TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
anafilaktoid adalah sindrom klinis yang disebakan olah vaskulitis pembuluh darah
kecil pada kulit, sendi, saluran cerna, dan ginjal. Merupakan suatu proses imunologi
dan inflamasi yang sangat kompleks. Paling sering ditemukan pada anak-anak yang
2.2 Epidemiologi
Kelainan ini dapat mengenai semua usia, tetapi sebagian besar terjadi pada
anak usia antara 2-11 tahun. 50 % kasus mengenai usia dibawah 5 tahun dan 75 %
dibawah usia 10 tahun. Insiden vaskulitis di kulit berkisar antara 15,4- 29,7 kasus/
1000 per tahun. Insiden HSP sendiri adalah 13-20 kasus/ 100.000 populasi, lebih
banyak pada anak laki-laki daripada anak perempuan (rasio 2:1). Di Amerika
Serikat 75 % kasus HSP timbul pada anak-anak usia 2-14 tahun. Di Asia, insidensi
HSP adalah 70 kasus per 100.000 populasi dengan puncak usia 7-10 tahun dan
ditemukan 23 kasus HSP dalam kurun waktu 5 tahun (1998-2003), terdiri dari 5
2
3
anak laki-laki dan 18 anak perempuan. Di RSUP Dr Sardjito sendiri selama tahun
2009 terdapat 20 kasus baru dari 254 kunjungan di poliklinik alergi dan imunologi.1
2.3 Etiologi
Etiologi sampai saat ini belum diketahui pasti, tetapi dilaporkan HSP sering
terjadi setelah infeksi saluran napas atas. Lebih dari sepertiga kasus HSP
grup A, disertai peningkatan titer anti streptolisin O. Beberapa kasus HSP juga
CMV, dan Parvovirus B19. HSP dapat juga timbul setelah vaksinasi tifoid, campak,
dan kolera. Pencetus lain adalah gigitas seranggan, toksin kimiawi, dan obat-obatan
ditandai dengan peningkatan konsentrasi IgA serum, kompleks imun dan deposit
2.4 Patofisiologi
oleh IgA sebagai respons terhadap antigen asing atau endogen sehingga terbentuk
deposit kompleks IgA pada pembuluh darah kecil yaitu venula, kapiler, dan arteriol.
IgA makromolekuler dan IgA kompleks imun ini akan mengendap sehingga
kecil di kulit, ginjal, sendi dan adomen sehingga terjadi purpura di kulit, nefritis,
dan artritis. Pada pasien HSP terdapat kelainan yang melibatkan IgA, IgA kompleks
imun, IgA factor rematoid, IgA komples fibronektin, IgA antikardiopilin antibody,
antibodies (AECA).1,6
infeksi. Hipotesa pertama adalah molecular mimicry, sebagai contoh: mikroba dan
pembuluh darah kecil pejamu memiliki epitope yang sama. Bersamaan dengan
invasi pathogen tersebut, respons imunitas seluler dan humoral akan teraktivasi dan
terjadi reaksi silang dengan pembuluh darah. Hipotesis kedua adalah patogen dapat
memulai proses inflamasi yang dapat menimbulkan kerusakan sel dan jaringan.
Proses ini akan menimbulkan suatu autoantigen yang biasanya tidak terpapar oleh
suatu system imun. Hipotesis ketiga adalah bila mikroba yang sangat invasive
secara langsung berinteraksi dengan protein pembuluh darah, maka akan tebentuk
suatu antigen yang baru (neo-antigen) yang kemudian akan mengaktivasi suatu
rekasi imun, dan yang keempat yaitu hipotesis superantigen, dimana pada beberapa
bakteri seperti Streptococcus dan virus dapat menjadi suatu superantigen. Tanpa
adanya suatu proses dan presentasi suatu sel penyaji antigen, suatu superantigen
akan langsung berkativiasi dan mengakifkan sel-T. dari sini dapat disimpulkan
Manifestasi klinis HSP bervariasi dari erupsi kulit berupa petekie minimal
waktu singkat. Lesi kulit ini penting dalam mendiagnosis HSP karena terdapat pada
100% kasus HSP. Purpura terutama terdapat pada kulit bokong dan ekstrimitas
bawah tetapi dapat juga ditemukan pada lengan, muka, dan seluruh tubuh. Purpura
HSP ini menonjol di atas permukaan kulit sehingga dapat diraba dan kadang
Gejala sendi terjadi pada 60-84 % pasien HSP berupa atralgia atau artritis
yang mengenai satu atau beberapa sendi. Tempat predileksi yang paling sering
adalah pergelangan kaki dan lutut namun kadang- kadang sendi ekstrimitas atas
merupakan gejala awal dari penyakit ini. Gejala yang melibatkan gastrointestinal
bervariasi dari mual, muntah, nyeri perut hingga perdarahan. Intusepsi ileileal,
Manifestasi kelainan ginjal dapat terjadi pada 20-50 % pasien dengan HSP.
Gejala yang tersering adalah hematuria mikroskopik dengan atau tanpa proteinuria
Beberapa peneliti menumukan bahwa kelianan ginjal lebih sering terjadi pada
Keterlibatan system saraf pusat terjadi pada 2-8 % pasien, mulai dari nyeri
Perdarahan paru dan pleural jarang terjadi tetapi merupakan komplikasi yang fatal.
penunjang.
7
a. Anamnesis
gatal atau kadang disertai rasa gatal dalam beberapa hari hingga berminggu-
pergelangan kaki dan lutut. Selain itu pasien juga mengeluhkan nyeri pada
sendi- sendi tubuh, nyeri perut dan terkandang buang air besar hitam urin
b. Pemeriksaan fisik
kulit yang sering terkena tekanan yaitu bagian belakang kaki, bokong, dan
lengan sisi ulna. Dalam 24 jam macula berubah menjadi lesi purpura, mula-
mula berwarna merah, lambat laun menjadi ungu, kemudian coklat kekuningan
lalu menghilang, dapat timbul kembali kelainan kulit baru. Kelainan kulit dapat
pula ditemukan di wajah dan tubuh dapat berupa lesi petekie dan ekimoik,
dapat disertai rasa gatal. Nyeri perut dapat berupa kolik abdomen di
periumbilikal. Nyeri pada sendi saat melakukan eksteksi dan fleksi. Kelainan
skrotum menyerupai testicular torsion, edema skrotum dapat terjadi pada awal
terjadi.1,6,13
8
c. Pemeriksaan Penunjang
laboratorium rutin yang harus dilakukan adalah darah perifer lengkap, laju
endap darah, pemeriksaan fungsi ginjal, urinalisis, dan uji benzidin. Jumlah
antara kulit dan subkutan. Secara keseluruhan biopsi diambil dari lesi kulit yang
sebaiknya kurang dari 48 jam setelah muncul gejal atau muncul lesi vaskulitis.
Biopsi punch merupakan cara biopsy yang paling sesuai untuk kondisi dimna
dicurigai terdapat keterlibatan pembuluh darah kecil seperti HSP. Biopsi kulit
Gambar 2.5. Deposit IgA pada dinding pembuluh darah dan mesangium ginjal
Organisation (PRINTO) tahun 2009 dengan sensitifitas dan spesifisitas kriteria ini
dipalpasi dengan predominasi pada ekstrimitas bawah disertai satu kriteria dari
empat, yaitu:13
1. Nyeri abdomen
12
eritrosit).
Diagnosis Banding
Purpuran Trombositopenik Immune Thrombocytopenic Purpura
(ITP)
Thrombotic thrombocytopenic purpura
Tipe vaskulitis lain Hypersensitivity vasculitis
Urticarial vasculitis
Mixed cryoglobulinemia
Cutaneous polyarteritis
ANCA-assosiate small vessel
vasculitis
Rheumatic disease Systemic lupus erythematosus
Rheumatioid arthritis
Sjogren syndrome
Mixed connective tissue disorder
Juvenile dermatomyositis
Antiphospolipid antibody syndrome
Lain-lain Septicemia
Disseminated intravascular
coagulation
13
Papular-purpuric gloves-and-socks
syndrome
Mediterranean fever
vaskulitis, yaitu:
2. Bowel angina
3. Perdarahan gastrointestinal
4. Hematuria
2.8 Tatalaksana
Pada dasarnya tidak ada pengobatan spesifik untuk HSP karena merupakan
penyakit yang dapat sembuh sendiri. Perjalanan penyakit berlangsung 2-6 minggu.
kortikosteroid diberikan pada HSP dengan nyeri perut atau jika ditemukan adanya
Beri diet lunak selama terdapat keluhan perut seperti muntah dan nyeri perut. 1,5,7
2.9 Prognosis
Rekurensi dapat terjadi pada 40% pasien. Angka kematian berkisar kurang
dari 1%. Pemantuan pada pasien HSP dilakukan dengan pemeriksaan urinalisis
lengkap dan tekanan darah selama 6 bulan hingga 1 tahun apabila manifestasi
diperlukan pemantuan yang lebih lama. Prognosis penyakit baik, bila tidak disertai