eukemia mieloid kronik 23hroni4 !yeloid eukimia53!6 merupakan salah satu tipe kelainan mieloproli7erasi kronik yang berkaitan dengan translokasi kromosom resiprok lengan panjang kromosom 22 ke kromosom lain 2pada umumnya kromosom 86 216. ,romosom ini disebut sebagai kromosom philadelphia. 3! ini menempati kasus terbanyak kedua dari semua tipe leukemia pada orang de9asa: yaitu sekitar 2.; 'nsidensi 3! terjadi antara 1<2 per 1...... orang. 3! dapat menyerang semua umur tetapi sering ditemukan antara usia +.<-. tahun. Penderita 3! pada usia muda perkembangan penyakitnya akan lebih progresi7 216. "3' 2"ational 4enter institute6 menyatakan bah9a 7rekuensi 3! akan meningkat dengan bertambahnya umur dimulai dari 1 per 1....... orang pada usia 1. tahun pertama: 1 per 1...... orang pada usia =. tahun dan 1 per 1..... orang pada usia >. tahun. Penyebab translokasi Philadelphia ini belum diketahui se4ara spesi7ik 216. %iduga penyebab dari translokasi philadelphia tersebut adalah radiasi pengion. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan insidensi 3! pada indi?idu yang selamat dari serangan bom atom di #epang. 'nsidensi pun4ak terjadinya 3! dijumpai = sampai 12 tahun setelah pajanan radiasi - 3! dibedakan dari + leukemia akut berdasarkan progresinya yang lebih lambat. Sebaliknya berdasarkan pengobatannya 3! lebih sulit diobati daripada leukemia akut 21:26. )erikut ini akan dilaporkan kasus seorang laki<laki berusia 28 tahun yang didiagnosis leukimia mieloid akut. Pasien dira9at dari tanggal 18 April 2.1+ sampai dengan 2= April 2.1+ di ruang pera9atan penyakit dalam pria dan kemudian pada tanggal 2- April 2.1+ pindah ke ruangan ma9ar RS$% $lin )anjarmasin. = 'A' II .I(/A+A( +S.AKA 1"1 !e4ini3i 'stilah leukemia pertama kali dijelaskan oleh /ir4ho9 sebagai @darah putihA pada tahun 1>0+: adalah penyakit neoplastik yang ditandai dengan di7erensiasi dan proli7erasi sel induk hematopoetik 226. eukemia mieloid kronik 23!6 adalah suatu penyakit klonal sel induk pluripoten dan digolongkan sebagai salah satu penyakit mieloproli7erati7 yang ditandai dengan peningkatan proli7erasi dari seri sel granulosit tanpa disertai gangguan di7erensiasi: sehingga pada apusan darah tepi dapat ditemukan berbagai tingkatan di7erensiasi seri granulosit: mulai dari promielosit 2bahkan mieloblas6: meta mielosit: mielosit: sampai granulosit. 2(6. 1"1 ,5iologi Terdapatnya kromosom Philadelphia 2Ph6 5 kromosom 22B yang terbentuk dari translokasi resiprokal antara lengan panjang kromosom 8 ke kromosom 22 dan sebaliknya. Pada kromosom 22 yang rusak tadi terdapat penggabungan gen: yaituC gen A) 2abelson6 dari kromosom 8 D gen )3R 2)reak 3luster Region6 pada kromosom 22. Gabungan gen ini dikenal dengan nama )3R<A) 2gen hybrid )3RA)6 yang akan mensintesis protein 21.k%. Pada kromosom 8 terbentuk gen resiprokal A)<)3R 2+:=6. - Gambar 2.1 Proses terbentuknya kromosom Philadelphia 2-6 Penyebab leukemia belum diketahui se4ara pasti: namun diketahui beberapa 7aktor yang dapat mempengaruhi 7rekuensi leukemia: seperti 2+6C 1. Radiasi Radiasi dapat meningkatkan 7rekuensi !A dan !A. Tidak ada laporan mengenai hubungan antara radiasi dengan ,. )eberapa laporan yang mendukungC Para pega9ai radiologi lebih sering menderita leukemia Penderita dengan radioterapi lebih sering menderita leukemia eukemia ditemukan pada korban hidup kejadian bom atom Hiroshima dan "agasaki: #epang 2. &aktor leukemogenik Terdapat beberapa Eat kimia yang telah diidenti7ikasi dapat mempengaruhi7rekuensi leukemiaC < Ra4un lingkungan seperti benEena 0 < )ahan kimia industri seperti insektisida < Obat untuk kemoterapi (. Herediter Penderita sindrom %o9n memiliki insidensi leukemia akut 2. kali lebih besar dari orang normal. +. /irus /irus dapat menyebabkan leukemia seperti retro?irus dan ?irus leukemia 7eline. 1"6 Kla3i4ika3i eukemia mieloid kronik men4akup enam tipe antara lain 2(6C 1. eukemia mieloid kronik: Ph positi7 23!: PhF6 2. eukimia mieloid kronik: Ph negati7 23!: Ph<6 (. eukemia mieloid kronik ju?enile +. eukemia eosino7ilik =. eukemia mielomonositik kronik 23!!6 Tipe yang paling umum adalah leukemia mieloid kronik yang disertai dengan kromosom philadelphia 2Ph6. 1"2 ,$idemiologi Penyakit ini men4akup sekitar 1=; leukimia dan dapat terjadi pada semua usia. %iagnosis 3! kadang sulit ditegakkan dan dibantu oleh adanya kromosom Ph yang khas. Peningkatan masa sel mieloid tubuh total dalam jumlah besar > bertanggung ja9ab terhadap sebagian besar gambaran klinis penyakit ini. Pada sedikitnya 0.; pasien: terjadi suatu metamor7osis terminal menjadi leukimia yang sering didahului oleh suatu 7ase akselerasi. Penyakit ini terjadi pada kedua jenis kelamin rasio laki<laki C perempuan 21:+ C 16 paling sering terjadi antara usia +. dan -. tahun: 9alaupun demikian penyakit ini dapat terjadi pada anak: neonatus: dan orang yang sangat tua 2(6. Pada tahun 2...: terdapat sekitar 2=-.... anak dan de9asa di seluruh dunia menderita penyakit sejenis leukimia: dan 2.8.... orang diantaranya meninggal karena penyakit tersebut. Hampir 8.; dari semua penderita yang terdiagnosa adalah de9asa 2(6. 1"5 a5o4i3iologi !eskipun 3! berasal dari sel induk mieloid multipoten: prasel granulosit menentukan jalur dominan sel. Tidak ada hambatan dalam maturasi sel induk leukemia sebagai mana dibuktikan dengan sejumlah besar sel matur dalam darah peri7er. ,inetik sel dan tehnik biakan in ?itro menunjukkan bah9a ada 1. sampai 2. kali lipat peningkatan masa prasel granulosit dalam sumsum tulang dan limpa: tetapi keadaannya tidak membelah lebih 4epat daripada sel induk normal. %asar peningkatan masa sel induk mieloid dalam 3! tampaknya karena kegagalan sel induk untuk menanggapi isyarat 7isiologis yang mengatur proli7erasinya 2+:-:0:>6. 8 Gambar 2.2 Pato7isiologi 3! 1"7 Gambaran Klini3 Gejala<gejala yang berhubungan dengan hipermetabolisme: misalnya Cpenurunan berat badan: kelelahan: anoreksia: atau keringat malam. Splenomegali hampir selalu ada dan sering kali bersi7at masi7. Pada beberapa pasien: pembesaran limpa disertai denga rasa tidak nyaman: nyeri atau gangguan pen4ernaan. Gambaran anemia meliputi pu4at: dipsnea: dan takikardia. !emar0 epistaksis: menorhagia: atau perdarahan dari tempat<tempat lain akibat 7ungsional trombosit yang abnormal. Gout atau gangguan ginjal yang disebabkan oleh hiperurikemia akibat peme4ahan purin yang berlebihan dapat menimbulkan masalah. Gejala yang jarang dijumpai berupa gangguan penglihatan dan 1. priapismus. %ari =. ; kasis diagnosa ditegakkan tidak sengaja dari pemeriksaan hitung darah rutin 2(6. Tabel 2.1 Tanda dan gejala 3! 286 3! terbagi menjadi ( 7ase yaitu 286C 1. &ase kronik. ,ebanyakan orang pada 7ase kronis 3! ketika mereka didiagnosis. Gejala 3! lebih ringan dalam 7ase kronis. eukosit masih dapat mela9an in7eksi. Setelah orang<orang dengan 7ase kronis 3! memulai pengobatan: mereka dapat kembali ke kegiatan sehari<hari. 2. &ase akselerasi. Orang dengan 7ase akselerasi 3! dapat mengalami anemia 2penurunan jumlah eritrosit dalam darah6. #umlah leukosit dapat meningkat atau menurun. #umlah trombosit mungkin mengalami 11 penurunan. Sel blas akan meningkat. impa mungkin membesar. Orang dengan 7ase akselerasi 3! mungkin merasa sakit. (. &ase krisis blas. Orang dengan 7ase krisis blas 3! mengalami peningkatan jumlah sel blas di sumsum tulang dan darah. *ritrosit dan trombosit menurun: serta dapat terjadi in7eksi atau perdarahan. Pasien menjadi lelah atau sesak napas: sakit perut maupun sakit tulang. 1"7 emerik3aan enunjang Pemeriksaan penunjang pada 3! adalahC 1. %arah Tepi eukositosis berat 2.....<=.....5mm( atau lebih: apusan darah tepi eritrosit normokrom normositik: sering ditemukan polikromasi eritroblas asido7il atau polikromato7il. Tampak seluruh tingkatan di7erensiasi dan maturasi seri granulosit: presentasi sel mielosit dan metamielosit meningkat: sel blast G = ;. anemia ringan 2a9al6 menjadi progresi7 pada 7ase lanjut. trombosit dapat meningkat atau normal tergantung stadium penyakit: meningkat pada 7ase a9al nilai alkali 7os7atase netro7il selalu rendah. %H meningkat. 2(:=6 2. Sumsum Tulang Hiperselular dengan sistem granulosit dominan:gambaran mirip dengan darah tepi: rasio mieloid C eritroid meningkat: megakaryosit pada 7ase kronis normal atau meningkat: stroma sumsum tulang mengalami 7ibrosis. Sel blas G(. ;: spektrum lengkap seri mieloid dengan neutro7il dan mielosit meningkat 2(:-6. 12 (. ,aryotipe5 sitogenetik kromosom philadelphia 2Ph6 pada 8= ; kasus: kelainan pada kromosom 21.:116. P3R mendeteksi 4himeri4 protein b4r<abl pada 88 ; kasus: ?itamin b12 serum dan daya ikatnya meningkat 2(:+6. 1"8 !iagno3i3 %iagnosis 3! ditegakkan berdasarkan gambaran klinis yang ada disertai dengan hasil pemeriksaan darah tepi ataupun sumsum tulang. Gambaran laboratorium pada 3! adalah sebagai berikut 2(6C a6 eukositosis biasanya berjumlah H =..... 51 dan kadang<kadang H=......5 l. Spektrum lengkap sel<sel mieloid ditemukan dalam darah tepi. #umlah neutro7il dan mielosit melebihi jumlah sel blas dan promielosid. b6 !eningkatnya jumlah baso7il dalam darah. 46 )iasanya ditemukan anemia normositik normokrom. d6 #umlah trombosit mungkin meningkat 2paling sering6: normal atau menurun. e6 Skor 7os7atase alkali neutro7il selalu rendah. 76 Sumsum tulang hiperseluler dengan predominasi granulopesis. !eningkat pada !enurun pada < 'n7eksi < ,ehamilan < Polisitemia ?era < !ielo7ibrosis < Reaksi leukemia < eukimia mieloid kronik 1( g6 /itamin )12 serum dan daya ikat ?itamin )12 meningkat. h6 ,adar asam urat dalam serum biasanya meningkat. 1"8 ena5alak3anaan Terapi 3! tergantung pada dari 7ase penyakit: yaitu 1. &ase kronikC Obat pilihan C a. )usulpan 2!yleran6: dosis C .:1 I .:2 mg5kg))5hari. eukosit diperiksa tiap minggu. %osis diturunkan setengahnya jika leukosit turun setengahnya. Obat dihentikan jika leukosit 2.....5mm(. Terapi dimulai jika leukosit naik menjadi =.....5mm(. *7ek samping dapat berupa aplasia sumsum tulang berkepanjangan: 7ibrosis paru: bahaya timbulnya leukemia akut 226. b. ,emoterapi HydroJiurea bersi7at e7ekti7 dalam mengendalikan penyakit dan mempertahankan hitung leukosit yang normal pada 7ase kronik: tetapi biasanya perlu diberikan seumur hidup 2Ho77brand: 2..=6 dan memerlukan pengaturan dosis lebih sering: tetapi e7ek samping minimal. %osis mulai dititrasi dari =.. mg I 2... mg. ,emudian diberikan dosis pemeliharaan untuk men4apai leukosit 1..... I 1=....5mm(. *7ek samping lebih sedikit dan bahaya: keganasan sekunder hampir tidak ada 226. 1+ 4. 'nhibitor tirosin kinase. Obat ini sekarang sedang diteliti dalam per4obaan klinis dan tampaknya hasilnya menjanjikan. Kat ST' =01 adalah suatu inhibitor spesi7ik terhadap protein A) yaitu tirosin kinase dan mampu menghasilkan respons hematologik yang lengkap pada hampir semua pasien yang berada dalam 7ase kronik dengan tingkat kon?ersi sumsum tulang yang tinggi dari PhF menjadi Ph<. Obat yang termasuk dalam golongan ini adalah imatinib mesylate 2Glee?e46. 'matinib diberika peroral +.. mg satu kali sehari. 'matinib merupakan terapi standar lini pertama pada 3! selama 1. tahun terakhir ini dan memberikan outcome yang baik pada pasien 3!. Pada studi 'R'S 2'nternational RandomiEed Study o7 'nter7eron ?s ST1=016 terapi lini pertama dengan imatinib atau inter7eron dan 4ytarabin pada pasien yang didiagnosis dini 3!: pasien dengan imatinib menunjukaan > tahun survival rate sekitar >=; dan bebas dari progresi?itas penyakit 82;. Saat ini mulai didapatkan pasien yang resisten imatinib maupun yang tidak tahan terhadap e7ek samping 'matinib. ,arena hal<hal tersebut sehingga mulai diteliti beberapa inhibitor tirosin kinase lainnya diantaranya dasatinib: nilotinib. %asatinib diberikan 1.. mg peroral satu kali sehari sedangkan nilotinib +.. mg dua kali sehari 2-:1.6. d. 'nter7eron al7a biasanya diberikan setelah jumlah leukosit terkontrol oleh hidroksiurea. Pada 3! 7ase kronik inter7eron dapat 1= memberikan remisi hetologik pada >.; kasus: tetapi remisi sitogenetik hanya ter4apai pada = I 1.; kasus 22:-6. 2. Terapi 7ase akselerasi dan krisis blas C dengan inhibitor tirosin kinase imatinib dosis -..mg atau >..mg: dasatinib atau nilotinib 2116. (. Transplantasi sumsum tulangC memberikan harapan penyembuhan jangka panjang terutama untuk penderita yang berumur G+. tahun. Sekarang yang umum diberikan adalah allogenei4 peripheral blood stem 4ell transplantation. !odus terapi ini merupakan satu I satunya yang dapat memberikan kesembuhan total 216. +. Sekarang sedang dikembangkan terapi yang memakai prinsip biologi molekuler 2targeted therapy6. Suatu obat ini adalah imatinib mesylate 2Glee?e46 dapat menduduki ATP I binding site o7 abl on4ogen sehingga menekan akti7itas tyrosine kinase sehingga menekan proli7erasi seri myeloid 226. Tabel 2.2 Rekomendasi terapi 3! 2*uropean eukimia "et6 2116 1- 1"9 Komplikasi )eberapa masalah komplikasi dalam 3! C 1. !asalah metabolik !asalah metabolik terjadi akibat 4epatnya sitolisis: yang akan mengakibatkan terjadinya hiperurikemia: hiperkalemia dan hiper7os7atemia. Hal tersebut harus di antisipasi: dan di terapi dengan pemberian 4airan yang 4ukup: alkalinisasi dan pemberian allupurinol 216. 2. Hiperleukositosis Peningkatan ekstrim dari leukosit pada 3! dapat menyebabkan komplikasi leukostatik pada beberapa organ khususnya otak: paru: retina dan penis. Sejak leukosit kurang seimbang dengan eritrosit akan terjadi peningkatan ?iskositas darah akibat peningkatan 7raksi leukosit tersebut. !yeloblas merupakan sel yang lebih kaku dibandingkan sengan leukosit lain: juga meningkatkan ?iskositas tersebut 2(6. 10 #ika hiperleukositosis men4apai H 2......5mm( atau H =.....5mm(: penderita harus diterapi se4ara simultan dengan obat sitotoksik seperti hidroksiurea =.< 0= mg5kgbb5hari dengan in7us intra?ena: trans7usi tukar dan trans7usi eritrosit 2(6. (. Priapismus "yeri persisten pada penis mungkin merupakan akibat obstruksi oleh leukemia: adanya penyumbatan pada korpora ka?ernosa akibat tertekannya sara7 dan ?ena oleh pembesaran lien. Terapi men4akup pemberian analgetik: pemberian 4airan yang 4ukup: kompres hangat: radioterapi 2pada penis atau lien6 dan pemberian kemoterapi dosis tinggi 2=.<0+ mg5kgbb5hari intra?ena6 2>6. +. eukemia !eningeal eukemia meningeal pada 3! 7ase kronis sering tidak diketahui dan jarang dijumpai pada stadium blas. ,ejadian komplikasi ini akan meningkat bila penderita bertahan hidup lama pada 7ase blas. Gejala yang dijumpai berupa paralysis sara7 pusat dan udema papil. %iagnosis dibantu dengan ditemukannya sel blas pada 4airan 4erebrospinal. Terapi adalah dengan memberikan metotreksat: 9alaupun hasilnya kurang memuaskan 226. =. !yelo7ibrosis 3! sering terjadi bersama<sama dengan myelo7ibrosis dan akan meningkatkan produksi kolagen pada sumsum tulang atau terjadi penurunan degradasi kolagen 2(6. 1> 1"11 rogno3i3 3! memiliki karakteristik biphasi4. &ase kronis a9al adalah gangguan yang dapat berlangsung selama beberapa tahun. 3! yang tidak diobati akan menyebabkan krisis blasti4. Terkadang 7ase akselerasi mendahului 7ase blasti4. Tanpa terapi yang e7ekti7: angka ketahanan hidup 7ase kronis: akselerasi dan blastik masing<masing 2:=<= tahun: kurang dari 1:= tahun dan (<- bulan 2116. 18 'A' II LAORA( KAS+S Iden5i5a3 a3ien "ama C Tn. S #enis kelamin C aki<laki $sia C 28 tahun Alamat C ,arya )ersama RT 18 Satui Tanah )umbu R!, C 1.+-1>- #enis pembayaran C )P#S !asuk RS C 18 April 2.1+ )angsa C 'ndonesia Agama C 'slam Status C )elum menikah Ruangan C Penyakit dalam pria Keluhan u5ama C "yeri ,epala Ri#aya5 enyaki5 Sekarang: Pasien mengeluh nyeri kepala sejak L 2 minggu S!RS. "yeri kepala dirasakan mun4ul mendadak dan terus menerus. "yeri kepala dirasakan dibagian kanan kepala dan menjalar sampai kebelakang. "yeri dirasakan seperti dipompa dan terasa berat. Pasien juga mengeluhkan mual selama L 2 minggu dan kadang 2. kadang disertai muntah. !untah sebanyak 1J: berisi makanan yang dimakan: berlendir tetapi tidak ada darah. Pasien juga mengeluhkan demam sejak 2 hari yang lalu. %emam disertai dengan menggigil. Pasien juga sering mengeluh nyeri perut. )A, lan4ar: kadang terasa sakit saat )A,. )A) 7rekuensi normal: tetapi agak keras. Pasien sering merasa kelelahan dan 4epat lelah. Pasien merasa berat badannya mengalami penurunan. Sebelumnya pasien didiagnosis menderita leukemia 2A!6 2 tahun yang lalu. Ri#aya5 enyaki5 !ahulu: Pasien menyangkal pernah mengalami penyakit seperti ken4ing manis dan hipertensi. Ri#aya5 enyaki5 Keluarga: Pasien menyangkal adanya penyakit keturunan dalam keluarga seperti ken4ing manis: hipertensi: asma: ataupun serupa dengan pasien. Ri#aya5 $enyaki5 dahulu tanggal penyakit Tempat pera9atan Pengobatan dan operasi 2.12 A! RS Suaka 'nsan 2.1+ 4ephalgia RS$% $lin 21 Ri9ayat Pribadi Ri9ayat Alergi Tahun )ahan5Obat Gejala < < < emerik3aan *i3ik 1. ,eadaan $mum C Tampak sakit sedang ,esadaran C ,omposmentis G3S C +<=<- 2. Pengukuran Tanda /ital C Tekanan darah C 12.50. mm5Hg "adi C >+ J5menit RR C 2+ J5menit Suhu C (0:( o 3 (. ,ulit C Marna C Sa9o matang Sianosis C Tidak ada Hemangiom C Tidak ada Turgor C 3epat kembali ,elembaban C 3ukup 22 Ri9ayat 'munisasi Tahun #enis imunisasi < < Pu4at C Tidak ada ain<lain C Tidak ada +. ,epala C )entuk C !esose7ali Rambut C Marna C Hitam Tebal5tipis C Tipis %istribusi C !erata Alopesia C Tidak ada !ata C Pelpebrae C Tidak ada edema ,onjungti?a C Anemis 2F5F6 Sklera C 'kterik 2<5<6 Pupil C %iameter C ( mm 5 ( mm Simetris C 'sokor Re7lek 3ahayaC F5F ,ornea C #ernih: re7lek 2F6 %iplopia C 2F6 Telinga C )entuk C Simetris Sekret C Tidak ada Serumen C !inimal "yeri C Tidak ada Hidung C )entuk C Simetris *pistaksis C Tidak ada Sekret C Tidak ada !ulut C )entuk C Simetris 2( Gusi C Tidak ada perdarahan gusi idah C )entuk C Simetris Pu4at5tidak C Tidak pu4at Tremor5tidak C Tidak tremor ,otor5tidak C Tidak kotor Marna C !erah muda å C Hiperemi C Tidak ada *dem C Tidak ada Tonsil C Marna C !erah muda Pembesaran C Tidak ada Abses5tidak C Tidak ada =. eher C /ena #ugularis C Pulsasi C Teraba !inimal Tekanan C Tidak meningkat Pembesaran ,G) C Tidak ada %e?iasi trakea C Tidak ada Peningkatan #/P C Tidak ada ,aku kuduk C Tidak ada !assa C Tidak ada Tortikolis C Tidak ada -. Thoraks C %inding dada5paru C )entuk C Simetris Paru<paru C 'nspeksi C Gerakan na7as simetris Palpasi C &remitus ?okal simetris 2+ Perkusi C Sonor pada kedua paru Auskultasi C Suara na7as ?esikuler Ronkhi tidak ada MheeEing tidak ada #antung C 'nspeksi C 'ktus 4ordis tidak terlihat Palpasi C 'ktus 4ordis teraba di '3S / AA S Perkusi C < batas kanan '3S '' linea parasternalis % < batas kiri '3S / inea Aksilaris Anterior S Auskultasi C !urmur C !urmur 2<6: Gallop 2<6 0. Abdomen C 'nspeksi C Perut tampak datar Auskultasi C )ising usus 2F6 normal Perkusi C Palpasi C 2= T % % T % % T T T Hati C Tidak teraba ien C Teraba S4hu77ner '/ Ginjal C Tidak teraba !assa C Tidak ada "yeri tekan >. Ginjal dan Saluran kemih C %isuria 2F6 8. Alat kelamin C Srikumsisi 2F6 1.. *kstremitas C *kstremitas atas C Akral hangat: edema 2<6: parese 2<6 *kstremitas ba9ah C Akral hangat: edema 2<6: parese 2<6 R*S$!* %ATA %ASAR Oleh dokterC. "amaC Tn. Sunarto "o.R! C 1.+.1>- 1. ,eluhan utama C nyeri kepala 2. Anamnesis C nyeri kepala F: mual F: muntah F: nyeri perut F (. Pemeriksaan 7isik T% C 12.50. mmHg " C >+J5menit RR C 2+ J5menit T C (0:( . 3 2- < < < < < < < < F SaO 2 C 80; tanpa O 2 Spleenomegali S4hu7ner '/ ,onjungti?a anemis "yeri tekan abdomen +. aboratorium Hb C >:. g5dl *ritrosit C (:. juta5mm 2
eukosit C =(.1.. ribu5mm 2 Trombosit C 1.==1 ribu5mm 2 Ht C 2+ ?ol; !3/ C >. 7l !3H C 2- pg %a7tar !asalah "o !asalah %ata Pendukung 1 2 3! 3ephalgia e.4 3! Hb C >:. g5dl eukositC =(.1.. ribu5mm 2 TrombositC 1.==1 ribu5mm 2 Penurunan berat badan Ri9ayat 3! Spleenomegali s4hu7ner ''' "yeri kepala 20 < < < < < < < < F ( Anemia normositik normokromik Penurunan penglihatan %iplopia emah ,onjun4ti?a pu4at Hb C >:. g5dl !3/ C >. 7l !3H C 2- pg
Ren4ana a9al "ama penderitaC Tn. Sunarto "o. 3! 1.+.1>- "o !asalah Ren4ana %iagnosis Ren4ana terapi Ren4ana monitoring Ren4ana edukasi 1 3! %R: )!A Pro ,emoterapi ,$: T/ )ed rest 2 3ephalgia e.4 3! **G: T%: 3T s4an kepala P3T =..mg (J1 Tramadol (J1 ,eluhan subjek T/ ,urangi Akti?itas berat Hindari stress ( Anemia "ormositik hipokromik %R: !%T Tran7usi PR3 2kol75hari %R: Hb: ,$: T/: obser?asi etiologi anemia %iet T,TP )ed rest *!)AR 3ATATA" HAR'A" %O,T*R T'"%A, A"#$T "ama penderitaC Tn. Sunarto "o. 3! 1.+.1>- Tgl5 jam "o. !sl Subyekti7 Obyekti7 Assesme nt Planning Para75 nama 2.5+ 51+ Sakit kepala 2F6 "yeri perut 2F6 T%C 12.50. mmHg "C >. J5menit 3! 3ephalgi a Anemia '/&% "a3l 2. tpm 'nj. Ranitidin 2J1 'nj. !eto4lopramid (J1 2> !ual5munta h 2<5<6 %emam 2F6 !a5mi 2F5F6 RRC 2. J5menit TC (0 . 3 SaO 2 C 82; ,onjun4ti?a pu4at F5F "yeri tekan abdomen Spleenomeg ali S4hu7ner '/ ab tanggal 185+51+ Hb C >:. g5dl !3/ C >. 7l !3H C 2- pg normosit ik hipokro mik Po. As. !e7enamat (J1 O 2 1<( lpm 2k5p6 215+ 51+ Sakit kepala 2F6 "yeri perut 2F6 !ual5munta h 2F5F6 %emam 2F6 !a5mi 2F5F6 T%C 12.5>. mmHg "C 0- J5menit RRC 2> J5menit TC (-:( . 3 SaO 2 C 8(; "yeri tekan abdomen Spleenomeg ali S4hu7ner '/ ab tanggal 2.5+51+ SGOTC == SGPTC 11( 3! 3ephalgi a Anemia normosit ik hipokro mik '/&% "a3l 2. tpm 'nj. Ranitidin 2J1 'nj. !eto4lopramid (J1 ,etorola4 (J(. Trans7use PR3 2 kol7 pre deJa 3ur4uma (J1 !ethioson (J1 O 2 1<( lpm 2k5p6 Tanggal 2(5+51+ 4ek SGOT SGPT %R !%T 28 225+ 51+ Sakit kepala 2F6 "yeri perut 2F6 !ual5munta h 2F5F6 !a5mi 2F5F6 )A)5)A, 2F5F6 T%C 12.50. mmHg "C 0- J5menit RRC 2+ J5menit TC (-:= . 3 SaO 2 C 8+; "yeri tekan abdomen Spleenomeg ali S4hu7ner '/ 185+51+ Hb C >:. g5dl !3/ C >. 7l !3H C 2- pg ab tanggal 2.5+51+ SGOTC == SGPTC 11( 3! 3ephalgi a Anemia normosit ik hipokro mik '/&% "a3l 2. tpm 'nj. Ranitidin 2J1 'nj. !eto4lopramid (J1 ,etorola4 (J(. 3ur4uma (J1 !ethioson (J1 Trans7use PR3 2 kol7 pre deJa O 2 1<( lpm 2k5p6 Tanggal 2(5+51+ 4ek SGOT SGPT %R !%T 2(5+ 51+ Sakit kepala 2<6 "yeri perut 2F6 !ual5munta h 2F5F6 !a5mi 2F5F6 )A)5)A, 2F5F6 T%C 12.50. mmHg "C 0> J5menit RRC 2. J5menit TC (-:( . 3 "yeri tekan abdomen Spleenomeg ali S4hu7ner 3! 3ephalgi a Anemia normosit ik hipokro mik '/&% "a3l 2. tpm 'nj. Ranitidin 2J1 'nj. !eto4lopramid (J1 ,etorola4 (J(. 3ur4uma (J1 !ethioson (J1 Post Trans7use PR3 2 kol7 3i7odroJ (J =..mg Gli?e4 1 J +..mg (. '/ 185+51+ Hb C >:. g5dl !3/ C >. 7l !3H C 2- pg ab tanggal 2.5+51+ SGOTC == SGPTC 11( 2+5+ 51+ Sakit kepala 2<6 "yeri perut 2F6 !ual5munta h 2F5F6 !a5mi 2F5F6 )A)5)A, 2F5F6 T%C 12.5>. mmHg "C >- J5menit RRC 22 J5menit TC (-:( . 3 "yeri tekan abdomen Spleenomeg ali S4hu7ner '/ ab 2(5+51+ Hb C >:= g5dl eu C >8:1 *ri C (:1+ Ht C 2=:8 !3/ C >2:- 7l !3H C 20:1 pg SGOTC -> SGPTC 1(= 3! 3ephalgi a Anemia normosit ik hipokro mik '/&% "a3l 2. tpm 'nj. Ranitidin 2J1 'nj. !eto4lopramid (J1 ,etorola4 (J(. 3ur4uma (J1 !ethioson (J1 Post Trans7use PR3 2 kol7 3i7odroJ (J =..mg Gli?e4 1 J +..mg 2=5+ 51+ Sakit kepala 2<6 T%C 12.50. mmHg 3! 3ephalgi '/&% "a3l 2. tpm 'nj. Ranitidin 2J1 (1 "yeri perut 2F6 !ual5munta h 2F5<6 !a5mi 2F5F6 )A)5)A, 2F5F6 )atuk bedahak 2F6 "C 0> J5menit RRC 2. J5menit TC (-:( . 3 "yeri tekan abdomen Spleenomeg ali S4hu7ner '/ ab 2(5+51+ Hb C >:= g5dl eu C >8:1 *ri C (:1+ Ht C 2=:8 !3/ C >2:- 7l !3H C 20:1 pg SGOTC -> SGPTC 1(= a Anemia normosit ik hipokro mik 'nj. !eto4lopramid (J1 ,etorola4 (J(. 3ur4uma (J1 !ethioson (J1 3i7odroJ (J =..mg Gli?e4 1 J +..mg ,M,RIKSAA( ,(+(/A(G Hasil laboratorium darah pasien tanggal 11 September 2.12 MOR*OLOGI !ARA& .,I *ritrosit C normokromik normositik eukosit C kesan jumlah sangat meningkat: ditemukanC )las C 1+; (2 Promielosit C 2; !ielosit C (2; !etamielositC 8; Stab C 2+; Segmen C 1(; *osino7il C =; )aso7il C 1; Trombosit C kesan jumlah meningkat ,esan C ihat hasil sumsum tulang S+MS+M .+LA(G Sediaan dipulasC 9right Partikel C ada ,epadatan sel C meningkat Sel lemak C kurang ,esanC Sumsum tulang hiperseluler dengan !5* rasio sanga meningkat Sistem eritropoetik akti?itas tertekan Sistem granulopoetik akti?itas sangat meningkat proporsi mieloblas 1+; dengan dominasi mielosit: metamielosit: stab dan segmen *osino7il dan basophil meningkat Sistem trombopoetik akti?itas meningkat: megakaryosit mudah ditemukan ,esimpulanC 3! stadium 2 Hasil laboratorium darah pasien tanggal 18 April 2.1+ ,M,RIKSAA( &ASIL (ILAI R+/+KA( SA.+A( Hemoglobin >.. 1+.. I 1>.. g5dl ekosit =(.1 +.. I 1..= ribu5ul *ritrosit (.. +.=. I -... juta5ul Hematokrit 2+ +. I =. ?ol; Trombosit 1.==1 1=. I +=. ribu5ul !3/ >. >.... I 80.. &l !3H 2- 20.. I (2.. Pg !3H3 (2 (2.. I (>.. ; )aso7il . .<1 ; *osino7il 1 1<( ; (( )atang 1. 2<- ; Segmen 12 =.<0. ; im7osit 0= 2.<+. ; !onosit 2 2<> ; Hasil laboratorium darah pasien tanggal 2. April 2.1+ ,M,RIKSAA( &ASIL (ILAI R+/+KA( SA.+A( Glukosa darah se9aktu 111 0. I 12. mg5dl SGOT == 1- I +. $5' SGPT 11( > I += $5' $reum 2= 1. I += mg5dl 3reatinin 1.( ..+ I 1.+ mg5dl "atrium 1(-.2 1(=<1+- mmol5l ,alium (.> (.+<=.+ mmol5l 3lorida 8>.0 8=<1.. mmol5l Hasil laboratorium darah pasien tanggal 2( April 2.1+ ,M,RIKSAA( &ASIL (ILAI R+/+KA( SA.+A( Hemoglobin >.= 1+.. I 1>.. g5dl ekosit >8.1 +.. I 1..= ribu5ul *ritrosit (.1+ +.=. I -... juta5ul Hematokrit 2=.8 +. I =. ?ol; Trombosit 1+0= 1=. I +=. ribu5ul R%M<3/ 1>.. 11.=<1+.0 ; !3/ >2.- >... I 80.. &l !3H 20.1 20.. I (2.. Pg !3H3 (+.> (2.. I (>.. ; SGOT -> 1- I +. $5' SGPT 1(= > I += $5' %i77 4ount .5.5.51.5251 !yeloblast >0; *?aluasi hapusan darah tepi *riC normokrom anisositosis eukoC kesan jumlah meningkat sel blast >0; TromboC kesan jumlah meningkat: giant trombosit F ,esan A! Saran )!P (+ Hasil laboratorium darah pasien tanggal 2+ April 2.1+ ,M,RIKSAA( &ASIL (ILAI R+/+KA( SA.+A( Hemoglobin >.= 1+.. I 1>.. g5dl ekosit >8.= +.. I 1..= ribu5ul *ritrosit (.10 +.=. I -... juta5ul Hematokrit 2-.= +. I =. ?ol; Trombosit 10(- 1=. I +=. ribu5ul !3/ >(.= >... I 80.. &l !3H 2-.> 20.. I (2.. Pg !3H3 (2.1 (2.. I (>.. ; (= 'A' I: ,M'A&ASA(
Pada kasus ini: pasien datang dengan keluhan nyeri kepala. "yeri kepala ini dirasakan sejak L 2 minggu S!RS. "yeri kepala dirasakan mun4ul mendadak dan terus menerus. "yeri kepala dirasakan dibagian kanan kepala dan menjalar sampai kebelakang. "yeri dirasakan seperti dipompa dan terasa berat. Pasien juga mengeluhkan adanya mual selama L 2 minggu dan kadang kadang disertai muntah. !untah sebanyak 1J: berisi makanan yang dimakan: berlendir tetapi tidak ada darah. Pasien juga mengeluhkan demam sejak 2 hari yang lalu. %emam disertai dengan menggigil. Pasien juga sering mengeluh nyeri perut. )A, lan4ar: kadang terasa sakit saat )A,. )A) 7rekuensi normal: tetapi agak keras. Pasien sering merasa kelelahan dan 4epat lelah. Pasien merasa berat badannya mengalami penurunan. Sebelumnya pasien didiagnosis menderita leukemia 23!6 sejak 2 tahun yang lalu. %ari anamnesis terhadap pasien didapatkan adanya keluhan nyeri kepala: demam: kelelahan: dan penurunan berat badan. ,eluhan ini disertai dengan ri9ayat penyakit kelainan darah sejak 2 tahun yang lalu 23!6. Pada pemeriksaan 7isik: didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang: tanda ?ital masih dalam batas normal: konjungti?a kedua mata pu4at: penglihatan ganda: penurunan ?isus: abdomen tampak datar: pada perkusi abdomen ditemukan suara pekak pada regio hipokondrium kiri: regio epigastrium: regio lumbal kiri dan regio umbilikusN shifting dullness 2<6: pada palpasi abdomen ditemukan nyeri (- tekan pada regio ilia4a kiriN lien membesar hingga sejuah Scuffner '/. %engan temuan pu4at: splenomegali: maka pendekatan diagnostik pasien ini kini lebih diarahkan pada penyakit yang terkait limpa atau kelainan hematologi sehingga diperlukan pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis ini. Pada pemeriksaan laboratorium saat pasien datang tanggal 18 April 2.1+: didapatkan kelainan berupa kadar hemoglobin yang rendah 2> gram5dl6: !3H rendah 22- pg6: leukosit meningkat 2=(:1 ribu5ul6 dengan peningkatan sel batang: segmen dan lim7osit 2masing<masing 1.;: 12; dan 0=;6: trombosit meningkat 21.==1 ribu5ul6. ,adar Hb: !3H yang rendah menunjukkan pasien menderita anemia. Penyebab anemia ini masih harus ditelusuri dengan pemeriksaan penunjang seperti mor7ologi darah tepi. Selain itu didapatkan kadar leukosit yang meningkat di atas =..... 2=(:1 ribu5ul6 dengan peningkatan sel batang: segmen dan lim7osit serta peningkatan trombosit. Hasil ini dapat mengarah ke leukemia myeloid kronik 23!6. $ntuk menegakkan diagnosis ini dilakukan pemeriksaan mikroskopik darah tepi. Pada tanggal 2( April 2.1+ dilakukan pemeriksaan laboratorium darah rutin dan mikroskopik darah tepi. ,adar Hb menurun 2>:= gr5dl6: leukosit lebih meningkat dari pemeriksaan sebelumnya 2>8:1 ribu5ul6: trombosit meningkat 1.+0= ribu5ul serta peningkatan SGOT 2-> $5l6 dan SGPT 21(= $5l6. !%T menunjukkan hasil peningkatan leukosit terutama myeloblast >0;: dengan eritrosit normokrom anisositosis: peningkatan trombosit dengan giant trombosit. Pada kesan !%T diketahui A!. Pada pemeriksaan 2 tahun yang lalu 2tanggal 11 september 2.126 pada !%T ditemukan peningkatan leukosit dengan jumlah blas (0 1+;: mielosit (2;: stab 2+;: segmen 1(;: dengan peningkatan trombosit dan pada pemeriksaan sumsum tulang didapatkan sumsum tulang kesan hiperseluler dengan !5* rasio meningkat: sistem granulopoetik akti?itas sangat meningkat proporsi mieloblas 1+; dengan dominasi mielosit: metamielosit: stab dan segmen: kesimpulan dari !%T dan )!P saat itu adalah 3! stadium 2. %ari kedua hasil tersebut didapatkan perbedaan. 2 tahun yang lalu pasien didiagnosis dengan 3! sedangkan saat ini hasil !%T menunjukkan A!. Hal ini mungkin saja terjadi karena bisa didapatkan hasil pemeriksaan yang belum sesuai dengan diagnosis sehingga untuk memastikannya perlu dilakukan pemeriksaan sumsum tulang. Pada kasus ini: pasien diberikan terapi suporti7 berupa pemberian 4airan intra?ena "a3l. 'njeksi ranitidin diberikan pada pasien untuk mengurangi asam lambung atau dispepsia yang umum terjadi pada pasien<pasien ra9at inap lama. Selain terapi suporti7: pasien juga diberikan terapi simptomatik: berupa injeksi metoklopramid untuk mengurangi mual yang dirasakan oleh pasien: ketorola4 sebagai analgesik untuk mengurangi nyeri yang dirasakan pasien: 3ur4uma O 2pulverised curcuma roots6 tablet dan !ethioson O 2methionine 1.. mg: 4holine bitartrate 1.. mg: ?it )1 2 mg: ?it )2 2 mg: ?it )- H3l 2 mg: ?it )12 .:-0 m4g: ?it * ( mg: biotin 1.. m4g: pantothenate a4id ( mg: 7oli4 a4id +.. m4g: ni4otinamide -mg6 tablet sebagai hepatoprotektor. Pasien juga diberikan 4i7odroJ =..mg: obat ini merupakan antibioti4 yang digunakan untuk mengobati in7eksi pada pasien. (> ,arena pasien memiliki nilai Hb di ba9ah 1. g5d: maka diberikan pula trans7usi PR3 2 kol7 per hari untuk mengoreksi hal ini. ,emudian setelah trans7usi seharusnya dilakukan pemeriksaan darah rutin kembali untuk mengetahui apakah nilai Hb setelah trans7usi sudah meningkat atau belum. Pada pasien ini: pemeriksaan darah rutin hanya dilakukan + kali yaitu saaat masuk rumah sakit tanggal 18 april 2.1+: kemudian pada tanggal 2.: 2( dan 2+ april 2.1+. Pemeriksaan terakhir tanggal 2+ april 2.1+ menunjukkan kadar Hb pasien masih diba9ah 1. yaitu >:= gr5dl. $ntuk terapi 3!: pasien diberikan glee?e4 +.. mg per oral satu kali sehari. Glee?e4 adalah imatinib mesylate: obat ini merupakan terapi standar lini pertama pada 3!. 'matinib bekerja dengan menghambat protein A) yaitu tirosin kinase dan mampu menghasilkan respons hematologik yang lengkap pada hampir semua pasien yang berada dalam 7ase kronik dengan tingkat kon?ersi sumsum tulang yang tinggi dari PhF menjadi Ph<. 'matinib diketahui memiliki angka sur?i?al rate yang baik pada 3!. (8 'A' : ,(+.+
Telah dilaporkan kasus seorang laki<laki berusia 28 tahun yang didiagnosis 3hroni4 !yeloid eukimia: 4ephalgia dan anemia. %iagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis: pemeriksaan 7isik: pemeriksaan laboratorium. Pasien telah ditatalaksana dengan terapi suporti7 dan simptomatik. Pasien dira9at sejak tanggal 18 april 2.1+ hingga 2= april 2.1+ dan pindah ke ruang ma9ar pada tanggal 2- april 2.1+. +. !A*.AR +S.AKA 1. Athens: #.M.: 2..+. A4ute ymphoblasti4 eukemia in Adults. 'nC MintrobePs 3lini4al Hematology 211thed.6. Greer: #.P.: &oerster: #.: ukens: #.".: Rodgers: !.: Paraske?as: &.: Glader: ). 2*ditor6. PhiladelphiaC ippin4ott Milliams D Milkins. 2. )akta: '.!.: 2..0. Hematologi ,linik Ringkas. #akartaC *G3. (. %ruker et.al.: 2..-. &i?e<Qear &ollo9<up o7 Patients Re4ei?ing 'matinib 7or 3hroni4 !yeloid eukemia: The "e9 *ngland #ournal !edi4ine 2..-N(==C2+.><10. +. /ardiman #M. 3hroni4 myelogenous leukemia.: )3R<A)1F. Ameri4an #ournal o7 3lini4al Pathology 2..8N 1(2C 2=2<2-.. =. Robbins: S..: 3otran: R.S.: ,umar: /.: 1888. )uku Saku %asar Patologis Penyakit 2ed.=6. !it4hell: R.".: ,umar:/.: Abbas: A.,.: &austo: " 2editor6. #akartaC *G3. -. Ho77brand: A./.: Pettit: #.*.: !oss: P.A.H.: 2..=. ,apita Selekta Hematologi. #akartaC *G3 0. Robbins D 3otran.: 2..8. )uku Saku %asar Patologis Penyakit 2ed.06. !it4hell: R.".: ,umar:/.: Abbas: A.,.: &austo: " 2editor6. #akartaC *G3. >. !onroy RH: Pablo //: #orge 3&. 3hroni4 myeloid leukemiaC 4urrent 4on4epts in physiopathology and treatment. 3an4erologia 2..0N 2C 1(0<1+0 8. Malter # et al. The 3! guide. "e9 QorkC eukimia and ymphoma So4iety: 2.12. 1.. Mei G: Samudheen R: iu %. &irst line treatment 7or 4hroni4 myeloid leukemiaC dasatinib: nilotinib or imatinib. #ournal o7 Hematology and On4ology 2.1.N (2+06C 1<1.. +1 11. )uyukasik Q: 'brahim 3H: Osman '. 3hroni4 myeloid leukemiaC Pra4ti4al issues in diagnosis: treatment and 7ollo9 up. 'nternational #ournal o7 Hematology and On4ology 2.1.N 222.6C 1<12. +2