Anda di halaman 1dari 2

1. Apa yang membedakan MDD dengan gangguan bipolar ?

Gangguan Afektif menurut DSM IV-TR : dibagi menjadi 3 kelompok

1. Gangguan depresi (Gangguan depresi mayor, gangguan distimia, gangguan depresi


yang tidak dapat dispesifikasi
2. Gangguan Bipolar ( Gangguan Bipolar I, Gangguan bipolar II, gangguan siklotimia,
gangguan Bipolar yang tidak dapat dispesifikasi.
3. Gangguan mood lainnya ( gangguan mood ec kondisi medik umum, gangguan mood
akibat zat)

1.Depresi besar gangguan (Mayor Depresif Disorder = depresi unipolar)  ditandai dengan
pasien yang hanya mengalami depresi/tertekan). individu mengalami perubahan yang jelas
dalam mempengaruhi, kognisi, dan fungsi neurovegetatif ke tingkat moderat selama 2 minggu
atau lebih dengan penurunan dari level fungsi mereka sebelumnya

2. Gangguan Bipolar  pasien yang pada waktu yang berbeda mengalami baik kutub manik
dan hipomanik atau kutub bawah/tertekan. Untuk gangguan bipolar mempunyai empat jenis
episode mood yaitu episode manik, hipomanik, episode campuran dan episode depresif.

Sehingga pada saat pasien datang ke pelayanan kesehatan ditanyakan apakah dalam belakang
ini terdapat perubahan suasana mood yang ekstrim. Contohnya seperti pasien mempunyai
eforia yang berlebihan dan disertai logore (biasanya onset episode manik ini paling sedikit 1
migggu) , bepenampilan menarik dan wangi (akan tetapi kemudian dalam waktu yg berbeda
berubah menjadi tanpak deperesif.

2. Mengapa diberikan antipsikotik atipikal pada gangguan bipolar ? apakah golongan


antipsikotik lainnya dapat diberikan pada gangguan bipolar ?

Antipsikotik atipikal dapat menurunkan gejala manic dan depresif non-psikotik pada gangguan
bipolar  Terjadi melalui pengurangan hiperaktivitas glutamat dari neuron piramid yang
terlalu aktif dengan tindakan antagonis 5HT2  Hal ini dapat mengurangigejala yang terkait
dengan hiperaktivitas glutamat, yang dapat mencakup gejala maniak dan depresi,tergantung
pada rangkaian yang terlibat.

Beberapa antipsikotik tampaknya membantu menjadi penstabil suasana . Sebagai hasilnya,


mereka dapat digunakan tunggal sebagai pengobatan jangka panjang untuk orang-orang yang
intoleransi dan tidak respon terhadap lithium dan antikonvulsan.
Pada orang dengan gangguan bipolar, antipsikotik juga digunakan sebagai sedative , untuk
insomnia, untuk gangguan cemas, dan / atau untuk agitasi. Seringkali, mereka diminum
dikombinasikan dengan mood stabilizer dan dapat menurunkan gejala mania sampai mood
stabilizer memberikan efek penuh.

3. Apakah pemberian antidepresan perlu diberikan dalam pengobatan gangguan bipolar ?

Dari beberapa jurnal lain yang saya baca untuk saat ini pemberian antidepresan pada gangguan
bipolar sangat kontroversial karena belum terbukti dapat memberikan efikasi obat yang
maksimal terhadap gangguan bipolar akan tetapi ada beberpa jurnal yang mengatakan bahwa
ada salah satu antidepresan yang dikombinasikan dengan antipsikotik atipikal mempunyai efek
terhadap gangguan bipolar yaitu fluoxentin + olanzapine terhadap penurunan depresi akut

4. Mengapa lithium dapat mengurangi risiko bunuh diri ?? dan apakah ada terapi famkologi
lainnya yang dapat mengurangi risiko pada kasus bipolar ?
Karena pada farmakogenetik molekula dari Lithium meningkat. Adanya interaksi antara
lithium dengan metabolism dari serotonin dan fosfonositida, ihibisi dari GSK3, kerja pada
pola sirkandian dan efek neurothropic dan neuroprotector dihasilkan dari inhibisi system
glutamat. Untuk beberapa penelitian yg say abaca hanya lithium yang dapat menurunkan
risiko bunuh diri pada gangguan bipolar.
Impulsif adalah faktror utama risiko bunuh diri pada gangguan bipolar  lithium memiliki
dampak spesfik pada pengurangan impulsive. Lithium menghamat isoenzim dari glycogen
sintase kinase (GSK3) dan varian gen dari GSK3 terkait pada perilaku impulsive pada
pasien BD. Dan varian gen dari GSK 3 berhubungan pada BP tipe I.

5.

Anda mungkin juga menyukai