Anda di halaman 1dari 57

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Blok Sistem Urogenitalia dan Maskulina merupakan blok ke 15 pada semester
V dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Kedokteran Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Pada kesempatan ini
dilaksanakan tutorial studi kasus skenario C yang memaparkan kasus Ny. Yufi,
perempuan usia 40 tahun, bekerja sebagai petugas administrasi sebuah bank
datang ke UGD RSMP karena merasa nyeri yang semakin hebat di pinggang
kanan sejak 3 jam yang lalu sehingga hamper pingsan. Keluhan nyeri pinggang
kanan mulai dialami sejak 1 hari yang lalu dan dirasakan seperti ditusuk-tusuk
dan hilang timbul. BAKnya keruh, frekuensi sering namun jumlahnya masih
normal. Ada demam dan mual, nyeri selama BAK tidak ada. Ny. Yufi pernah
merasakan BAK keluar pasir. Ny. Yufi sering menahan BAK dan kurang minum
air. BAB biasa. Riwayat kencing manis tidak ada.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Kesadaran kompos mentis, tampak sakit berat
Tanda vital : TD 120/80 mmHg, nadi 100x/menit, reguler, isi dan tegangan
cukup, RR 24 x/menit, torakoabdominal, regular, suhu 38o C, VAS 9
Keadaan Spesifik :
Kepala : Konjungtiva palpebra tidak pucat, sklera tidak kuning.
Leher : Pembesaran KGB (-), JVP (5-2) cm H2O
Thoraks :
Jantung : Simetris, ictus cordis tidak terlihat, batas jantung dalam batas
normal, HR : 100x/menit, regular, murmur (-), gallop (-)
Paru : Simetris, pergerakan hemithoraks kanan = kiri, stem fremitus kanan =
kiri, sonor pada kedua paru, vesikuler (+) normal, ronci (-/-), wheezing (-/-)

1
Abdomen : Datar, lemas, hepar dan lien tidak teraba
Nyeri tekan (+) region lumbal dan hipocondriaca kanan,
ballotement(-)
Nyeri ketok CVA kanan (+), bising usus (+) normal
Nyeri tekan suprapubic (-)
Ekstremitas : edema pretibial (-/-)
Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap dan Kimia Darah

Hemoglobin : 13,8 g/dl Eritrosit : 4.780.000 /mm3


Hematokrit : 40 vol % Trombosit : 531.000 /mm3
Leukosit : 14.000/mm3 HJ : 0/1/1/90/6/2 %
LED : 15 mm/jam BSS : 105 mg/dl
Cholesterol : 185 mg/dl HDL : 29 mg/dl
LDL : 103 mg/dl Triglyceride : 150 mg/dl
Uric acid : 4 mg/dl K : 3,8 mmol/l
Na : 133 mmol/l Calsium : 14 mmol/l
Ureum : 31 mg/dl Creatini : 1,0 mg/dl
SGOT : 23 U/I SGPT : 56 U/I

Urinalisis

Epitel : (+) Nitrit : (+)


Eritrosit : 11-12/LPB
Protein : (+)
Sedimen : (+)
Silinder : (-)
Leukosit : 15-18
Glukosa : (-)

2
Radiologi (BNO) : Tampak bayangan batu radioopak di ureter kanan ukuran 12
mm. USG ginjal dan TUG : Normal.

1.2 Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu:
 Sebagai laporan kepada tutor yang merupakan bagian dari sistem
pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Palembang.
 Dapat menyelesaikan kasus yang dipaparkan dalam skenario dengan
metode analisis dan pembelajaran diskusi kelompok.
 Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Data Tutorial

Tutor : dr. Noor Zaki AF

Moderator : Harry Putra Kusuma

Sekretaris Meja : Ghinaa Andariva Tanjung

Sekretaris Papan : Yusriyah

Waktu Tutorial : 1. Senin, 4 november 2019

2. Rabu, 6 november 2019

Peraturan tutorial :

1. Menonaktifkan ponsel atau dalam keadaan diam.


2. Mengacungkan tangan saat akan mengajukan argument
3. Izin saat akan keluar ruangan
4. Tenang dan memperhatikan saat tutor memberi pengarahan
5. Selama tutorial berlangsung menjaga sikap dan perkataan

4
2.2 Skenario Kasus
“Pinggangku Mau Putus”
Ny. Yufi, perempuan usia 40 tahun, bekerja sebagai petugas administrasi sebuah
bank datang ke UGD RSMP karena merasa nyeri yang semakin hebat di pinggang
kanan sejak 3 jam yang lalu sehingga hampir pingsan. Keluhan nyeri pinggang
kanan mulai dialami sejak 1 hari yang lalu dan dirasakan seperti ditusuk-tusuk
dan hilang timbul. BAK nya keruh, frekuensi sering namun jumlahnya masih
normal. Ada demam dan mual, nyeri selama BAK tidak ada. Ny. Yufi pernah
merasakan BAK keluar pasir. Ny. Yufi sering menahan BAK dan kurang minum
air. BAB biasa. Riwayat kencing manis tidak ada.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Kesadaran kompos mentis, tampak sakit berat
Tanda vital : TD 120/80 mmHg, nadi 100x/menit, reguler, isi dan tegangan
cukup, RR 24 x/menit, torakoabdominal, regular, suhu 38o C, VAS 9
Keadaan Spesifik :
Kepala : Konjungtiva palpebra tidak pucat, sklera tidak kuning.
Leher : Pembesaran KGB (-), JVP (5-2) cm H2O
Thoraks :
Jantung : Simetris, ictus cordis tidak terlihat, batas jantung dalam batas
normal, HR : 100x/menit, regular, murmur (-), gallop (-)
Paru : Simetris, pergerakan hemithoraks kanan = kiri, stem fremitus kanan =
kiri, sonor pada kedua paru, vesikuler (+) normal, ronci (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen : Datar, lemas, hepar dan lien tidak teraba
Nyeri tekan (+) region lumbal dan hipocondriaca kanan,
ballotement(-)
Nyeri ketok CVA kanan (+), bising usus (+) normal
Nyeri tekan suprapubic (-)
Ekstremitas : edema pretibial (-/-)
5
Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap dan Kimia Darah

Hemoglobin : 13,8 g/dl Eritrosit : 4.780.000 /mm3


Hematokrit : 40 vol % Trombosit : 531.000 /mm3
Leukosit : 14.000/mm3 HJ : 0/1/1/90/6/2 %
LED : 15 mm/jam BSS : 105 mg/dl
Cholesterol : 185 mg/dl HDL : 29 mg/dl
LDL : 103 mg/dl Triglyceride : 150 mg/dl
Uric acid : 4 mg/dl K : 3,8 mmol/l
Na : 133 mmol/l Calsium : 14 mmol/l
Ureum : 31 mg/dl Creatini : 1,0 mg/dl
SGOT : 23 U/I SGPT : 56 U/I

Urinalisis

Epitel : (+) Silinder : (-)


Eritrosit : 11-12/LPB Leukosit : 15-18
Protein : (+) Glukosa : (-)
Sedimen : (+) Nitrit : (+)

Radiologi (BNO) : Tampak bayangan batu radioopak di ureter kanan ukuran 12


mm. USG ginjal dan TUG : Normal.

2.3 Klarifikasi Istilah


1. Pingsan : Kehilangan kesadaran sementara dengan awitan akut yang diikuti
dengan jatuh dan pemulihan spontan sempurna tanda interpretasi.
2. Demam : Peningkatan temperature tubuh diatas normal (37 C).
3. Nyeri ketok (CVA) : Perasaan tidak nyaman pada saat pemeriksaan perkusi di
daerah costovertebrae angle (sudut antara costae XII dan vertebrae).

6
4. Mual : Sensasi tidak menyenangkan yang samar pada epigastrium dan
abdomen dengan kecenderungan untuk muntah.
5. Batu radioopak : Batu yang tampak sebagai area yang terang atau putih pada
saat lewatnya energy pancaran sinar X.
6. Nyeri tekan : Perasaan tidak nyaman pada saat pemeriksaan palpasi di daerah
CVA.
7. Ballotement : Merupakan salah satu teknik pemeriksaan anggota tubuh pada
bagian ginjal untuk menilai apakah ada kecurigaan pada pembesaran ginjal.
8. Nitrit : Tiap garam atau ester asam nitrat.
9. Uric acid : Produk akhir katabolisme purin pada primate meningkatnya kadar
asam urat dikaitkan dengan gout dan nefrolitiasis. Garam asam urat, urate, tidak
larut dalam air dan bentuknya Kristal, batu, kalkuli.
10. Vesikuler : Memiliki frekuensi bunyi yang rendah seperti bunyi nafas normal
pada paru selama ventilasi.
11. Ureter kanan : Saluran fibromuscular tempat urin mengalir dari ginjal ke
kandung kemih.
12. SGOT (Serum Glutamic Oksaloacetic) : Enzim yang dijumpai dalam otot
jantung dan hati sementara dalam konsentrasi sedang disampai pada ginjal dan
pancreas.
13. SGPT (Serum Glutamic Piruvic Transminase) : Enzim yang banyak
ditemukan pada sel hati, untuk diagnosis
14. BSS : Hasil pemeriksaan gula darah dalam sewaktu.
15. VAS : Sekala yang paling sering digunakan untuk menilai intensitas nyeri.
16. TUG (Tractus Urinarius Genitalia) : Jalur sistem saluran kemih dan alat
kelamin.
17. BAK keruh : Menandakan adanya infeksi saluran kemih.

7
2.4 Identifikasi Masalah
1. Ny. Yufi, perempuan usia 40 tahun, bekerja sebagai petugas administrasi
sebuah bank datang ke UGD RSMP karena merasa nyeri yang semakin hebat
di pinggang kanan sejak 3 jam yang lalu sehingga hampir pingsan.
2. Keluhan nyeri pinggang kanan mulai dialami sejak 1 hari yang lalu dan
dirasakan seperti ditusuk-tusuk dan hilang timbul. BAK nya keruh, frekuensi
sering namun jumlahnya masih normal. Ada demam dan mual, nyeri selama
BAK tidak ada.
3. Ny. Yufi pernah merasakan BAK keluar pasir. Ny. Yufi sering menahan BAK
dan kurang minum air. BAB biasa. Riwayat kencing manis tidak ada.
4. Pemeriksaan Fisik.
5. Pemeriksaan Spesifik.
6. Pemeriksaan Penunjang.
2.5 Analisis Masalah
1. Ny. Yufi, perempuan usia 40 tahun, bekerja sebagai petugas administrasi
sebuah bank datang ke UGD RSMP karena merasa nyeri yang semakin hebat
di pinggang kanan sejak 3 jam yang lalu sehingga hampir pingsan.
a. Apa anatomi, fisiologi dan histologi pada kasus? (TUG dan miksi)
Jawab :
Sistem urogenitalia atau genitourinaria terdiri atas sistem organ yang
dikeluarkan dan urinaria yang dipilih satu kelompok sistem
urogenitalia, karena mereka saling terkait, dibuat dari embriologi yang
sama, dan menggunakan saluran yang sama sebagai alat, misalkan
uretra pada pria. Sistem urinaria atau disebut juga system ekskretori
adalah sistem organ yang memproduksi, menyimpan, dan mengalirkan
urin. Pada manusia normal, organ ini terdiri sistem ginjal bersama
pelvikalises, ureter, buli-buli, dan uretra.
8
Ginjal 

Ginjal adalah sepasang organ kemih yang terletak di rongga


retroperitoneal bagian atas.  Bentuknya menyerupai kacang dengan sisi
cekungnya menghadap ke medial. Cekungan ini disebut hilus renalis,
yang terletak di bawah panggul renalis dan struktur lain yang merawat
ginjal, yaitu embul darah, sistem limfatik, dan sistem saraf.  Besar dan
berat ginjal sangat bervariasi; hal tergantung pada jenis kelamin,
umur, dan juga tidak ada ginjal pada sisi yang lain. Dalam hal ini,
ginjal lelaki relatif lebih besar ukurannya daripada perempuan. Pada
orang yang mempunyai ginjal tunggal yang diperoleh dari usia anak,
ukurannya lebih besar dari ginjal normal.  Pada rerata ginjal orang
dewasa adalah 11,5 cm (panjang) x 6 cm (lebar) x 3,5 cm (tebal).
Beratnya bervariasi antara 120-170 gram, atau kurang lebih 0,4% dari
berat badan. 

9
Struktur di sekitar ginjal 

Ginjal dibungkus oleh jaringan fibrus tipis dan mengkilat yang


disebut kapsula fibrosa (true capsule) ginjal, yang melekat pada
parenkim ginjal. Di sebelah kranial ginjal terdapat kelenjar adrenal
atau disebut juga sebagai glandula suprarenal yang berwarna kuning. 
Kelenjar adrenal bersama-sama ginjal dan jaringan lemak perirenal
dibungkus oleh fasia Gerota. Fasia ini bekerja sebagai barier yang
mencegah meluas-nya perdarahan dari parenkim serta mencegah
ekstravasasi urin pada saat terjadi trauma ginjal. Selain itu fasia
Gerota dapat juga digunakan sebagi barier dalam memindahkan
infeksi atau menghambat metastasis tumor ginjal ke organ di
sekitarnya. Di sebelah posterior, ginjal diproteksi oleh berbagal otot
punggung dan tulang rusuk ke X dan XIl, di sebelah anterior
dilindung oleh organ intraperitoneal.  Ginjal kanan dikelilingi oleh
hepar, kolon, dan duodenum sedangkan ginjal kiri dikelilingi oleh
lien, lambung, pankreas, jejeunum, dan kolon.
Secara anatomis ginjal terbagi menjadi 2 bagian, yaitu korteks
medula ginjal.  Korteks ginjal terletak lebih superfisial dan di dan
terletak berjuta- juta nefron.  Nefron merupakan unit fungsional
terkecil ginjal. Medula ginjal yang terletak lebih profundus banyak
terdapat duktuli atau saluran kecil yang mengalirkan hasil ultrafiltrasi
berupa urin.
  Nefron terdiri atas glomerulus, tubulus kontortus (TC) proksimalis,
Loop of Henle, tubulus kontortus (TC) distalis, dan duktus
kolegentes.  Darah yang dibawa sisa hasil pertemuan tubuh difiltrasi
(disaring) di dalam glomerulus dan kemudian setelah sampai di
tubulus ginjal, beberapa zat yang masih dibutuhkan tubuh mengalami

10
reabsorbsi dan zat sisa  metabolisme yang tidak diperlukan oleh
tubuh mengalami sekresi membentuk urine.
 Setiap hari tidak kurang dari 180 liter cairan tubuh difiltrasi di
glomerulus dan menghasilkan urin sebanyak 1-2  liter. Urine yang
terbentuk di dalam nefron disalurkan melalui piramida ke sistem
pelvikalises ginjal untuk kemudian disalurkan ke dalam ureter.
Sistem pelvikalises ginjal terdiri atas kaliks minor, infundibulum,
kaliks mayor, dan pielum / pelvis renalis. Mukosa pelvikalises terdiri
atas epitel transisional dan dindingnya terdiri atas otot polos yang
dapat dikontrakskan untuk mengalirkan urin hingga ke ureter.

Vaskularisasi Ginjal
 Arteriae Arteria renalis berasal dari aorta setinggi vertebra lumbalis
lI. Masing-masing arteria renalis biasanya ber- cabang menjadi lima
arteriae segmentales yang masuk ke dalam hilum renale, empat di
depan dan satu di belakang pelvis renalis. Arteriae ini mendarahi
segmen- segmen atau area renalis yang berbeda. Arteriae lobares
berasal dari arteria segmentalis, masing-masing satu buah untuk satu
pyramid renalis. Sebelum masuk substansia renalis, setiap arteria
lobaris memperca- bangkan dua atau tiga arteriae interlobares
(Gambar 5-43). Arteriae interlobares berjalan menuju cortex di antara
pyramides renales. Pada perbatasan cortex dan medula renalis,
arteriae interlobares bercabang men- jadi arteriae arcuatae yang
melengkung di atas basis pyramides renales (Gambar 5-43). Arteriae
arcuatae mempercabangkan sejumlah arteriae interlobulares yang
berjalan ke atas di dalam cortex. Arteriolae aferen glomerulus
merupakan cabang arteriae interlobulares.

11
 Vena : Vena renalis keluar dari hilum renale di depan arteria renalis
dan mengalirkan darah ke vena cava inferior.

Aliran Limfe : Nodi aortici laterales di sekitar pangkal arteria


renalis. 

Persarafan  : Serabut plexus renalis. Serabut-serabut aferen yang ber-


jalan melalui plexus renalis masuk ke medulla spinalis melalui nervi
thoracici 10, 11, dan 12.

URETER

Ureter adalah organ berbentuk tabung kecil yang mengalirkan urin


dari pielum (pelvis) ginjal ke dalam buli-buli.  Pada orang dewasa
panjangnya lebih kurang 25-30 cm, dan diameternya 3-4 mm.
Dindingnya terdiri atas (1) mukosa yang disusun oleh sel transisional,
(2) otot polos sirkuler, dan (3) otot polos longitudinal.  Kontraksi dan
relaksasi kedua otot polos yang memungkinkan pergerakan peristaltik
ureter guna mengalirkan urin ke dalam buli-buli. 
Ureter membentang dari pielum hingga buli-buli, dan secara anatomi
terdapat beberapa tempat yang ukuran diameternya relatif lebih
12
sempit dari di tempat lain.  Untuk kepentingan pembedahan, ureter
dibagi menjadi dua bagian, yaitu ureter pars abdominalis, yang
membentang mulai dari pelvis renalis sampai menyilang vasa iliaka,
dan ureter pars pelvika, yang membentang dari persilangannya
dengan vasa iliaka hingga muaranya di buli-buli.  Di samping itu
secara radiologis ureter dibagi dalam tiga bagian, yaitu (1) ureter 1/3
proksimal mulai dari pelvis renalis sampai batas atas sakrum, (2)
ureter 1/3 medial mulai dari batas atas sampai ke batas bawah
sakrum, dan ( 3) ureter 1/3 distal mulai batas bawah sakrum sampai
masuk ke buli-buli.
Innervasi
•Persarafan ren dan ureter berasal dari plexus renalis dari Nervi
splanicithorocici terdiri atas serabut simpatis dan parasimpatis
Vaskularisasi
Berasal dari A. Renalis, Cabang lain nya dari arteri
testicukaris/ovarica, arteri iliacacomunis
Persarafan
Ureter mendapatkan persarafan otonomik simpatetik dan
parasimpatetik Simpatetik: serabut preganglionik dari segmen spinal
T10-L2;  serabut post-ganglionik disampaikan dari coeliak,
aortikorenal, mesenterika superior, dan pleksus otonomik hipogastrik
inferior. Parasimpatetik: serabut vagal melalui url ke ureter sebelah
atas;  Sementara serabut dari S2-4 ke ureter bawah. Peranan
persarafan otonomik belum jelas, dan tidak mendukung pada
peristaltik ureter (perlu ada yang memodulasi gerakan tersebut)
Gelombang peristaltik yang ditinjau dari alat pacu jantung yang ada
di intrinsik sel polos yang ada di kaliks sistem kecil pelvikalises 
BULI-BULI 
13
Buli-buli atau vesika urinaria adalah organ  berongga yang terdiri
atas 3 lapis otot detrusor yang saling beranyaman, yaitu (1) terletak
paling dalam dengan otot longitudinal, (2) di tengah merupakan otot
sirkuler, dan (3) paling luar merupakan otot longitudinal.  Mukosa
buli-buli terdiri atas sel transisional yang sama seperti pada mukosa
pelvis renalis, ureter, dan uretra posterior. Pada dasar buli-buli kedua
muara ureter dan meatus uretra internum membentuk segitiga yang
disebut trigonum buli-buli. Secara anatomis buli-buli terdiri atas 3
permukaan, yaitu (1) permukaan superior yang berbatasan dengan
rongga peritoneum, (2) dua permukaan inferiolateral, dan (3)
permukaan posterior.  Permukaan superior merupakan lokus minoris
(daerah terlemah) dinding buli-buli. neBuli-buli mengerjakan urin
dari ureter dan kemudian mengeluarkannya melalui uretra di dalam
miksi (berkemih). Dalam urin, buli-bulimempunyai kapasitas
maksimal, yang volumenya untuk orang dewasa lebih sedikit adalah
300-450 ml Pada saat kosong, buli-buli terletak di belakang simfisis
pubis dan pada saat penuh terletak di atas simfisis dapat dipalpasi dan
diperkusi. Tunica muscularis vesica urinaria terdiri atas otot polos

14
yang tersusun dalam tiga lapisan yang saling berhubungan yang
disebut sebagai musculus detrusor vesicae. Pada collum vesicae,
komponen sirkular dari lapisan otot ini menebal membentuk
musculus sphincter vesicae.
 Pendarahan
 Arteria Arteria vesicalis superior dan inferior, cabang arteria iliaca
interna 
Vena
Venae membentuk plexus venosus vesicalis, di bawah berhubungan
dengan plexus venosus prostaticus; dan bermuara ke vena iliaca
interna. 
Aliran Limfe
 Pembuluh limf bermuara ke nodi iliaci interni dan externi. 
Persarafan
 Persarafan vesica urinaria berasal dari plexus hypogastricus inferior.
Serabut pascaganglionik simpatis berasal dari ganglion lumbalis 
URETRA
 Uretra merupakan tabung yang menyalurkan urin ke luar dari buli-
buli nelalui proses miksi.  Secara anatomis uretra terbagi menjadi 2
bagian, yaitu uretra posterior dan uretra anterior.  Pada pria, organ ini
berfungsi juga dalam menyalurkan cairan mani. Uretra diperlengkapi
dengan sfingter uretra interna yang terletak di perbatasan buli-buli
dan uretra, serta sfingter uretra eksterna yang terletak di perbatasan
uretra anterior dan posterior. Sfingter uretra interna terdiri atas otot
polos yang dipersarafi oleh sistem simpatetik pada saat buli  -buli
penuh, sfingter ini terbuka.sfingter uretra eksterna terdiri atas otot
bergaris yang dipersarafi oleh sistem somatik. Aktivitas sfingter
uretra eksterna ini dapat diperintah sesuai dengan keinginan
15
seseorang. Pada saat kencing sfingter ini terbuka dan tetap tertutup
pada saat memegang kencing. Panjang uretra wanita kurang lebih 3-
5 cm, sedangkan uretra pria dewasa kurang lebih 23-25 cm. 
Perbedaan panjang inilah yang menyebabkan keluhan hamabatan
pengeluaran urine lebih sering pada pria. Uretra posterior pada pria
terdiri atas uretra 1) pars prostatika, yaitu bagian uretra yang
dilingkupi oleh sebagian prostat, dan 2) pars uretra membranasea. Di
bagian posterior uretra prostatika, terdapat tonjolan verumontanum,
dan di sebelah proksimal dan distal dari verumontanum ini adalah
krista uretralis.  Bagian akhir dari vas deferens, yaitu kedua duktus
ejakulatorius, ada di pinggir kiri dan kanan verumontanum.
Prostitusi prostat bermuara di duktus prostatikus yang tersebar di
uretra prostatika. Uretra anterior adalah bagian uretra yang dibungkus
oleh korpus spongiosum penis. uretra anterior terdiri atas (1) pars
bulbosa, (2) pars pendularis, (3) fossa navikularis, dan (4) meatus
uretra eksterna Di dalam lumen uretra anterior terdapat beberapa
muara kelenjar yang berfungsi dalam proses reproduksi yaitu kelenjar
Cowperi yang berada di dalam diafragma urogenitalis dan bermuara
di uretra pars bulbosa, serta di uretra pars Littre, yaitu di antara
parauretralis yang bermua pendularis.  Panjang uretra wanita lebih
kurang 4 cm dengan diameter 8 mm. Berada di bawah simfisis pubis
dan bermuara di sebelah anterior vagina. Di dalam uretra bermuar
kelenjar periuretra, di antaranya adalah kelenjar Skene. Kurang lebih
sepertiga uretra medial, terdapat uretra eksterna yang terdiri atas otot
bergaris. Tonus otot sfingter uretra eksterna dan tonus otot Levator
ani kerja mempertahankan agar urin tetap berada di buli-buli pada
saat perasaan ingin miksi. Miksi terjadi jika tekanan intravesika

16
melebihi tekanan intrauretra akibat kontraksi otot detrusor, dan
relaksasi sfingter uretra eksterna.
Regionisasi sistem 4 :
1. Kuadran Kanan Atas / Right Upper Quadrant (RUQ)
Meliputi organ hati, kandung empedu, pilorus, duodenum, caput
pankreas, adrenal kanan, kutub atas ginjal kanan, kolon bagian
fleksura hepatika, sebagian kolon asenden, sebagian kolon
transversum.
2. Kuadran Kiri Atas / Left Upper Quadrant (LUQ)
Meliputi organ lobus kiri hati, lien, lambung, corpus pankreas,
adrenal kiri, kutub atas ginjal kiri, kolon bagian fleksura lienalis,
sebagian kolon transversum, sebagian kolon desenden.
3. Kuadran Kanan Bawah / Right Lower Quadrant (RLQ)
Meliputi organ kutub bawah ginjal kanan, sekum (caecum), apendiks,
sebagian kolon aseden, ovarium kanan, tuba falopii kanan, funikulus
spermatikus kanan, uterus (jika membesar), kandung kemih (jika
membesar).
4. Kuadran Kiri Bawah / Left Lower Quadrant (LLQ)
Meliputi organ kutub bawah ginjal kiri, kolon sigmoideum, sebagian
kolon desenden, ovarium kiri, tuba falopii kiri, ureter kiri, funikulus
spermatikus kiri, uterus (jika membesar), kandung kemih (jika
membesar).
FISIOLOGI
1. Ginjal
Menyaring (filtrasi) sisa hasil metabolisme dan toksin dari darah,
serta
mempertahankan homeostasis cairan dan elektrolit tubuh, yang
dibuang melalui urine. Fungsi lainnya mengontrol sekresi hormon
17
aldosteron dan ADH (anti diuretic hormone) yang berperan dalam
mengatur jumlah cairan tubuh, mengatur metabolisme ion kalsium
dan vitamin D, dan menghasilkan beberapa hormon antara lain
eritropoetin yang berperan dalam pembentukan sel darah merah,
renin yang berperan dalam mengatur tekanan darah, serta hormon
prostaglandin yang berguna dalam berbagai mekanisme tubuh
2. Ureter
Mengalirkan urine dari pelvis ginjal ke dalam vesica urinaria.
3. Vesica Urinaria
Menampung urine dari ureter dan kemudia mengeluarkannya melalui
uretra dalam mekanisme miksi.
4. Uretra
Merupakan tabung yang menyalurkan urine ke luar dari vesica
urinaria melalui proses miksi.
Pembentukan urine
Filtrasi Glomerulus
Darah mengalir melalui glomerulus, plasma bebas protein tersaring
melalui kapiler glomerulus ke dalam kapsul Bowman (dalam keadaan
normal, 20% plasma yang masuk ke glomerulus tersaring), Secara
rerata, 125 mL ( 180 liter setiap hari) filtrat glomerulus terbentuk
secara kolektif melalui seluruh glomerulus setiap menit.
Reabsorbsi Tubulus
Sewaktu filtrat mengalir melalui tubulus, bahan-bahan yang
bermanfaat bagi tubuh dikembalikan ke plasma kapiler peritubulus
(reabsorbsi tubulus), dari 180 liter plama yang disaring per hari,
sekitar 178,5 liter direabsorbsi, sisa 1.5 liter di tubulus mengalir
kedalam pelvis ginjal untuk dikeluarkan sebagai urin.
Sekresi Tubulus
18
Pada tahap ini terjadi pemindahan selektif bahan-bahan dari kapiler
peritubulus ke dalam lumen tubulus. Proses ini merupakan rute kedua
bagi bagi masuknya bahan kedalam tubulus ginjal dari darah,
sedangkan yang pertama adalah melalui filtrasi glomerulus. Hanya
sekitar 20% dari plasma yang mengalir melalui kapiler glomerulus
difiltrasi di kapsul bowman, sisa 80% mengalir mengalir melalui
arterior efferen kedalam kapiler peritubulus. Sekresi tubulus
merupakan mekanisme untuk mengeluarkan bahan dari plasma secara
cepat dengan mengekstraksi sejumlah tertentu bahan dari 80%
plasma yang tidak terfiltrasi di kapiler peritubulus dan
memindahkannya ke bahan yang sudah ada di tubulus sebagai hasil
filtrasi.
Eksresi Urin
Semua konstituen plasma yang terfiltrasi atau disekresikan tetapi
tidak direabsorbsi akan tetap ditubulus dan mengalir ke pelvis ginjal
untuk dieksresikan sebagai urin dan dikeluarkan dari tubuh.
Mekanisme :
Darah masuk ke ginjal (a. renalis) → masuk ke arteriol aferen dan
mengalirkan darah ke glomerulus → darah di filtrasi di glomerulus,
komponen yang bermolekul besar seperti protein dan eritrosit
tertahan
dan zat terlarut dengan ukuran molekul kecil lewat (urin primer) →
darah yang terfiltrasi di kumpulkan di kapsula bowman → dialirkan
ke tubulus proksimal untuk direabsorbsi kembali, zat-zat yang
berguna untuk tubuh seperti gula, asam amino dan zat lain diserap
kembali (urin sekunder) → dibawa ke lengkung henle (U) →
melewati aparatus jukstaglomerulus → masuk ke tubulus distal,
disini terjadi proses augmentasi yaitu penambahan urea → masuk ke
19
tubulus kolingentes/kolektivus → ke ginjal pelvis → ureter
(peristaltik dan gravitasi) → masuk ke vesical urinaria → setelah
vesica urinaria penuh, menyebabkan reseptor teregang → impuls
dibawa ke medulla spinalis oleh saraf aferen → merangsang saraf
parasimpatis → sfingter internus terbuka dan disusul oleh sfingter
eksternus → kedua sfingter terbuka → urin terdorong akibat
kontraksi vesica urinaria → urin disalurkan melalui uretra → urin
keluar

Miksi
Buang air kecil merupakan proses pengeluaran urin dari vesika
urinaria keluar tubuh melalui uretra. Setelah keluar dari ginjal, urin
berjalan menuju ke vesica urinaria melalui ureter. Urin mengalir di
ureter karena ada kontraksi peristaltic di ureter. Kontraksi peristaltic
tersebut, menyebabkan urin tidak dapat kembali naik masuk ke
ginjal. Urin terus menerus masuk ke vesica urinaria. Bila urin di
vesika mencapai 300 – 400 ml, maka vesika urinaria akan penuh dan
meregang. Regangan ini akan merangsang reseptor di dinding vesika.
Stimulasi saraf di reseptor tersebut akan dihantarkan melalui nervus
visceral afferent ke otak dan medulla spinalis. Hantaran ke otak
membuat kita tersadar bahwa ada perasaan ingin BAK, sedangkan
hantaran ke medulla spinalis menimbulkan reflex miksturisi.
Kemudian timbul stimulasi saraf dari susunan saraf pusat melalui
saraf efferent. Rangsangan saraf tersebut menyebabkan dinding
vesika berkontraksi dan otot spinkter interna berelaksasi. Akan tetapi,
BAK belum terjadi karenan otot spinkter eksterna masih tertutup.
Bila suasana belum memungkinkan, maka otot spinkter eksterna tetap
berkontraksi atas perintah SSP secara sadar. Pada suasana yang tepat,
20
maka otot spinkter eksterna akan berelaksasi secara sadar sehingga
proses miksturisi terjadi. BAK dapat terjadi walau vesica belum
penuh dengan cara mengecilkan abdomen. Urin keruh menandakan
terdapat kandungan protein pada urin atau proteinuria, dan juga
terdapat leukosituria/piuria. Keruh merupaka yang disebabkan
adanya infeksi di ginjal atau saluran kemih (seperti pilonefritis; ISK).
Fisiologi
a. memegang peranan penting dalam pengeluaran zat toksis atau
racun.
b. Mempertahankan suasana keseimbangan cairan.
c. Mempertahankan keseimbangan asam dan basa dari cairan tubuh.
d. Mengeluarkan sisa metabolisme akhir dari protein, ureum,
kreatinin dan amoniak.
e. Menghasilkan beberapa senyawa khusus:
 eritropoietin
 renin
 kalikrein
 beberapa macam prostaglandin; tromboksan
f. Melakukan fungsi metabolic khusus:
 mengubah vitamin D inaktif menjadi bentuk aktif
 sintesis amonia dari asam amino
 glukoneogenesis
 menghancurkan/menginaktivasi berbagai hormon, seperti:
angiotensin II, glukoagon, insulin, & hormon
paratiroid
Histologi Ginjal

21
Dalam potongan sagital ginjal dibagi menjadi korteks terpulas gelap
disebelah luar dan medula terpulas terang disebelah dalam.Korteks
dilindungi oleh kapsul ginjal berupa jaringan ikat padat tidak teratur.
Korteks mengandung tubulus kontortus proksimal dan distal,
glomeruli, dan radius medullaris. Arteri interlobularis dan vena
interlobularis juga terdapat pada korteks. Radius medullaris dibentuk
oleh bagian nefron yang lurus, pembuluh darah, dan tubulus koligens
yang menyatu dimedulla untuk membentuk ductus koligens yang
lebih besar.Radius medullaris tidak meluas ke kapsul ginjal karena
adanya tubulus kontortus subkapsular. Medulla terdiri dari piramid-
piramid ginjal.Basis setiap pyramid berbatasan dengan korteks dan
apeksnya membentuk papilla renalis yang menonjol kedalam struktur
berbentuk corong, kaliks minor, yang menggambarkan bagian ureter
yang lebar. Area kribros ditembus oleh lubang kecil, yang merupakan
muara ductus koligens kedalam kaliks minor. Ujung papilla renalis
biasanya dilapisi oleh epitel selapis silindris. Saat epitel selapis
silindris papila renalis berlanjut ke dinding kaliks minor, epitel ini
menjadi epitel transisional. Lapisan tipis jaringan otot polos (tidak
tampak) dibawah epitel ini selanjutnya menyatu dengan jaringan ikat
sinus renalis. Di dalam sinus renalis terdapat cabang-cabang arteri
dan vena renalis yaitu arteri interlobaris dan vena interlobaris.
Pembuluh interlobaris masuk ke ginja dan melengkung di basis
piramid di taut kortikomedular sebagai arteri dan vena arkuata.
Pembuluh arkuata membentuk arteri interlobularis dan vena
interlobularis yang lebih kecil berjalan secara radial kedalam korteks
ginjal dan membentuk arteri glomerulus aferen yang membentuk
kapiler glomerulus (Eroschenko, 2015).

22
Tubulus Kontortus Proksimal (TKP)
Saluran ini selalu terpotong dalam berbagai bidang potong karena
jalannya yang berkelok-kelok. Dindingnya disusun oleh epitel kuboid
simplex dengan batas-batas sel yang sukar dilihat. Intinya bundar,
biru, dan biasanya terletak agak berjauhan dengan inti sel di
sebelahnya. Sitoplasmanya berwarna asidofil (kemerahan). Dinding
lateral sel tidak jelas. Permukaan sel yang menghadap lumen
mempunya paras sikat atau brush border.

Tubulus Kontortus Distal


Sama seperti Tubulus Kontortus Proksimal, saluran ini juga selalu
terpotong dalam berbagai bidang potong. Dindingnya disusun oleh
epitel cuboid simplex yang batas-batas antar selnya agak lebih jelas
disbanding TKP. Inti sel juga bundar dan berwarna biru, tetapi
apabila diperhatikan, jarak antar inti sel lebih berdekatan. Sitoplasma
berwarna basofilik dan tidak memiliki brush border. 

23
Medula
a. Ansa henle segmen tebal naik (pars asenden)
Gambaran mirip Tubulus kontortus distal, tetapi garis tengahnya
lebih kecil.

a. Ansa henle segmen tipis


Gambaran mirip pembuluh kapiler darah, tetapi epitelnya, walau
hanya epitel squamosa simplex, sedikit lebih tebal sehingga
sitoplasmanya lebih jelas terlihat.
b. Ansa henle segmen tebal turun (pars desenden)
Gambaran mirip Tubulu Kontortus Proksimal, tetapi garis tengahnya
lebih kecil.
a. Duktus koligentes
Gambarannya mirip Tubulus Kontortus Distal tetapi dinding epitel
duktus koligentes jauh lebih jelas, selnya lebih tinggi, dan lebih
pucat.
2. Ureter
Histologi
- Dinding ureter terdiri atas mukosa, muskularis, dan
adventisia.
- Mukosa terdiri dari epitel transisional dan lamina propria
lebar.

24
- Epitel transisional terdiri atas beberapa lapis sel, lapisan
terluar ditandai sel-sel kuboid besar. 
- Lamina propria terdiri atas jaringan ikat fibroelastis dengan
fibroblast lebih padat di bawah epitel lebih padat
dibandingkan dengan fibroblast di dekat muskularis yang
lebih longgar.
- Pada ureter bagian atas, muskularis terdiri atas lapisan otot
polos longitudinal dalam dan sirkular luar.
(Eroschenko, 2015).
3. Vesica urinaria/kandung kemih
Kandung kemih memiliki dinding yang berotot tebal. Dinding
kandung kemih ditemukan tiga lapisan otot polos yang tersoson
longgar, Lapisan longitudinal dalam, sirkular tengah, dan
longitudinal luar. Mukosa kandung kemih dalam keadaan kosong
memperlihatkan banyak lipatan mukosa yang lenyap jika kandung
kemih teregang. Lamina propria subepitel mangandung serat jaringan
ikat halus; banyak fibroblast; dan pembuluh darah.
b. Apa makna Ny. Yufi datang ke UGD RSMP karena merasa nyeri
yang semakin hebat di pinggang kanan sejak 3 jam yang lalu sehingga
hampir pingsan?
Jawab :
Makna nya kemungkinan telah terjadi infeksi pada parenkim ginjal,
karena di pinggang kanan itu terdapat organ ginjal.
c. Apa kemungkinan penyakit sulit dipinggang kanan?
Jawab :
- Tegangan otot
- Appendixitis
- Batu empedu atau radang empedu
25
- Batu ginjal atau pieolenfritis
- Herpes zoster
- Refluks vesicoureter : naiknya air seni dari kandung  kemih  ke
ureter bagian kanan
- Diverticulitis : adanya  peradangan  pada divertikel (kantung pada
usus besar)
- Salphingitis : peradangan pada kantung telur
d. Apa etiologi nyeri yang semakin hebat di pinggang kanan sejak 3 jam
yang lalu sehingga hampir pingsan?
Jawab :
Penyebab sakit pinggang sebelah kanan seringkali, gejala sakit
pinggang sebelah kanan disebabkan oleh gangguan pada system
saluran kemih . Namun, selain itu, terdapat juga beberapa penyebab
lain dari rasa sakit tersebut.
1. Batu ginjal
Manusia memiliki dua ginjal yang terletak di sebelah kiri dan kanan.
Sumbatan batu pada ginjal sebelah kanan akan memicu timbulnya
sakit pinggang sebelah kanan. Biasanya rasa sakit karena batu ginjal
sangat hebat terutama saat sebagian batu berpindah menuju ureter
atau saluran yang menghubungkan ginjal dengan kantung kemih.
Keluhan sakit pinggang sebelah kanan pada penderita batu ginjal
seringkali disertai mual hingga muntah. Selain itu, keluhan juga
dapat disertai dengan buang air kecil yang berwarna merah.
2. Infeksi ginjal (pielonefritis)
Pielonefritis adalah infeksi pada ginjal yang menyebabkan ginjal
membesar dan dapat merusak secara permanen. Penyakit ini dapat
mengancam nyawa seseorang. Gejala infeksi ini salah satunya sakit
pinggang sebelah kanan. Keluhan lain yang menyertai biasanya
26
demam sampai 38.9 o C, nyeri atau rasa panas saat buang air kecil,
hingga urine berwarna keruh dan berbau amis.
3. Radang usus buntu (apendisitis)
Peradangan pada usus buntu atau apendisitis memiliki keluhan rasa
sakit di perut kanan. Rasa sakit pada penderita apendisitis biasanya
bertambah seiring berjalannya waktu dan membuat penderita hanya
bisa memegangi bagian yang sakit hingga membentuk posisi
berbaring meringkuk ke sebelah kanan. Jika tidak cepat terdeteksi
dan ditangani, peradangan ini dapat menyebabkan pecahnya usus
buntu dan infeksi yang meluas hingga mengancam nyawa.
4. Cedera otot
Cedera pada bagian pinggang dapat menimbulkan rasa sakit. Cedera
ini bisa didapat dari mengangkat benda berat, terpukul, atau jatuh.
Biasanya nyeri otot yang timbul dapat dirasakan saat beraktivitas dan
ketika diraba. Beristirahat atau tidak menggerakkan bagian yang sakit
akan mengurangi rasa sakit. Rasa sakit pinggang sebelah kanan
karena nyeri otot biasanya akan berkurang dengan sendirinya atau
dapat diredakan dengan bantuan obat antinyeri atau kompres dingin.
5. Saraf terjepit
Nyeri saraf dapat terjadi ketika ada gangguan saraf pada tulang
belakang. Cedera pada tulang belakang dapat menekan saraf hingga
terjepit sehingga menimbulkan rasa sakit yang mungkin bertahan
lama.
6. Cacar api (Herpes Zoster)
Pada kulit, penyakit herpes zoster atau cacar api dapat menyebabkan
nyeri disertai rasa panas. Penyakit ini memiliki tanda jelas, yaitu luka
pada kulit berbentuk lepuhan yang berisi air yang terkadang gatal.
(Bueschen AJ, 1990)
27
e. Bagaimana mekanisme nyeri pinggang kanan sejak 3 jam yang lalu
sehingga hampir pingsan?
Jawab :

Terbentuk batu di ginjal obstruksi di ureter  aktivitas peristaltik


di sistem kalikes atau ureter ↑ (usaha mengeluarkan batu dari
saluran kemih) → Tekanan intra lumen ↑→ peregangan dari
terminal saraf  stimulasi nocireceptor  stimulasi noxius diubah
menjadi potensial aksi ke SSP  neuron afferen primer ke kornu
dorsal medulla spinalis  neuron afferen primer bersinaps dengan
neuron SSP  neuron naik ke medulla spinalis menuju batang otak
dan thalamus  timbal balik persepsi  efferen berjalan ke organ
yang cedera  nyeri yang hebat  ureter mendapat persarafan dari
plexus renalis, plexus renalis masuk ke medula spinalis melalui
nervi thoracici 10, 11, dan 12 secara dermatom nervi thoracici
10, 11, dan 12 terdistribusi pada bagian pinggang tubuh  nyeri
pinggang dextra.
f. Apa hubungan usia, jenis kelamin, dan pekerjaan pada kasus?
Jawab :

Usia : Batu saluran kemih paling sering didapatkan


pada usia 30-50 tahun.
Jenis kelamin : Jumlah pasien batu saluran kemih pada laki-
laki tiga kali lebih banyak dibandingkan
dengan pasien perempuan.
Pekerjaan : Batu saluran kemih sering dijumpai pada
orang yang pekerjaanya banyak duduk atau
kurang aktifitas atau sedentary life. Pada kasus
pekerjaannya adalah petugas administrasi bank,

28
yang mana pekerjaan tersebut mengharuskan
pekerja untuk duduk dalam jangka waktu yang
lama dan sedikit minum memang sehingga
meningkatkan kemungkinan mengalami batu
saluran kemih, kemungkinan disebabkan karena
statisnya urin ataupun akibat terlalu pekatnya
urin. Akibatnya, urin yang pekat sekaligus
statis/tetap atau tidak bergerak menyebabkan
urin tersebut mudah mengendap menjadi batu
(Purnomo, 2012).
2. Keluhan nyeri pinggang kanan mulai dialami sejak 1 hari yang lalu dan
dirasakan seperti ditusuk-tusuk dan hilang timbul. BAK nya keruh, frekuensi
sering namun jumlahnya masih normal. Ada demam dan mual, nyeri selama
BAK tidak ada.
a. Apa makna keluhan nyeri pinggang sejak 1 hari seperti ditusuk-tusuk?
Jawab :
Makna nya adalah Ny Yufi mengalami uretrolitiasis, yaitu terdapat
batu di ureter yang menyebabkan terjadinya obstruksi yang
menyebabkan gesekan; nyeri pada pinggang dan hilang timbul karena
mengalami kolik ureter; Aktivitas peristaltik di sistem kalikes atau
ureter ↑ (usaha mengeluarkan batu dari saluran kemih).
b. Bagaimana mekanisme nyeri pinggang kanan seperti ditusuk-tusuk,
hilang timbul?
Obstruksi Saluran kemih —> peningkatan Tekanan pelvis —>
menstimulasi sintesis dan pelepasan prostaglandin —> spasme otot
ureter —> kontraksi otot polos ureter —> peningkatan tekanan BSK
—> gangguan peristaltik dan pembentukan laktat local —>
Akumulasi laktat —> iritasi serabut syaraf tipe A dan C pada dinding
29
ureter —> Serabut syaraf mengirimkan sinyal ke dorsal root ganglia
T11 – L1 dari spinal cord —> nyeri pinggang kanan seperti ditusuk-
tusuk.
Obstruksi Saluran kemih —> peningkatan Tekanan pelvis —>
menstimulasi sintesis dan pelepasan prostaglandin —> spasme otot
ureter —> kontraksi otot polos ureter —> peningkatan tekanan BSK
—> Nyeri hilang timbul.
(Kallidonis P, 2011)
c. Apa makna BAK keruh, frekuensi sering, namun jumlah masih
normal?
Jawab :
 Makna warna BAK keruh pada kasus dalah menandakan telah
terjadinya peradangan pada dinding uretra yang akan
menghasilkan eksudat. Jaringan banyak mengandung protein,
jadi ketika jaringan banyak yang rusak makan protein dan
mediator inflamasi lain akan menjadi bahan dari eksudat itu
sendiri. Eksudat akan keluar bersama urin dan menyebabkan
urin berwarna keruh
 jumlah urin normal: kemungkinan saluran kemih yang
mengalami gangguan obstruksi hanya terjadi pada satu sisi saja
sedangkan sisi yang lain tidak mengalami gangguan ataupun
obstruksi, sehingga urin yang diproduksi di ginjal tetap
dialirkan ke vesica urinaria dan dikeluarkan melalui urethra.
 Frekuensi sering kemungkinana mengalami pielonefritis
dimana kadang kadang terdapat gejala iritasi pada buli-buli
yaitu berupa frekuensi sering, disuri, atau urgensi.
(Purnomo, 2014).
d. Berapa jumlah urin normal? (frekuensi, volume, karakteristik)
30
Jawab :
Secara fisiologis, kandung kemih dapat menimbulkan rangsangan pada
saraf apabila volume urin pada kandung kemih berisi + 250 - 450 ml
(dewasa) dan 200-250 ml (anak-anak). Secara normal, urin orang
dewasa diproduksi oleh ginjal secara terus menerus pada kecepatan +
120 ml/jam (1200 ml/hari) atau 25 % dari curah jantung. Volume urin
normal minimal adalah 0,5-1 ml/kgBB/jam. Untuk rata-rata individu
dewasa dengan aktivitas ringan, National Research Council Amerika
Serikat merekomendasikan kebutuhan air sebanyak 1 mL/kkal
kebutuhan energi orang dewasa. Kebutuhan energi orang dewasa
sekitar + 2000 kkal, sehingga normalnya perlu intake 2000 mL air per
hari.
Buang air kecil normal sekitar 3-4 jam sekali dan bisa menahan
keinginan kencing pada ssaat tidur malam selama 8 jam. Rata-rata
frekuensi kencing normal bagi orang yang minum 2 liter air perhari
sekitar 7 kali dalam 24 jam. (Guyton, 2007)
Karakteristik dari urin normal adalah:
1. Berwarna bening kekuningan, warna disesuaikan dengan
jumlah cairan yang dikonsumsi individu
2. Jumlah rata rata pengeluaran urin sehari adalah 750-1250 ml,
sesuai dengan jumlah keringat yang keluar, suhu dan jumlah cairan
yang masuk ke dalam tubuh
3. Bau dari urin adalah spesifik agak asam
4. pH urin berkisar 4,6 – 8,0 dengan rata rata 6
e. Apa saja etiologi dari BAK keruh?
Jawab :
Urin keruh menandakan terdapat kandungan protein pada urin atau
proteinuria, dan juga terdapat leukosituria/piuria. Keruh merupaka
31
yang disebabkan adanya infeksi di ginjal atau saluran kemih (seperti
pilonefritis & ISK).
1. Dehidrasi
Jika Anda minum cukup air, urin Anda akan berwarna putih
kekuningan atau kuning cerah. Namun, sebaliknya, jika Anda kurang
minum cukup air atau dehidrasi, air kencing berubah keruh.
2. Infeksi saluran kemih
Infeksi saluran kemih atau ISK teradi ketika bakteri menginfeksi
saluran kemih, seperti uretra, kandung kemih, ureter, bahkan ginjal.
Bakteri yang menyebabkan peradangan merangsang sel-sel darah putih
untuk melawan. Tetapi, jumlah bakteri yang lebih dominan
menyebabkan sel darah putih meningkat dan menimbulkan lendir
putih. Lendir inilah yang membuat air kencing menjadi keruh.
3. Batu ginjal
Ginjal berfungsi menyaring semua zat yang masuk ke tubuh, seperti
darah dan mineral. Jika ginjal kekurangan cairan, beberapa mineral
seperti oksalat, kalsium, dan asam urat tidak diproses secara maksimal.
Akhirnya, mineral tersebut akan menumpuk dan membentuk batuan
yang disebut batu ginjal. Ukuran batu ginjal beragam, mulai dari
sebesar butir pasir hingga batu kerikil. Batu ginjal yang sebesar pasir
bisa melewati uretra dan dikeluarkan bersama urin, sehingga air
kencing akan tampak lebih keruh dari biasanya.
4. Penyakit kelamin menular
Penyakit menular seksual seperti gonore, klamidia, dan trikomoniasis
menyebabkan air kencing berubah keruh. Ketiga penyakit tersebut
menimbulkan peradangan sehingga terbentuknya nanah yang
dikeluarkan bersama urin.
5. Diabetes
32
Diabetes menyebabkan insulin bekerja tidak efektif dalam mengolah
gula dalam darah. Akibatnya, gula bisa menumpuk dan dapat terbawa
bersama air. Adanya gula dalam urinlah yang menyebabkan air
kencing berubah keruh.
6. Jika kekeruhan urin terjadi langsung setelah berkemih,
kemungkinan disebabkan oleh fosfat amorf dan karbonat dalam jumlah
yang besar, juga bisa disebabkan oleh eritrosit, leukosit, sel-sel epithel,
chyclus, lemak dan benda-benda koloid. Sedangkan kekeruhan yang
timbul setelah dibiarkan dapat dipengaruhi oleh nubeculla (lender sel
sel epithel dan leukosit yang lambat laun mengendap), urat-urat amorf,
fosfat amorf dan juga oleh bakteri-bakteri
f. Apa makna ada demam dan mual, namun nyeri BAK tidak ada?
Jawab :
Maknanya adalah mengalami infeksi saluran kemih atas yaitu
pyelonephritis. Dimana gejala pada pyelonephritis adalah demam,
menggigil, nyeri di daerah perut dan pinggang, disertai mual dan
muntah. (Purnomo, 2016)
g. Bagaimana mekanisme keluhan tambahan? (BAK keruh, demam,
mual)

33
h. Bagaimana hubungan keluhan utama dan keluhan tambahan?
Jawab :
Merupakan manifestasi kilnis nya. Demam disebabkan infeksi. Mual
oleh nyeri kolik.
i. Apa saja penyakit Infeksi Saluran Kemih?
Jawab :

Parameter tambahan dari klasifikasi ISK dan derajat keparahan 

34
 Klasifikasi infeksi saluran kemih 
Klasifikasi infeksi saluran kemih dapat dibedakan berdasarkan anatomi
dan klinis. Infeksi saluran kemih diklasifikasikan berdasarkan anatomi,
yaitu: 
a. Infeksi saluran kemih bawah 
berdasarkan presentasi klinis dibagi menjadi 2 yaitu : 
1). Perempuan 
Sistitis adalah infeksi saluran kemih disertai bakteriuria bermakna dan
Sindroma uretra akut 
2). laki-laki 
Berupa sistitis, prostatitis, epidimidis, dan uretritis. 
b. Infeksi saluran kemih atas 
berdasarkan waktunya terbagi menjadi 2 yaitu: 
1). Pielonefritis akut (PNA), adalah proses inflamasi parenkim ginjal
yang disebabkan oleh infeksi bakteri (Sukandar, 2014). 
2). Pielonefritis kronis (PNK), mungkin terjadi akibat lanjut dari
infeksi bakteri berkepanjangan atau infeksi sejak masa kecil (Liza,
2014). 

35
Berdasarkan klinisnya, ISK dibagi menjadi 2 yaitu : 
a. ISK Sederhana (tak berkomplikasi) : tidak terdapat disfungsi
struktural .
b. ISK berkomplikasi = berlokasi selain di vesica urinaria ,isk biasnya
pada anak- anak ,laki-laki , dan ibu hamil.
(Sukandar E. 2014)

3. Ny. Yufi pernah merasakan BAK keluar pasir. Ny. Yufi sering menahan BAK
dan kurang minum air. BAB biasa. Riwayat kencing manis tidak ada.
a. Apa hubungan Ny. Yufi pernah merasakan BAK keluar pasir dengan
keluhan utama?
Jawab :

Batu yang ukurannya kecil (<5mm) pada umumnya dapat keluar


spontan bersama urin sehinga pasien dapat merasakan BAK keluar
pasir. Sedangkan batu yang ukurannya lebih besar seringkali tetap
berada di ureter  obstruksi  reaksi radang + infeksi  keluhan.

Hubungan pernah merasakan BAK keluar pasir dengan keluhan utama


adalah bahwa sebelumnya pada saluran kemih pasien telah terdapat
batu. Batu yang tidak terlalu besar didorong oleh peristaltik otot
pelvikaliks dan turun ke ureter menjadi batu ureter. Tenaga peristaltik
ureter mencoba untuk mengeluarkan batu hingga turun ke buli-buli.
Batu yang ukurannya kecil (<5mm) pada umumnya dapat keluar
spontan bersama urin sehinga pasien dapat merasakan BAK keluar
pasir. Sedangkan batu yang ukurannya lebih besar seringkali tetap
berada di ureter dan meny ebabkanreaksi radang (periureteritis) serta
menimbulkan obstruksi (Purnomo, 2012).

36
b. Apa hubungan sering menahan BAK dan sedikit minum dengan
keluhan utama?
Jawab :
Maknanya merupakan faktor resiko dari pielonefritis yang dimana
sering menahan BAK dan sedikit minum dapat memicu timbulnya
pembentukan batu. Banyaknya air yang diminum akan mengurangi
rata-rata umur kristal pembentuk batu saluran kemih dan
mengeluarkan komponen tersebut dalam air kemih karena air yang
berperan sebagai pelarut. Sedangkan kebiasaan menahan buang air
kemiih akan menimbulkan stasis air kemih yang dapat berakibat
timbulnya infeksi saluran kemih (ISK). ISK yang disebabkan kuman
pemecah urea akan sangat mudah menimbulkan jenis batu struvit.
Selain itu dengan adanya stasis air kemih maka dapat terjadi
pengendapan Kristal.
c. Apa dampak sering menahan BAK dan sedikit minum air?
Jawab :
Menahan BAK:
- Meningkatkan faktor oembentukan Batu Saluran Kemih, karena pada
saat menahan air kemih, akan menimbulkan stasis air kemih,
pengendapan kristal dan akhirnya menimbulkan BSK
- Meningkatkan faktor resiko ISK, proses berkemih juga merupakan
proses pembilasan mikroorganisme yang ada di dalam kandung kemih.
Jika urin sering ditahan dan tidak dikeluarkan maka mikroorganisme
yang ada di dalam kandung kemih dapat tumbuh dan memperbanyak
diri serta dapat menginvasi jaringan sekitar.
Kurang minum:
Meningkatkan resiko pembentukan Batu Saluran Kemih.
Pembentukan batu dipengaruhi oleh faktor hidrasi. Pada orang dengan
37
kondisi dehidrasi kronik dan asupan cairan rendah seperti pada pelari
maraton memiliki risiko tinggi terkena BSK. Dehidrasi kronik akan
meningkatkan gravitasi air kemih dan saturasi, sehingga terjadi
penurunan pH air kemih yang berisiko terhadap terjadinya BSK
(Lestari HT, dkk. 2014)
d. Apa makna BAB biasa?
BAB biasa : normal
BAB normal maknanya untuk menyingkirkan dd gangguan
gastrointestinal.
e. Apa makna riwayat diabetes mellitus tidak ada?
Jawab :
Maknanya batu ginjal yang diderita bukan berasal dari DM, karena
DM
menjadi salah satu factor risiko terjadinya infeksi saluran kemih.
f. Bagaimana mekanisme BAK keluar pasir?
Jawab :
Faktor resiko (usia dan pekerjaan) menahan BAK,kurang minum à
stasis urine di ginjal à supersaturasi zat yang tidak larut dalam urine  à
kristalisasi zat-zat tersebut à presipitasi kristal à membentuk inti batu
àagresi dan menarik bahan-bahan lain à kristal membesar à rapuh
(kristal kecil à kristal terbawa saat miksi à BAK berpasir
g. Bagaimana kebutuhan cairan yang dibutuhkan tubuh?
Jawab :
Cairan yang dibutuhkan tubuh sangat penting untuk mengatur
osmolaritas cairan ekstrasel. Sumber pemasukan H20
1. Dalam keseimbangan H2O harian tipikal seseoran terjadi
pemasukan H2O sedikit diatas satu liter melalui meminum cairan
sekitar 1250 mL/hari.
38
2. Cairan didapatkan dari asupan makanan padat, terdiri dari otot pada
hewan yang mengandung 75% H2O, buah dan sayuran mengandung
60 – 90 % H2O. Total H2O dalam makanan berkisar 1000 mL/hari.
3. Sumber H2O yang diproduksi oleh metabolisme. Reaksi kimia di
dalam sel mengubah makanan dan O2 menjadi energi, dengan
menghasilkan CO2 dan H2O dalam prosesnya. H2O metabolik yang
diproduksi selama metabolisme sel dan dibebaskan ke dalam CES
berjumlah rerata 350 mL/hari. Asupan rerata H2O dari ketiga sumber
berjumlah 2600 mL/hari.
Kebutuhan Air dan elektrolit
Bayi dan anak:
Pada bayi dan anak sesuai dengan perhitungan di bawah ini :
Berat badan Kebutuhan air perhari
Sampai 10 kg 100 ml/kgBB
11-20 kg 1000 ml + 50ml/ kgBB (untuk
tiap diatas 10 kg)
>20 kg 1500 ML + 20ml/kg BB
Kebutuhan kalium 2,5 mEq/kgBB/hari
Kebutuhan natrium 2-4 mEq/kgBB/hari Orang dewasa
Pada orang dewasa kebutuhannya yaitu :
 Kebutuhan air sebanyak 30 -50 ml/kgBB/hari
 Kebutuhan kalium 1-2 mEq/kgBB/hari
 Kebutuhan natrium 2-3 mEq/kgBB/hari

(Sherwood, Lauralee. 2017)

4. Pemeriksaan Fisik
a. Bagaimana interpretasi pemeriksaan fisik?
Jawab :
39
Keadaan umum : Kesadaran compos mentis (Normal)
Td 120/80 mmhg : Sistol;130 Distol;85 (Normal)
Nadi 100x/menit : 60-100x/menit (Normal)
Rr 24x/menit : 16-24x/menit (Normal)
Suhu 38°c : 36,5 – 37,5o C (Febris)
Vas 9 (Nyeri berat)
b. Bagaimana mekanisme abnormal pemeriksaan fisik?
Jawab :

40
c. Bagaimana interpretasi keadaan spesifik?
Jawab :
- Nyeri tekan (+) region lumbal dan hipokondriaka kanan
-Nyeri ketok CVA kanan (+)
d. Bagaimana mekanisme abnormal keadaan spesifik?
Jawab :

Faktor predisposisi (pekerjaan,sering menahan BAK dan kurang


minum air) —> stasis urine —> kristal-kristal saling presipitasi —>
terbentuk inti batu ( nukleasi) —> agregasi sel-sel lain —> batu
membesar —> agregat menempel pada epitel saluran kemih —>
retensi kristal —> terbnetuknya batu —> obstruksi —>
peningkatan tekanan hidrostatik —> distensi ginjal (hidronefritis ) dan
distensi ureter proksimal (hidroureter ) —> spasme pada ureter
mendorong batu 🡪nyeri pinggang sebelah kanan —> nyeri ketok
CVA (episode kolik renal).

5. Pemeriksaan Spesifik
a. Bagaimana interpretasi darah lengkap dan kimia darah?
Jawab :

Pada Kasus Keadaan Normal Interpretasi


Hemoglobin 13,8 g/dl 13 gr/dl - 18 Normal
gr/dl
Hematokrit 40 vol % 40-48 vol % Normal
Leukosit 14.000/mm3 5000- Leukositosis
10.000/mm3
LED 15 mm/jam 0-10 mm/jam Meningkat
Cholesterol 185 mg/dl < 200 mg/dl Normal
LDL 103 mg/dl < 100 mg/dl Normal
Uric acid 4 mg/dl 3,4-7 mg/dl Normal

41
Na 133 mmol/l 135-145 mmol/l Berkurang
sedikit
Ureum 31 mg/dl 20-40 mg/dl Normal
SGOT 23 U/l 3-45 U/l Normal
Eritrosit 4.780.000/mm3 4,6 – 6,2 jt/mm3 Normal
Trombosit 531.000/mm3 150.000- Trombositosis
400.000/mm3
HJ 0/1/1/90/6/2 % 0-1/1-3/1-6/50- Netrofilia dan
70/20-40/2-8 % limfositopenia
BSS 105 mg/dl 70-110 mg/dl Normal
HDL 29 mg/dl 40-49 mg/dl Menurun
Trigliserida 150 mg/dl < 150 mg/dl Normal
K 3,8 mmol/l 3,5-5 mmol/l Normal
Calsium 14 mmol/l 8,8-10,4 mmol/l Meningkat
Creatinin 1,0 mg/dl 0,6-1,2 mg/dl Normal
SGOT 23 U/l 3-45 U/l Normal
SGPT 56 U/l 0-35 U/l Meningkat

b. Bagaimana mekanisme abnormal darah lengkap dan kimia darah?


Jawab :
Faktor resiko —> stasis urin dan peningkatan zat terlarut urin —>
supersaturasi urin —> ureterolithiasis (sensasi nyeri hebat dipinggang
kiri) —> obstruksi saluran kemih (OSK) —> gerakan peristaltic
disaluran kemih —> respon radang —> timbul respon imun —>
leukosit dan trombosit meningkat dalam darah —> leukositosis,
trombositosis, neurtofilia, limfositopenia.
Minum sedikit —> menurunnya Na.
Faktor resiko pekerjaan (terlalu lama duduk) —> berkurangnya
aktivitas gerak —> berpindahnya kalsium tulang ke plasma darah —>
peningkatan kalsium dalam darah.
Obstruksi saluran kemih —> rusaknya sel-sel —> keluarnya enzim
yang terdapat pada intrasel —> peningkatan SGPT.

42
c. Bagaimana interpretasi urinalisis?
Jawab :
Epitel (+): (abnormal)
Eritrosit (+): eritrosituria (abnormal)
Protein (+): proteinuria (abnormal)
Sedimen (++): (abnormal)
Leukosit: leukosituria (abnormal)
Nitrit : abnormal
d. Bagaimana mekanisme abnormal urinalisis?
Jawab :
Faktor Resiko —> adanya statis urine yang lama —> supersaturasi
urine —> mengendap dan membentuk batu ginjal (kristal) —>
agregasi kristal- kristal dengan bahan lain —> batu membesar —>
berusaha dikeluarkan ke ureter —> terjadilah obstruksi saluran kemih
—> gesekan untuk mengelurkan batu —> iritasi mukosa ginjal —>
perdarahan —> eritrosit (+) —> leukosit (+)
Obstruksi saluran kemih —> gesekan untuk mengelurkan batu -&gt;
kerusakan sel dan jaringan ginjal —> filtrasi terganggu —> protein
tidak terfiltrasi —> proteinuria
Obstruksi saluran kemih —> menempel di epitel saluran kemih —>
merusak sel epitel —> dibawa urine —> epitel urine (+)
e. Bagaimana interpretasi radiologi?
Jawab :
- Radiologi (BNO): Tampak bayangan batu radioopak di ureter
kanan ukuran 12 mm. : abnormal : ureterolithiasis dextra
- USG Ginjal dan TUG: Normal

43
f. Bagaimana mekanisme abnormal radiologi?
Jawab :

Faktor resiko (usia dan pekerjaan) menahan BAK,kurang minum —>


stasis urine di ginjal —> supersaturasi zat yang tidak larut dalam urine
(hiperkalsium) —> kristalisasi zat-zat tersebut —> presipitasi kristal
—> membentuk inti batu —> agresi dan menarik bahan-bahan lain —
> kristal membesar —> menempel pada epitel saluran kemih —>
terdorong ke ureter dextra —> bayangan radioopak di uretes kanan
(batu kalsium).
g. Apa saja jenis batu pada TUG?
Jawab :
a. Batu kalsium
Kalsium adalah jenis batu yang paling banyak menyebabkan BSK
yaitu sekitar 70%-80% dari seluruh kasus BSK. Batu ini kadang-
kadang di jumpai dalam bentuk murni atau juga bisa dalam bentuk
campuran, misalnya dengan batu kalsium oksalat, batu kalsium fosfat
atau campuran dari kedua unsur tersebut. Terbentuknya batu tersebut
diperkirakan terkait dengan kadar kalsium yang tinggi di dalam urine

44
atau darah dan akibat dari dehidrasi. Batu kalsium terdiri dari dua tipe
yang berbeda, yaitu:
1 Whewellite (monohidrat) yaitu , batu berbentuk padat, warna cokat/
hitam dengan konsentrasi asam oksalat yang tinggi pada air kemih.
2 Kombinasi kalsium dan magnesium menjadi weddllite (dehidrat)
yaitu batu berwarna kuning, mudah hancur daripada whewellite.
b. Batu asam urat
Lebih kurang 5-10% penderita BSK dengan komposisi asam urat.
Pasien biasanya berusia >60 tahun. Batu asam urat dibentuk hanya
oleh asam urat. Kegemukan, peminum alkohol, dan diet tinggi protein
mempunyai peluang lebih besar menderita penyakit BSK, karena
keadaan tersebut dapat meningkatkan ekskresi asam urat sehingga pH
air kemih menjadi rendah. Ukuran batu asam urat bervariasi mulai dari
ukuran kecil sampai ukuran besar sehingga membentuk staghorn
(tanduk rusa). Batu asam urat ini adalah tipe batu yang dapat dipecah
dengan obat-obatan. Sebanyak 90% akan berhasil dengan terapi
kemolisis.
c. Batu struvit (magnesium-amonium fosfat)
Batu struvit disebut juga batu infeksi, karena terbentuknya batu ini
disebabkan oleh adanya infeksi saluran kemih. Kuman penyebab
infeksi ini adalah golongan kuman pemecah urea atau urea splitter
yang dapat menghasilkan enzim urease dan merubah urine menjadi
bersuasana basa melalui hidrolisis urea menjadi amoniak. Kuman yang
termasuk pemecah urea di antaranya adalah : Proteus spp, Klebsiella,
Serratia, Enterobakter, Pseudomonas, dan Staphiloccocus. Ditemukan
sekitar 15-20% pada penderita BSK Batu struvit lebih sering terjadi
pada wanita daripada laki-laki. Infeksi saluran kemih terjadi karena
tingginya konsentrasi ammonium dan pH air kemih >7. Pada batu
45
struvit volume air kemih yang banyak sangat penting untuk membilas
bakteri dan menurunkan supersaturasi dari fosfat.
d. Batu Sistin
Batu Sistin terjadi pada saat kehamilan, disebabkan karena gangguan
ginjal. Merupakan batu yang paling jarang dijumpai dengan frekuensi
kejadian 1-2%. Reabsorbsi asam amino, sistin, arginin, lysin dan
ornithine berkurang, pembentukan batu terjadi saat bayi. Disebabkan
faktor keturunan dan pH urine yang asam. Selain karena urine yang
sangat jenuh, pembentukan batu dapat juga terjadi pada individu yang
memiliki riwayat batu sebelumnya atau pada individu yang statis
karena imobilitas. Memerlukan pengobatan seumur hidup, diet
mungkin menyebabkan pembentukan batu, pengenceran air kemih
yang rendah dan asupan protein hewani yang tinggi menaikkan
ekskresi sistin dalam air kemih (Purnomo, Basuki B. 2016)
h. Bagaimana mekanisme pembentukan batu?
Jawab :
Secara teoritis batu dapat terbentuk di seluruh saluran kemih terutama
pada tempat-tempat yang sering mengalami hambatan aliran urine
(stasis urin), yaitu pada system kalises ginjal atau buli-buli. Batu
terdiri atas Kristal-kristal yang tersusun oleh bahan-bahan organic
maupun anorganik yang terlarut di dalam urin. Kristal-kristal tersebut
tetap berada dalam keadaan metastable (tetap terlarut) dalam urin jika
tidak ada keadaan-keadaan tertentu yang menyebabkan terjadinya
presipitasi kristal. Kristal-kristal yang saling mengadakan presipitasi
membentuk inti batu (nukleasi) yang kemudian akan mengadakan
agregasi, dan menarik bahan-bahan lain sehingga menjadi kristal yang
lebih besar. Meskipun ukurannya cukup besar, agregat kristal masih
rapuh dan belum cukup mampu membuntu saluran kemih. Untuk itu
46
agregat kristal menempel pada epitel saluran kemih (membentuk
retensi kristal), dan dari sini bahan-bahan lain diendapkan pada
agregat itu sehingga membentuk batu yang cukup besar untuk
menyumbat saluran kemih. (Purnomo, 2016)
i. Apa saja etiologi timbulnya batu?
Jawab :
Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan
gangguan aliran urine, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih,
dehidrasi, dan keadaan” lain yang masih belum terungkap (idiopatik).
Secara epidemiologis terdapat beberapa faktor yang mempermudah
terjadinya pembentukan batu saluran kemih pada seseorang. Faktor itu
meliputi faktor intrinsik yaitu keadaan yang berasal dari tubuh
seseorang dan faktor estrinsik, yaitu pengaruh yang berasal dari
linggkungan sekitarnya.
Faktor intrinsik itu antara lain adalah :
1. Herediter (keturunan) : penyakit ini diduga diturunkan dari orang
tuanya
2. Umur : penyakit ini paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun
3. Jenis kelamin : Jumlah pasien laki-laki tiga kali lebih banyak
dibandingkan dengan
pasien perempuan.
Beberapa faktor ekstrinsik di antaranya adalah :
1. Geografi : pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian batu
saluran kemih yang lebih tinggi daripada daerah lain sehingga dikenal
sebagai daerah stone belt (sabuk batu), sedangkan daerah Bantu di
Afrika Selatan hampir tidak dijumpai penyakit batu saluran kemih.
2. Iklim dan temperatur

47
3. Asupan air : kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral
kalsium pada air yang dikonsumsi, dapat meningkatkan insiden batu
saluran kemih.
4. Diet : diet banyak purin, oksalat, dan kalsium mempermudah
terjadinya penyakit batu saluran kemih
5. Pekerjaan : penyakit ini sering dijumpai pada orang yang
pekerjaannya banyak duduk atau kurang aktivitas atau sedentary life
(Purnomo Basuki B, 2011).
Dalam teori lainnya menyebutkan bahwa, Etiologi penyebab
terbentuknya batu saluran kemih, diantaranya:
1. Kekurangan vitamin A dapat mengakibatkan terjadinya
pengelupasan sel epitel ginjal sehingga akan memicu kondisi yang
sesuai untuk terbentuknya batu.
2. Perubahan kelarutan urin Dehidrasi atau kekurangan cairan akan
meningkatkan konsentrasi zat terlarut menjadi lebih besar dari
pelarutnya sehingga mampu memicu zat terlarut tersebut untuk saling
berikatan dan membentuk batu.
3. Penurunan sitrat
Adanya sitrat dalam urin sekitar 300-900 mg/24 jam dalam bentuk
asam sitrat, akan mencegah pembentukan batu kalsium fosfat.
Ekskresi dari sitrat dipengaruhi oleh hormon dan menurun
konsentrasinya saat terjadinya
menstruasi.
4. Infeksi ginjal
Infeksi dapat memicu terbentuknya batu terutama infeksi bakteri.
Bakteri yang paling sering ditemukan di inti batu saluran kemih adalah
Staphylococcus dan Escherichia coli.
5. Tidak adekuatnya proses pengeluaran urin atau urin yang statis
48
Batu akan cenderung terbentuk jika pengeluaran urin sering tidak
sempurna.
6. Pembatasan pergerakan (immobilisation) yang lama
Pembatasan pergerakan oleh karena beberapa faktor, seperti paraplegia
(kelumpuhan otot ektremitas bawah) akan berdampak kepada proses
pemecahan kalsium dari tulang dan menyebabkan peningkatan
kalsium dalam urin.
7. Hiperparatiroidisme
Hiperparatiroidisme memicu terjadinya kondisi hiperkalsemia.
Hiperparatiroidisme ini menyebabkan peningkatan proses eliminasi
kalsium dalam urin.
j. Dimana lokasi atau predileksi batu TUG?
Jawab :
Lokasi batu ginjal khas dijumpai di kaliks, atau pelvis (pelvic uretero
junction) dan bila keluar akan terhenti dan menyumbat pada daerah
ureter persilangan antara arteri illiaca communis (batu ureter) dan
vesico uretero junction kandung kemih (batu kandung kemih). (Fauzi
A, 2016)
6. Bagaimana cara mendiagnosis pada kasus?
Jawab :
Anamnesis:
- Keluhan utama, nyeri pinggang kanan seperti ditusuk tusuk dan hilang
timbul
- Keluhan tambahan, BAK keruh, ada demam dan mual, BAK keluar pasir
- Faktor risiko: Ny Yufi sering menahan BAK dan kurang minum air
Pemeriksaan fisik:
-keadaan umum: tampak sakit berat
-tanda vital: suhu 38 derajat C, VAS 9
49
Keadaan spesifik:
- Abdomen: nyeri tekan (+) regio lumbal dan hipokondriaka kanan
Nyeri ketok CVA kanan (+)
Pemeriksaan Penunjang:
Darah lengkap dan kimia darah:

Leukosit : 14.000/mm3: Urinalisis:


leukositosis Epitel (+)
SGOT 23 U/I: meningkat Eritrosit 11-12/LPB
HJ: neutrofil segment 90: Protein (+)
meningkat Sedimen (++)
Calsium: 14 mmol/l : Leukosit 15-18
meningkat Nitrit (+)
SGPT 56 U/I: meningkat

Radiologi (BNO): tampak bayangan batu radioopak di ureter kanan ukuran


12mm
7. Apa saja diagnosis banding pada kasus?
Jawab :
Ureterolithiasis dan ISK atas
Nefrolithiasis dan ISK atas
Kolelitiasis

Gejala Pielonefritis Akut Pielonefritis kronik ISK


bagian
bawah
Demam + + +/-

Nyeri saat + + +
berkemih
Sering + + +
berkemih
50
Nyeri di + + -
sudut costo
vertebral
Nyeri + +/- -
pinggang
Heart rate ↑ + +/- -

Hipertensi _ + -

Rujukan Appendisitis Cholecystitis Pielonefritis Kasus


Letak Abdomen Dipinggang
Kanan bawah Pinggang bawah
nyeri kanan atas sebelah
Nyeri
hilang + + + +
timbul
Mual + + + +
Muntah + + + +
Demam + + + +
Lemas + + + +
Nyeri
+ + + +
tekan
RR N N Sedikit ↑ Sedikit ↑
Leukosit Sangat ↑ ↑ ↑ ↑
Nadi N N ↑ ↑
Urin keruh - - + +
Granuler
- - + +
silinder
Protein - - + +1
Hematuria - - + + (microscopik)

8. Apa saja pemeriksaan penunjang pada kasus?


Jawab :
Pada kasus ini tidak ada karena sudah lengkap.
9. Apa diagnosis kerja pada kasus?
Jawab :
51
Pyelonephritis akut etcausa ureterolithiasis dextra
10. Bagaimana tatalaksana pada kasus?
Jawab :
1. Terapi konservatif
Terapi bertujuan untuk mengurangi nyeri dan memperlancar aliran urine
dengan pemberian diuretikum, berupa :
- minum sehingga diuresis 2 liter/hari
- a- blocker
- NSAID
2. Endourologi
Tindakan Endourologi adalah tindakan invasif minimal untuk mengeluarkan
batu saluran kemih yang terdiri atas memecah batu, dan kemudian
mengeluarkannya dari saluran kemih melalui alat yang dimasukkan langsung
ke dalam saluran kemih. Alat itu dimasukkan melalui uretra atau melalui
insisi kecil pada kulit (perkutan). Proses pemecahan batu dapat dilakukan
secara mekanik, dengan memakai energi hidraulik, energi gelombang suara,
atau dengan energi laser.
Beberapa tindakan endourologi antara lain:
- PNL (Percutaneous Nephro Litholapaxy) yaitu mengeluarkan batu yang
berada di dalam saluran ginjal dengan cara memasukkan alat endoskopi ke
sistem kalises melalui insisi pada kulit. Batu kemudian dikeluarkan atau
dipecah terlebih dahulu menjadi fragmen-fragmen kecil. Prinsip dari PNL
adalah membuat akses ke kalik atau pielum secara perkutan. Kemudian
melalui akses tersebut kita masukkan nefroskop rigid atau qfleksibel, atau
ureteroskop, untuk selanjutnya batu ureter diambil secara utuh atau dipecah
dulu. Keuntungan dari PNL, bila batu kelihatan, hampir pasti dapat diambil
atau dihancurkan; fragmen dapat diambil semua karena ureter bisa dilihat

52
dengan jelas. Prosesnya berlangsung cepat dan dengan segera dapat diketahui
berhasil atau tidak.
- Litotripsi (untuk memecah batu buli-buli atau batu uretra dengan
memasukkan
- alat pemecah batu/litotriptor ke dalam buli-buli), ureteroskopi atau uretero-
renoskopi. Keterbatasan URS adalah tidak bisa untuk ekstraksi langsung batu
ureter yang besar, sehingga perlu alat pemecah batu seperti yang disebutkan di
atas. Pilihan untuk menggunakan jenis pemecah batu tertentu, tergantung pada
pengalaman masing-masing operator dan ketersediaan alat tersebut.
- ekstraksi Dormia (mengeluarkan batu ureter dengan menjaringnya melalui
alat keranjang Dormia).
3. Terapi farmakologi

(1)     Antispasmodik
Propantelin dapat digunakan untuk mengatasi spasme ureter.
(2)     Antibiotik 
Pemberian antibiotik dilakukan apabila terdapat infeksi saluran kemih atau
pada pengangkatan batu untuk mencegah infeksi sekunder. Setelah
dikeluarkan, batu ginjal dapat dianalisis dan obat tertentu dapat diresepkan
untuk mencegah atau menghambat pembentukan batu berikutnya. Urin yang
asam harus dibuat basa dengan preparat sitrat (Chang 2009).
(3)     Analgesik
Opioid (injeksi morfin sulfat, petidin hidroklorida) atau obat AINS (NSAID’s)
seperti ketorolak dan naproxen dapat diberikan tergantung pada intensitas
nyeri. 
4. Terapi kimiawi
(1)     Mempertahankan pH urin agar tidak terjadi kristalisasi batu
a.    NaCO3-                      : Membuat urin lebih alkali pada asam 

53
b.    Asam askorbat      : Membuat urin lebih asam pada alkali pencetus 
(2)     Mengurangi ekskresi dari substansi pembentuk batu
a.    Diuretik (tiazid)     : Menurunkan eksresi kalsium ke dalam urin dan  
menurunkan kadar parathormon. Efek   samping  gangguan metabolik,
dermatitis, purpura.
b.    Alupurinol (zyloprim): Mengatasi batu asam dengan menurunkan kadar
asam urat plasma dan ekskresi asam  urat ke dalam urin. Efek samping mual, 
diare, vertigo, mengantuk, sakit kepala.
4)   Herbal
Jus kulit manggis dan daun sirsak penghancur batu ginjal paling ampuh tanpa
menimbulkan efek samping. Daun sirsak berfungsi sebagai diuretik alami
penghambat terjadinya pembentukan batu yang baru dan penghancur batu
yang telah terbentuk dengan sangat efektif. Selain itu juga sebagai antioksidan
yang sangat tinggi berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh serta dapat
mencegah infeksi dan melancarkan peredaran darah sehingga urin (hasil
buangan akhir lebih sempurna). Serta banyak lagi kandungan daun sirsak
seperti acetogenin, annocatin, annocatalin, annohexocin. annonacin,
annomuricin, anomourine, anonol, caclourine, gentisic acid, gigantetronin,
linoleid acid, muricapentosin yang sangat baik untuk penderita batu ginjal.
Selain daun sirsak, khasiat kulit manggis tidak kalah pentingnya. Kulit
manggis mengandung suatu senyawa xanthone, yaitu zat antioksidan yang
dapat melawan radikal bebas. Senyawa ini baik untuk mengikis endapan di
dalam tubuh seperti batu ginjal, leburan batu ginjal akan terbuang bersama
aliran urin.
11. Apa saja komplikasi pada kasus?
Jawab :

 Gagal ginjal

54
 Obstruksi ginjal
 Pendarahan (Urosepsis)
 Infeksi saluran kemih
 Hidronefrosis
12. Apa prognosis pada kasus?
Jawab :
Dubia ad bonam
13. Apa Standar Kompetensi Dokter Umum pada kasus?
Jawab :
3A (Bukan gawat darurat)
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi
pendahuluan pada keadaan yang bukan gawat darurat. Lulusan dokter mampu
menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya.
Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.
14. Apa nilai-nilai islam pada kasus?
Jawab :
Allah berfirman dalam QS. Al-maidah ayat 88, sebagai berikut :
Artinya :
“ Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah
rezekikan kepadamu, dan bertakwlah kepada Allah yang kamu beriman
kepada-Nya. (QS. AL-MAIDAH ayat 88)”.
Maksud dari surat diatas adalah manusia diperintahkan untuk mengkonsumsi
makanan yang halal dan juga baik bagi dirinya. Pada seseorang yang
mengalami batu saluran kemih biasanya memiliki kebiasaan diet yang kurang
baik yang mengakibatkan terbentuknya batu pada saluran kemihnya (Al-
Quran).

55
2.6 Hipotesis
Ny. Yufi, umur 40 tahun, seorang karyawan administrasi mengeluh nyeri kolik di
hipocondriaca dextra karena mengalami pielonefritis akut et causa ureterolitiasis
dextra.

56
2.7 Kerangka Konsep

Faktor pencetus :
Faktor resiko :
menahan BAK dan
pekerjaan dan usia
kurang minum

Stasis urin

Superaturasi zat-zat yang


tidak larut

Sedimentasi batu

57

Ureterolithiasis BAK Pasir

Anda mungkin juga menyukai