LAPORAN KASUS
A. Identitas
Nama : Ny. S
Umur : 53 tahun
Agama : Islam
Suku : Banjar
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Saradan RT 8 RW 2
B. Anamnesis
1. Keluhan utama :
Nyeri pinggang
hilang timbul. Keluhan kadang disertai dengan nyeri pada daerah perut
gangguan dalam pola BAB, tidak ada mual, Pasien menyangkal apabila
24
ada nyeri saat BAK tidak ada riwayat BAK tampak warna merah. Tidak
ada riwayat demam. Riwayat trauma (-), operasi sebelumnya (-) sejak 1
bulan yang lalu pasien didiagnosa dengan gagal ginjal kronis, dan
DM (-), HT (-), Riwayat batu saluran kemih (-), ISK (-), PJK (+).
C. Pemeriksaan Fisik
3. Tanda Vital
Nadi : 89 x/menit
Pernapasan : 24 x/menit
Suhu : 36,3 oC
5. Thoraks
Paru
25
melebar.
Jantung
LPS kanan.
5. Abdomen
tekan (-)
Perkusi : timpani.
CVA
26
Flank Area
Suprapubik
Genitalia
D. Pemeriksaan Penunjang
25 Mei 2015
PEMERIKSAAN NILAI NILAI SATUAN
RUJUKAN
HEMATOLOGI
Hemoglobin 10.7 12.0-16,0 g/dl
Lekosit 6,600 4,000-10,500 /ul
Eritrosit 3.55 3.90-5.50 juta/ul
Hematokrit 31.2 37-47 vol%
Trombosit 246,000 150,000- /ul
450,000
GDP 148 <200 mg/dl
Ur/CrT 16/4.75 10-50/0,6-1,2 Mg/dl
SGOT/SGPT 32/16 16-40/8-45 u/l
Elektrolit
Natrium 139 135-146 Mmol/l
Kalium 3.6 3,4-5,4 Mmol/l
Chlorida 101 95-100 Mmol/l
27
USG Urologi (14 Mei 2015)
Expertise Radiologi :
Hidronefrosis bilateral;
Hidroureter proximal bilateral
Suspek nefrolitiasis bilateral
28
CT Scan Abdomen (24 Februari 2015)
Expertise Radiologi
Hydronephrosis berat kanan dengan dilatasi ureter proksimal o.k batu
ureter kanan medial uk 27x16 mm setinggi sacrum 1-2kanan
Hydronephrosis berat kiri dengan dilatasi ureter proksimal o.k batu ureter
kiri medial uk 11x7 mm setinggi sacrum 3 kiri neprolitiasis multiple kiri
29
Renogram (25 Maret 2015)
E. Diagnosis
30
Hydronephrosis bilateral
F. Penatalaksanaan
- ESWL sinistra
- HD
G. Follow Up
26/5/2015
S) nyeri berkemih (-)
nyeri pinggang (-)
bengkak kaki
O) TD : 110/80 mmHg RR : 21 kali/menit
N : 91 kali/menit T : 36,8 C
Pemeriksaan Fisik :
Mata : konjungtiva anemis (-/-)
Thorax: rhonki - - wheezing
- -
- - - -
- - - -
Plank pain (-/-)
Pitting edema (+/+)
A) Ureterolithiasis (d/s) + HN + PJK + CKD
P) Pro Ureterolytotomi
TS IPD : Mohon HD pre-OP (1 hari jelang operasi) lalu cek ulang
Hb, elektrolit, Ur/Cr. Acc OP jika Cr 5. Kemungkinan
perawatan ICU post OP
27/5/2015
31
S) nyeri berkemih (-)
O) TD : 110/70 mmHg RR : 20 kali/menit
N : 88 kali/menit T : 36,8 C
Pemeriksaan Fisik :
Plank pain (-/-)
Hasil Laboratorium : (26 Mei 2015)
Hb 8.6 g/dL; Ur 27 mg/dL; Cr 8,2 mg/dL
A) Ureterolithiasis (d/s) + HN + PJK + CKD + anemia
P) Pro Ureterolytotomi
TS IPD : Acc OP jika Cr 5 sudah HD rutin 2x/minggu
Konsul ulang IPD
28/5/2015
S) nyeri (-)
O) TD : 120/80 mmHg RR : 20 kali/menit
N : 86 kali/menit T : 36,6 C
Pemeriksaan Fisik :
Plank pain (-/-)
A) Ureterolithiasis (d/s) + HN + PJK + CKD
P) Pro Ureterolytotomi
HD 2x/minggu
Cek DR Post HD
29/5/2015
S) nyeri (-)
O) TD : 110/80 mmHg RR : 20 kali/menit
N : 92 kali/menit T : 36,7 C
Pemeriksaan Fisik :
Plank pain (-/-)
Hasil Laboratorium : (28 Mei 2015)
Hb 8.7 g/dL; Ur 16 mg/dL; Cr 7.7 mg/dL
32
A) Ureterolithiasis (d/s) + HN + PJK + CKD + nefroliatiasis multipel (s)
P) Pro transfusi sampai Hb 10gr%
Pro Ureterolytotomi
HD 2x/minggu
30/5/2015
S) nyeri (-)
O) TD : 120/80 mmHg RR : 20 kali/menit
N : 89 kali/menit T : 36,4 C
Pemeriksaan Fisik :
Plank pain (-/-)
Hasil Laboratorium : (28 Mei 2015)
Hb 8.7 g/dL; Ur 16 mg/dL; Cr 7.7 mg/dL
A) Ureterolithiasis (d/s) + HN + PJK + CKD + nefroliatiasis multipel (s)
P) Pro transfusi sampai Hb 10gr%
Pro Ureterolytotomi
HD 2x/minggu
31/5/2015
S) nyeri (-)
O) TD : 120/80 mmHg RR : 21 kali/menit
N : 91 kali/menit T : 36,8 C
Pemeriksaan Fisik :
Plank pain (-/-)
Hasil Laboratorium : (28 Mei 2015)
Hb 8.7 g/dL; Ur 16 mg/dL; Cr 7.7 mg/dL
A) Ureterolithiasis (d/s) + HN + PJK + CKD + nefroliatiasis multipel (s)
P) Pro transfusi sampai Hb 10gr% sudah 2 kantong
Pro Ureterolytotomi
HD 2x/minggu
1/6/2015
33
S) nyeri pinggang (+)
O) TD : 120/80 mmHg RR : 21 kali/menit
N : 72 kali/menit T : 36,2 C
Pemeriksaan Fisik :
Plank pain (-/-)
Hasil Laboratorium : (28 Mei 2015)
Hb 8.7 g/dL; Ur 16 mg/dL; Cr 7.7 mg/dL
A) Ureterolithiasis bilateral + HN bilateral + nefroliatiasis (s) multipel + PJK
+ CKD
P) Pro Ureterolytotomi (d) + URS + DJ Stent (s)
HD 2x/minggu
2/6/2015
S) nyeri pinggang (+)
O) TD : 120/80 mmHg RR : 20 kali/menit
N : 81 kali/menit T : 36,1 C
Pemeriksaan Fisik :
Plank pain (-/-)
Hasil Laboratorium : (1 Juni 2015)
Ur 12 mg/dL; Cr 4.9 mg/dL
A) Ureterolithiasis bilateral + HN bilateral + nefroliatiasis (s) multipel + PJK
+ CKD
P) Pro Ureterolytotomi (d) + URS + DJ Stent (s)
HD 2x/minggu
34
BAB IV
PEMBAHASAN
pada pinggang yang hilang timbul. Keluhan kadang disertai dengan nyeri pada
daerah perut bagian bawah. Tidak ada riwayat nyeri yang menjalar sampai ke
kemaluan. Nyeri dirasakan memberat bila beraktivitas. Tidak ada gangguan dalam
pola BAB, tidak ada mual, Pasien menyangkal apabila ada nyeri saat BAK tidak
ada riwayat BAK tampak warna merah. Tidak ada riwayat demam. Riwayat
trauma (-), operasi sebelumnya (-) sejak 1 bulan yang lalu pasien didiagnosa
dengan gagal ginjal kronis, dan menjalani HD rutin 2 kali seminggu.pasien juga
terjadinya batu saluran kemih pada seseorang. Faktor-faktor itu adalah faktor
intrinsik yaitu keadaan yang berasal dari tubuh seseorang dan faktor ekstrinsik
yaitu pengaruh yang berasal dari lingkungan sekitarnya. Pada pasien ini
ditemukan adanya faktor intrinsik antara lain, umur: penyakit ini paling sering
didapatkan pada usia 30-60 tahun (pasien berumur 53 tahun). Sedangkan faktor
35
ekstrinsiknya antara lain, asupan air: kurangnya asupan air dan tingginya kadar
mineral kalsium pada air yang dikonsumsi, dapat meningkatkan insiden batu
saluran kemih (riwayat kebiasaaan pasien jarang meminum air putih), pekerjaan :
penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak duduk atau
kurang aktivitas atau sedentary life (pekerjaan pasien sebagai pensiunan swasta
yang hanya beraktivitas di rumah saja dengan riwayat kebiasaan tidak suka
berolahraga).19
Secara umum, nyeri pada area pinggang maupun daerah perut bagian
bawah dapat bersumber dari gangguan pada sistem digestif, sistem urinaria, dan
sistem muskuloskeletal. Hal ini karena nyeri pada pinggang bukanlah gejala khas,
banyak sekali penyakit penyakit yang ditandai dengan dengan nyeri pinggang.
Lokasi spesifik nyeri, jenis, sifat, onset serta keluhan penyerta nyeri akan
nyeri pada flank area (antara abdomen atas dan pinggang) menandakan bahwa
sumber nyeri berasal dari area retroperitoneal, paling sering akibat regangan
biasanya menyertai penyakit saluran cerna seperti mual, muntah, dan gangguan
BAB.20,21
tampak sakit sedang, tanda vital dalam batas normal, pupil isokor dengan refleks
kelainan. Pada kedua ekstrimitas bawah ditemukan adanya edema. Pada regio
36
Temuan ini dapat menandakan adanya masalah pada ginjal kiri dan kanan
penderita. Tetapi hal ini tidak begitu saja menyingkirkan kemungkinan penyakit
saluran cerna dan masalah muskuloskeletal. Sehingga mutlak perlu ditunjang oleh
pemeriksaan pencitraan yang sesuai. Hal ini akan membantu memutuskan apakah
mempunyai batu. Hampir semua batu saluran kemih (98%) merupakan batu
radioopaque. Pada kasus ini sudah tepat dilakukan pemeriksaan USG urologi dan
berat kanan dengan dilatasi ureter proksimal karena adanya batu ureter kanan
hydronephrosis berat kiri dengan dilatasi ureter proksimal o.k batu ureter kiri
kimia darah (ureum, kreatinin). Hasilnya ditemukan penurunan kadar Hb 10,7 g/dl
dan adanya peningkatan kadar ureum dan creatinin dengan kadar masing-masing
Pada kasus ini penatalaksanaan yang diberikan di rumah sakit ialah terapi
37
infus ringer laktat 20 tetes/menit, hemodialisa 2x/ minggu untuk menurunkan
dextra + insersi dj stent dan teknik ESWL ginjal kiri untuk mengangkat batu pada
kasus ini. Penatalaksanaan pada kasus ini sudah tepat yakni mengatasi
peningkatan kadar ureum dan creatinin serum pada pasien terlebih dahulu dengan
pasien ini, ukuran batu ureter kanan 27 x 16 mm dan ureter kiri 11 x 7 mm.
Berdasarkan teori bahwa pengeluaran spontan batu bisa diharapkan 80% pada
pasien dengan ukuran batu dengan diameter tidak lebih dari 4 mm. Untuk batu
dengan diameter lebih dari 7 mm untuk bisa keluar secara spontan sangat kecil
Pengeluaran batu secara aktif sangat dianjurkan pada pasien dengan kriteria: nyeri
dengan risiko rusaknya fungsi renal, risiko pyonefrosis atau urosepsis, dan
obstruksi bilateral.21,22,23
teknik ini menggunakan alat dapat yang memecah batu ginjal, batu ureter
proksimal, atau batu buli tanpa melalui tindakan invasif dan tanpa pembiusan.
ESWL didasarkan pada prinsip bahwa gelombang kejut bertekanan tinggi akan
38
tubuh dan melepaskan energinya saat melewati sebuah batu. Tujuan dari metode
ini adalah untuk memecah batu menjadi partikel-partikel yang cukup kecil
39
BAB V
PENUTUP
Telah dilaporkan sebuah laporan kasus seorang wanita yang datang dengan
dan penunjang dimana didapatkan nyeri pinggang yang hilang timbul, flank pain
dan nyeri ketok (+) pada CVS (d/s). Berdasarkan hasil pemeriksaan penunjang
karena adanya batu ureter kanan medial yang berukuran 27x16 mm setinggi
sacrum 1-2 kanan, serta hydronephrosis berat kiri dengan dilatasi ureter proksimal
o.k batu ureter kiri medial ukuran 11x7 mm setinggi sacrum 3 kiri neprolitiasis
multiple kiri.
40