Bismillah PPT CRS Adhytiyani IKA New
Bismillah PPT CRS Adhytiyani IKA New
Pembimbing:
Dr. dr. H. Mustarim, Sp. A (K), M. Si. Med
I PENDAHULUAN
Asfiksia-> kegagalan
bernapas secara spontan Asfiksia memerlukan
dan teratur segera setelah intervensi dan resusitasi
lahir segera untuk meminimalkan
mortalitas dan morbiditas.
STATUS
PASIEN
Identitas Pasien
Keluhan Utama
Tidak menangis segera setelah lahir
Bayi lahir dari ibu G3P2A0, preterm usia kehamilan 34-35 minggu, jenis kelamin laki-
laki, berat badan lahir 1400 gram dengan panjang badan lahir 40 cm, lahir secara sectio
caesaria ditolong oleh dokter kandungan di ruang OKE RSUD Raden Mattaher atas
indikasi ibu pasien (+) COVID-19 dan bayi letak lintang. Saat lahir bayi tidak segera
menangis, sesak, merintih, ,biru pada sekitar mulut dan ekstremitas bawah, tonus otot
(-), dengan APGAR skor menit ke satu 3 dan menit ke lima 4. Plasenta lahir secara
manual, infark (-), hematom (-), kotiledon lengkap. Segera setelah bayi lahir bayi
dirawat di NICU atas indikasi: BBLSR, prematur, dan tidak segera menangis setelah
lahir.
RIWAYAT SOSIOEKONOMI
• Ibu: usia 32 tahun, SMP, ibu rumah tangga
• Ayah: usia 38 tahun, SMP, swasta
• Pernikahan pertama bagi ayah dan ibu
• BB : 1.400 gram
• PB : 40 cm
• LK : 28 cm
• LP : 26 cm
Paru Jantung
Inspeksi: I: Iktus kordis tak terlihat
Simetris, retraksi (+) subcostal P :Iktus kordis teraba di ICS V
Auskultasi: vesikuler (+/+) Rhonki (-/-) Wh linea midclavicula sinistra
(-/-) P :Batas jantung dbn
A : BJ I/II reguler
PEMERIKSAAN FISIK
RDW 13.3 %
Trombosit 182. 150-450 x103/uL
Kesan : Normal
Kesan : Hiperbilirubin
Kesan : Hiperbilirubin
Selasa Sesak (+), biru (-) KU : tampak sakit NKB KMK + CPAP FiO2 90% PEEP 8
27/12/2022 sedang BBLR + Asfiksia Flow 8
Kesadaran : CM neonatorum berat IVFD D10% + Ca
GCS : 15 Gluconas 2 ampul
Vital sign : Inj. Ampicilin 2 x 70 mg
Nadi : 130x/menit Inj. Gentamicin 7 mg/36
RR : 45x/menit jam
Suhu : 36,7 C
o
Inj. Aminofilin 2x4 mg
SpO2 : 93% Diet 8x7,5 cc/OGT
Pemeriksaan
fisik :
Kulit : sianosis (-)
Hidung : NCH (+)
Thorax : retraksi
subkostal (+)
Hari/tanggal S O A P
Rabu Sesak (+), periodic KU : tampak sakit NKB SMK + CPAP FiO2 100% PEEP 8
28/12/2022 apneu 2x berat BBLSR + Flow 8
Kesadaran : CM Asfiksia IVFD D10% + Ca
GCS : 15 neonatorum berat Gluconas 2 ampul
Vital sign : Inj.Cefotaxim 2x 70 mg
Nadi : 127x/menit IV
RR : 62x/menit Inj. Gentamicin 9 mg/36
Suhu : 36,3 C
o
jam IV
SpO2 : 93% Inj. Aminofilin 2x4 mg
Pemeriksaan IV
fisik : Diet
Kulit : sianosis (-) Diet 6x2 cc jika keadaan
Hidung : NCH (+) umum stabil
Thorax : retraksi
subkostal (+)
Hari/tanggal S O A P
Kamis Sesak (+), sianosis (+), KU : tampak sakit NKB SMK + Ventilator mode CPAP
29/12/2022 berat BBLSR + asfiksia PEEP 6 FiO2 100% IP 20
Kesadaran : neonatorum berat Rate 60
GCS : IVFD D10% + Ca
Vital sign : glukonas 2 ampul
Nadi : 167x/menit Inj Aminosteril 0,5 gr
RR : 54x/menit 12cc/hari
Suhu : 36,5oC Inj.Cefotaxim 2x 70 mg
SpO2 : 93% IV
Pemeriksaan Inj. Gentamicin 9 mg/36
fisik : jam IV
Kulit : sianosis (-) Inj. Aminofilin 2x4 mg
Hidung : NCH (-) IV
Thorax : retraksi Diet 6x2 cc jika keadaan
subkostal (+) umum stabil
Hari/tanggal S O A P
Jumat Sesak (+), apneu (+), KU : tampak sakit NKB SMK + BBLSR + Ventilator mode CPAP
30/12/2022 ikterik (+) berat asfiksia neonatorum PEEP 6 FiO2 100% IP 20
Vital sign : berat+ ikterik neonatorum Rate 60
Nadi : 167x/menit IVFD D10% + Ca
RR : 54x/menit glukonas 2 ampul
Suhu : 36,5oC Inj Aminosteril 0,5 gr
SpO2 : 93% 12cc/hari
Pemeriksaan Inj.Cefotaxim 2x 70 mg
fisik : IV
Kulit : sianosis (+) Inj. Gentamicin 9 mg/36
Hidung : NCH (+) jam IV
Thorax : retraksi Inj. Aminofilin 2x4 mg
subkostal (+) IV
Diet 6x2 cc jika keadaan
umum stabil
Hari/tanggal S O A P
IVFD D10% + Ca
Sabtu, Sesak (+), biru KU: Tampak NKB SMK + BBLSR +
gluconas (160cc/24 jam)
31/12/2022 (-),ikterik (+) sakit sedang asfiksia neonatorum berat - IVFD Aminosteril 1x1
gr
Vital sign : + ikterik neonatorum
- Inj. Cefotaxime 2 x
Nadi : 151x/menit 70mg
- Inj. Gentamisin 1 x 7
RR : 64x/menit
mg
Suhu : 36,5oC - Inj. Aminofilin 2x4 mg
- Diet susu formula
SpO2 : 100% 8x3/OGT
Pemeriksaan -LT
fisik :
Kulit : sianosis (-)
Hidung : NCH (+)
Thorax : retraksi
subkostal (+)
Hari/tanggal S O A P
-IVFD D10% + Ca
Jumat Sesak (+), biru KU: Tampak NKB SMK + BBLSR +
gluconas (160cc/24 jam)
06/01/2023 (-),ikterik (-) sakit sedang asfiksia neonatorum berat - IVFD Aminosteril 1x1
gr
Vital sign : + ikterik neonatorum
- Inj. Cefotaxime 2 x
Nadi : 124x/menit perbaikan 70mg
- Inj. Gentamisin 1 x 7
RR : 44x/menit
mg
Suhu : 36,6oC - Inj. Aminofilin 2x4 mg
- Diet susu formula
SpO2 : 97% 8x12,5 cc/OGT
Pemeriksaan
fisik :
Kulit : sianosis (-)
Hidung : NCH (+)
Thorax : retraksi
subkostal (+)
Hari/tanggal S O A P
VFD D10% + Ca
Sabtu, Sesak (-), biru (-), KU: Tampak NKB SMK + BBLSR +
gluconas (160cc/24 jam)
07/01/2023 ikterik(-) sakit ringan asfiksia neonatorum berat - IVFD Aminosteril 1x1
gr
Vital sign : perbaikan + ikterik
- Inj. Cefotaxime 2 x
Nadi : 117x/menit neonatorum perbaikan 70mg
- Inj. Gentamisin 1 x 7
RR : 38x/menit
mg
Suhu : 36,8oC - Inj. Aminofilin 2x4 mg
- Diet susu formula
SpO2 : 97% 8x12,5 cc/OGT
Pemeriksaan
fisik :
Kulit : sianosis (-)
Hidung : NCH (-)
Thorax : retraksi
subkostal (-)
Hari/tanggal S O A P
-IVFD D10% + Ca
Minggu Sesak (-), biru (-), KU: Tampak NKB SMK + BBLSR +
gluconas (160cc/24 jam)
08/01/2023 ikterik(-) sakit ringan asfiksia neonatorum berat - IVFD Aminosteril 1x1
gr
Vital sign : perbaikan + ikterik
- Inj. Cefotaxime 2 x
Nadi : 110x/menit neonatorum perbaikan 70mg
- Inj. Gentamisin 1 x 7
RR : 39x/menit
mg
Suhu : 36,7oC - Inj. Aminofilin 2x4 mg
- Diet susu formula 8x15
SpO2 : 96% cc/OGT
Pemeriksaan
fisik :
Kulit : sianosis (-)
Hidung : NCH (-)
Thorax : retraksi
subkostal (-)
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
● WHO
Kegagalan bernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir.
● American College of Obstetric and Gynaecology (ACOG) dan American Academy of Paediatrics
(AAP)
Kondisi terganggunya pertukaran gas darah yang menyebabkan hipoksemia progresif
dan hiperkapnia dengan asidosis metabolik signifikan.
● Standar pelayanan medis ilmu kesehatan anak, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI 2004)
Kegagalan bayi bernapas spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat
setelah lahir yang ditandai dengan hipoksemia, hiperkarbia, dan asidosis.
Epidemiologi
Sekitar 23% seluruh angka kematian
neonatus di seluruh dunia disebabkan
oleh asfiksia neonatorum
Faktor ibu 1
Faktor plasenta 2
Faktor fetus 3
Faktor neonatus 4
Faktor Risiko
Faktor Ibu
Antepartum Intrapartum
• Sosioekonomi rendah
• Penggunaan anestesi atau opiat
• Primipara
• Partus lama
• Kehamilan ganda
• Persalinan sulit dan traumatik
• Infeksi saat kehamilan
• Mekonium dalam ketuban
• Hipertensi dalam kehamilan
• Ketuban pecah dini
• Anemia
• Induksi oksitosin
• Diabetes melitus
• Kompresi tali pusat
• Perdarahan antepartum
• Prolaps tali pusat
• Riwayat kematian bayi
• Trauma lahir
sebelumnya
Faktor Janin
Etiologi
Ketidakmaturan dari sel tipe II dan ketidakmampuan sel tersebut
menghasilkan surfaktan yang memadai
Patofisiologi
tegangan permukaan
<<< compliance paru
<<< surfaktan dalam saluran udara
yang belum matang
kecil dan alveoli
Manifestasi Klinis
• Takipneu
• Retraksi dinding dada
• Napas cuping hidung
• Merintih
• Sianosis
• apneu
Evaluasi Distress Napas: Downe Score
Ikterik Neonatorum
Ikterik
Keadaan klinis pada bayi yang ditandai oleh
pewarnaan ikterus pada kulit, mukosa, dan sklera.
Hiperbilirubinemia
Peningkatan kadar bilirubin dalam darah dengan
serum total ≥5 mg/dL
Epidemiologi
NCB 60%
Masa Kehamilan
NKB 80%
Obat-obatan
Genetik
Riwayat Hiperbilirubin anak Ibu : induksi oxytocin
sebelumnya (saudara kandung)
Ikterus Fisiologis
Breastfeeding jaundice Breast Milk jaundice
Etiologi : pemberian ASI, dicurigai
Etiologi: kekurangan ASI (khususnya pada bayi
berhubungan dengan beta-glucuronidase
dengan ASI eksklusif)
dalam ASI
Muncul pada usia 7 hari atau lebih,
24–72 jam setelah lahir dengan puncak
memuncak pada minggu ke-2–3 kemudian
pada usia hari ke 4–5 pada neonatus
menurun, terkadang persisten hingga 1-3
cukup bulan dan hari 7 pada preterm
bulan
Bilirubin indirek >12 mg/dL Bilirubin indirek 10-30 mg/dL
Bilirubin turun (3 mg/dL/hari) jika ASI
dihentikan selama 48 jam , tapi muncul
Dapat disertai dehidrasi ringan-sedang dan
kembali saat ASI diberikan kembali. Dapat
penurunan pasase feces
berlangsung hingga 10 minggu jika pemberian
ASI diteruskan
Terapi: fototerapi, tetap menggunakan ASI/susu
Terapi: meningkatkan sesi menyusui
formula
Ikterus Patologis
Diagnosis
Pemeriksaan
Tingkat ikterus
fisik
Pemeriksaan
Kadar bilirubin total, direk, dan indirek,
laboratorium Hb, gol. Darah, kadar albumin
Metode Kramer
Tatalaksana
Terapi Sinar
Langkah pertama dalam pengelolaan ikterus tak
terkonjugasi yang meningkat pada bayi baru lahir
Transfusi Tukar
Tindakan menukar darah bayi dengan darah donor
dengan cara mengeluarkan dan mengganti sejumlah
darah secara berulang kali dalam periode waktu yang
singkat.
ANALISIS KASUS
Pasien seorang bayi laki-laki, berumur 1 hari, dikirim dari ruang OKE RSUD Raden
Mattaher. Bayi lahir secara sectio caesaria atas indikasi preeklamsia berat. Bayi laki-laki
lahir dengan berat badan 1400 gram. Saat lahir tidak segera menangis, merintih, serta
daerah mulut dan ekstremitas inferior tampak biru, dengan apgar score menit ke-1
adalah 3 dan menit ke-5 adalah 4. Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan keadaan
umum tampak sakit berat, frekuensi napas 65x/menit, kulit tampak sianosis, pada hidung
ditemukan napas cuping hidung, dan pada thorax ditemukan retraksi subkostal.
Pemeriksaan abdomen, ekstremitas, dan genital dalam batas normal. Didapatkan downe
score dengan nilai 6. Kemudian dilakukan pemeriksaan darah rutin, didapatkan hasil:
Hb : 20,5 g/dL, leukosit : 11,8x10^3/u.
KASUS ANALISIS
Inj ampicillin 2 x 70 mg, gentamicin 7mg/36 • Profilaksis pada neonatus yang memiliki
jam IV faktor risiko untuk terjadinya infeksi
Aminofilin • Metilsantin mempunyai efek respirogenik,
yang merangsang sistem saraf pusat
(SSP) dan akhirnya meningkatkan output
pusat pernapasan dengan meningkatkan
ventilasi per menit
Aminosteril • Asam amino diberikan untuk mencegah
kekurangan protein pada bayi prematur
Light theraphy • Menurunkan kadar bilirubin dengan
mengubah bentuk dan struktut bilirubin
menjadi molekul yang dapat diekskresikan
melalui empedu dan urin
Kesimpulan
Pada kasus ini, pasien didiagnosis dengan neonatus kurang bulan kurang
masa kehamilan dengan BBLSR dan asfiksia neonatorum serta ikterik
neonatorum. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Tatalaksana yang diberikan
berupa CPAP FiO2 40% PEEP 7 Flow 8, IVFD D10% + Ca glukonas 2
ampul, injeksi ampicilin, injeksi gentamisin, injeksi aminofilin, injeksi
aminosteril, light theraphy, dan diet yang dinaikkan secara bertahap.
Terima Kasih..