar seperti kelojotan, lemas, dan mata melihat ke kiri. Pada saat di IGD pukul 08.00 WIB pasien
kembali kejang 1x selama < 5 menit dan berhenti setelah diberikan obat antikejang Diazepam, setelah kejang tidak terdapat
penurunan kesadaran.
Keluhan kejang selalu didahului dengan muntah (+) saat di rumah, muntah mencapai 6x, namun saat ini sudah tidak
muntah. Keluhan lain seperti batuk (-), pilek (-), demam (-) disangkal, BAB dan BAK tidak ada kelainan.
Pasien memiliki riwayat kejang saat usia 2 tahun 1 x dan 5 tahun 1 x seluruhnya berdurasi < 5 menit dan sempat di rawat di
PICU 6 bulan yang lalu karena kejang. Menurut keterangan ibu pasien, pasien rutin berobat ke dr. Sp.A dan diberikan obat
antikejang Asam Valproat sirup.

Pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda vital HR; 100x/m, RR; 25x/m, Suhu; 37,1o c, dan SpO2; 99%, status generalis dan
status neurologis dalam batas normal. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan Ht meningkat (34), trombositosis
(444), peningkatan Cl lain-lain masih dalam batas normal.
Diagnosis Banding

• Epilepsi
• Meningitis
• Encephalitis
• Kejang Demam
Diagnosis

• Diagnosis Utama : Epilepsi


• Diagnosis Komorbid : Dispepsia
• Diagnosis Komplikasi : Vomitus
• Diagnosis Pertumbuhan : Gizi kurang
• Diagnosis Perkembangan : Terlambat
• Status Imunisasi : Tidak lengkap sesuai usia
• Status Sosial : Menengah
Usulan Pemeriksaan Penunjang

• EEG (Electroencephalography)
• Ct-Scan
Tatalaksana

Tatalaksana Non-Medikamentosa:

• Informasi yang disampaikan kepada keluarga mengenai penyakit, jenis epilepsi,


rencana terapi, efek samping dan interaksi obat, serta aktivitas yang diperbolehkan
dalam kehidupan sehari-hari
• Mengetahui pencetus kejang seperti tidur tidak teratur, demam, makanan,
penggunaan gadget untuk mencegah terjadinya kejang berulang
• Jangan memasukkan minuman dan makanan ketika anak sedang kejang
• Rutin melakukan pemeriksaan ke dr. Sp.A untuk mendapatkan terapi yang sesuai
dan menilai pertumbuhan serta perkembangan anak
Tatalaksana

Tatalaksana Bila Kejang:

• Tetap tenang dan tidak panik


• Kendorkan pakaian yang ketat terutama sekitar leher
• Bila tidak sadar, posisikan anak terlentang dengan kepala miring. Bersihkan
muntahan atau lendir di mulut atau hidung.
• Ukur suhu, observasi dan catat lama kejang
• Tetap bersama pasien
• Berikan diazepam rektal bila di rumah
• Bawa ke dokter atau rumah sakit bila kejang berlangsung 5 menit atau lebih
Prognosis

Quo Ad Vitam : Dubia ad Bonam


Quo Ad Functionam : Dubia ad Bonam
Quo Ad Sanationam : Dubia ad Bonam
02 Pembahasan
Definisi

Epilepsi didefinisikan sebagai serangan kejang paroksismal berulang tanpa


provokasi dengan interval lebih dari 24 jam tanpa penyebab yang jelas. Kejang
Tanpa provokasi adalah kejang yang tidak dicetuskan oleh demam, gangguan
elektrolit atau metabolik akut, trauma, atau kelainan intrakranial akut lainnya.
(Kemenkes)
Etiologi
Berdasarkan Etiologinya Epilepsi dibagi menjadi: (ILAE 1989)
Klasifikasi
Berdasarkan Tipe Bangkitannya Epilepsi dibagi menjadi: (ILAE 1981)
Patofisiologi
Penegakkan Diagnosis:
Anamnesis
Pastikan gejala selama dan
01 setelah bangkitan
Memastikan apakah kejadian yang bersifat paroksismal merupakan bangkitan
epilepsi. Pada sebagian besar kasus, diagnosis epilepsi dapat ditegakkan berdasarkan
informasi yang diperoleh dari anamnesis baik auto maupun allo-anamnesis dari
orang tua maupun saksi mata yang lain.
Anamnesis

Gejala selama bangkitan Gejala setelah bangkitan


Keadaan setelah kejadian: bingung, terjaga,
Keadaan penyandang saat bangkitan:
nyeri kepala, tidur, gaduh gelisah, Todd’s
duduk/berdiri/bebaring/tidur/berkemih. Gejala
paresis.
awitan (aura, gerakan/sensasi awal/speech
arrest)
Faktor pencetus: alkohol, kurang tidur,
hormonal. Jumlah pola bangkitan satu atau
Pola/bentuk yang tampak selama bangkitan:
lebih, atau terdapat perubahan pola bangkitan
gerakan tonik/klonik,
vokalisasi,otomatisme,lidah tergigit, pucat
berkeringat, deviasi mata.
Anamnesis
Riwayat penyakit dahulu
Penyakit Komorbid dan keluarga
• Riwayat terapi epilepsi sebelumnya dan
Penyakit lain yang mungkin diderita sekarang
respon terhadap terapi (dosis, kadar OAE,
maupun riwayat penyakit neurologik dan
kombinasi terapi).
riwayat penyakit psikiatrik maupun penyakit
• Riwayat penyakit epilepsi dalam keluarga.
sistemik yang mungkin menjadi penyebab.
• Riwayat keluarga dengan penyakit neurologik
lain, penyakit psikitrik atau sistemik.
• Riwayat pada saat dalam kandungan,
kelahiran dan perkembangan bayi/anak.
• Riwayat bangkitan neonatal/kejang demam
• Riwayat trauma kepala, infeksi SSP
Penegakkan Diagnosis:
Anamnesis
02 Tentukan tipe bangkitan
Apabila benar terdapat bangkitan epilepsi, maka tentukan bangkitan tersebut
bangkitan yang mana (klasifikasi ILAE 1981).
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Status
Generalis Pemeriksaan Neurologis
1. Jika dilakukan pada beberapa menit atau jam setelah
Pemeriksaan fisik umum pada dasarnya adalah
bangkitan maka akan tampak tanda pasca iktal
mengamati adanya tanda-tanda dari gangguan
terutama tanda fokal seperti todds paresis
yang berhubungan dengan epilepsi seperti
(hemiparesis setelah kejang yang terjadi sesaat), trans
trauma kepala, infeksi telinga atau sinus,
aphasic syndrome (afasia sesaat) yang tidak jarang
gangguan kongenital, kecanduan alkohol atau
dapat menjadi petunjuk lokalisasi.
obat terlarang, kelainan pada kulit, kanker,
2. Jika dilakukan pada beberapa waktu setelah bangkitan
defisit neurologik fokal.
terakhir berlalu, sasaran utama adalah menentukan
apakah ada tandatanda disfungsi system saraf
permanen (epilepsi simptomatik) dan walaupun jarang
apakah ada tanda-tanda peningkatan tekanan
intrakranial.
Pemeriksaan Penunjang

EEG Pencitraan
Peran pencitraan adalah untuk mendeteksi adanya lesi
Peran EEG
otak yang mungkin menjadi faktor penyebab epilepsi atau
• Membantu menentukan tipe kejang
kelainan neurodevelopmental yang menyertai. Pencitraan
• lokalisasi fokus kejang bila ada
dilakukan untuk menentukan etiologi, memperkirakan
• membantu menentukan sindrom epilepsi
prognosis, dan merencanakan tata laksana klinis yang
• pemantauan keberhasilan terapi
sesuai. Pencitraan yagn dapat dilakukan adalah CT-Scan
• membantu menentukan apakah terapi obat
dan/atau MRI
antiepilepsi dapat dihentikan.
Tatalaksana
Tatalaksana
Tatalaksana

Epilepsi Umum Epilepsi Fokal


Studi retrospektif yang membandingkan Obat antiepilepsi spektrum luas (fenitoin,
angka remisi pada kasus epilepsi umum valproat, karbamazepin, klobazam,
idiopatik menunjukkan bahwa angka remisi lamotrigin, topiramat, okskarbazepin,
tertinggi tercapai pada kelompok valproat vigabatrin) efektif sebagai monoterapi pada
disusul topiramat, dan paling sedikit pada kejang fokal.
kelompok lamotrigin
Kombinasi OAE
Epilepsi Umum
Idiopatik Epilepsi Umum
01 Pada epilepsi umum idiopatik yang
resisten terhadap monoterapi,
02 Simptomatik
• Lamotrigin dan topiramat efektif
pemberian topiramat, lamotrigin, dan sebagai terapi add-on pada
klobazam efektif sebagai terapi add-on. sindrom Lennox-Gastaut
• Klobazam, klonazepam, dan
nitrazepam dapat dipakai sebagai
terapi kombinasi baik pada
epilepsi umum idiopatik dan

03
simtomatik
Kejang Fokal
Lamotrigin, gabapentin, topiramat, tiagabin,
dan okskarbazepin efektif sebagai terapi add-
on (kombinasi) untuk kejang fokal
Referensi
1. Keputusan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. NOMOR HK.01.07/MENKES/367/2017
TENTANG PEDOMAN NASIONAL PELAYANAN KEDOKTERAN
TATA LAKSANA EPILEPSI PADA ANAK. KEMENKES RI. 2017
2. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Rekomendasi Penatalaksanaan Status Epileptikus. IDAI. 2016.
3. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam. IDAI. 2016.
4. Ikatan Dokter Indonesia. Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.
IDI. 2017.
5. Pacifici G M. Clinical Pharmacology of Omeprazole in Infants and Children. JSCIMedCentral. 2022:
9(1); 1090.
6. Apryani S. Untari E K. Nurmainah. Profil Penggunaan Obat Ondansetron pada Pasien Anak di Instalasi
Gawat Darurat Rawat Inap RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Pontianak pada Tahun 2018. Jurnal
Untan. 2018
Terimakasih

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai