Identitas Pasien
Nama : Tn. P
Usia : 56 tahun 3 bulan
Tanggal Lahir : 10/12/1965
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Besole RT. 02 RW. 02 Bayan Purworejo
Tanggal masuk RS: 04/03/2022, pukul 17.35
Tanggal keluar RS : 08/03/2022
II. Anamnesis
A. Keluhan Utama : BAK tidak lancar (+)
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang kiriman poliklinik Urologi RS Budi Sehat dengan
keluhan BAK tidak lancar (+), terasa nyeri (+). Saat BAK, urin hanya keluar
sedikit-sedikit, punggung terasa pegal (+), nyeri pada pinggang kiri, BAB (+),
demam (-). Pasien memilik riwayat operasi batu ginjal kanan bulan Januari
2022 dan hipertensi.
C. Riwayat Penyakit Dahulu
(+) Hipertensi (-) Hepatitis (-) Diabetes (-) TB
(-) Penyakit ginjal (-) Asma (-) Stroke (+) Lainnya: batu ginjal
D. Riwayat Penyakit Keluarga
(+) Hipertensi (-) Hepatitis (-) Diabetes (-) TB
(-) Penyakit ginjal (-) Asma (-) Stroke (-) Lainnya: .........
nadi baik
o Pernafasan : 20 x/menit, teratur
o Suhu : 36oC, termometer gun
STATUS GENERALISATA
Kepala : normocephali, deformitas (-), pucat (-), kemerahan (-),
wajah simetris
Abdomen :
Ekstremitas
V. Diagnosis
CKD stage V
Hiperkalemia
VI. Tatalaksana
Infus NaCl tetes minimal
Harnal 1x0,4 mg
Cystone 2x2
Infus kidmin 10 tpm
D40 2 fl
Apidra 10 IU
Ca gluconas 1 ampul IV pelan
Candesartan 2x16 mg
Herbesser 1x200 mg
VII. Pembahasan
A. Definisi
Chronic Kidney Disease (CKD atau penyakit ginjal kronik/PGK)
adalah penurunan progresif fungsi ginjal dalam beberapa bulan atau tahun
yang ditandai dengan kerusakan ginjal dan/atau penurunan Glomerular
Filtration Rate (GFR) kurang dari 60 mL/min/1,73 m 2 selama minimal 3
bulan.
B. Etiologi
Berikut penyebab-penyebab CKD.
1. Diabetes mellitus (DM)
2. Hipertensi
3. Glomerulonefritis kronis
4. Penyakit vaskuler, yang dapat melibatkan pembuluh darah besar seperti
bilateral artery stenosis, dan pembuluh darah kecil seperti nefropati
iskemik, hemolytic-uremic syndrome, dan vasculitis
5. Penyakit glomerulus primer seperti nefritis dan focal segmental
glomerulosclerosis
6. Penyakit glomerulus sekunder seperti nefropati diabetic dan lupus nefritis
7. Penyakit bawaan seperti penyakit ginjal polikistik
8. Nefropati obstruktif yang dapat berupa batu ginjal bilateral dan
hyperplasia prostate
9. Infeksi parasite (yang sering berupa enterobiasis) dapat menginfeksi ginjal
dan menyebabkan nefropati
10. Penyebab-penyebab lain yang tidak diketahui
C. Patofisiologi
Mekanisme kerusakan ginjal oleh hipertensi disebabkan oleh
penebalan sel-sel tunica intima pada glomerulus ginjal mengecilnya
vaskuler mengecilnya aliran pembuluh darah ke bagian glomerulus
berkurangnya aliran pembuluh darah ke glomerulus aktivasi sistem renin-
angiotensin-aldosteron (RAAS) kenaikan tekanan darah lebih lanjut
nekrosis sel ginjal serta kerusakan glomerulus ginjal kematian nefron
penurunan GFR secara perlahan.
Mekanisme kerusakan ginjal oleh DM melibatkan hiperglikemia
memicu pembentukan reactive oxygen species (ROS) dan advanced
glycosylation end products (AGE) stress oksidatif pada jaringan nefron
ginjal meningkat kenaikan permeabilitas ginjal proteinuria dan aktivasi
sistem RAAS kenaikan tekanan darah meningkatkan permeabilitas
ginjal memperparah kerusakan ginjal. AGE dan ROS menstimulasi
pembentukan growth factor (TGF, VEGF dan PDGF) fibrosis pada ginjal
dan menurunkan GFR.
Proses terjadinya CKD tergantung pada penyakit yang mendasarinya,
tapi dalam pross perkembangannya yang terjadi kurang lebih sama. Penurunan
massa ginjal hipertrofi struktural dan fungsional nefron yang masih
bertahan diperantarai molekul vasoaktif seperti sitokinin dan growth factors
peningkatan kecepatan filtrasi, peningkatan tekanan kapiler dan aliran darah
glomerulus ginjal dalam tingkat fungsi yang sangat rendah. Jika 75%
nefron hancur, maka GFR dan beban zat terlarut bagi setiap nefron semakin
tinggi, sehingga keseimbangan glomerulus – tubulus tidak adapat
dipertahankan. Glomerulus yang masih sehat harus menanggung beban kerja
yang terlalu berlebihan sklerosis, menjadi kaku dan nekrosis.
D. Klasifikasi
E. Manifestasi Klinis
CKD stadium awal tidak terdapat gejala yang khas, namun CKD
stadium awal hanya dapat dideteksi dengan peningkatan serum kreatinin dan
proteinuria. Bila fungsi ginjal terus-menerus mengalami penurunan akan
menimbulkan gejala-gejala sebagai berikut.
1. Peningkatan tekanan darah akibat kelebihan cairan dan produksi dari
hormone vasoaktif yang diekskresikan oleh ginjal melalui RAAS resiko
penderita CKD menderita hipertensi atau penyakit jantung kongestif.
2. Akumulasi urea pada darah uremia, gejala uremia dapat berupa
pericarditis, ensefalopati, gastropati. Akibat jumlah urea yang tinggi dalam
darah, urea dapat diekskresikan melalui kelenjar keringat dalam
konsentrasi tinggi dan mengkristal pada kulit yang disebut dengan “uremic
frost”.
3. Kalium terakumulasi dalam darah menyebabkan hiperkalemia yang
mempunyai gejala-gejala seperti malaise hingga aritmia jantung.
Hiperkalemia dapat terjadi jika GFR dari ginjal mencapai < 25
mL/min/1.73 m2 dimana kemampuan ginjal mengekskresikan kalium
berkurang.
4. Penurunan produksi eritropoietin penurunan produksi sel darah merah
yang dapat anemia. Eritropoietin diproduksi di jaringan interstitial
ginjal, pada penderita CKD mengalami nekrosis produksi eritropoietin
berkurang.
5. Overload volume cairan yang disebabkan oleh retensi natrium dan cairan
pada ginjal edema ringan hingga edema yang mengancam nyawa
misalnya pada edema paru.
6. Hyperphosphatemia yang disebabkan oleh berkurangnya ekskresi fosfat
oleh ginjal. Hiperphospatemia meningkatkan resiko dari penyakit
kardiovaskular, dimana fosfat merupakan stimulus dari kalsifikasi
vaskular.
7. Hipokalsemia yang disebabkan oleh stimulasi pembentukan FGF-23 oleh
osteosit bersamaan dengan penurunan masa ginjal. FGF-23 merupakan
inhibitor dari enzim pembentukan vitamin D yang secara kronis
hipertropi kelenjar paratiroid, kelainan tulang akibat panyakit ginjal, dan
kalsifikasi vaskular.
8. Asidosis metabolic yang disebabkan oleh akumulasi dari fosfat dan urea.
Asidosis juga dapat disebabkan oleh penuruan kemampuan produksi
ammonia pada sel-sel ginjal.
9. Anemia defisiensi besi yang disebabkan oleh beberapa factor yaitu:
peningkatan inflamasi yang disebabkan oleh akumulasi urea, penurunan
eritropoietin dan penurunan fungsi sumsum tulang.
F. Diagnosis
G. Tatalaksana
H. Komplikasi
Komplikasi pada CKD disebabkan oleh berkurangnya kemampuan
ginjal untuk mengekskresikan zat-zat berlebihan dalam tubuh. Penyebab
komplikasi pada ginjal lain adalah berkurangnya produksi darah akibat
kematian jaringan ginjal yang ireversibel yang menyebabkan produksi
eritropoietin yang berkurang. Berikut komplikasi dari CKD.
1. Sindrom uremia :
a. Sistem saraf pusat: kelelahan, gangguan memori, insomnia, nyeri
kepala, kebingungan, ensefalopati
b. Sistem saraf perifer: keram, neuropati perifer
c. Gastrointestinal: anorexia, mual/muntah, gastroparesis, ulkus
gastrointestinal
d. Hematologi: anemia, gangguan hemostasis
e. Kardiovaskular: hipertensi, atherosclerosis, penyakit arteri coroner,
pericarditis, edema pulmonal
f. Kulit: gatal-gatal, kulit kering, uremic frost (sekresi urea yang
berlebihan melalui kelenjar keringat)
g. Nutrisi: malnutrisi, berat badan menurun, katabolisme otot
2. Hipoalbuminemia : disebabkan oleh ekskresi albumin yang berlebihan
oleh ginjal ditandai dengan proteinuria pada urinalisis. Gejalanya ditandai
dengan edema pada wajah atau tungkai, hingga edema paru
3. Gagal jantung kongestif : disebabkan oleh tingginya volume darah akibat
retensi cairan dan natrium pada ginjal jantung tidak adapat memompa
secara adekuat gagal jantung
4. Anemia : disebabkan oleh penurunan produksi eritropoietin dalam ginjal.
Mekanisme lain anemia adalah berkurangnya absorpsi besi dan asam folat
dari pencernaan defisiensi besi dan asam folat
5. CKD-MBD (Mineral Bone Disorder) : disebabkan oleh beberapa hal yaitu
kelainan pada mineral seperti kalsium, fosfat, dan kelainan pada hormon
paratiroid serta vitamin D; kelainan pembentukan tulang; ataupun
kalsifikasi sel vaskuler
I. Prognosis