Anda di halaman 1dari 97

CC PAGI, KAMIS 30 MARET 2023

LAPORAN JAGA RABU PAGI


29 MARET 2023

dr. Wiwi/ dr. Fifi/ dr. Nisa / dr. Riani/ dr. Ika
dr. Wenny
dr. Aziz / dr. Hanum
dr. Anjar/ dr. Chandrika

1
PASIEN RAWAT INAP

• HCU Anak
By.Ny.D.L, 25 hari,3600 gram dengan neonatal potensial infeksi,
tersangka megacolon kongenital, neonatus perempuan BBLC, CB,
SMK, lahir spontan partus luar. Pasien rawat di HCU Neonatus. DPJP
1. Perinatologi, DPJP 2. Bedah Anak

PICU
--
• HCU Neonatus

2
PASIEN RAWAT INAP

• NICU
--
• Flamboyan 9
An. J, 16 th 10 bln, 41 kgtension headache e.c massa intracranial,
tersangka massa intra cranial e.c tersangka astrocytoma dd ependimoma,
epilepsi umum simptomatik, gizi baik. Pasien rawat di Flamboyan 9.DPJP.
Neurologi Anak.
• Flamboyan 6
An. T.B, 10 tahun, 53.7 kg dengan tersangka DM tipe 1 dd DM tipe 2,
gangguan afektif bipolar, gizi lebih. Pasien rawat di Flamboyan 6. DPJP
Endokrinologi Anak.

3
PASIEN RAWAT JALAN

1. An. M. F, 16 tahun, 55.3 kg dengan vomitus tanpa dehidrasi


ec efek samping CPA dd drug induced steroid, sindrom
nefrotik dependen steroid bulan III (post CPA ke-4), hipertensi
stage 1, gizi baik.

4
PARTUS DALAM

1. By. Ny.N I, 0 hari, 2780 gram dengan gangguan napas


ringan e.c. transient tachypnea of the newborn dd
pneumonia kongenital, neonatal infeksi, tersangka sifilis
kongenital, neonatus, lelaki, BBLC, CB, SMK, Lahir SC ai
gemelli lintang-lintang dengan Ibu sifilis. Pasien rawat di
HCU Neonatus. DPJP 1. Perinatologi, DPJP 2. Infeksi dan
Penyakit Tropis Anak.
2. By. Ny.N II, 0 hari, 2780 gram dengan tersangka sifilis
kongenital, neonatus, lelaki, BBLC, CB, SMK, lahir SC ai
gemelli lintang-lintang dengan Ibu sifilis. Pasien rawat di
PONEK 2. DPJP 1. Perinatologi, DPJP 2. Infeksi dan Penyakit
Tropis Anak.
5
PARTUS DALAM

3. By. Ny. R.I, 0 hari, 2210 gram dengan neonatus,


perempuan, BBLR, KB, SMK, lahir SC ai APH inpartu ec PPT.
Pasien rawat di PONEK 2. DPJP. Perinatologi.
4. By. Ny.S.F, 0 hari, 1155 gram dengan gangguan napas
sedang e.c. HMD dd pneumonia kongenital, sepsis
neonatorum early onset, small gestational Age, riwayat
asfiksia sedang, neonatus, perempuan BBLASR, KB, SMK,
Lahir SC ai KPD infected, letak lintang kepala dikanan
punggung dibawah. Pasien rawat di HCU Neonatus. DPJP.
Perinatologi.

6
PARTUS DALAM

5. By. Ny. R.A, 0 hari, 2620 gram dengan neonatus,


perempuan, BBLC, CB, SMK, lahir SC dari fetal hipoksia
dengan janin kelainan kongenital kardiomegali dengan susp
hernia diafragmatika. Pasien rawat di HCU Neonatus. DPJP.
Perinatologi
6. By.Ny.S.A, 0 hari, 2675 gram dengan tersangka sifilis
kongenital,neonatus, perempuan, BBLC, CB, SMK, lahir SC ai
ibu sifilis dalam pengobatan, gangguan afektif bipolar. Pasien
rawat di PONEK II. DPJP 1. Perinatologi, DPJP 2. Infeksi Dan
Penyakit Tropis Anak

7
IDENTITAS PASIEN

• Nama : An. T
• Jenis kelamin : Perempuan
• Usia : 10 Tahun 6 bulan
• Berat badan : 53.7 kg
• Panjang badan: 156 cm
• No RM : 015XXXX
• Alamat : Kragilan

8
Penampilan (Appearance)
T : Anak bergerak aktif
I : Anak dapat berinteraksi dengan pemeriksa
C : pasien tenang
L : pandangan pasien fokus 
S : anak berbicara sesuai usia
Usaha nafas (Work of Breathing)
Appearance: Work of Breathing:
Suara nafas tambahan : Tidak ada Normal
Posisi : supine Normal
PEDIATRIC
Nafas cuping hidung : tidak didapatkan ASSESMENT
TRIANGLE
Retraksi : tidak didapatkan
Sirkulasi (Circulation)
Pucat : tidak didapatkan Circulation:
Sianosis : tidak didapatkan Normal
Motlet : tidak didapatkan
Perdarahan : tidak didapatkan Kesan : Normal
9
KELUHAN UTAMA

Gula Darah tidak terkontrol

10
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

• Pasien rujukan dari praktek pribadi DSA dengan


membawa hasil lab dari puskesmas GDS 449. Saat ini
pasien didapatkan keluhan sering makan, sering haus
dan sering terbangun pipis di malam hari 1-2 kali. BB
tidak turun. Sesekali pasien merasa kesemutan di
kedua kaki. Pasien makan 3x sehari nasi lauk dan
sangat suka cemilan manis seperti coklat dan minuman
manis. Pasien merupakan anak angkat, menurut
keterangan orang tua angkat, ibu pasien sakit DM.

11
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Saat di IGD

• Saat di IGD pasien sadar penuh, tidak ada mual, tidak


muntah, tidak pusing, tidak ada pandangan kabur, tidak
nyeri perut, tidak kejang.

12
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

• Pasien riwayat periksa ke RS Jiwa dan


didiagnosis bipolar, saat ini mengkonsumsi
obat divalproex sodium, risperidon, dan vit
B6.

13
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

• Riwayat alergi obat di keluarga : disangkal


• Riwayat keluhan serupa di
keluarga/teman/tetangga lingkungan
tempat tinggal :Ibu kandung pasien sedang
pengobatan DM (+)

14
SC R E EN I N G COV I D

• Klinis : demam (-) batuk (-), pilek (-), sesak napas(-), muntah (-).
• Riwayat kontak dgn pasien covid-19 : disangkal
• Riwayat keluhan demam/batuk/pilek/sesak napas di keluarga:
disangkal
• Domisili : Kragilan, Solo
• Riwayat vaksinasi di keluarga (+)

Kesimpulan : bukan suspek COVID 19 15


KEHAMILAN PERSALINAN

• Ibu rutin ANC rutin dengan • Pasien lahir spontan, UK 40


bidan, dikatakan normal minggu.
selama kehamilan.
• Berat lahir 4100 gram,
• Ibu tidak pernah sakit panjang lahir 50 cm
selama hamil.
• Lahir langsung menangis
• Rawat gabung dengan ibu

Kesimpulan : kehamilan dan persalinan normal 16


RIWAYAT VAKSINASI

0 bulan : Hepatitis B0
1 bulan : BCG, polio 1
2 bulan : DPT/HepB1, polio 2
3 bulan : DPT/HepB 2, polio 3
4 bulan : DPT/HepB3, polio 4
9 bulan : Campak
Kelas 1 : DT, Campak
Kelas 2 : TT
Kelas 3 : TT

Kesimpulan : Imunisasi lengkap sesuai Kemenkes 2005


17
STATUS
PERTUMBUHAN

Anak perempuan
Umur : 10 tahun
BB : 53.7 kg
TB : 156 cm

p90<BB/U < P95

TB/U > P95

Berat badan menurut tinggi


badan :
x 100% = 112%
BMI 22.3

Kesimpulan :
Gizi lebih
18
19
POHON KELUARGA

II

Tn. H, 50 tahun Ny. S, 40 tahun


III

20
An. T/10 tahun/53.7 kg
PEMERIKSAAN FISIS

21
PEMERIKSAAN FISIS

• Kesan umum : tampak sakit ringan


• Kesadaran : compos mentis (E4M6V5)
• Tanda vital :
• HR :92x/menit
• RR : 20 x/menit
• Suhu : 36.8 ◦ C
• TD : 90/60 mmHg
• SpO2 : 96%
22
• Kepala : mesosephal
• Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor ,
isokor +/+, refleks cahaya +/+
• Hidung : nafas cuping hidung(-), sekret (-/-)
• Telinga : sekret (-/-), tragus pain (-/-), mastoid pain (-/-)
• Mulut : mukosa bibir basah (+), mukositis (-), Tonsil T1-T1 hiperemis
(-), faring hiperemis (-)
• Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-)
• Thorax : simetris (+), retraksi (-)
Paru-paru:
• I : pergerakan dinding dada kanan=kiri
• P: fremitus kanan=kiri
• P: sonor pada kedua lapang paru
• A: suara dasar vesikuler (+/+), suara nafas tambahan (-/-)

23
Jantung:
I : iktus cordis tidak tampak
P: iktus kordis tidak teraba
P: Batas jantung kesan tidak melebar
A: Bunyi jantung I-II regular, bising (-)
ABDOMEN:
I: dinding dada // dinding perut
A: bising usus (+) normal
P: timpani (+)
P: hepar dan lien tidak teraba membesar, nyeri tekan epigastrium (-), turgor kembali
cepat.
EKSTREMITAS:
Akral hangat, ADP kuat angkat, CRT < 2 detik, petekie (-/-), edema (-)
STATUS PUBERTAS:
M2 P2 24
H A S I L L A B O R ATO R I U M D A R A H
2 9 / 0 3 / 2 0 2 3 R S U D D R M O E WA R D I

Lab Nilai Referensi Satuan


HbA1C 12.5 4.8-5.9 %
GDS 473 60-100 Mg/dl
DAFTAR MASALAH

Anak Perempuan, 10 tahun, 53.7kg dengan:


Pemeriksaan
Anamnesis Pemeriksaan fisik
penunjang

• Pasien rujukan dari •Mata : konjungtiva • Hasil lab 29/3/22


anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
praktek pribadi DSA pupil isokor , isokor +/+, refleks
• HbA1C 12.5%
dengan membawa hasil cahaya +/+ • GDS 473 mg/dl
lab dari puskesmas GDS •Hidung : nafas cuping
449 hidung(-), sekret (-/-)
•Telinga : sekret (-/-),
• sering makan, sering tragus pain (-/-), mastoid pain
haus dan sering (-/-)
terbangun pipis di •Mulut : mukosa bibir
malam hari 1-2 kali. BB basah (+), mukositis (-), Tonsil
T1-T1 hiperemis (-), faring
tidak turun. Sesekali hiperemis (-)
pasien merasa •Leher : pembesaran
kesemutan di kedua kelenjar getah bening (-)
kaki.
• ibu pasien sakit DM.
26
Diagnosis Banding

1. DM Tipe 1 dd DM Tipe 2
2. Bipolar disorder
3. Gizi lebih

27
Diagnosis Kerja

1. DM Tipe 1 dd DM Tipe 2 (E11.9)


2. Bipolar disorder (F.31)
3. Gizi lebih (E68)

28
TERAPI

1. Rawat inap bangsal endokrin


2. Diet DM nasi lauk 1500 kkal/hari
3. Cairan : -
4. Obat: Insulin (0,7IU/kg/hari) 37IU/hari, novorapid 7-7-7 IU dan Levemir
8-0-8 IU
Dosis Koreksi 48 mg/dl

29
100
ml/di
are
PLAN

- Cek GD sebelum makan dan 2 jam setelah makan


- Cek c-peptide 30/3/23

MONITORING

- KUVS/TD/8 jam

30
FOLLOW UP

31
30 MARET 2023 (DPH 0)

• Keluhan lemas tidak ada, mual, muntah


tidak ada. Pasien mengeluhkan masih sering
merasa lapar, merasa haus.
• GDS saat di bangsal malam sebelum makan
383mg/dl, setelah makan 227 mg/dl.
• GDS sebelum sarapan 220 mg/dl

32
PEMERIKSAAN FISIS

• Kesan umum : tampak sakit sedang


• Kesadaran : compos mentis (E4M6V5)
• Tanda vital :
• HR :90x/menit
• RR : 20 x/menit
• Suhu : 36.5 ◦ C
• TD : 100/50 mmHg
• SpO2 : 98%
33
• Kepala : mesosephal
• Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor , isokor
+/+, refleks cahaya +/+
• Hidung : nafas cuping hidung(-), sekret (-/-)
• Telinga : sekret (-/-), tragus pain (-/-), mastoid pain (-/-)
• Mulut : mukosa bibir basah (+), mukositis (-), Tonsil T1-T1 hiperemis (-),
faring hiperemis (-)
• Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-)
• Thorax : simetris (+), retraksi (-)
Paru-paru:
• I : pergerakan dinding dada kanan=kiri
• P: fremitus kanan=kiri
• P: sonor pada kedua lapang paru
• A: suara dasar vesikuler (+/+), suara nafas tambahan (-/-)

34
Jantung:
I : iktus cordis tidak tampak
P: iktus kordis tidak teraba
P: Batas jantung kesan tidak melebar
A: Bunyi jantung I-II regular, bising (-)
ABDOMEN:
I: dinding dada // dinding perut
A: bising usus (+) normal
P: timpani (+)
P: hepar dan lien tidak teraba membesar, nyeri tekan epigastrium (-), turgor kembali
cepat.
EKSTREMITAS:
Akral hangat, ADP kuat angkat, CRT < 2 detik, petekie (-/-), edema (-)

35
Diagnosis Kerja

1. DM Tipe 1 dd DM Tipe 2 (E11.9)


2. Bipolar disorder(F.31)
3. Gizi lebih (E68)

36
TERAPI

1. Rawat inap bangsal endokrin


2. Diet DM nasi lauk 1500 kkal/hari
3. Cairan : -
4. Obat: Insulin (0,7IU/kg/hari) 37IU/hari, novorapid 7-7-7 IU dan Levemir
8-0-8 IU
Dosis Koreksi 48 mg/dl

37
100
ml/di
are
PLAN

- Cek GD sebelum makan dan 2 jam setelah makan


- Cek c-peptide 30/3/23

MONITORING

- KUVS/TD/8 jam

38
TERIMAKASIH

39
DM TIPE 1

• DM tipe-1 adalah kelainan sistemik akibat terjadinya gangguan


metabolisme glukosa yang ditandai oleh hiperglikemia kronik. Keadaan
ini disebabkan oleh kerusakan sel β pankreas baik oleh proses autoimun
maupun idiopatik sehingga produksi insulin berkurang bahkan terhenti.
Sekresi insulin yang rendah mengakibatkan gangguan pada metabolisme
karbohidrat, lemak, dan protein.
• Autoantibodi yang berkaitan dengan diabetes adalah glutamicacid
decarboxylase 65 autoantibodies (GAD); tyrosine phosphataselike
insulinoma antigen 2 (IA2); insulin autoantibodies (IAA); dan β-cellspecific
zinc transporter 8 autoantibodies (ZnT8). Ditemukannya satu atau lebih
dari autoantibodi ini membantu konfirmasi diagnosis DM tipe-1.

40
• Glukosa plasma puasa dianggap normal bila kadar glukosa darah plasma
6.5% (dengan standar NGSP dan DCCT)
• Pada penderita yang asimtomatis dengan peningkatan kadar glukosa
plasma sewaktu (>200 mg/dL) harus dikonfirmasi dengan kadar glukosa
plasma puasa atau dengan tes toleransi glukosa oral yang terganggu.
• Diagnosis tidak ditegakkan berdasarkan satu kali pemeriksaan. Penilaian
glukosa plasma puasa :
• • Normal : < 100 mg/dL (5.6 mmol/L)
• • Gangguan glukosa plasma puasa (Impaired fasting glucose = IFG): 100–
125 mg/dL (5.6–6.9 mmol/L)
• • Diabetes : ≥ 126 mg/dL (7.0 mmol/L) Penilaian tes toleransi glukosa oral :
• Normal :

41
42
KOMPLIKASI JANGKA PENDEK

• Komplikasi jangka pendek yang sering terjadi adalah


hipoglikemia dan ketoasidosis diabetik. Ketoasidosis
diabetik (KAD) sebagai akibat defisiensi insulin dan
merupakan suatu keadaan darurat yang memerlukan
penanganan segera. KAD dapat terjadi pada saat diagnosis
ditegakkan maupun pada pasien lama. Pada remaja, KAD
hampir selalu disebabkan oleh ketidakpatuhan penggunaan
insulin. Hipoglikemia sering terjadi karena usaha kita untuk
mencapai nilai normal kadar glukosa darah. Semakin ketat
usaha kita untuk mencapai normoglikemia, semakin besar
risiko terjadinya hipoglikemia.

43
44
PRINSIP - PRINSIP
PERAWATAN
• Target perawatan meliputi:
◦ Eradikasi gejala
◦ Mencegah komplikasi akut
▪ Hipoglikemia
▪ Ketoasidosis diabetik
◦ Pertumbuhan optimal dan perkembangan pubertas
◦ Memastikan adaptasi dan fungsi psikososial yang
baik
◦ Mencegah komplikasi jangka panjang
KOMPONEN
PERAWATAN

• Edukasi

• Insulin

• Pola makan

• Pemantauan
• Dukungan untuk
anak dan keluarga
SIAPA YANG MELAKUKAN TATA
LAKSANA?
Tim multidisiplin:

• Tenaga medis

• Edukator
diabetes

• Ahli gizi

• Pekerja sosial

• Psikolog
TERAPI INSULIN
INSU
LIN

• Human Insulin
• Diproduksi dengan teknologi DNA rekombinan
• Umumnya konsentrasi U-100
• Hati-hati dengan insulin U-40 lama
• Tipe yang berbeda diklasifikasikan berdasarkan
durasi kerjanya
INSULIN REGULER
KERJA SINGKAT

• Awitan=30-60 menit

• Puncak=2-4 jam

• Lama kerja=4-8 jam


• Diberikan 30
menit sebelum
makan

A
c
t
r
a
INSULIN ANALOG
KERJA CEPAT

• Awitan: 15 menit

• Puncak: 30 menit-3
jam

• Lama kerja: 3-5 jam


• Diberikan 15
menit sebelum
makan

Novorapid, Humalog, Apidra


INSULIN KERJA
SEDANG
• Awitan: 2-4 jam

• Puncak: bervariasi

• Lama kerja: 10 -18 jam


• Tidak berkaitan
dengan makanan
• Biasanya dua kali
sehari

• Terkadang 3-4 kali/


hari

NPH, Insulatard,
Monotard, Protaphane,
Humulin N
PROFIL
INSULIN
PENCAMPURAN
INSULIN
• Insulin kombinasi rasio tetap
◦ Kombinasi insulin kerja singkat dan panjang
◦ Paling sering kombinasi 30% dan 70%
◦ Contoh: Novomix
◦ Memiliki dua puncak aksi
◦ Sering digunakan dalam rejimen dua kali sehari

• Kombinasi yang dicampur sendiri


◦ Campuran insulin reguler/kerja cepat dengan NPH dalam jarum
suntik
◦ Membuat campuran sendiri untuk disesuaikan pada pasien
TERAPI
INSULIN
• Tidak ada sediaan insulin yang sempurna
• Pemilihan insulin bersifat individual untuk memberikan
profil insulin sefisiologis mungkin

• Hati-hati dengan konsentrasi insulin (U-100)

• Membutuhkan tempat penyimpanan insulin yang sesuai


• Kepatuhan terhadap rejimen terapi adalah kunci
kesuksesan terapi
REJIMEN
INSULIN

Rejimen dua kali sehari Injeksi multipel sehari


• Campuran insulin kerja pendek dan • Insulin kerja sedang atau
panjang dua kali per hari
panjang sebelum sarapan dan makan
• Insulin kerja pendek setiap
malam makan
REJIMEN
INSULIN

MDI dengan
CSI
Lantus-Levemir
I
MENYIMPAN
INSULIN
MENYIMPAN
INSULIN
• Insulin merupakan obat protein yang 'rapuh’, memiliki rantai yang Panjang
dan mudah terurai (dilarang diguncang-guncang)
• Denaturasi jika dibekukan atau terpapar panas yang berlebihan
• Disimpan pada suhu 2 - 8 ° C
• Gunakan sebelum tanggal kedaluwarsa
• Setelah dibuka, dapat digunakan dalam waktu
◦ 1 bulan jika tidak didinginkan
◦ 3 bulan jika didinginkan
• Penyimpanan insulin penting
MENYIMPAN
INSULIN
• Klinik dan rumah
• Pendinginan dengan daya listrik
◦ Bukan freezer
◦ Generator cadangan
• Pendinginan pasif / dengan air
◦ Pot tanah liat (kendi)
• Rotasi stok berdasarkan tanggal
kedaluwarsa
PEM ERIKSAAN
GULA DA RAH
PEMERIKSAAN KADAR
GULA DARAH
• Pengobatan diabetes bergantung pada perubahan kadar
gula darah sepanjang hari
• Identifikasi waktu-waktu yang berisiko untuk terjadinya
hiper- atau hipoglikemia
• Kadar gula darah berkaitan dengan
◦ Rejimen dan dosis insulin
◦ Pola makan
◦ Aktivitas/ penyakit
• Informasi kadar gula darah digunakan untuk membantu
pasien dan keluarga untuk mengelola diabetes sehari-hari
PEMERIKSAAN KADAR
GULA DARAH
Waktu pemeriksaan Intepretasi

Gula darah puasa Dosis sore hari dari insulin kerja panjang

Setelah sarapan Dosis insulin kerja cepat saat sarapan

Setelah makan siang Dosis insulin kerja cepat saat makan siang

Setelah makan malam Dosis insulin kerja cepat saat makan malam

Sebelum makan siang


Dosis insulin saat sarapan, efek dari camilan pagi dan

insulin kerja panjang pagi hari

Sebelum makan malam


Dosis insulin saat makan siang, efek dari camilan

siang dan insulin kerja panjang pagi hari


Sewaktu Membutuhkan pencatatan insulin,
Dipengaruhi makanan,
oleh camilan aktivitas,
dan olahraga
dll.
POLA
PEMERIKSAAN
• Sebelum dan setelah makan, waktu tidur (7
pemeriksaan/hari)

• Sebelum makan, waktu tidur (4 pemeriksaan/hari)

• Sebelum sarapan, sebelum dan sesudah makan yang


dipilih dalam 1 minggu (3 pemeriksaan/hari)
◦Ubah waktu makan yang dipilih setiap minggu

• Ketika gejala hipoglikemia muncul

• Ketika penambahan dosis insulin dibutuhkan untuk


makanan tambahan atau selama sakit
POLA
PEMERIKSAAN
• Pola ditentukan oleh
◦ Ketersediaan strip
◦ Rejimen insulin
◦ Tingkat kontrol
◦ Faktor-faktor lainnya pada pasien
• Pola pemeriksaan diubah untuk mendapatkan informasi
yang bermanfaat
• Membutuhkan pencatatan makanan dan insulin oleh pasien
untuk pembacaan hasil yang bermakna!
PENGA TUR
AN POLA
MA KAN
PRINSIP-
PRINSIP
• Membutuhkan pola makan yang sehat

• Jumlah dan proporsi yang tepat sesuai usia dan


pertumbuhan

• Kandungan karbohidrat pada makanan sesuai dengan


rejimen insulin

• Memahami pentingnya menyesuaikan insulin


dengan makanan yang dimakan

• Paling baik dilakukan dengan pendampingan ahli


gizi
TINJAUAN POLA
MAKAN
• Dilakukan ketika diagnosis

• Ditinjau secara rutin (setiap tahun)

• Tepat jenis makanan, tepat jumlah, dan tepat waktu

• Tinjau pola makan, aktivitas, dan rejimen insulin

• Pertumbuhan dan tahap pubertas memengaruhi pola


makan
EDUKASI
NUTRISI
EDUKASI
NUTRISI
• Makanan menyediakan energi untuk pertumbuhan
dan fungsi sehari-hari

• Asupan makanan dipengaruhi oleh:

◦ Kondisi keluarga

◦ Faktor psikologis dan emosional

◦ Faktor masyarakat

◦ Faktor sosial ekonomi


EDUKASI
NUTRISI

• Asupan makanan (karbohidrat) harus seimbang terhadap


insulin

• Asupan makanan harus seimbang terhadap aktivitas


• Pemantauan glukosa digunakan untuk menyeimbangkan
asupan makanan, aktivitas, dan/atau dosis insulin
PEDOMAN DIET
UMUM
• Gunakan perencanaan menu makanan sehari-hari

• Jangan melakukan diet ketat

• Cobalah untuk tidak berpatokan pada anjuran dan


pantangan

• Buat rencana menu makanan yang sederhana dan praktis


RENCANA MENU
MAKANAN
• Bergantung pada banyak faktor

• Pembatasan kalori untuk pasien obesitas

• Pertimbangkan pilihan tiap individu

• Berikan pilihan menu makanan yang bervariasi dan fleksibel


• Seimbangkan kebutuhan finansial dan ketersediaan
makanan dan c amilan

• Bergantung pada apa yang tersedia di tempat


MAKANAN DAN
INSULIN
• Seimbangkan asupan
makanan dan dosis insulin

• Sesuaikan dosis dan jenis


insulin dengan makanan

• Rejimen yang berbeda


memungkinkan perubahan
dalam
◦ Rencana menu makanan
◦ Frekuensi makan
RENCANA MENU
MAKANAN

Rejimen dua kali sehari Beberapa injeksi harian


• Konsumsi camilan dan makanan berat • Fleksibilitas lebih tinggi
• Risiko hipoglikemia apabila • Dosis insulin kerja singkat lebih rendah
melewatkan makanan/camilan untuk porsi makanan yang lebih kecil
• Tekankan kerutinan dan ukuran porsi • Perlu memahami efek makanan dan
setiap makan insulin terhadap kadar glukosa
MENGAJARKAN TENTANG
MAKANAN
• Rencanakan makanan seimbang

• Target:

◦ 50-55% karbohidrat

◦ 15-20% protein

◦ 25-35% lemak

• Ajarkan mengenai kategori makanan dan cara membaca label


makanan
• Ajari seluruh anggota keluarga – terutama ayah dan kakek-nenek

• Kebutuhan energi berubah seiring pertumbuhan


OLAHRAGA
DIABETES DAN
OLAHRAGA
• Bagian dari kehidupan anak dan remaja
• Dianjurkan pada diabetes
• Manfaat dari olahraga meliputi:
◦ Kesehatan secara jasmani
◦ Pengaturan berat badan
◦ Membatasi peningkatan gula darah setelah makan
◦ Menurunkan kadar lemak dalam darah
◦ Menurunkan denyut nadi dan tekanan darah
• Mengurangi risiko kardiovaskular
• Membuat panduan Olahraga (disesuaikan dengan
masing – masing pasien
EFEK DARI
OLAHRAGA
• Hipoglikemia

• Hiperglikemia

• Peningkatan kadar
keton
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

RESPON
GLUKOSA
• Durasi
• Intensitas dari aktivitas
• Tipe aktivitas
• Kontrol metabolik
• Rejimen insulin
• Penyerapan insulin
• Pengaturan waktu dan tipe
makanan
• Keterlibatan stres
OLAHR
AGA
• Memiliki efek yang bervariasi pada masing-masing
anak

• Pemantauan gula darah sangatlah penting

• Mengetahui kadar gula darah sebelum berolahraga

• Dapat membutuhkan penyesuaian jenis

camilan (direkomendasikan karbohidrat

cepat serap)
• Pengawasan gula darah 30-60 menit setelah
olahraga
OLAHR
AGA
• Cegah hipoglikemia dengan mengkonsumsi gula tambahan

◦Gula batu, minuman bersoda, madu, permen

• Setelah aktivitas panjang:

◦Tambahan camilan sebelum tidur

◦Melakukan pengawasan gula darah selama malam hari

• Menurunkan dosis insulin sebelum tidur setelah olahraga

pada siang atau sore hari


• Catat aktivitas, asupan makanan, dan kadar gula darah yang
akurat

untuk pemantauan
PENTINGN
YA
HBA1C
APAKAH HBA1C
ITU?
• Sel darah merah
mengandung Hemoglobin
(Hb)

• Glukosa menempel pada Hb


HbA1c

• Lambat dan ireversibel

• HbA1c menggambarkan rata-rata


kadar gula darah dalam 2-3 bulan

• Gula darah tinggi = peningkatan


HbA1c

• Non-diabetes: 4-6% (rentang


normal)
APAKAH KEGUNAAN
HBA1C?
• Mengukur rata-rata kadar gula
darah

• Berkorelasi dengan risiko


komplikasi jangka panjang

• Peningkatan kadar HbA1c


membutuhkan
penanganan

• Kadar HbA1c ideal <6,5%


HBA1C VS.
EAG
HbA1c (%) e A G (mg/dL)
• Dapat digunakan untuk lebih memahami
5.5 111
control glukosa pasien
6 126
• eAG (estimated average glucose) = prakiraan
6.5 140
rerata kadar glukosa
7 154
7.5 169
8 183
8.5 197
9 212
9.5 226
10 240
10.5 255
11 269
11.5 283
UNTUK SETIAP 1% PENINGKATAN HBA1C DIATAS 6%, RISIKO
KOMPLIKASI MENINGKAT:
HbA1c Kerusakan Mata Kerusakan Ginjal Kerusakan Saraf

12 Meningkat 20x Meningkat 15x Meningkat 8x

11 Meningkat 12x Meningkat 9x Meningkat 6x

10 Meningkat 8x Meningkat 6x Meningkat 4x

9 Meningkat 5x Meningkat 4x Meningkat 3x

8 Meningkat 2x Meningkat 2x Meningkat 2x

7
Direkomendasikan
6 HbA1c 7%
INDIKA TOR
MUTU
Perawatan
INDIKATOR
PASIEN
Indikator Pengukuran

Pertumbuhan Tinggi badan, berat badan, dan IMT

Pubertas Usia saat tumbuh payudara (perempuan) dan pembesaran testis (lelaki)

Komplikasi akut Tidak


pernah dirawat karena KAD
Frekuensi kejadian hipoglikemia berat

Penyesuaian sosial Sekolah/ pelatihan kejuruan/ pekerjaan

Jumlah kunjungan klinik dalam 12 bulan terakhir

Jumlah perawatan di rumah sakit dalam 12 bulan terakhir

Jumlah hari tidak masuk sekolah akibat diabetes

Keamanan makanan

Interupsi terapi insulin dalam 12 bulan terakhir


INDIKATOR
KLINIK
Indikator Pengukuran

Prevalensi Jumlah anak di klinik Anda

Komplikasi akut Frekuensi hipoglikemia berat

Frekuensi hipoglikemia berat pada anak usia <5 tahun

Persediaan Interupsi terapi insulin

Pencegahan komplikasi
% pasien yang diperiksa untuk
proteinuria mikrovaskular
% pasien yang diperiksa kadar HbA1c

% pasien dengan tekanan darah yang tercatat

% pasien dengan kadar lipid yang tercatat


PERLU
DIINGAT!
• Penting untuk mengukur secara rutin
perkembangan diabetes

• Indikator dasar pasien diukur setiap kontrol (contohnya


satu kali per bulan)

• Pengukuran pertumbuhan adalah indikator yang


penting untuk meningkatkan mutu perawatan

• Setiap waktu kontrol adalah kesempatan untuk


memberikan informasi dan edukasi ulang
Apa yang
harus
disampaikan
pada
keluarga?
SAAT
MENDIAGNOSIS
• Pertemuan pertama sangatlah penting
• Edukasi hal-hal berikut:
◦ Menjelaskan gejala diabetes
◦ Membagi peran tiap anggota keluarga dalam merawat
anak
◦ Secara khusus mengikutsertakan ayah dan ibu
◦ Edukasi awal mengenai diabetes
◦ Menghilangkan mitos dan kepercayaan yang salah
• Keluarga bingung dan syok
• Bersikap suportif, empatik, dan peduli
• Menjawab secara komprehensif dan sopan
EDUKASI GEJALA
DIABETES
• Menjelaskan gejala dan tanda

• Dapat menggunakan bantuan alat (diagram/chart)

• Mempraktikan cara pemeriksaan glukosa dan dipstick urin

• Menjelaskan interpretasi hasil pemeriksaan

• Menjelaskan mekanisme

◦ Defisiensi insulin

◦ Penyebab tidak diketahui

• Kumpulkan pertanyaan untuk diskusi di pertemuan


selanjutnya
EDUKASI
DIABETES

• Edukasi dapat
dibantu oleh tenaga
kesehatan lainnya
• CDiC
menyediakan
beberapa poster
dialog untuk
diberikan
kepada pasien

Anda mungkin juga menyukai