VERTIGO
Oleh
Tia Ajarida Laily I4A0120
Pembimbing
dr. H. Zainuddin Arpandy, Sp.S
Nama : Ny. F
Umur : 55 tahun
Bangsa : Indonesia
Suku : Banjar
Agama : Islam
Status : Menikah
II. ANAMNESIS
WITA
Keluhan Utama
Pusing berputar
Mual
Perjalanan Penyakit
seperti naik kapal. Pusing pertama kali muncul dirasakan saat pagi hari ketika
1
pasien bangun dari tempat tidur dan langsung berdiri. Pusing juga dirasakan
ketika pasien berdiri, duduk, berjalan ataupun membuka mata. Pusing muncul
Pasien mengurangi rasa pusing dengan cara memejamkan mata dan meraka
lebih nyaman. Pasien juga mengaku apabila mengalami perubahan posisi rasa
pusing timbul dan memberat apabila pasien berjalan dan membuka mata.
Pasien juga mengeluhkan mual tetapi tidak muntah. Pasien masih dapat
merasa lebih baik, akan tetapi hanya berlangsung sementara. Pasien tidak
ingat nama obat yang diminum. Pasien tidak ada mengeluhkan penglihatan
Intoksikasi
Tidak ditemukan riwayat keracunan obat, zat kimia, makanan dan minuman.
Tidak ada
Keadaan Psikososial
Pasien tinggal bersama dengan suami dan 1 orang anak kandung dan 1 orang
anak angkat. Rumah permanen, ventilasi baik. Air minum dan MCK berasal
2
III. STATUS INTERNA SINGKAT
KGB (-)
3. Thoraks
D S D S D S
- - - - + +
- - - - + +
Paresis
D S
- -
- -
3
IV. STATUS PSIKIATRI SINGKAT
Penyerapan : Baik
Kemauan : Baik
Psikomotor : Hipoaktif
V. NEUROLOGIS
A. Kesan Umum:
Kesadaran : composmentis
GCS : E4V5M6
Pembicaraan : Disartri : (-)
Monoton : (-)
Scanning : (-)
Sensorik : (-)
Anomik : (-)
Asimetri : (-)
Tortikolis : (-)
Miophatik : (-)
Fullmooon : (-)
B. Pemeriksaan Khusus
4
1. Rangsangan Selaput Otak
Kernig : (-)/(-)
Laseque : (-)/(-)
Bruzinski I : (-)
Bruzinski II : (-)/(-)
2. Saraf Otak
tengah tengah
5
Temporal bawah : Normal Normal
Eksopthalmus : - -
Ptosis : - -
Pupil
d. N. Trigeminus
Kanan Kiri
Cabang Motorik
Cabang Sensorik
6
e. N. Facialis
Kanan Kiri
Waktu Diam
Waktu Gerak
f. N. Vestibulocochlearis
Vestibuler
Vertigo : (+)
Nystagmus : (+)
Cochlearis
7
Mendengar suara bisikan normal normal
Bagian Motorik:
Suara : normal
Menelan : normal
Bagian Sensorik:
h. N. Accesorius
Kanan Kiri
i. N. Hypoglossus
8
Kedudukan lidah waktu bergerak : di tengah
3. Sistem Motorik
Kekuatan Otot
Istirahat : normal
Lengan (Kanan/Kiri)
M. Deltoid : 5/5
M. Biceps : 5/5
M. Triceps : 5/5
Tungkai (Kanan/Kiri)
9
Fleksi plantar kaki : 5/5
Besar Otot :
Atrofi :-
Pseudohypertrofi :-
Palpasi Otot :
Nyeri :-
Kontraktur :-
Konsistensi : Normal
Tonus Otot :
Lengan Tungkai
Hipotoni - - - -
Spastik - - - -
Rigid - - - -
Rebound - - - -
phenomen
Gerakan Involunter
Chorea : -/-
10
Athetose : -/-
Balismus : -/-
Fasikulas i : -/-
Myokimia : -/-
Koordinasi :
Telunjuk-hidung norml
4. Sistem Sensorik
Kanan/kiri
Rasa Eksteroseptik
Rasa Proprioseptik
Rasa Enteroseptik
11
5. Fungsi luhur
6. Refleks-refleks
Refleks kulit
Refleks Patologis :
Tungkai
12
Gordon : -/- Schaffer : -/-
Lengan
Hoffmann-Tromner : -/-
Snoutt (-)
Sucking (-)
Palmomental (-)
Salivasi : normal
8. Columna Vertebralis
Kelainan Lokal
Fleksi :normal
Ekstensi : normal
13
Lateral deviation : normal
Rotasi : normal
KIMIA
GULA DARAH
GlukosaDarah 98 <200 mg/dl
Sewaktu (GDS)
SGOT 27 0 46 U/l
SGPT 30 0 45 U/I
Ginjal
Ureum 34.7 10 50 mg/dl
Creatinin 1.1 0.6 - 1.2 mg/dl
Normal
14
RESUME
1. ANAMNESIS:
pendengaran.
- Pasien masih dapat beraktifitas, namun bila keluhan kambuh pasien
menghentikan aktifitasnya
- Pasien sudah mencoba mengurangi keluhan dengan mengkonsumsi
2. PEMERIKSAAN
15
Interna
Respirasi : 210kali/menit
Suhu : 36,4oC
Kepala/Leher : normal
Status Neurologis
simetris
Reflek fisiologis BPR : 2/2, TPR: 2/2, KPR : 2/2, APR : 2/2
16
Columna Vertebralis : tidak ada kelainan
3. DIAGNOSIS
4. PENATALAKSANAAN
PEMBAHASAN
Pada kasus, pasien wanita berusia 55 tahun datang dengan keluhan pusing
berputar sejak 3 hari SMRS. Pusing muncul ketika pasien bangun dari tempat
tidur dan langsung beridiri, pusing dirasakan seperti naik kapal. Pusing muncul
yang sama pernah dirasakan saat usia 20-an. Pada pemeriksaan tanda vital
ditemukan tekanan darah diatas normal yaitu 150/100 mmHg, pada pemeriksaan
17
dilakukan adalah ct-scan menunjukkan hasil normal. Dari anamnesis,
sering digambarkan sebagai rasa berputar, rasa oleng, tak stabil (giddiness,
bahwa sekitarnya bergerak, atau dirinya yang bergerak dan biasanya disertai oleh
dengan nyeri kepala atau sefalgi, terutama karena di kalangan awam kedua istilah
Keluhan pusing sering diutarakan pada 5,6 juta pasien di Amerika Serikat
per tahunnya, dimana pasien yang didiagnosa vertigo sebanyak 20-30 %. Vertigo
juga ditemukan sebagai 4 % keluhan yang sering terjadi pada unit gawat darurat
Amerika Serikat per tahunnya selama tahun 1995-2004.6 insiden vertigo dan
lebih dari 40 tahun. Insiden jatuh akibat menderita vertigo adalah 25 % pada
pasien yang berusia lebih dari 65 tahun di Amerika. 7 Di RSUP Dr. Kariadi
Semarang, vertigo berada pada urutan kelima dari gangguan atau penyakit yang
vertigo kira-kira 20 % ada sekelompok orang dengan kurun waktu satu bulan. Di
tempat praktek umum, vertigo menempati posisi keempat setelah nyeri, nyeri
18
kepala, dan stroke dan menempati posisi kedua di bangsal rawat inap. 8 Vertigo
jenis perifer sering terjadi pada usia rata-rata 51-57,2 tahun dan jarang pada usia
Vertigo terbagi dalam dua jenis yaitu vertigo tipe perifer dan vertigo tipe
vestibular pusat di otak. Vertigo perifer adalah vertigo yang diakibatkan gangguan
dari bagian dalam telinga atau sistem vestibuler yang membentuk kanal
iskemik otak. Penyebab lainnya adalah tumor, infeksi, trauma, dan multiple
sklerosis.6
Penyebab Vertigo
Vertigo Perifer Vertigo Sentral
Idiopatik
Akut vestibulopati: labirintis Stroke, terutama yang mengenai
vertrebrobasilar
Meniere disease Migren Basilar
Benign positional paroxysmal vertigo Multiple sklerosis
Fistula perilimfatik Cerebellopontine angle tumor
Erosi kolesteatoma Neoplasma
Herpes zoster Trauma
otosklerosis
TIA
19
Pada pasien tidak ditemukan riwayat yang mencetuskan terjadinya vertigo
sentral. Pasien hanya memiliki riwayat darah tinggi yang tidak terkontrol. Oleh
dengan yang dipersepsi oleh sususan saraf pusat. 2,9 Sistem kesimbangan tubuh
sertam system vestibuler dan serebelum sebagai pengolah informasi, selain itu
rasa sikap dan gerak anggota tubuh. System tersebut saling berhubungan dan
20
Teori ini berdasarkan asumsi bahwa rangsang yang berlebihan
nistagmus (usaha koreksi bola mata), ataksia atau sulit berjalan (gangguan
vestibuler, serebelum) atau rasa melayang, berputar (yang berasal dari sensasi
teori ini otak mempunyai memori/ ingatan tentang pola gerakan tertentu,
sehingga jika pada suatu saat dirasakan gerakan yang aneh/ tidak sesuai
dengan pola gerakan yang telah tersimpan, timbul reaksi dari susuna saraf
otonom
4. Teori otonomik
21
Teori ini menekankan perubahan reaksi susunan saraf otonom sebagai
usaha adaptasi gerakan/ perubahan posisi, gejala klinis timbul jika system
berperan.
5. Teori neurohormonal
6. Teori sinap
Merupakan pengembangan teori sebelumnya yang meninjau
parasimpatis.
22
Gejala klinis vertigo meliputi pusing, kepala terasa ringan, rasa terapung,
terayun, mual, keringat dingin, pucat, muntah, sempoyongan waktu berdiri atau
melayang, goyang, berputar, rasa naik perahu dan sebagainya. Perlu diketahui
dan tubuh, keletihan dan ketegangan. Profil waktu, apakah timbulnya akut atau
23
ototoksik/ vestibulotoksik dan adanya penyakit sistemik seperti anemia, penyakit
Pada kasus ini pasien mengeluhkan keluhan vertigo yang bentuknya yaitu
seperti berputar dan serasa naik kapal. Keluhan pusing muncul perlahan dimulai
pada pagi hari saat bangun tidur dan semakin memberat apabila dibawa berdiri
dan berjalan. Pasien mengaku masih dapat bekerja bila keluhan pusing hilang,
namun apabila kambuh pasien tidak mampu beraktivitas lagi. Dari anamnesis
pasien mengarah pada jenis vertigo perifer yaitu benign paroksismal positional
vertigo.
klinis terhadap keluhan vertigo adalah untuk menentukan penyebab, apakah akibat
vertigonya, lalu letak lesi dan kemudian penyebabnya, agar dapat diberikan terapi
kausal yang tepat dan terapi simtomatik yang sesuai. Pemeriksaan fisik diarahkan
24
duduk dan berdiri, bising karotis, denyut jantung dan pulsasi nadi perifer juga
perlu diperiksa.2,5,9
Pada kasus, dalam pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 150/
100 mmHg, nadi 93 x/menit, laju pernafasan 20 x/menit dan suhu 36,4C. dapat
diketahui dari pemeriksaan tanda vital pasien memiliki tekanan darah tinggi dan
tidak terkontrol.
25
Gambar 3. Uji Romberg
b. Tandem gait
Penderita berjalan dengan tumit kaki kiri/ kanan diletakkan pada
ujung jari kaki kanan/ kiri ganti berganti. Pada kelainan vestibuler,
kea rah lesi dengan gerakan seperti orang melempar cakram, kepala
dan badan berputar kea rah lesi, kedua lengan bergerak kea rah lesi
dengan lengan pada sisi lesi turun dan yang lainnya naik. Keadaan ini
26
Gambar 4. Uji unterberger
ulang dengan mata terbuka dan tertutup. Pada kelainan vetibuler akan
27
gangguan vestibuler unilateral, pasien akan berjalan dengan arah
berbentuk bintang.
diatas dikarenakan pasien merasa sangat berputar/ pusing sehingga tidak sanggup
untuk berdiri.
a. Fungsi Vestibuler
Uji Dix Hallpike atau Manuver Nylen-Barany
Dari posisi duduk di atas tempat tidur, penderita
28
nistagmus dan vertigo berlangsung lebih dari 1 menit, bila
29
Gambar 7. Metode Dix-Hallpike
di detik ke-5, hal ini menunjukkan pasien menderita vertigo jenis perifer.
Tes Kalori
Penderita berbaring dengan kepala fleksi 30, sehingga
30
Canal paresis menunjukkan lesi perifer di labirin atau n.
sentral.2,4,6
Elektronistagmogram
Pemriksaan ini hanya dilakukan di rumah sakit, dengan
kuantitatif.2,4,6
b. Fungsi pendengaran2,6
Tes garpu tala
Tes ini digunakan untuk membedakan tuli konduktif dan tuli
laboratorium rutin atas darah dan urin, dan pemeriksaan lain sesuai indikasi. Foto
rontgen tengkorak, leher, EEG, EMG, CT-Scan, dan MRI bila diperlukan.5
2016, didapatkan Gula Darah Sewaktu 98 mg/dl, ureum 34,7 mg/dl, kreatinin 1,1
mg/dl, SGOT 27 U/L, dan SGPT 30 U/L. Semua hasil pengukuran kimia darah
menunjukkan hasil normal. Pada pasien juga dilakukan pemeriksaan CT-scan pada
sentral.
31
Pengobatan vertigo sebenarnya terdiri dari pengobatan kausal; pengobatan
Obat- obat anti vertigo biasanya bekerja sebagai supresan vestibuler, maka
32
Calsium Entry Blocker berfungsi untuk mengurangi aktivitas eksitatori
system saraf pusat dengan menekan pelepasan glutamate dan bekerja langsung
sebagai depressor labirin, bisa untuk vertigo perifer dan sentral. Contohnya adalah
Flunarizin.12
dan atropine.12
Pada kasus pasien dirawat selama 11 hari dan diberikan terapi ranitin IV
2x1 amp, dan PO: amlodipin 1x10 mg, bisoprolol 1x2,5 mg, frego 2x 5 mg,
analsix 3x1 tab, candesartan 1x10 mg. Amlodipin dan bisoprolol diberikan untuk
terapi hipertensi pada pasien. Frego mengandung flunarizine sebagai calsiun entry
blocker untuk terapi vertigo pasien. Dan analsix mengandung metampiron sebagai
analgetik untuk mengurangi rasa nyeri pada pasien. Pasien kemudian membaik
33
dan diperbolehkan pulang dengan terap meneruskan terapi yaitu candesartan 1x
16 mg, bisoprolol 1x 2,5 mg, frego 1x5 mg, dan betahistin 2x6 mg.
lalu tutup kedua mata dan berbaring dengan cepat ke salah satu sisi tubuh,
baringkan tubuh dengan cara yang sama ke sisi lain, tahan selama 30 detik,
kemudian duduk tegak kembali. Latihan ini dilakukan berulang lima kali
berturut turut pada pagi dan petang hari sampai tidak timbul vertigo lagi.12
b. Manuver Epley
Manuver Epley adalah yang paling sering digunakan pada kanal vertical.
Pasien diminta untuk menolehkan kepala ke sisi yang sakit sebesar 45,
34
itu pasien mengistirahatkan dagu pada pundaknya dan kembali ke posisi
sebanyak 3 kali.
Gerakan kepala menatap ke kiri, kanan, atas, bawah selama 30
sebanyak 3 kali.
Sambil duduk membungkuk dan mengambil benda yang
diletakkan dilantai.
3. Untuk pasien yang sudah bisa berdir/ berjalan:
35
Sambil berdiri gerakan mata, kepala, seperti latihan diatas.
Duduk di kursi lalu berdiri dengan mata terbuka dan tertutup.
d. Latihan berjalan (Gait exercise)13,14
1. Jalan menyebrang ruangan dengan mata terbuka dan mata tertutup.
2. Berjalan tandem dengan mata terbuka dan tertutup bergantian. Lalu
terbuka bergantian.
4. Jalan mengelilingi seseorang sambil melempar bola.
5. Olahraga bowling, basket dan jogging.
Komplikasi dari vertigo yang paling sering terjadi adalah mual dan
epley.14
dapat terjadi remisi sempurna. Sebaliknya pada tipe sentral, prognosis tergantung
dari penyakit yang mendasarinya. Infark arteri basilar atau vertebral, misalnya,
36
DAFTAR PUSTAKA
17.45, http://emedicine.medscape.com/article/2149881-overview/
8. Pradana KA, Pengaruh terapi akupresur terhadap vertigo di klinik sinergy
R, Editor: Buku Ajar Penyakit THT boies. Edisi Keenam. Jakarta: EGC.
1997. H39-45
37
12. Nurimaba Nurdjaman. Penatalaksaan Vertigo. Perdossi Bagian Saraf FK
Universitas Padjajaran.
13. Bittar et al. Benign Paroxysmal Posititonal Vertigo: Diagnosis and
(http://emedicine.medscape.com/article/884261-overview, diakses 18
september 2016)
38