Anda di halaman 1dari 65

Laporan Kasus

CVD NON HEMORAGIK


(STROKE ISKEMIK)
Pembimbing :
dr. Suzi Ratnawati
dr. Solvia Yanuarita

Disusun oleh :
dr. Gogma Firmansyah Sirait

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


RUMKIT TK III SALAK BOGOR
BOGOR
2020
Indentitas pasien
 Nama : Tn. I.K Pendidikan Formal : Sarjana

 Umur : 33 th Pekerjaan : Anggota Paspampres

 Jenis Kelamin : Laki-laki Tempat dirawat : RS Salak Bogor

 Alamat : Bogor Ruang Rawat : RGA

 Suku : Bali tgl masuk rawat : 06/11/2021

 Status Perkawinan : Menikah tgl keluar rawat : 10/11/2021

 Agama : Hindu
Keluhan Utama

 Lemah separuh badan kanan


RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

 Pasien laki-laki, berusia 33 tahun datang dengan ke IGD RS Rumkit TK III Salak Bogor diantar oleh

keluarganya dalam keadaan sadar dengan keluhan kelemahan pada separuh badan kanan saat sedang

beraktivitas. Kelemahan dirasakan pada lengan dan tungkai sebelah kanan sejak 2 hari sebelum masuk

rumah sakit. Pada 2 hari sebelumnya pasien susah untuk menggerakkan lengan dan tungkai bagian

kanan, dan juga pasen tidak nyambung ketika diajak ngobrol,. Pasien mengaku tidak mencari pengobatan

segera setelah munculnya keluhan. Nyeri kepala (+), Pasien merasakan keluhan tersebut menetap dan ini

merupakan keluhan pertama kali yang dirasakan oleh pasien.


RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

 Keluhan seperti penurunan kesadaran, muntah menyempot tanpa diawali rasa mual,

kejang, pengelihatan ganda, pengelihatan mendadak kabur, penurunan berat badan yang

signifikan, kesemutan dan rasa terbakar separuh tubuh disangkal oleh pasien. Buang air

besar dan buang air kecil dikatakan normal. Riwayat kepala terbentur, demam dan infeksi

sebelumnya juga disangkal oleh pasien


Riwayat Penyakit Dahulu
 Pasien mempunyai Riwayat penyakit Hipertensi tetapi tidak terkontrol, pasien hanya meminum obat

hipertensi apabila ada keluhan ataupun kontrol tekanan darah tinggi

 Ayah pasien meninggal akibat stroke

 Riwayat DM disangkal, Riwayat Penyakit Paru disangkal, Riwayat Penyakit Jantung disangkal, Riwayat

alergi obat dan makanan disangkal

 Riwayat bengkak pada tubuh dan lengan serta kaki disangkal, Riwayat pemakaian jarum suntik sendiri

tidak ada
Riwayat Kebiasaan Pasien

 Pasien juga mempunyai Riwayat kolesterol tinggi dan pasien suka makanan yang berminyak

seperti gorengan dan makanan yang mengandung santan

 Pasien juga suka mengkonsumsi minuman-minuman bersoda

 Pasien juga mempunyai Riwayat kebiasaan merokok

 Riwayat mengkonsumsi alkohol disangkal


PEMERIKSAAN FISIK
 Keadaan umum : Tampak sakit sedang
 Kesadaran : compos mentis.
 GCS : E4 V5 M6
Tanda vital
 Tekanan darah : 140/100 mmHg
 Nadi : 85 x/menit
 Respirasi : 20 x/menit
 Suhu : 36,70C
 SpO2 : 98% tanpa 02
PEMERIKSAAN FISIK

 Kepala : Normocephali

 Rambut : Mudah rontok (-), persebaran tidak merata (-), warna kusam (-)

 Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-

 Bibir : Mukosa mulut basah

 Leher : KGB tidak teraba membesar


Pemeriksaan thoraks

Paru : Jantung :

Inspeksi : Pergerakan dinding Inspeksi : Ictus cordis terlihat pada


dada simetris ICS V
Palpasi : Simetris KA=KI Palpasi : Ictus cordis teraba pada
ICS V
Perkusi : Sonor/sonor
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II
Auskultasi : BND bronchial regular
rh -/-, wh -/- murmur (-), gallop (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Perut tampak buncit
Auskultasi : BU (+) 4x/menit
Perkusi : Timpani, Nyeri ketok (-)
Palpasi : Supel, Nyeri tekan (-)
Pemeriksaan fisik
Kulit : Tidak ada kelainan
Ekstremitas : Akral hangat, edema tungkai +/+ (minimal) , CRT
<2”
Status Neurologis

 Rangsang meningen :

 Kaku kuduk : negatif

 Test brudzinky I : negatif

 Test brudzinky II : negatif

 Test brudzinky III : negatif

 Test Kernig : negatif

 Test Laseque : negatif


 Saraf Kranialis

 N III, IV, VI:

 Ptosis (–)

 Posisi mata : sentral

 Pupil : bulat, isokor, diameter 3mm

 Reflex cahaya : direk +/+ indirek +/+

 Gerak bola mata : ke segala arah


 N VII:

 Angkat alis mata : tidak simetris

 Memejamkan mata : ki < ka

 Plika naso-labialis : tidak simetris


 Gerakan wajah : tidak simetris

 N XII :

 Gerakan lidah : tidak ada deviasi

 Atrofi: tidak ada

 Tremor/ fasikulasi : tidak ada


Motorik
Anggota badan Kekuatan Tonus Atrofi Fasikulasi

Atas 2/5 n/n -/- -/-

Bawah 2/5 n/n -/- -/-


 Refleks Fisiologis Refleks Patologis:
 Biceps : +/+ Babinsky : -/-

 Triceps : +/+ Chaddock : -/-

 KPR : +/+ Oppenheim : -/-

 APR : +/+ Gordon : -/-

Schaeffer : -/-
Pemeriksaan Laboratorium
PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN

HEMATOLOGI
Hb 13.4 g/dL 11.7 – 15.5
Ht 42 % 33 – 45
Leukosit 9.9 ribu/ul 5.0 – 10.0
Eritrosit 5.1 juta/ul 3.8 – 5.20
Trombosit 253 ribu/ul 150 – 440
Hitung Jenis
Basofil 0 0-1%
Eosinofil 0 1-35%
Batang 0 2-6%
Segmen 70 50—70%
Limfosit 24 20-40%
Monosit 6 2-8
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

Ureum 25 20-50 mg/dL

Kreatinin 1.0 0.5-1.3 mg/dL

SGOT 16 < 41 U/l

SGPT 7 < 41 U/L


Rontgen Thorax

Kesan : Cor dan Pulmo dalam batas normal


EKG

ST Elevasi pada lead I, AvR, V2


Kesan: STEMI
Rapid Test COVID-19

 SARS COV-IgM : npn-reaktif


 SARS COV-IgG : non-reaktif

 GDS Stick : 120 mg/dL


DIAGNOSA KERJA

 Hemiparese dextra

 Sup. Stroke non hemoragic

 Hipertensive Grade I

 STEMI dd/ NSTEMI


TATALAKSANA

Non Farmakologi:

 Bed rest dengan mobilisasi miring ke kanan dan ke kiri setiap 2 jam

 Fisioterapi

 Monitoring tanda-tanda vital

 Head up 30
TATALAKSANA
FARMAKOLOGI

 IVFD: RL + Antrain/ 12 jam

 Inj. Citicolin 2 x 500 mg (IV)

 Inj. Omeprazole 1x40mg (IV)

 Inj. Mecobalamin 2x1 apm (IV)

 ISDN 3X5mg PO

 Atorvastatin tab 1x20 mg PO (malam)

 Amlodipin tab 1x5mg (PO) bila tekanan darah >150

 CT-Scan kepala non-kontras

 Rencana check Profile Lipid dan Asam Urat diruangan


Follow UP
S Lemah tubuh sebelah kanan +, nyeri kepala tidak ada (7/11/2020) P/
O Kesadaran : Composmentis
Tekanan darah :150/90 mmHg Nadi : 100x/ menit  IVFD: RL + Antrain/ 12 jam
Respirasi : 20x/menit Suhu : 36.1 C Inj. Citicolin 2 x 500 mg (IV)
Kepala : Conjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Inj. Omeprazole 1x40mg (IV)
Thorax : Pulmo : VBS ki=ka, ronchi -/-, wheezing -/- ;
Cor : BJ Murni regular, S1 S2, murmur (-) Inj. Mecobalamin 2x1 apm (IV)

Abdomen : BU (+), Nyeri tekan(-) ISDN 3X5mg PO


Hepar lien tidak teraba membesar
Atorvastatin tab 1x20 mg PO (malam)
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 ”
Status Neurologi : Amlodipin tab 1x5mg

Motorik ekstremitas atas 4444/5555 Aspilet 1x80 mg/dL


Motorik ekstremitas bawah 4444/5555
Manitol 4x125 cc IV
Parsesi N.VII Sinistra sentral
Kimia Darah :
Kolesterol Total : 136
Trigliserida : 107
Kolesterol HLD Direk : 43
Kolesterol LDL direk : 80
Hasil CT Scan : Kesan Iskhemik Cerebri di substansia alba parietalis kanan + edema otak

A Hemiparese Dextra ec Susp. Stroke Non- Hemoragik + Hipertensi


S Lemah tubuh sebelah kanan +, mulai ada perbaikan dari sebelumnya P/
(8/11/2020)

o Kesadaran : Composmentis
Tekanan darah :133/84 mmHg  IVFD: RL + Antrain/ 12 jam
Nadi : 80x/ menit Inj. Citicolin 2 x 500 mg (IV)
Respirasi : 20x/menit
Inj. Omeprazole 1x40mg (IV)
Suhu : 36.6 C
Kepala : Conjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/- Inj. Mecobalamin 2x1 apm (IV)
Thorax : Pulmo : VBS ki=ka, ronchi -/-, wheezing -/- ;
ISDN 3X5mg PO
Cor : BJ Murni regular, S1 S2, murmur (-)
Abdomen : BU (+), Nyeri tekan(-) Atorvastatin tab 1x20 mg PO (malam)

Hepar lien tidak teraba membesar Amlodipin tab 1x5mg


Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 ”
Aspilet 1x80 mg PO
 AU: 4 mg/dl
Status Neurologi : Manitol 4x125 cc IV
Motorik ekstremitas atas 4444/5555
Motorik ekstremitas bawah 4444 /5555
Parese N.VII sinistra sentral

A Hemiparese Dextra ec Stroke non Hemoragik + Hipetensi


S Lemah tubuh sebelah kanan +, nyeri kepala tidak ada, os menolak dilakukan P/
pemasangan infus, pasien sudah bisa jalan-jalan (9/11/2020)
O Kesadaran : Composmentis
Tekanan darah :141/90 mmHg - Pasang infus kembali
Nadi : 90x/ menit
- Hari ini manitol 2x125 cc, turun / hari
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 36.4 C - Antrain 1amp/ 12 jam  STOP
Kepala : Conjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
- Terapi lain lain lanjutkan
Thorax : Pulmo : VBS ki=ka, ronchi -/-, wheezing -/- ;
Cor : BJ Murni regular, S1 S2, murmur (-) - Besok bila ku dan ttv stabil  rencana
Abdomen. : BU (+), Nyeri tekan(-)
pulang
Hepar lien tidak teraba membesar
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 ” - IVFD RL /24 jam
 AU: 5,4 mg/dl
Status Neurologi :
Motorik ekstremitas atas 4444/5555
Motorik ekstremitas bawah 4444/5555
Paresis N.VII Sinistra Sentral

A Hemiparese Dextra ec Stroke non Hemoragik + Hipertensi


S Tidak ada keluhan, rencana boleh pulang (10/11/2020) P/

O Kesadaran : Composmentis
Tekanan darah :141/90 mmHg - Terapi pulang
Nadi : 90x/ menit
- Citikolin tab 2x500 mg PO
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 36.4 C - Omeprazole tab 2x20 mg PO
Kepala : Conjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
- Mecobalamin tab 2x500mg PO
Thorax : Pulmo : VBS ki=ka, ronchi -/-, wheezing -/- ;
Cor : BJ Murni regular, S1 S2, murmur (-)
Abdomen. : BU (+), Nyeri tekan(-)
Hepar lien tidak teraba membesar
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 ”
 AU: 5,4 mg/dl
Status Neurologi :
Motorik ekstremitas atas 4444/5555
Motorik ekstremitas bawah 4444/5555
Paresis N.VII dalam batas normal

A Hemiparese Dextra ec Stroke non Hemoragik + Hipertensi


Tinjauan Pustaka
PENDAHULUAN
• Stroke merupakan suatu masalah global dengan penyebab kematian terbanyak di
dunia
• Di Indonesia Riskesdas tahun 2018 ada 2.120.362 (10,9%) penduduk yang
terdiagnosis stroke
• Semakin meningkat karena perubahan gaya hidup dan sebagainya
• Stroke dibagi menjadi dua : stroke non hemoragik dan stroke hemoragik

3
2
ANATOMI
33
ANATOMI
34 (Lanjutan)
DEFINISI

Stroke non hemoragik adalah suatu


penyumbatan akut pada pembuluh darah
intrakranial yang menyebabkan penurunan
dalam aliran darah untuk mensuplai ke otak

3
5
KLASIFIKASI

1.Transient Ischemic Attack (TIA) : serangan stroke sementara yang


berlangsung 15 menit dan dapat berlansung sampai 24 jam.
2.Reversibel Ischemic Neurologic Deficit (RIND) : gejala neurologis akan
menghilang antara lebih 24 jam sampai 21 hari
3.Stroke in Evolution : kelainan atau deficit neurologic yang berlangsung secara
bertahap dari ringan sampai berat
4. Completed Stroke : Kehilangan neurologic yang sudah menetap

3
6
ETIOLOGI

Trombosis Emboli

3
7
EPIDEMIOLOGI

• Data WHO menunjukkan bahwa kematian sebesar 7,9 % dari seluruh jumlah
kematian di Indonesia disebabkan  stroke
• Riskesdas 2018, prevalensi stroke di Indonesia ada 2.120.362 orang yang
terdiagnosis stroke
• Laki-laki dan perempuan memiliki proporsi kejadian stroke yang hampir sama

3
8
FAKTOR RISIKO

Tidak dapat dimodifikasi Dapat dimodifikasi

• Usia • Hipertensi
• Jenis kelamin • Diabetes Mellitus
• Genetika • Hiperlipidemia

• Obesitas
• Merokok

3
9
FAKTOR RISIKO
(Lanjutan)

12
PATOFISIOLOGI
Sumbatan
Stroke
pembuluh
iskemik
darah

Trombu
s Emboli

Sel otak Karena tidak


mengalami dapat suplai
gangguan darah, oskigen 11
metabolisme dan energi
PATOFISIOLOGI
Arkus aorta
(Lanjutan)

Proses Arteri karotis


Trombus
aterosklerosis
Pembuluh
darah serebral

Terbentuknya Plak semakin Trombosit


Cedera endotel
plak di dinding lama dan tebal melekat pada
dan inflamasi
pembuluh darah dan sklerotik plak

Melepaskan faktor faktor


Pembentukan
menginisiasi kaskade
trombus
koagulasi
PATOFISIOLOGI
(Lanjutan)
Bagian dari
Menyumbat
Emboli trombus yang
pembuluh darah
terlepas

Kerusakan
bersifat Terjadi iskemia
Proses berlanjut
sementara atau jaringan otak
permanen

Mengalami ggn.
Area sel otak
Infark Metabolisme &
mengalami infark
ggn.perfusi

Area penumbra 4
3
PATOFISIOLOGI
(Lanjutan) • Aliran jaringan otak normal : 40-50cc/
100g otak/menit
Terdapat tingkatan
kecepatan aliran • Area infark : tidak ada aliran sama sekali
Area disekitar darah serebral atau
penumbra cerebral blood flow atau CBF 0mL/100g otak/menit
(CBF) • Area yang dekat dengan infark : 10cc/
100g otak/menit
• Area lebih jauh dari infark : 20cc/100g
otak/menit
• Bagian yang lebih luar : 30-40 cc/100g
otak/menit

4
4
PATOFISIOLOGI (Lanjutan)

Terjadi kegagalan pompa Depolarisasi dan


Area yang mengalami Terjadi penurunan kadar kalium dan natrium + peningkatan pelepasan
iskemia ATP peningkatan kadar laktat neurotransmiter
intraseluler glutamate

N-metil-D-aspartat
(NDMA) + α-amino-3- Glutamate yang dilepaskan Depolarisasi
Menyebabkan masuknya
hydroxy-5-methyl-4- berikatan dgn reseptor meningkatkan kadar
kalsium intraseluler
isonazolipropionid-acid glutamate kalsium intraseluler
(AMPA)

Melalui jalur enzimatik


Memicu terbentuknya (Ca2+ -ATPase, calcium-
radikal bebas, nitrit oksida dependent phospholipase, Berkontribusi terhadap
(NO), inflamasi, dan protease, endonuclease, kematian sel
kerusakan DNA dan kaspase)
homeppt.com 16
GEJALA DAN TANDA KLINIS
Kelumpuhan sesisi/kedua sisi

Gangguan fungsi keseimbangan

Gangguan fungsi penghidu

Gangguan fungsi penglihatan

Gangguan fungsi pendengaran

Gangguan fungsi kognitif

Gangguan kesadaran
4
6
DIAGNOSIS

Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis
fisik Penunjang

4
7
ANAMNESIS

• Gejala awal

• Waktu awitan

• Aktivitas penderita saat serangan


• Gejala seperti : nyeri kepala, mual, muntah, rasa berputar, kejang,
gangguan visual, penurunan kesadaran, serta faktor risiko stroke
(hipertensi, diabetes, dll)
4
8
ANAMNESIS

4
9
SKOR SIRIRAJ

5
0
PEMERIKSAAN FISIK
• Derajat kesadaran (GCS) • Pemeriksaan kepala dan leher
• Pemeriksaan thorak
• Penilaian respirasi, sirkulasi, oksimetri
• Pemeriksaan abdomen
• Suhu tubuh
• Pemeriksaan kulit
FAST : • Pemeriksaan ekstremitas
• Pemeriksaan fisik neurologi
• Facial droop (mulut mencong/ tidak simetris)
• Arm weakness (kelemahan pada tangan)
• Speech difficulties (kesulitan bicara)
• Time to seek medical help (waktu tiba di RS
secepat mungkin)

5
1
52
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Pemeriksaan darah lengkap : Radiologi :
 Hemoglobin • Foto rontgen thoraks

 Hematokrit • CT Scan
• MRI
 Leukosit
 Trombosit

 Hitung jenis : Basofil, Eosinofil, Neutorfil Pemeriksaan penunjang lainnya :


Batang, Neutrofil Segmen, Limfosit, • EKG

Monosit
 LED
 Fungsi ginjal : Kreatinin, ureum
 Profil lipid : Kolesterol total, Trigliserida
 Glukosa darah
 Asam urat 5
3
CT-SCAN
• CT scan sangat baik untuk mendeteksi stroke
• Penipisan halus (kehilangan batas) dari sulci, ini merupakan tanda paling awal
• Diikuti perkembangan area hipodens
• Secara umum, semakin besar area lesi stroke semakin awal terlihat pada neuroimaging

5
4
MRI (Magnetic Resonance Imaging)
• Diffusion weighted MRI akan menunjukkan area hiperintensitas dalam wilayah infark (waktu 4 jam)
• DWI MRI sangat membantu untuk membedakan suatu stroke akut dan stroke lama yang tidak
hiperintens

5
5
TATALAKSANA
Airway, Breathing, dan Oksigen
• Pemberian jalan nafas dan bantuan ventilasi direkomendasikan untuk perawatan pasien dengan stroke
akut yang mengalami penurunan kesadaran atau yang memiliki disfungsi bulbar yang
menyebabkan gangguan jalan nafas.
Tekanan darah
• Hipotensi dan hipovolemia harus diperiksa untuk mempertahankan tingkat perfusi sistemik yang
diperlukan untuk mendukung fungsi organ.
• Pasien yang mengalami peningkatan tekanan darah dan dinyatakan memenuhi syarat untuk pengobatan
alteplase IV harus menurunkan tekanan darah dengan hati-hari sehingga tekanan darah sistolik <185
mmHg dan tekanan darah diastolik <110 mmHg sebelum terapi brinolitik IV dimulai.
• Pada pasien yang merencanakan trombektomi mekanik dan yang belum menerima fibrinolitik IV,
dipertahankan TD <185/110 mmHg sebelum prosedur.

5
6
Suhu Tubuh
 Hipertermia (suhu > 38 derajat celcius) harus diidentifikasikan dan diobati, dan obat
antipiretik harus diberikan untuk menurunkan suhu pada pasien hipertermia dengan
stroke.
 Pada pasien AIS, manfaat terapi hipotermia terinduksi tidak pasti

 Tatalaksana Antiplatelet
Aspirin dosis awal 325 mg dalam 24-48 jam setelah onset dianjurkan untuk setiap stroke
ischemik akut
– Jika akan dilakukan trombolitik, tunda pemberian antiplatelet
TATALAKSANA
Nutrisi
 Diet enteral harus dimulai dalam 7 hari setelah masuk setelah stroke akut.
 Untuk pasien dengan disfagia, masuk akal untuk awalnya menggunakan tabung nasogastrik untuk
 makan pada fase awal stroke (dimulai dalam 7 hari pertama) dan untuk menempatkan tabung gastrostomi
perkutan pada pasien dengan ketidakmampuan gigih yang bertahan lama untuk menelan dengan aman (> 2-3)
minggu).
 Suplemen nutrisi masuk akal untuk dipertimbangkan bagi pasien yang kekurangan gizi atau berisiko
kekurangan gizi.

5
8
TATAALAKSANA
Rehabilitasi
• Dianjurkan agar rehabilitasi dini untuk pasien stroke yang dirawat di rumah sakit disediakan di
lingkungan dengan perawatan stroke interprofesional yang terorganisir.
• Dianjurkan agar penderita stroke menerima rehabilitasi dengan intensitas yang sepadan dengan
manfaat dan toleransi yang diantisipasi.
• Dianjurkan agar semua individu dengan stroke diberikan penilaian formal dari aktivitas mereka sehari- hari dan
aktivitas instrumental dari kehidupan sehari-hari, kemampuan komunikasi, dan mobilitas
fungsional sebelum keluar dari rawat inap perawatan akut dan temuan dimasukkan ke dalam transisi
perawatan dan pembuangan. proses perencanaan.
• Penilaian fungsional oleh dokter dengan keahlian dalam rehabilitasi direkomendasikan untuk pasien dengan
stroke akut dengan defisit fungsional residual.
• Mobilisasi dosis tinggi, sangat dini dalam 24 jam setelah onset stroke tidak boleh dilakukan karena dapat
5
mengurangi kemungkinan hasil yang menguntungkan pada 3 bulan. 9
Analisis Kasus dan Penyelesaian Masalah
HEMIPARESE DEXTRA EC STROKE ISKHEMIK
 Anamnesis :
 Pasien laki-laki, berusia 33 tahun datang keluhan kelemahan pada separuh badan kanan
 Terjadi pada saat sedang beraktivitas.
 Pasen tidak nyambung ketika diajak ngobrol,. Pasien mengaku tidak mencari pengobatan segera setelah
munculnya keluhan.
 Nyeri kepala (+),
 Pasien merasakan keluhan tersebut menetap dan ini merupakan keluhan pertama kali yang dirasakan oleh
pasien.
 Riwayat Penyakit Dahulu :
 Pasien mempunyai Riwayat penyakit Hipertensi tetapi tidak terkontrol, pasien hanya meminum obat
hipertensi apabila ada keluhan ataupun kontrol tekanan darah tinggi
 Ayah pasien meninggal akibat stroke
HEMIPARESE DEXTRA EC STROKE
Pemeriksaan Fisik : ISKHEMIK
 N VII:

 Angkat alis mata : tidak simetris

 Memejamkan mata : ki < ka


Hasil CT Scan : Kesan  Kesan Iskhemik Cerebri di
 Plika naso-labialis : tidak simetris
substansia alba parietalis kanan + Edema otak
 Gerakan wajah : tidak simetris
 Motorik ekstremitas atas : 4444/5555
Hasil EKG  kesan STEMI pada LEAD I, AvR, V2

 Motorik ekstremitas bawah : 4444/5555

Berdasarkan data diatas dapat diduga pasien mengalami Hemiparese Dexrra ec Stroke Iskhemik + Hipertensi +
STEMI dd/ NSTEMI
Diagnosis Banding :
Stroke Hemoragik Advice : Saran check TROPONIN I / T
Tatatalaksana :
 IVFD: RL + Antrain/ 12 jam PROGNOSIS
 Inj. Citicolin 2 x 500 mg (IV) Ad Vitam : dubia ad bonam

 Inj. Omeprazole 1x40mg (IV) Ad Sanationam : dubia ad bonam


Ad Fungsionam : dubia ad bonam
 Inj. Mecobalamin 2x1 apm (IV)
 ISDN 3X5mg PO
 Atorvastatin tab 1x20 mg PO (malam)
 Amlodipin tab 1x5mg (PO) bila tekanan darah >150
 Bed rest dengan mobilisasi miring ke kanan dan ke kiri setiap 2 jam
 Fisioterapi
 Monitoring tanda-tanda vital
 Head up 30
TATALAKSANA DIET PADA PASIEN STROKE
Nutrisi
 Diet enteral harus dimulai dalam 7 hari setelah masuk setelah stroke akut.
 Untuk pasien dengan disfagia, masuk akal untuk awalnya menggunakan
tabung nasogastrik untuk
 makan pada fase awal stroke (dimulai dalam 7 hari pertama) dan untuk
menempatkan tabung gastrostomi perkutan pada pasien dengan
ketidakmampuan gigih yang bertahan lama untuk menelan dengan aman (>
2-3) minggu).
 Suplemen nutrisi masuk akal untuk dipertimbangkan bagi pasien yang
kekurangan gizi atau berisiko kekurangan gizi. 6
4

Anda mungkin juga menyukai