TENTIRA

TRAUMATHOLO N
GI
THANATOLOGI
LUKA TEMBAK
Ver

dr. Hendrik Septiana

TR A U M ATO L O G I
SE P T IA N A , dr
HENDRIK
PENGERTIAN
• TRAUMA: KEKERASAN ATAS JARINGAN TUBUH YANG MASIH HIDUP.
• LOGOS: ILMU
• TRAUMATOLOGI: ILMU YANG MEMPELAJARI ASPEK YANG BERKAITAN
DENGAN KEKERASAN TERHADAP JARINGAN TUBUH YANG MASIH HIDUP.
KEGUNAAN
• JENIS PENYEBAB TRAUMA
• WAKTU TERJADI TRAUMA
• CARA MELAKUKANNYA
• AKIBAT TRAUMA
• KONTEK PERISTIWA PENYEBAB TRAUMA
 Trauma

Mekanik Fisik Kombinasi Kimiawi

Tajam

Tumpul
 BENDA MEKANIK
Luka iris/sayat, luka
Tajam tusuk dan luka bacok

Memar, luka lecet

Tumpul dan luka robek

Barang mudah
pecah

Senjata api
KEKERASAN TAJAM
• CIRI-CIRI UMUM:
• GARIS BATAS LUKA TERATUR, TEPI RATA, SUDUT RUNCING.
• BILA DITAUTKAN MENJADI RAPAT DAN MEMBENTUK GARIS
LURUS ATAU LENGKUNG.

• TEBING LUKA RATA DAN TIDAK ADA JEMBATAN JARINGAN.

• DAERAH DI SEKITAR LUKA TIDAK ADA MEMAR
LUKA IRIS
• SENJATA DITEKANKAN LEBIH DULU KE BAGIAN TUBUH
• PANJANG LUKA > DALAM LUKA
• BENTUK CELAH
• KEDUA SUDUT LUKA LANCIP
LUKA TUSUK/TEMBUS
• DAPAT MENUNJUKKAN PERKIRAAN BENDA
PENYEBAB, PISAU MATA SATU (SALAH SATU
SUDUT LANCIP) ATAU MATA DUA (KEDUA
SUDUT LANCIP)
• ARAH TUSUKAN DAPAT TEGAK LURUS ATAU
MIRING
• DALAM LUKA > PANJANG LUKA. KEDALAMAN
TIDAK DAPAT DITENTUKAN
 SUDUT LUKA
(TEGAK LURUS)

A B C
 LUKA BACOK
• SENJATA TAJAM YANG UKURANNYA
RELATIF BESAR DAN DIAYUNKAN DENGAN
TENAGA KUAT.
• TULANG-TULANG DI BAWAHNYA IKUT
TERLUKA.
• UKURAN LUKA BESAR DAN MENGANGA.
• PANJANG LUKA KURANG LEBIH SAMA
DENGAN DALAM LUKA.
LUKA BACOK
PERBEDAAN LUKA AKIBAT KEKERASAN BENDA TAJAM PADA PEMBUNUHAN,
BUNUH DIRI, DAN KECELAKAAN
Jenis kasus Pembunuhan Bunuh diri Kecelakaan

Lokasi luka Sembarang Terpilih Terpapar

Jumlah luka Banyak Banyak Tunggal/banyak

Pakaian Terkena Tidak terkena Terkena

Luka tangkis Ada Tidak ada Tidak ada

Luka percobaan Tidak ada Ada Tidak ada

Cedera sekunder Mungkin ada Tidak ada Mungkin ada

KEKERASAN TUMPUL
MEMAR
• GARIS BATAS LUKA TIDAK TEGAS
• BENTUK TIDAK TERATUR
• DALAM GARIS BATAS LUKA TERLIHAT SEDIKIT
MENONJOL (BENGKAK), TERDIRI ATAS KULIT YANG
MASIH UTUH.
• WARNA KEMERAHAN ATAU MERAH KEBIRUAN.
MEMAR VS LEBAM
LUKA LECET
• GARIS BATAS LUKA TIDAK TEGAS.
• BENTUK LUKA DAPAT TERATUR ATAU TIDAK TERATUR.
• TEPI LUKA TIDAK RATA.
• TERDIRI ATAS JARINGAN KULIT, JARINGAN IKAT DAN DI
BEBERAPA TEMPAT MASIH TERTUTUP KULIT ARI.
• PERMUKAAN TERTUTUP OLEH KRUSTA
• WARNA MERAH KECOKLATAN DAN PERABAAN KASAR
LUKA ROBEK •GARIS BATAS LUKA TEGAS.
•BENTUK TIDAK TERATUR.
•TEPI TIDAK RATA.
•TEBING LUKA TIDAK RATA, TERDAPAT JEMBATAN
JARINGAN.
•BILA DIRAPATKAN, BEBERAPA BAGIAN TIDAK RAPAT.
•DI SEKITAR LUKA TERLIHAT MEMAR.
•LOKASI LUKA LEBIH MUDAH TERJADI PADA DAERAH
DEKAT TULANG (DAERAH KEPALA, MUKA, DAN
EKSTREMITAS).
KEKERASAN FISIK
Benda bersuhu tinggi

Benda bersuhu rendah

Sengatan listrik

Petir

Tekanan (barotrauma)
 BENDA BERSUHU TINGGI (LUKA BAKAR)

• CIRI-CIRI LUKA BAKAR TERGANTUNG DARI JENIS BENDA,

KETINGGIAN SUHU SERTA LAMA KONTAK DENGAN KULIT.

• DERAJAT LUKA BAKAR:

• DERAJAT I: ERITEMA (KEMERAHAN)
• DERAJAT II: VESIKEL DAN BULLAE (GELEMBUNG)
• DERAJAT III: NEKROSIS KOAGULATIF (PENGELUPASAN KULIT DAN
JARINGAN DI BAWAHNYA)

• DERAJAT IV: KARBONISASI (PENGARANGAN)

SENGATAN LISTRIK
• SENGATAN LISTRIK DIMANA BERUBAHNYA ENERGI LISTRIK MENJADI PANAS MENIMBULKAN
LUKA BAKAR.
• FAKTOR YANG BERPERAN PADA CEDERA LISTRIK: TEGANGAN (VOLT), KUAT ARUS (AMPERE),
TAHANAN KULIT (OHM) SERTA LUAS DAN LAMA KONTAK.
• TEGANGAN ANTARA 65-1000 VOLT DAPAT MEMATIKAN. KUAT ARUS MINIMAL 100 MA DAPAT
MEMATIKAN.
• BENTUK LUKA PADA DAERAH KONTAK (TEMPAT MASUK ARUS) BERUPA KERUSAKAN KULIT
DENGAN TEPI AGAK MENONJOL, DI SEKITAR TERDAPAT DAERAH PUCAT (HALO), DIKELILINGI
DAERAH HIPEREMIS. TERDAPAT METALISASI. PAKAIAN KORBAN TERBAKAR
PETIR
• TERJADI KARENA LONCATAN ARUS LISTRIK DI AWAN YANG
TEGANGANNYA 10 MV DENGAN KUAT ARUS 100.000 A.
• KEMATIAN TERJADI AKIBAT FIBRILASI VENTRIKEL,
KELUMPUHAN OTOT PERNAFASAN DAN PUSAT PERNAFASAN.
• PADA JENAZAH SERING DITEMUKAN ARBORESCENT MARK
(PERCABANGAN POHON), METALISASI, MAGNETISASI.
PAKAIAN KORBAN TERBAKAR ATAU ROBEK-ROBEK.
ZAT KIMIA KOROSIF
• ASAM
GOLONGAN ASAM ANTARA LAIN:
ASAM MINERAL: As. Sulfat (H SO ) As. Clorida (HCL), Nitrat (NO )
2 4 3

ASAM ORGANIK: As. Oksalat, As. Formiat, As. Asetat

GARAM MINERAL: Perak Nitrat (AgNo ,), SENG CLORIDA (ZNCL )
3 2

HALOGEN: Florin, Clorin, Barium (Ba)

CIRI-CIRI LUKA
• TAMPAK KERING
• WARNA COKLAT KEHITAMAN,
KECUALI OLEH HNO3 WARNA KUNING
KEHIJAUAN.

• PERABAAN KERAS DAN KASAR

Asam kuat mengakibatkan luka dengan
mengekstraksi air dari jaringan,
mengkoagulasikan protein menjadi albuminat,
dan mengubah hemoglobin menjadi acid
hematin.
BASA
• ANTARA LAIN: KOH, NAOH, NH OH 4

CIRI-CIRI LUKA:
• BASAH DAN EDEMATOUS.
• WARNA MERAH KECOKLATAN.
• PERABAAN LUNAK DAN LICIN
Basa kuat bersifat membentuk reaksi penyabunan intrasel sehingga
menimbulkan luka yang basah, edematous, lunak, licin, kerusakan akan terus
berlanjut sampai dalam, dan berwarna merah kecoklatan
BENDA BERSUHU RENDAH

• PEMAPARAN TERHADAP SUHU RENDAH, YANG BIASANYA DIALAMI OLEH

BAGIAN TUBUH YANG TERBUKA, SEPERTI TELINGA, HIDUNG, TANGAN, KAKI.
MISAL DI PUNCAK GUNUNG YANG TINGGI, DAPAT MENYEBABKAN
KEMATIAN MENDADAK AKIBAT RENDAHNYA DISOSIASI OXY-HB.
• DERAJAT YANG TIMBUL: I (HIPEREMIA), II (EDEMA DAN VESIKEL), III
(NEKROSIS), IV (PEMBEKUAN DISERTAI KERUSAKAN JARINGAN).
 AKIBAT TRAUMA
 Kelainan fisik/organik
 Gangguan fungsi organ tubuh tertentu
 Infeksi
Aspek medik  Penyakit
 Kelainan psikis

 Kesehatan jasmani
 Kesehatan rohani
Penentuan berat  Kelangsungan hidup janin dalam kandungan
Aspek yuridis ringan luka  Estetika jasmani
 Pekerjaan jabatan
 Fungsi alat indera
 Luka ringan
 Luka sedang
 Luka berat
 31
PENGERTIAN
SALAH SATU BAGIAN DARI ILMU KEDOKTERAN
FORENSIK YANG MEMPELAJARI KEMATIAN
SERTA PERUBAHAN-PERUBAHAN YANG TERJADI,
DAN FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHINYA

31
 PERUBAHAN YANG DINILAI
32

•PENURUNAN SUHU
•TERBENTUKNYA LEBAM MAYAT
•TERBENTUKNYA KAKU MAYAT
•TERJADINYA PEMBUSUKAN
•TERJADINYA ADIPOCERE DAN MUMMIFIKASI
•TERJADINYA PERUBAHAN BIOKIMIAWI
32
 PENURUNAN SUHU MAYAT
33

 ALGOR MORTIS
TERJADI SETELAH KEMATIAN DAN BERLANJUT SAMPAI
TERJADI SUHU MAYAT = SUHU LINGKUNGAN
BENTUK KURVA SIGMOID (AWAL DAN AKHIR LAMBAT)
PENGUKURAN SUHU PER REKTUM, HATI, OTAK
TERMOMETER AIR RAKASA 3 MENIT
33
PENENTUAN KEMATIAN
Auskultasi

Apakah paru-paru Tes Winslow

sudah berhenti ber-
nafas? Tes cermin

Tes bulu burung

Auskultasi

Tes Magnus
Apakah jantung
masih berfungsi?
Tes Icard

Incisi a. radialis
 FAKTOR PENGARUHI SUHU MAYAT
35

1. FAKTOR LINGKUNGAN
1. PERBEDAAN BESAR, PENURUNAN SUHU SANGAT CEPAT
2. INTENSITAS ALIRAN/ GERAKAN UDARA
3. KUALITAS ALIRAN/ GERAKAN UDARA
2. SUHU TUBUH SEBELUM KEMATIAN
1. INFEKSI,
2. PERDARAHAN OTAK,
3. KERUSAKAN JARINGAN OTAK OK JERAT
35
 FAKTOR PENGARUHI SUHU MAYAT
36

3. KEADAAN FISIK TUBUH SERTA PAKAIAN

PENUTUP
TEBALNYA JARINGAN LEMAK
TEBALNYA JARINGAN OTOT
TEBALNYA PAKAIAN
36
 RUMUS PENURUNAN SUHU MAYAT
37

SAAT KEMATIAN = 98,6°F – SUHU REKTAL

1,5
SUHU NORMAL TUBUH = 98,6°F
SUHU LINGKUNGAN = 70°F
RATA-RATA PENURUNAN SUHU = 1,5
PENURUNAN JAM-JAM PERTAMA = 2°C
SETELAH TERCAPAI KESEIMBANGAN SUHU = 1°C
37
 LEBAM MAYAT
LIVOR MORTIS / POST MORTEM HYPOSTASIS/
38

SUGGILATION
PENGGUMPALAN DARAH DALAM PEMBULUH DARAH
KECIL, KAPILER, VENULE
PADA BAGIAN TUBUH YANG TERENDAH
PENGARUH GRAVITASI  SEMAKIN BANYAK
DAERAH TERTEKAN TIDAK ADA LEBAM MAYAT
38
 LEBAM MAYAT
39

DIMULAI 30 MENIT SETELAH KEMATIAN SOMATIS

MAKSIMAL SETELAH 8 – 12 JAM POST MORTAL
> 12 JAM PENEKANAN LEBAM MAYAT TIDAK HILANG
DAPAT PERKIRAKAN PERUBAHAN POSISI MAYAT
WARNA LEBAM DAPAT MENUNJUKKAN KELAINAN
39
 KAKU MAYAT
RIGOR MORTIS
40

KEKAKUAN OTOT, KADANG DISERTAI PEMENDEKAN SERABUT OTOT  PERUBAHAN

KIMIAWI  PERAN ATP

TERJADI PADA SELURUH OTOT LURIK DAN POLOS

DIMULAI DARI JARINGAN YG SERABUT OTOTNYA SEDIKIT
MULAI TERDAPAT SEKITAR 2 JAM POST MORTAL
CAPAI PUNCAK 10 – 12 JAM POST MORTAL
MENETAP SELAMA 24 JAM
40
 KAKU MAYAT
41

SETELAH 24 JAM KAKU MULAI MENGHILANG

 DIMULAI DARI OTOT WAJAH, LEHER, LENGAN, DADA, PERUT
DAN TUNGKAI
 PERUBAHAN KAKU MAYAT DAPAT MEMPERKIRAKAN
PERUBAHAN POSISI MAYAT

41
 CADAVERIC SPASM
42

INSTANTANEOUS RIGOR
TANPA MELALUI RELAKSASI PRIMER
CS PADA KORBAN :
GANGGUAN JIWA
PANIK
MENDERITA NYERI YANG HEBAT
TUNJUKKAN INTRAVITALITAS
TIDAK DAPAT DITIRU

42
 HEAT STIFFENING
43

KEKAKUAN YANGTERJADI AKIBAT SUHU TINGGI

PADA KASUS KEBAKARAN
SIKAP : PUGILISTIC ATTITUDE (PETINJU)
KARENA ADANYA KOAGULASI PROTEIN SEBAGAI
AKIBAT SUHU YANG TINGGI
43
 COLD STIFFENING
44

KEKAKUAN YANG TERJADI AKIBAT SUHU RENDAH

PADA KASUS PEMBEKUAN
CAIRAN SENDI MEMBEKU

44
 CUTIS ANSERINA
KAKU MAYAT YANG TERJADI PADA OTOT-OTOT EREKTORPILI (OTOT
45

PADA AKAR RAMBUT) 

GAMBARAN CUTIS ANSERINA/ GOOSE SKIN APPEARANCE
GAMBARAN KULIT BERBINTIL-BINTIL
PADA KASUS TENGGELAM
FAKTOR KAKU MAYAT MURNI
FAKTOR SUHU SEKELILING
45
 PEMBUSUKAN
46

 BAHAN-BAHAN ORGANIK MENGALAMI DEKOMPOSISI OK BAKTERI

ATAU AUTOLISIS
BAKTERI CLOSTRIDIUM WELCHII PALING DOMINAN
MATI OLEH KARENA INFEKSI  PEMBUSUKAN LEBIH CEPAT
AUTOLISIS : PELUNAKAN DAN PENCAIRAN JARINGAN TUBUH DALAM
KONDISI STERIL TANPA PENGARUH BAKTERI  PROSES ENZIMATIK

46
 PEMBUSUKAN
DIHAMBAT
47
DENGAN PENDINGINAN
DIPERCEPAT DENGAN PANAS
 SUHU LINGKUNGAN DI ATAS 20°C, PEMBUSUKAN TERLIHAT DALAM WAKTU
24 JAM
TANDA AWAL PADA PERUT KANAN BAWAH : WARNA KEHIJAUAN
MINGGU PERTAMA SELURUH TUBUH KEHIJAUAN
GAMBARAN VENA SEPERTI JARING-JARING PADA BAHU, DADA, PERUT,
LIPAT PAHA
47
 PEMBUSUKAN
48

MINGGU KE DUA
TERBENTUK GELEMBUNG PEMBUSUKAN
BERISI CAIRAN MERAH KEHITAMAN
BAU BUSUK
DASAR GELEMBUNG LICIN, MERAH JAMBU
GAS GELEMBUNG DI PERUT MENGGELEMBUNG, DINDING TEGANG
CAIRAN MERAH KEHITAMAN KELUAR DARI MULUT DAN HIDUNG
TAMPAK JELAS DI KANTUNG ZAKAR DAN BUAH DADA
48
 PEMBUSUKAN
49

MINGGU KE DUA
JARINGAN OTAK MELUNAK MEMBUBUR
PARU-PARU LEMBEK
HATI GAMBARAN HONEY COMB
LIMPA LUNAK DAN MUDAH HANCUR
OTOT JANTUNG SURAM DAN PUCAT KEUNGUAN
49
 PEMBUSUKAN
50

MINGGU KE TIGA DAN KE EMPAT

RAMBUT AKAN MUDAH DICABUT
KUKU AKAN TERLEPAS
WAJAH MENGGELEMBUNG
MATA AKAN TERTUTUP ERAT, PEMBENGKAAN KELOPAK MATA
BIBIR GELEMUNG DAN MENCUCUR
LIDAH MENGGEMBUNG DAN TERJULUR KE LUAR
50
 PEMBUSUKAN
51
FAKTOR YANG BERPENGARUH
BANYAK SEDIKITNYA DARAH YG TERDAPAT DI ORGAN
 PALING LAMA BUSUK : KELENJAR PROSTAT DAN RAHIM  DAPAT TENTUKAN JENIS
KELAMIN
LAMBUNG : COKLAT-KEUNGUAN : 24 JAM – S/D 4-5 HARI
RUMUS CASPER :
MAYAT 1 DI UDARA LUAR =
MAYAT 2 DALAM AIR =
MAYAT 8 DALAM KUBURAN
51
 ADIPOCERE
 TUBUH MAYAT ALAMI HIDROLISIS DAN HIDROGENISASI PADA JARINGAN
52

LEMAK
 ENZIM LESITINASE YG DIHASILKAN C. WELCHII  PENGARUHI JARINGAN
LEMAK  TERBENTUKK ASAM LEMAK BEBAS (AS. PALMITAT, STEARAT,
OLEAT)  PH TUBUH RENDAH  PROSES PEMBUSUSKAN OLEH BAKTERI
BERHENTI
 TUBUH PUTIH KELABU, PERABAAN LICIN, BAU KHAS (CAMPURAN BAU
TANAH, KEJU, AMONIAK, MANIS, TENGIK)
52
 ADIPOCERE
53

WAKTU YANG DIPERLUKAN : BEBERAPA MINGGU – BEBERAPA

BULAN
KEUNTUNGAN :
TUBUH KORBAN MUDAH DIKENALI,
BERTAHAN UNTUK WAKTU YANG SANGAT LAMA SEKALI
SAMPAI RATUSAN TAHUN

53
TRAUMA
TEMBAK
 KOMPONEN YG KELUAR SETIAP
TEMBAKAN

1. ANAK PELURU ,
2
2. API , 1
3
4
3. ASAP & JELAGA
4. BUTIR MESIU ,
PELURU
BILA MENEMUKAN LUKA TEMBAK HAL YG HARUS DITENTUKAN
OLEH DOKTER ADALAH:
1. APAKAH LUKA YANG DITEMUKAN MERUPAKAN LUKA
TEMBAK.
2. MANA LUKA TEMBAK MASUK (LTM), BERAPA JUMLAHNYA
3. MANA LUKA TEMBAK KELUAR (LTK), BERAPA JUMLAHNYA.
4. PERKIRAANJARAK TEMBAKAN.
5. ARAH PELURU MASUK PERKIRAAN POSISI KORBAN
6. SALURAN LUKA.
7. CARA KEMATIAN
JALANNYA ANAK
PELURU
TEMBAKAN JARAK SANGAT
DEKAT & DEKAT
TEMBAK TEMPEL
ARA
H PE
M AS L U R U
UK
BENTUK LUKA TEMBAK

LUKA TEMBAK MASUK TERGANTUNG DARI:

1. SUDUT DATANG PELURU.
2. JARAK TEMBAK.
PELURU DATANGNYA TEGAK LURUS BIDANG DATAR,
MAKA LTM AKAN BERBENTUK BULAT DAN DIKELILINGI
KELIM LECET YANG SAMA LEBAR. (KONSENTRIS)
PELURU DATANGNYA MEMPUNYAI SUDUT, MAKA AKAN
BERBENTUK OVAL, DENGAN KELIM LECET YANG LEBIH
LEBAR PADA SUDUT DATANGNYA. (EPISENTRIS)
 RUMUS BALISTIK

MEMPERKIRAKAN UKURAN KALIBER ANAK PELURU.

A + 2B
A = DIAMETER LUBANG; B = JARAK TERKECIL CINCIN LECET
 PROFIL LUKA TEMBAK MASUK
KLIM JELAGA
1. JARAK SANGAT DEKAT
 Lubang Luka
 Klim Lecet
 Klim Tatto KILM TATTO
 Klim Jelaga

2. JARAK DEKAT
 Lubang Luka
 Klim Lecet
 Klim Tatto
KLIM LECET
3. JARAK JAUH
 Lubang Luka
 Klim Lecet

LUBANG LUKA
 JARAK TEMBAK
0 cm 15 cm 30 cm 60 cm > 60 cm
T
0 cm
E
Api
M
Asap
P
Butir mesiu
E
Anak peluru
L
Sangat dekat

Dekat

Jauh

Tempel
BALISTIK TERMINAL

Jarak Lubang Kelim Kelim Kelim Kelim Luka Jejak

Tembak Lecet Lemak Tatto Jelaga Bakar Laras

Tempel + + + + + + +
Sangat
Dekat
+ + + + + -/+ -
Dekat + + + + - - -
Jauh + + + - - - -
 BEDA LUKA TEMBAK
MASUK DG KELUAR
No. Perbedaan Luka Tembak Masuk Luka Tembak Keluar

1 Ukuran Lebih kecil Lebih besar

2 Pinggiran luka Melekuk ke arah dalam Melekuk ke arah luar

3 Kelim lecet Tampak Tidak tampak

4 Serat Pakaian Masuk ke dalam luka Tidak masuk ke dalam luka

5 Gambaran luka Tampak hitam, terbakar, kelim, Tidak ada.

tatto, atau jelaga.
 VISUM et REPERTUM
 Langkah langkah esensial penyusunan VeR
 kasus tembak
 Deskripsi Luka tembak
 Jumlah luka
 Lokasi luka
 Bentuk luka
 Ukuran luka
 Sifat luka
 Memperkirakan luka tembak masuk/keluar
 Memperkirakan jarak tembak dari luka
 Memperkirakan arah tembak dari luka
 Memperkirakan kaliber
 CONTOH

TERDAPAT SEBUAH LUKA TERBUKA PADA PELIPIS KANAN. TITIK PUSAT DUA BELAS SENTIMETER DI KANAN
GARIS TENGAH TUBUH, LIMA SENTIMETER DI ATAS GARIS MENDATAR YANG MELEWATI KEDUA MATA DAN
SERATUS ENAM PULUH DUA SENTIMETER DI ATAS TUMIT. LUKA TERDIRI DARI DUA BAGIAN. BAGIAN LUAR
BERUPA CINCIN LECET BENTUK BULAT, DIAMETER NOL KOMA TUJUH SENTIMETER, BAGIAN DALAM BERUPA
LUBANG BENTUK BULAT, DIAMETER NOL KOMA LIMA SENTIMETER, DALAM TIDAK DAPAT DITENTUKAN
KARENA MENEMBUS RONGGA. LETAK LUBANG DAN CINCIN LECET KONSENTRIS, BATAS TEGAS, TEPI TIDAK
RATA, TEBING TIDAK RATA, TERDIRI DARI KULIT, JARINGAN IKAT, TULANG, DASAR LUKA TIDAK DAPAT
DITENTUKAN DARI PEMERIKSAAN LUAR. DISEKITAR LUKA TERDAPAT TATOASE
CONTOH
BERDASARKAN TEMUAN – TEMUAN YANG DIDAPATKAN DARI PEMERIKSAAN ATAS JENAZAH TERSEBUT
MAKA SAYA SIMPULKAN BAHWA TELAH DIPERIKSA JENAZAH SEORANG PEREMPUAN, UMUR KURANG LEBIH
DUA PULUH LIMA TAHUN, WARNA KULIT SAWO MATANG, KESAN GIZI CUKUP. PADA PEMERIKSAAN LUAR
DAN DALAM DITEMUKAN LUKA AKIBAT KEKERASAN SENJATA API BERUPA LUKA TEMBAK MASUK JARAK
DEKAT DENGAN ARAH TEGAK LURUS DARI PERMUKAAN KEPALA PADA PELIPIS KANAN. TIDAK DITEMUKAN
TANDA-TANDA KEKERASAN LAINNYA. SEBAB KEMATIAN AKIBAT LUKA TEMBAK MASUK PADA PELIPIS YANG
MENEMBUS OTAK SEHINGGA MENYEBABKAN KERUSAKAN OTAK. WAKTU KEMATIAN DIPERKIRAKAN
DELAPAN HINGGA DUA PULUH EMPAT JAM SEBELUM DILAKUKAN PEMERIKSAAN
VISUM ET REVERTUM
•VISUM ET REPERTUM DISINGKAT VER ADALAH KETERANGAN
TERTULIS YANG DIBUAT OLEH DOKTER (AHLI) ATAS PERMINTAAN
PENYIDIK YANG BERWENANG MENGENAI HASIL PEMERIKSAAN MEDIK
TERHADAP MANUSIA, BAIK HIDUP ATAU MATI ATAUPUN BAGIAN
ATAU DIDUGA BAGIAN TUBUH MANUSIA, BERDASARKAN
KEILMUANNYA DAN DI BAWAH SUMPAH, UNTUK KEPENTINGAN PRO
YUSTISIA.
DASAR HUKUM VER
PASAL 133 KUHAP
DALAM HAL PENYIDIK UNTUK KEPENTINGAN PERADILAN MENANGANI
SEORANG KORBAN BAIK LUKA, KERACUNAN ATAUPUN MATI YANG
DIDUGA KARENA PERISTIWA YANG MERUPAKAN TINDAK PIDANA, IA
BERWENANG MENGAJUKAN PERMINTAAN KETERANGAN AHLI KEPADA
AHLI KEDOKTERAN KEHAKIMAN ATAU DOKTER DAN ATAU AHLI LAINNYA
PASAL 184 KUHAP ;

ALAT BUKTI YANG SAH ADALAH :

(A) KETERANGAN SAKSI,
VISUM et
(B) KETERANGAN AHLI,
REPERTUM
(C) SURAT,
(D) PETUNJUK,
(E) KETERANGAN TERDAKWA
VER TERBAGI 2, YAITU :

VISUM HIDUP
VISUM MATI
PROJUSTITIA
PENDAHULUAN
Identitas peminta
Identitas pemeriksa
Tempat dan waktu pemeriksaan
Identitas yang diperiksa
PEMBERITAAN
Anamnesis tentang kronologi kejadian
Pemeriksan Fisik Umum : → Keadaan Umum
→ Vital sign
→ Pemeriksaan sistema
Pemeriksan Fisik khusus : → Diskripsi luka secara sistematis (Fotografi Forensik)
→ Pemeriksaan Penunjang (bila diperlukan)
→ Pengambilan sampel
KESIMPULAN
Jenis luka
Jenis benda penyebab
Kualifikasi luka
PENUTUP
Dengan mengingat sumpah sewaktu menerima jabatan
PEMBUKAAN
PRO JUSTICIA
PENDAHULUAN
Identitas ; Penyidik , dokter , korban
Waktu ; Tgl SPV , tgl SPV diterima , tgl pemeriksaan dokter , tgl
ditemukannya korban
Tempat ; Instansi penyidik , instansi dokter pemeriksa , alamat korban ,
TKP ditemukannya korban
HASIL PEMERIKSAAN
KESIMPULAN
• Identitas ,
• Jenis kekerasan ,
• Jenis perlukaan ,
• Sebab kematian ,
• Mekanisme kematian
PENUTUP
PEMBUKAAN
PRO JUSTICIA
PENDAHULUAN
HASIL PEMERIKSAAN
A. FAKTA YANG BERKAITAN DENGAN IDENTITAS JENAZAH
B. FAKTA YANG BERKAITAN DENGAN WAKTU TERJADINYA KEMATIAN
THANATOLOGI / ToD
C. FAKTA DARI PEMERIKSAAN TUBUH BAGIAN LUAR / DALAM
TRAUMATOLOGI, thanatologi, IDENTIFIKASI,
ASFIKSIA, INFANTISIDE, TOXICOLOGI
KESIMPULAN
• Identitas ,
• Jenis kekerasan ,
• Jenis perlukaan ,
• Sebab kematian ,
• Mekanisme kematian
PENUTUP