Anda di halaman 1dari 9

KATARAK IMMATUR DAN GLAUKOMA

SUDUT TERTUTUP AKUT


1. Tn. B, 55 tahun, datang ke poli mata RSMP dengan keluhan mata kiri tidak bisa
melihat yang disertai dengan nyeri di dalam dan disekitar mata sejak 2 hari yang lalu.
A. Bagaimana anatomi, histologi dan fisiologi pada sistem terlibat ?
TERLAMPIR
B. Apa hubungan usia dan jenis kelamin dengan keluhan yang dialami tn. B?
 Katarak :
o Jenis kelamin : lebih sering ditemukan pada wanita daripada laki
laki.
o Usia : usia diatas 50 tahun memiliki risiko katarak senilis (WHO).
 Glaukoma :
o Umur : Faktor risiko terjadinya glaukoma (diatas 40 tahun).
o Jenis kelamin : 4:1, wanita : pria untuk terjadinya glaukoma.

C. Apa makna mata kiri tidak bisa melihat yang disertai dengan nyeri di dalam dan
disekitar mata sejak 2 hari yang lalu?
 Sejak 2 hari yang lalu  bersifat akut
 Mata kiri tidak bisa melihat  ada gangguan pada media refraksi (kornea,
pupil, Lensa, Retina, dll)
 Nyeri didalam bola mata  meningkatnya TIO

D. Apa penyebab dari mata kiri tidak bisa melihat yang disertai dengan nyeri di
dalam dan disekitar mata sejak 2 hari yang lalu?
 Trauma Mata
 Tumor intra okuler
 Kekeruhan Lensa akibat denaturasi protein
 Meningkatnya tekanan intraokuler
 Infeksi pada media refraksi
E. Apa saja kemungkinan penyakit dengan keluhan mata tidak bisa melihat disertai
nyeri ?
 Katarak
 Trakoma
 Ablatio Retina
 Ulkus Kornea
 Retinopato Diabetik
 Glaukoma
 Keratitis Herpes Simplex

F. Bagaimana mekanisme mata kiri tidak bisa melihat yang disertai dengan nyeri di
dalam dan disekitar mata sejak 2 hari yang lalu?
TERLAMPIR

2. Sejak 3 bulan yang lalu, pasien mengeluh sering sakit kepala, mual, muntah dan
sering melihat warna pelangi disekitar cahaya bola lampu yang dilihatnya
A. Apa makna keluhan 3 bulan yang lalu ?
 Bersifat akut karena kurang dari 6 bulan
B. Apa makna pasien mengeluh sering sakit kepala, mual, muntah dan sering melihat
warna pelangi disekitar cahaya bola lampu yang dilihatnya?
 Melihat warna pelangi di seitar cahaya bola lampu (halo) : Hal ini bisa
terjadi karena terpecahnya sinar putih menjadi spektrum warna oleh karena
meningkatnya kandungan air dalam konea akibat peningkatan tekanan
intraokuler dikarenakan peningkatan jumlah aquous humor.
 Peningkatan tekanan intraokuler menyebabkan menekan papil saraf
optikus yang akan merangsang sistem saraf otonom yang menyebabkan
mual, muntah dan sakit kepala
C. Apa hubungan keluhan utama dengan keluhan 3 bulan yang lalu?
 1 tahun yang lalu : katarak (penglihatan kabur)

 3 bulan yang lalu : gejala-gejala glaucoma mulai timbul (sakit kepala,


mual, muntah, melihat gambaran pelangi/halo) Keluhan
 2 hari yang lalu : glaucoma (tidak bisa melihat pada mata kiri)

D. Bagaimana mekanisme pasien mengeluh sering sakit kepala, mual, muntah dan
sering melihat warna pelangi disekitar cahaya bola lampu yang dilihatnya?
TERLAMPIR

3. Sejak 1 tahun yang lalu, Tn. B juga mengeluh penglihatan kedua matanya kabur
seperti melihat asap, semakin lama semakin memburuk
A. Apa makna sejak 1 tahun yang lalu mata kabur seperti melihat asap semakin lama
semakin memburuk ?
 Keluhan sejak satu tahun yang lalu yaitu mata kabur seperti melihat asap,
menunjukan bahwa sejak satu tahun yang lalu, Tn B sudah mengalami
katarak dan keluhan yang dialami semakin memburuk karena katarak yang
dialami dapat berlanjut ke stadium berikutnnya.
B. Apa saja Stadium Katarak ?
BUKA KERTAS YANG TULISAN KATARAK
C. Apa etiologi dari mata kabur seperti melihat asap semakin lama semakin
memburuk ?
 Sebab-sebab imunologik
o Tubuh manusia mempunyai kemampuan membentuk antibodi
spesifik terhadap salah satu dari protein-protein lensa
 Sebab-sebab fungsional :
o Akomodasi yang sangat kuat mempunyai efek yang buruk terhadap
serabut-serabut lensa dan cenderung memudahkan terjadinya
kekeruhan pada lensa
 Gangguan bersifat lokal terhadap lensa :
o Gangguan nutrisi pada lensa
o Gangguan permeabilitas kapsul lensa
o Efek radiasi dari cahaya matahari
D. Bagaimana hubungan keluhan mata kabur seperti melihat asap sejak 1 tahun yang
lalu dengan keluhan utama ?
 Ada, hubungannya adalah 1 tahun yang lalu pasien telah menderita katarak
senilis yang menyebabkan timbulnya komplikasi berupa glaukoma
sekunder dengan gejala awal yang muncul sejak 3 bulan lalu namun
menjadi lebih progresif sejak 2 hari terakhir
E. Bagaimana patofisiologi mata kabur seperti melihat asap semakin lama semakin
memburuk ?
TERLAMPIR

4. Tn. B belum pernah berobat untuk keluhan matanya. Tn. B pernah dinyatakan dokter
mederita kencing manis 10 tahun yang lalu dan berobat tidak teratur.
A. Apa hubungan menderita DM 10 tahun yang lalu dengan berobat tidak teratur
dengan keluhan ?
 DM 10 tahun yang lalu dengan pengobatan yang tidak teratur merupakan
penyebab atau faktor resiko terjadinya katarak hingga terjadi glaukoma.
Apabila DM tidak terkontrol  penumpukan glukosa dalam lensa yang
akan dimetabolisme menjadi sorbitol, penumpukan ini dapat menyebabkan
lensa menjadi keruh
B. Apa dampak dari Tn.B tidak pernah mengobati keluhan matanya ?
 Sudah mengalami katarak dan keluhan yang dialami semakin memburuk
karena katarak yang dialami dapat berlanjut ke stadium berikutnnya
(stadium immature).
C. Apa makna Tn.B belum pernah berobat ?
 Mengakibatkan Tn. B tidak mengetahui penyakit mata yang dialaminya
sehingga telah terjadi komplikasi dari katarak yang dia alami yaitu
glaukoma
5. Mata :
 Pemeriksaan visus dasar : VOD 6/30 , VOS 1/300

Status oftalmologi :

 OD : Tonometri 17, 6 mmHg, lensa mata keruh belum merata, shadow test (+)
 OS : Tonometri 40 mmHg, edema palpebra, mixed injeksi (+), kornea edema,
bilik mata depan dangkal, pupil dilatasi, refles pupil (-), shadow test tidak bisa
dinilai.
A. BAGAIMANA INTERPRETASI

Pemeriksaan Pada Kasus Keadaan Normal Interpretasi


Mata Visus Dasar: VOD 6/30, VOD: 20/20, VOS: 20/20 Penurunan Visus
VOS 1/300
Status OD:  Tonometri 10-21  Tonometri normal,
Oftalmologi  Tonometri 17, 6 mmHg,  lensa mata keruh
mmHg,  lensa mata tidak  shadow test (+) 
 Lensa mata keruh keruh katarak imatur
belum merata,
 shadow test (+)
OS:  Tonometri 10-21  Tonometri
 Tonometri 40 mmHg, menunjukkan
mmHg,  tidak edema peningkatan tekanan
 edema palpebra, palpebra, intraokuler,
 mixed injeksi (+),  tidak mixed injeksi,  Sedangkan edema
 kornea edema,  tidak edema kornea, palpebra, kornea

 bilik mata depan  pupil tidak dilatasi, edema, bilik mata

dangkal,  reflek pupil (+) dangkal, pupil dilatasi

 pupil dilatasi, yaitu karena adanya


peningkatan tekanan
 reflex pupil (-),
intraokuler.
 shadow test tidak
 Reflek pupil
bisa dinilai
mengalami kelainan.
 Sedangkan mixed
injeksi menunjukkan
adanya pelebaran
arteri pada mata.
 Shadow test
meununjukkan
adanya katarak

B. MEKANISME
TERLAMPIR

6. Pemeriksaan laboratorium :
 Darah rutin : Hb 14,2 g/ dl, Ht : 42 %, trombosit 280.000/ mm 3, leukosit
8000/mm3 ; Kimia darah : BSS : 210 mg/dl.
A. INTERPRETASI

N Hasil Pemeriksaan Nilai Normal Interpretasi


o
1. Hb : 14,2 g/dl 14-18 g/dl Normal
2. Ht : 42% 42-52 % Normal
3. Trombosit : 130.000-400.000/mm3 Normal
280.000/mm3
4. Leukosit : 8.000/mm3 6.000-10.000/mm3 Normal
5. BSS : 210 mg/dl <140 mg/dl Hiperglikemi
INDONESIA RAYA
DD
Glaukoma
Diabetik Uveitis Konjungti
Gambaran (sudut tertutup Katarak
retinopathy anterior vitis
akut)

Penglihatan ↓ ↓ ↓ ↓ Normal

Nyeri
Sangat seperti
Nyeri (perioccular) Nyeri berat - -
nyeri kemasukan
pasir

Mata kemerahan + - - + +

Mual dan muntah + - - + -

Penglihatan seperti - + - - -
warna pelangi

Ketajaman penglihatan ↓ ↓ ↓ ↓ -

Tekanan intraocular ↑ Normal Normal Normal Normal


atau ↑

Konjungtiva mixed Diffuse ? ? Circum- Diffuse


injection corneal

Pupil Mid dilatasi Normal Normal Konstriksi Normal

Kamera okuli anterior Dangkal Normal Normal Normal Normal

Refleks cahaya + + + + -
menurun

Mengena sisi Unilateral Unilatera Bilateral Unilateral Bilateral


l/
bilateral

PEMERIKSAAN PENUNJANG
 OFTALMOSKOP
TATALAKSANA
 KATARAK  OPERASI
o yaitu ECCE (Extra Capsular Cataract Extraction) atau EKEK dan ICCE (Intra
Capsular Cataract Extraction)
 GLAUKOMA
o Pilocarpin HCl (isoptocarpine) : obat ini mempunyai konsentrasi 0,2-10% dan
dosis pemakaian 2-4 kali sehari

PROGNOSIS
 Katarak
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
 Glaukoma
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad fungsionam : dubia ad malam

KOMPLIKASI
 Katarak : Glaukoma, uveitis anterior.
 Glaukoma : Penurunan lapangan pandang, hipertensi ocular, Sineksia anterior ,
kebutaan permanen

KDU
 Katarak : KDU 2
Tingkat Kemampuan 2: mendiagnosis dan merujuk
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit tersebut dan
menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan
dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.
 Glaukoma akut : KDU 3B
Tingkat Kemampuan 3: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal, dan
merujuk 3B (Gawat darurat)
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi
pendahuluan pada keadaan gawat darurat demi menyelamatkan nyawa atau mencegah
keparahan dan/atau kecacatan pada pasien. Lulusan dokter mampu menentukan
rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga
mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan
PI
“Berobatlah, sebab Allah Subhanahu wa Ta’ala tidaklah meletakan sebuah penyakit
melainkan pula obatnya, kecuali satu penyakit yaitu penyakit tua “ (HR.Al-Bukhari)

Anda mungkin juga menyukai