Disusun oleh :
dr. Gogma Firmansyah Sirait
Agama : Hindu
Keluhan Utama
Pasien laki-laki, berusia 33 tahun datang dengan ke IGD RS Rumkit TK III Salak Bogor diantar oleh
keluarganya dalam keadaan sadar dengan keluhan kelemahan pada separuh badan kanan saat sedang
beraktivitas. Kelemahan dirasakan pada lengan dan tungkai sebelah kanan sejak 2 hari sebelum masuk
rumah sakit. Pada 2 hari sebelumnya pasien susah untuk menggerakkan lengan dan tungkai bagian
kanan, dan juga pasen tidak nyambung ketika diajak ngobrol,. Pasien mengaku tidak mencari pengobatan
segera setelah munculnya keluhan. Nyeri kepala (+), Pasien merasakan keluhan tersebut menetap dan ini
Keluhan seperti penurunan kesadaran, muntah menyempot tanpa diawali rasa mual,
kejang, pengelihatan ganda, pengelihatan mendadak kabur, penurunan berat badan yang
signifikan, kesemutan dan rasa terbakar separuh tubuh disangkal oleh pasien. Buang air
besar dan buang air kecil dikatakan normal. Riwayat kepala terbentur, demam dan infeksi
Riwayat DM disangkal, Riwayat Penyakit Paru disangkal, Riwayat Penyakit Jantung disangkal, Riwayat
Riwayat bengkak pada tubuh dan lengan serta kaki disangkal, Riwayat pemakaian jarum suntik sendiri
tidak ada
Riwayat Kebiasaan Pasien
Pasien juga mempunyai Riwayat kolesterol tinggi dan pasien suka makanan yang berminyak
Kepala : Normocephali
Rambut : Mudah rontok (-), persebaran tidak merata (-), warna kusam (-)
Paru : Jantung :
Rangsang meningen :
Ptosis (–)
N XII :
Schaeffer : -/-
Pemeriksaan Laboratorium
PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN
HEMATOLOGI
Hb 13.4 g/dL 11.7 – 15.5
Ht 42 % 33 – 45
Leukosit 9.9 ribu/ul 5.0 – 10.0
Eritrosit 5.1 juta/ul 3.8 – 5.20
Trombosit 253 ribu/ul 150 – 440
Hitung Jenis
Basofil 0 0-1%
Eosinofil 0 1-35%
Batang 0 2-6%
Segmen 70 50—70%
Limfosit 24 20-40%
Monosit 6 2-8
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Hemiparese dextra
Hipertensive Grade I
Non Farmakologi:
Bed rest dengan mobilisasi miring ke kanan dan ke kiri setiap 2 jam
Fisioterapi
Head up 30
TATALAKSANA
FARMAKOLOGI
ISDN 3X5mg PO
o Kesadaran : Composmentis
Tekanan darah :133/84 mmHg IVFD: RL + Antrain/ 12 jam
Nadi : 80x/ menit Inj. Citicolin 2 x 500 mg (IV)
Respirasi : 20x/menit
Inj. Omeprazole 1x40mg (IV)
Suhu : 36.6 C
Kepala : Conjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/- Inj. Mecobalamin 2x1 apm (IV)
Thorax : Pulmo : VBS ki=ka, ronchi -/-, wheezing -/- ;
ISDN 3X5mg PO
Cor : BJ Murni regular, S1 S2, murmur (-)
Abdomen : BU (+), Nyeri tekan(-) Atorvastatin tab 1x20 mg PO (malam)
O Kesadaran : Composmentis
Tekanan darah :141/90 mmHg - Terapi pulang
Nadi : 90x/ menit
- Citikolin tab 2x500 mg PO
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 36.4 C - Omeprazole tab 2x20 mg PO
Kepala : Conjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
- Mecobalamin tab 2x500mg PO
Thorax : Pulmo : VBS ki=ka, ronchi -/-, wheezing -/- ;
Cor : BJ Murni regular, S1 S2, murmur (-)
Abdomen. : BU (+), Nyeri tekan(-)
Hepar lien tidak teraba membesar
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 ”
AU: 5,4 mg/dl
Status Neurologi :
Motorik ekstremitas atas 4444/5555
Motorik ekstremitas bawah 4444/5555
Paresis N.VII dalam batas normal
3
2
ANATOMI
33
ANATOMI
34 (Lanjutan)
DEFINISI
3
5
KLASIFIKASI
3
6
ETIOLOGI
Trombosis Emboli
3
7
EPIDEMIOLOGI
• Data WHO menunjukkan bahwa kematian sebesar 7,9 % dari seluruh jumlah
kematian di Indonesia disebabkan stroke
• Riskesdas 2018, prevalensi stroke di Indonesia ada 2.120.362 orang yang
terdiagnosis stroke
• Laki-laki dan perempuan memiliki proporsi kejadian stroke yang hampir sama
3
8
FAKTOR RISIKO
• Usia • Hipertensi
• Jenis kelamin • Diabetes Mellitus
• Genetika • Hiperlipidemia
• Obesitas
• Merokok
3
9
FAKTOR RISIKO
(Lanjutan)
12
PATOFISIOLOGI
Sumbatan
Stroke
pembuluh
iskemik
darah
Trombu
s Emboli
Kerusakan
bersifat Terjadi iskemia
Proses berlanjut
sementara atau jaringan otak
permanen
Mengalami ggn.
Area sel otak
Infark Metabolisme &
mengalami infark
ggn.perfusi
Area penumbra 4
3
PATOFISIOLOGI
(Lanjutan) • Aliran jaringan otak normal : 40-50cc/
100g otak/menit
Terdapat tingkatan
kecepatan aliran • Area infark : tidak ada aliran sama sekali
Area disekitar darah serebral atau
penumbra cerebral blood flow atau CBF 0mL/100g otak/menit
(CBF) • Area yang dekat dengan infark : 10cc/
100g otak/menit
• Area lebih jauh dari infark : 20cc/100g
otak/menit
• Bagian yang lebih luar : 30-40 cc/100g
otak/menit
4
4
PATOFISIOLOGI (Lanjutan)
N-metil-D-aspartat
(NDMA) + α-amino-3- Glutamate yang dilepaskan Depolarisasi
Menyebabkan masuknya
hydroxy-5-methyl-4- berikatan dgn reseptor meningkatkan kadar
kalsium intraseluler
isonazolipropionid-acid glutamate kalsium intraseluler
(AMPA)
Gangguan kesadaran
4
6
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis
fisik Penunjang
4
7
ANAMNESIS
• Gejala awal
• Waktu awitan
4
9
SKOR SIRIRAJ
5
0
PEMERIKSAAN FISIK
• Derajat kesadaran (GCS) • Pemeriksaan kepala dan leher
• Pemeriksaan thorak
• Penilaian respirasi, sirkulasi, oksimetri
• Pemeriksaan abdomen
• Suhu tubuh
• Pemeriksaan kulit
FAST : • Pemeriksaan ekstremitas
• Pemeriksaan fisik neurologi
• Facial droop (mulut mencong/ tidak simetris)
• Arm weakness (kelemahan pada tangan)
• Speech difficulties (kesulitan bicara)
• Time to seek medical help (waktu tiba di RS
secepat mungkin)
5
1
52
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Pemeriksaan darah lengkap : Radiologi :
Hemoglobin • Foto rontgen thoraks
Hematokrit • CT Scan
• MRI
Leukosit
Trombosit
Monosit
LED
Fungsi ginjal : Kreatinin, ureum
Profil lipid : Kolesterol total, Trigliserida
Glukosa darah
Asam urat 5
3
CT-SCAN
• CT scan sangat baik untuk mendeteksi stroke
• Penipisan halus (kehilangan batas) dari sulci, ini merupakan tanda paling awal
• Diikuti perkembangan area hipodens
• Secara umum, semakin besar area lesi stroke semakin awal terlihat pada neuroimaging
5
4
MRI (Magnetic Resonance Imaging)
• Diffusion weighted MRI akan menunjukkan area hiperintensitas dalam wilayah infark (waktu 4 jam)
• DWI MRI sangat membantu untuk membedakan suatu stroke akut dan stroke lama yang tidak
hiperintens
5
5
TATALAKSANA
Airway, Breathing, dan Oksigen
• Pemberian jalan nafas dan bantuan ventilasi direkomendasikan untuk perawatan pasien dengan stroke
akut yang mengalami penurunan kesadaran atau yang memiliki disfungsi bulbar yang
menyebabkan gangguan jalan nafas.
Tekanan darah
• Hipotensi dan hipovolemia harus diperiksa untuk mempertahankan tingkat perfusi sistemik yang
diperlukan untuk mendukung fungsi organ.
• Pasien yang mengalami peningkatan tekanan darah dan dinyatakan memenuhi syarat untuk pengobatan
alteplase IV harus menurunkan tekanan darah dengan hati-hari sehingga tekanan darah sistolik <185
mmHg dan tekanan darah diastolik <110 mmHg sebelum terapi brinolitik IV dimulai.
• Pada pasien yang merencanakan trombektomi mekanik dan yang belum menerima fibrinolitik IV,
dipertahankan TD <185/110 mmHg sebelum prosedur.
5
6
Suhu Tubuh
Hipertermia (suhu > 38 derajat celcius) harus diidentifikasikan dan diobati, dan obat
antipiretik harus diberikan untuk menurunkan suhu pada pasien hipertermia dengan
stroke.
Pada pasien AIS, manfaat terapi hipotermia terinduksi tidak pasti
Tatalaksana Antiplatelet
Aspirin dosis awal 325 mg dalam 24-48 jam setelah onset dianjurkan untuk setiap stroke
ischemik akut
– Jika akan dilakukan trombolitik, tunda pemberian antiplatelet
TATALAKSANA
Nutrisi
Diet enteral harus dimulai dalam 7 hari setelah masuk setelah stroke akut.
Untuk pasien dengan disfagia, masuk akal untuk awalnya menggunakan tabung nasogastrik untuk
makan pada fase awal stroke (dimulai dalam 7 hari pertama) dan untuk menempatkan tabung gastrostomi
perkutan pada pasien dengan ketidakmampuan gigih yang bertahan lama untuk menelan dengan aman (> 2-3)
minggu).
Suplemen nutrisi masuk akal untuk dipertimbangkan bagi pasien yang kekurangan gizi atau berisiko
kekurangan gizi.
5
8
TATAALAKSANA
Rehabilitasi
• Dianjurkan agar rehabilitasi dini untuk pasien stroke yang dirawat di rumah sakit disediakan di
lingkungan dengan perawatan stroke interprofesional yang terorganisir.
• Dianjurkan agar penderita stroke menerima rehabilitasi dengan intensitas yang sepadan dengan
manfaat dan toleransi yang diantisipasi.
• Dianjurkan agar semua individu dengan stroke diberikan penilaian formal dari aktivitas mereka sehari- hari dan
aktivitas instrumental dari kehidupan sehari-hari, kemampuan komunikasi, dan mobilitas
fungsional sebelum keluar dari rawat inap perawatan akut dan temuan dimasukkan ke dalam transisi
perawatan dan pembuangan. proses perencanaan.
• Penilaian fungsional oleh dokter dengan keahlian dalam rehabilitasi direkomendasikan untuk pasien dengan
stroke akut dengan defisit fungsional residual.
• Mobilisasi dosis tinggi, sangat dini dalam 24 jam setelah onset stroke tidak boleh dilakukan karena dapat
5
mengurangi kemungkinan hasil yang menguntungkan pada 3 bulan. 9
Analisis Kasus dan Penyelesaian Masalah
HEMIPARESE DEXTRA EC STROKE ISKHEMIK
Anamnesis :
Pasien laki-laki, berusia 33 tahun datang keluhan kelemahan pada separuh badan kanan
Terjadi pada saat sedang beraktivitas.
Pasen tidak nyambung ketika diajak ngobrol,. Pasien mengaku tidak mencari pengobatan segera setelah
munculnya keluhan.
Nyeri kepala (+),
Pasien merasakan keluhan tersebut menetap dan ini merupakan keluhan pertama kali yang dirasakan oleh
pasien.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien mempunyai Riwayat penyakit Hipertensi tetapi tidak terkontrol, pasien hanya meminum obat
hipertensi apabila ada keluhan ataupun kontrol tekanan darah tinggi
Ayah pasien meninggal akibat stroke
HEMIPARESE DEXTRA EC STROKE
Pemeriksaan Fisik : ISKHEMIK
N VII:
Berdasarkan data diatas dapat diduga pasien mengalami Hemiparese Dexrra ec Stroke Iskhemik + Hipertensi +
STEMI dd/ NSTEMI
Diagnosis Banding :
Stroke Hemoragik Advice : Saran check TROPONIN I / T
Tatatalaksana :
IVFD: RL + Antrain/ 12 jam PROGNOSIS
Inj. Citicolin 2 x 500 mg (IV) Ad Vitam : dubia ad bonam