atau 2, namun bisa juga terjadi tanpa block parsial sebelumnya. Pada keadaan ini,
terjadi blok total di nodus AV sehingga impuls dari atrium sama sekali tidak dapat
sampai ke ventrikel. Ventrikel akan berdenyut sendiri dari impuls yang berasal
infiltrasi, fibrosis, atau kerusakan di sistem konduksi. AV blok derajat tiga bisa
abnormalitas dari AV konduksi meningkat pada usia lanjut. AV blok yang ditemui
pada masa kanak-kanak adalah total AV blok kongenital, dimana terkadang tidak
Dari uraian di atas, maka perlu kiranya pembahasan lebih sistematik dan
detail terkait AV block yang dalam hal ini lebih khusus membahas tentang total
AV block.
BAB II
LAPORAN KASUS
- Nama : Ny. R
- Usia : 51 Tahun
- Agama : Islam
- Pekerjaan : IRT
- Status : Menikah
2.2 Anamnesis
Keluhan utama
Pingsan
kemudian terjatuh seketika dan kehilangan kesadaran, setelah itu pasien merasa
badannya lemah sehingga dibawah ke rumah sakit. Nyeri kepala (+) Muntah (+)
Sesak Napas (-) Nyeri dada (-) Nyeri ulu hati (+) sebelumnya pasien
mengeluhkan lemah badan sejak 1 tahun yang lalu, riwayat demam (+) 1
minggu yg lalu, nyeri saat BAK, Riwayat muntah darah disangkal, riwayat BAB
hitam disangkal.
Pemeriksan umum
- Nadi : 30 x/menit
- Nafas : 28 x/menit
- Suhu : 36,5°C
- Konjungtiva : anemis
Thoraks
1. Paru-paru
2. Jantung
Abdomen
teraba
Eksremitas
Darah Rutin
Hb : 6,4 gr/dl
Ht : 20 %
Leukosit : 14.200/ul
Trombosit : 238.000/ul
Eritrosit : 2,70x106/ul
MCV : 75 fl
MCH : 24 pg
MCHC : 32 g/dil
Kimia Darah
Na : 150
K : 7,6
Cl : 140
2.5 Diagnosis Kerja
2.6 Penatalaksanaan
Non Farmakologis
Farmakologis
2.7 Follow up
Tanggal 24 Juni 2016
S: Lemah (+) nyeri ulu hati (+) mual (+) muntah (+) makan minum
kurang
O: TD : 113/54 mmHg
Nadi : 44x/menit irreguler
Suhu : 36,3derjat celcius
RR : 28x/menit
GCS E4M6V5
Kepala/Leher : CA +/+ SI -/-
JVP 5-2 mmH2O
Thorax : Simetris ka=ki IC tidak terlihat
IC tidak teraba, sonor
Vesikuler Rh -/- Wh -/-
S1/S2 reguler, murmur (-)
Abdomen : Supel, datar, distended (-)
Peristaltik (+) kesan normal
NT (+) epigastrum MT(-)
Tymphani
Ekstremitas : Edema -/- akral pucat +/+
A: - TAVB
- DM Type II
- Imbalance Elektrolit
- Anemia
Hb : 7,4 gr/dl
Ht : 23 %
Leukosit : 20.600/ul
Trombosit : 171.000/ul
Eritrosit : 2,90x106/ul
MCV : 77 fl
MCH : 25 pg
MCHC : 33 g/dil
o Kimia Darah
Ur : 135
Cr : 8,05
SGOT : 29
SGPT : 15
Na : 144
K : 7,8
Cl : 114
A: - TAVB
- DM Type II
- Imbalance Elektrolit
- AKI
- Anemia
P: O2 3 L / Nasal Kanul
IVFD RL 75cc/jam
Salbutamol Tab 3x4mg PO
Teophyllin Tab 3x150mg PO
Inj Pantoprazole 40mg/24jam/IV
Inj Cefoperazone 1gr/12jam/IV
Inj Furosemide 20mg/8jam/IV
Inj Novorapid 1x12 IU/SC
Diet Cair I /4jam
Diet Lunak
EKG /hari
Cek DR, Elektrolit
Hb : 10,5 gr/dl
Ht : 31 %
Leukosit : 14.600/ul
Trombosit : 115.000/ul
Eritrosit : 3,90x106/ul
o Kimia Darah
Na : 143
K : 6,6
Cl : 120
A: - TAVB
- DM Type II
- Imbalance Elektrolit
- AKI
- Anemia
P: O2 3 L / Nasal Kanul
IVFD RL 20 tpm
Salbutamol Tab 3x4mg PO
Teophyllin Tab 3x150mg PO
Inj Pantoprazole 40mg/24jam/IV
Inj Cefoperazone 1gr/12jam/IV
Inj Furosemide 20mg/8jam/IV
Inj Novorapid 1x12 IU/SC
Diet Cair I /4jam
Diet Lunak
EKG /hari
Inj Nicardipin 5 mcg/jam via SP
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
diinisiasi oleh potensial aksi yang berasal dari sekelompok sel konduktif pada SA
node (nodus sinoatrial) yang terletak pada dinding atrium kanan. Dalam keadaan
kanan atas atrium kanan. Nodus SA bertugas mengatur ritme jantung sebanyak
mengawali siklus jantung yang ditandai dengan sistol atrium. Impuls listrik dari
nodus SA ini akan menyebar ke atrium kanan, lalu diteruskan ke atrium kiri
Sistem His-Purkinje
Berkas His terbagi menjadi berkas kanan yang menyebarkan impuls listrik
ke ventrikel kanan dan berkas kiri yang menyebarkan impuls listrik ke septum
interventrikel dan ventrikel kiri dengan kecepatan konduksi 2 meter per detik.
Impuls listrik dari berkas tersebut bercabang menjadi serabut purkinje yang
menghasilkan impuls 20-40 kali per menit dan menyebar mulai dari endokardium
Mobitz 1 dan 2, serta derajat 3 atau total block. Waktu yang diperlukan untuk
PR dengan waktu normal tidak lebih dari 0,2 detik. Normalnya, memang terjadi
bagi atrium untuk berkontraksi agar preload ventrikel akan optimal untuk fase
sistol selanjutnya. Selain itu, perlambatan ini juga bertujuan untuk melindungi
3.3 Epidemiologi
0,02%, sedangkan untuk di dunia mencapai 0,04%. Angka kejadian ini meningkat
sesuai semakin bertambahnya usia. Total AV block bisa pertama kali ditemukan
pada bayi, yang merupakan penyakit total AV block kongenital. Penyakit ini
kadang tidak dikenali saat anak beranjak remaja bahkan telah dewasa.7
3.4 Etiologi
yaitu:
a. Obat-obatan3
Anti aritmia kelas IA, seperti quinidine, procainamide,
disopyramide)
Anti aritmia kelas I B, seperti, flecainide, encainide,
propafenone)
ibutilide
muscular dystrophy
blok. Blok jantung total terdapat sekitar 10% dari kasus MI ringan
koroner.6
Paling umum, oklusi arteri koroner kanan (RCA) disertai
akibat proses iskemik atau nekrosis pada jalur konduksi akibat infark
prognosis yang lebih baik dan biasanya layak untuk implantasi alat
pacu jantung .
rumah sakit dan keluhan sesak nafas. Pasien megeluhkan nyeri dada
khas infark yaitu nyeri pada dada yang terasa seperi tertekan beban
hilang dengan istirahat. Kejadian infark pada pasien juga dapat dilihat
dari gambaran EKG pasien, dimana terlihat adanya gelombang ST
3.5 Klasifikasi
a. Blok AV derajat 1
b. Blok AV derajat 2
Pada blok AV derajat 2 (Gambar 3), satu atau beberapa impuls dari atrium
bloknya terjadi pada nodus AV, dan disebut blok AV derajat 2 tipe 2 (Mobitz 2)
jika bloknya terjadi di bawah atau setelah nodus AV (berkas His atau berkas
cabang).2,4
nodus AV. Interval PR semakin lama semakin panjang sampai suatu saat
gelombang P gagal dihantarkan dan tidak diikuti kompleks QRS. Kelainan ini
biasanya tidak menimbulkan gejala. Jika rasio konduksi sangat rendah, dapat
adalah PJK, infark miokard inferior, penyakit katup aorta, serta efek obat yang
kompleks QRS
- Durasi QRS : biasanya normal
- Interval PR : tidak konstan, semakin lama semakin memanjang
Mobitz 2 terjadi jika impuls atrium gagal dihantarkan ke ventrikel tanpa
ada penundaan hantaran yang progresif. Lokasi blok hantaran seringnya terletak
pada distal berkas His di berkas cabang. Interval PR tetap sama, namun denyut
ventrikel yang berkurang. Kekurangan ini dapat teratur atau tidak. Penyebabnya
ialah infark miokard akut, miokarditis, proses degeneratif. Kelainan dapat timbul
sementara dan kembali normal, menetap atau berkembang jadi total blok.
kompleks QRS
- Durasi QRS : biasanya melebar karena blok pada cabang berkas
- Interval PR : konstan
c. Blok AV derajat 3 (total AV blok)
Pada blok AV derajat 3 (Gambar 4), impuls dari atrium tidak sampai ke
digitalis, infark miokard akut. Total AV blok pada infark miokard akut dapat
menetap, dan dapat juga kembali normal setelah infark teratasi (hanya sementara).
menimbulkan keluhan lelah, sinkop, sesak, dan angina pada usia lanjut.
ventrikel
- Gelombang P : Bentuk normal
- Durasi QRS : Normal jika irama dari junctional dan melebar jika fokus
ventrikular
- Interval PR : tidak ada
Gambar 4. AV blok derajat 3
3.6 Diagnosis
Dari anamnesis, Pasien total AV blok biasanya memiliki manifestasi klinis
yang beragam. Pasien total AV blok bisa datang dengan asimptomatis atau
dengan tanda dan gejala yang minimal yang berkaitan dengan hipoperfusi.
Gejala yang bisa timbul di antaranya adalah kelelahan, pusing, tidak bisa
mendadak.3
pasiennya memiliki gejala infark miokard seperti nyeri dada, sesak, mual
muntah. Pasien dengan riwayat penyakit jantung, juga perlu diketahui riwayat
blockers, dan digitalis juga dapat memengaruhi sistem konduksi. Selain itu,
Pada ilustrasi kasus pasien diketahui dari anamnesis dimana pasien pernah
mengeluhkan nyeri dada 2 hari sebelum masuk rumah sakit dan keluhan sesak
nafas. Pasien megeluhkan nyeri dada khas infark yaitu nyeri pada dada yang
terasa seperi tertekan beban berat yang muncul tiba-tiba, berlangsung terus
menerus dan tidak hilang dengan istirahat. Kejadian infark pada pasien juga
dapat dilihat dari gambaran EKG pasien, dimana terlihat adanya gelombang
3.7 Penatalaksanaan
obat yang dapat memicu terjadinya total AV blok ini seperti beta bloker, calcium
sebaiknya dilakukan tes laboratorium untuk menilai apakah ada perbaikan setelah
pacemaker.10
a. AV blok derajat I
kenaikan denyut nadi dalam respon terhadap atropine maka bisa dimulai
atau sementara.
permanen adalah suatu alat elektronik kecil yang menghasilkan impuls regular
nasal canul sebanyak 3 L/menit. Kegawatan pada pasien ini adalah total av
blok dengan bradikardia, pasien blok AV derajat tinggi yang tidak mendapat
terapi dapat mengalami gagal jantung akibat curah jantung yang berkurang
dan kematian mendadak akibat asistol atau takiaritmia yang dicetuskan oleh
bradikardia. Oleh karena itu pasien perlu diberikan obat inotropik positif,
pada pasien ini diberikan dopamin. Dopamin merangsang efek alfa dan beta
adrenergic agar kontraktilitas miokard, curah jantung (cardiac output) dan
PPM diantaranya :
- AV blok Derajat II dan III yang diiringi dengan bradikardi atau arritmia
- AV blok yang berkaitan dengan Infark Miokardium Akut
- Disfungsi SA Node
- Sindrom Hipersensitive Sinus Carotid
- Hipertropik dan Dilated Kardiomiopati
Pacu jantung permanen adalah suatu alat elektronik kecil yang menghasilkan
dimasukkan ke sisi kanan jantung melalui system vena. Suatu pacu jantung
satu bilik memiliki electrode pada ventrikel kanan atau atrium kanan. Pacu
jantung dua bilik memberikan impuls ke atrium dan ventrikel melalui dua
electrode dan bisa menghasilkan impuls yang sinkron pada ventrikel setelah
3.8 Prognosis
Pasien dengan blok jantung total sering hemodinamik tidak stabil, dan
atau kematian. Pasien lain dapat relatif asimtomatik dan memiliki gejala minimal
Komplikasi yang berhubungan dengan alat pacu jantung penyisipan jarang (<1%).
Aritmia ventrikel dari atropin atau katekolamin dapat terjadi. Komplikasi umum
termasuk yang terkait dengan garis dan atau penempatan alat pacu jantung
9. Ma TS, Collins TC, Habib G, Bredikis A, Carabello BA. Herpes zoster and
its cardiovascular complications in the elderly--another look at a dormant
virus. Cardiology. 2007;107:63-7.