Anda di halaman 1dari 35

Seorang pria 39 Tahun dengan Chronic

Kidney Disease (CKD) Stage V

Oleh :
Auxyline Pasila Galla,S.Ked

Pembimbing :
dr. Topan Binawan, Sp.PD
IDENTITAS PASIEN
● Nama : Tn. F
● Umur : 39 Tahun
● Hari, Tanggal masuk RS : Kamis, 11 Februari 2021
● Alamat : Desa Tumbudadio
● Pekerjaan : Petani
● DPJP : dr. Tety Yuniarty Sudiro,Sp.PD
● Dokter muda : Auxyline Pasila Galla,S.Ked
● Tgl pemeriksaan : 11 Februari 2021
● No. RM : 58 10 88
● Rumah Sakit dirawat : RSU Bahtermas
Anamnesis
● Keluhan utama : Sesak nafas
● Riwayat penyakit sekarang : Sesak nafas yang dirasakan sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Sesak
dirasakan terus menerus dan memberat sejak 1 hari SMRS. Sesak tidak dipengaruhi cuaca ataupun aktivitas. Pasien
juga mengeluh lemas. Lemas dirasakan sejak 3 bulan yang lalu dan memberat 1 minggu terakhir SMRS. Pasien juga
mengatakan bengkak pada kedua kaki sejak 3 bulan yang lalu. Bengkak merata hingga bagian betis pasien. Pasien
juga mengatakan perut membuncit sejak 3 bulan yang lalu. Demam tidak ada, pusing (+), mual (+), muntah (-), BAB
dalam batas normal, BAK jarang, sedikit, dan berwarna kuning keruh. Riwayat penyakit lain : Penyakit jantung (-),
tekanan darah tinggi (+), DM (-). Riwayat penyakit dalam keluarga: Tekanan darah tinggi (+), DM (-). Riwayat
kebiasaan social : konsumsi alcohol (-).
Pemeriksaan fisik (11/2/2021)
Keadaan Umum : Sakit sedang

Kesadaran / GCS : E4V5M6 = 15, Compos mentis

Status gizi : BB= 60 Kg, TB= 172 cm


IMT=20,49 Kg/m2 (Normal)

Tanda Vital
Tekanan Darah : 160/70 mmHg
Nadi : 98x/menit
Pernapasan : 28x/menit
Suhu : 36,7 0C
Status Generalisata

Kepala • Normosefal, simetris kiri dan kanan, deformitas (-).

Mata • Konjungtiva anemis (-), Sklera ikterik (-), edema palpebra (-),
pupil isokor (+) pergerakan bola mata dalam batas normal.

Telinga • Otorrhea (-/-), nyeri tekan mastoid (-/-), Perdarahan (-/-).

Mulut • Bibir tampak pucat (+), kering (-), gusi berdarah (-), lidah tampak
kotor (-), tremor (-), faring (normal), tonsil (normal)
Lehe • Pembesaran kelenjar tiroid (-), kelenjar getah bening (-), massa

r
(-), JVP (normal), kaku kuduk (-)

• Inspeksi
• Normochest, bentuk simtetris kiri dan kanan, pergerakan
dinding dada simetris, retraksi dinding dada (-)
• Palpasi
Thorax • Nyeri tekan (-), massa (-), vokal fremitus meningkat (-)
• Perkusi
• Sonor pada kedua lapang paru, nyeri ketok (-)
• Auskultasi
• Bunyi nafas Vesikuler, Rhonki +/+ Wheezing -/-
• Inspeksi
• Iktus kordis tidak tampak, deformitas (-)
• Palpasi

Jantun • Nyeri tekan (-), massa (-), ictus cordis teraba, thrill (-)
• Perkusi

g
• Batas jantung kanan : ICS II linea parasternalis dextra
• Batas jantung kiri : ICS V line mid klavikula sinistra
• Auskultasi
• Bunyi jantung S1-S2 tunggal regular, BJ III / Murmur
(-), Gallop (-)
• Inspeksi
• Perut tampak buncit, ikut gerak napas, asites
(+), striae (-)
• Auskultasi

Abdome • Bising usus (+) kesan normal


• Palpasi
n • Nyeri tekan epigastrium (-), massa (-),
pembesar hepar dan lien(-), distensi abdomen
(-), nyeri suprapubik (-), pemeriksaan
ballottement dalam batas normal. Pemeriksaan
nyeri ketuk (-/-)
• Perkusi : Shifting dullness (+)
• Edema tungkai bawah
Ekstremita Dextra (+) / Sinistra (+)
s • Peteki (-)/(-)
• Kekuatan otot normal
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Kimia Darah (Kamis, 11/02/2021)

Nama pemeriksaan Nilai Rujukan Satuan

Glukosa Sewaktu 112 <200 mg/dl

Ureum 441 15-50 mg/dl

Kreatinin 28.8 0.6-1 mg/dl


Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Darah Rutin (Kamis, 11/02/2021)

Nama pemeriksaan Nilai Rujukan Satuan


WBC 9.03 4,00-10,00 10^3/uL
RBC 1.19 3,50-5,50 10^6/uL
HGB 2.7 11,0-17,9 g/dL
HCT 7.5 37,0-48,0 %
PLT 212 100-450 10^3/uL
PDW 19.5 9-13 fL
Pemeriksaan Penunjang

● Hasil USG Abdomen : - Parenkimal kidney


disease bilateral
- Sludge GB
- Efusi pleura bilateral
- Asites
01
Resume
Sesak nafas yang dirasakan sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Sesak dirasakan terus menerus dan memberat 1
hari SMRS. Pasien juga mengeluh lemas. Lemas dirasakan sejak 3 bulan yang lalu dan memberat 1 minggu terakhir
SMRS. Bengkak pada kedua tungkai (+), perut membuncit (+) Pusing (+), mual (+), BAK jarang, sedikit, dan berwarna
kuning keruh. Riwayat penyakit lain : Tekanan darah tinggi (+). Riwayat penyakit dalam keluarga: Tekanan darah tinggi
(+).
Pada pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum sakit sedang, composmentis, TD 160/70, nadi 98x/menit,
pernafasan 28x/menit, ronkhi +/+, asites (+), edema tungkai bilateral (+). Pada pemeriksaan laboratorium darah rutin
didapatkan RBC 1.19x10^6/uL , HGB 2.7g/dL, HCT 7.5%, PDW 19.5 fL. Pada pemeriksaan USG didapatkan parenkimal
kidney disease bilateral, asites dan efusi pleura bilateral. Pada pemeriksaan kimia darah didapatkan ureum 441mg/dL,
kreatinin 28.8 mg/dL, GFR 2.9.
DIAGNOSIS
Chronic Kidney Disease (CKD) Stage V +
Anemia + Hipertensi grade II + Efusi
Pleura bilateral
a) Oksigen 4 L/menit nasal kanul
b) IVFD RL 15 tpm
c) Furosemide 3x1 ampul
d) Pantoprazole 2x1 ampul
e) Ceftriaxone 1x2 gram IV
Penatalaksanaan f) Candesartan 1x16 mg
g) Asam Folat : 3x1 tab
h) Pemasangan kateter
i) Rencana Transfusi PRC
j) Rencana Hemodialisa
Pemantauan Pasien
Hari / Tgl Perjalanan Penyakit Rencana Terapi

Kamis, 11 Februari 2021 S: Sesak nafas (+), Lemas (+) P:


  O: TD : 160/70 mmHg a) Oksigen 4 L/menit nasal kanul
N : 104x/ menit b) IVFD RL 15 tpm
P : 28 x / menit c) Furosemide 3x1 ampul
S : 36,7ºC/Axila d) Pantoprasole 2x1 ampul
Hb 2.7g/dL. Ureum 441mg/dL, kreatinin 28.8 e) Ceftriaxone 1x2 gram IV
A: Chronic Kidney Disease (CKD) Stage V + Anemia + Hipertensi grade II f) Candesartan 1x16 mg
+ Efusi Pleura Bilateral  g) Asam Folat : 3x1 tab
h) B-Comp : 3 x 1 tab
i) Pemasangan kateter
j) Rencana Transfusi PRC
k) Rencana Hemodialisa

Jumat, S: Sesak nafas (+), Lemas (+)  


12 Februari 2021 O: TD : 160/80 mmHg a) Oksigen 4 L/menit nasal kanul
N : 100x/ menit b) IVFD RL 15 tpm
P : 20 x / menit c) Furosemide 3x1 ampul
S : 36,6ºC/Axila d) Pantoprasole 2x1 ampul
A: Chronic Kidney Disease (CKD) Stage V + Anemia + Hipertensi grade II e) Ceftriaxone 1x2 gram IV
+ Efusi Pleura Bilateral f) Candesartan 1x16 mg
g) Asam Folat : 3x1 tab
h) B-Comp : 3 x 1 tab
i) Pemasangan kateter
 
Pemantauan Pasien

Sabtu, S: Sesak nafas (+), Lemas (+) a) Oksigen 4 L/menit nasal kanul
13 Februari 2021 O: TD : 170/100 mmHg b) IVFD RL 15 tpm
N : 102x/ menit c) Furosemide 3x1 ampul
P : 22 x / menit d) Pantoprasole 2x1 ampul
S : 36,7ºC/Axila e) Ceftriaxone 1x2 gram IV
A: Chronic Kidney Disease (CKD) Stage V + Anemia f) Amlodipin 1x10 mg
+ Hipertensi grade II + Efusi Pleura Bilateral g) Asam Folat : 3x1 tab
h) B-Comp : 3 x 1 tab
i) Pemasangan kateter
 
Minggu, S: Sesak nafas (+), Lemas (+) a) Oksigen 4 L/menit nasal kanul
14 Februari 2021 O: TD : 150/90 mmHg b) IVFD RL 15 tpm
N : 100x/ menit c) Furosemide 3x1 ampul
P : 24 x / menit d) Pantoprasole 2x1 ampul
S : 36,5ºC/Axila e) Ceftriaxone 1x2 gram IV
A: Chronic Kidney Disease (CKD) Stage V + Anemia f) Candesartan 1x16 mg
+ Hipertensi grade II + Efusi Pleura Bilateral g) Asam Folat : 3x1 tab
h) B-Comp : 3 x 1 tab
i) Pemasangan kateter
 
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Penyakit Ginjal Kronik (PGK) adalah suatu gangguan pada ginjal ditandai dengan
abnormalitas struktur ataupun fungsi ginjal yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
PGK ditandai dengan satu atau lebih tanda kerusakan ginjal yaitu albuminuria,
abnormalitas sedimen urin, elektrolit, histologi, struktur ginjal, ataupun adanya
riwayat transplantasi ginjal, juga disertai penurunan laju filtrasi glomerulus

Penyakit ginjal kronik adalah suatu proses patofisiologi


dengan etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan
fungsi ginjal yang progresif, dan pada umumnya berakhir
dengan gagal ginjal.
Epidemiologi
Prevalensi gagal ginjal kronik meningkat seiring
bertambahnya usia, didapatkan meningkat tajam pada
kelompok umur 25-44 tahun (0,3%), diikuti umur 45-54
tahun (0,4%), umur 55-74 tahun (0,5%), dan tertinggi pada
kelompok umur ≥ 75 tahun (0,6%). Prevalensi pada laki-laki
(0,3%) lebih tinggi dari perempuan (0,2%).
Etiologi

Diagram 1 menunjukkan penyebab gagal ginjal dari pasien


yang menjalani hemodialisis di Indonesia pada tahun 2011
Klasifikasi

Klasifikasi penyakit ginjal kronik didasarkan atas dua


hal yaitu, atas dasar derajat (stage) penyakit dan atas
dasar diagnosis etiologi.

Klasifikasi atas dasar derajat penyakit, dibuat atas


dasar LFG, yang dihitung dengan mempergunakan rumus
Kockcroft-Gault.
Pemeriksaan Penunjang
Penegakan Diagnosis
ANALISA KASUS
Sesak nafas yang dirasakan sejak 3 hari sebelum masuk rumah
sakit. Sesak dirasakan terus menerus dan memberat 1 hari
SMRS. Pasien juga mengeluh lemas. Lemas dirasakan sejak 3
bulan yang lalu dan memberat 1 minggu terakhir SMRS.

KASUS Bengkak pada kedua tungkai (+), perut membuncit (+) Pusing
(+), mual (+), BAK jarang, sedikit, dan berwarna kuning keruh

PGK ditandai dengan satu atau lebih tanda kerusakan ginjal yaitu
albuminuria, abnormalitas sedimen urin, elektrolit, histologi, struktur
ginjal, ataupun adanya riwayat transplantasi ginjal, juga disertai
penurunan laju filtrasi glomerulus. Pada pasien CKD dengan LFG

TEORI sebesar 30%, mulai terjadi keluhan pada pasien seperti nokturia,
badan lemah, mual, nafsu makan kurang dan penurunan berat
badan. Sampai pada LFG di bawah 30% pasien memperlihatkan
gejala dan tanda uremia yang nyata seperti anemia, peningkatan
tekanan darah, gangguan metabolism fosfor dan kalsium, pruritus,
mual, muntah, dan lain sebagainya
KASUS Riwayat penyakit lain : Tekanan darah tinggi (+). Riwayat penyakit
dalam keluarga: Tekanan darah tinggi (+).

Etiologi penyakit ginjal kronik sangan bervariasi antara satu negara

TEORI dengan negara lain. Menurut PERNEFRI 2011 etiologi terbanyak CKD
yang menjalani hemodialysis di Indonesia adalah Penyakit Ginjal
Hipertensi.
Pada pemeriksaan laboratorium darah rutin didapatkan WBC 9.03,
RBC 1.19, HGB 2.7, HCT 7.5, PLT 212. Pada pemeriksaan kimia
darah didapatkan Glukosa sewaktu 112mg/dL, ureum 441mg/dL,
kreatinin 28.8 mg/dL.

KASUS
Gambaran laboratorium penyakit ginjal kronik meliputi sesuai dengan
penyakit yang mendasarinya, penurunan fungsi ginjal berupa
peningkatan ureum dan kreatinin serum, dan penurunan laju filtrasi
glomerolus (LFG), serta kelainan biokimia darah lainnya, seperti

TEORI penurunan kadar hemoglobin, hiperatau hipokalemia, hiperfosfatemia,


hipokalsemia. Sindrom uremia yang terdiri dari lemah, letargi, anoreksia,
mual, muntah, nokturia, kelebihan cairan (volume overload), neuropati
perifer, pruritusm uremic frost, perikarditis, kejang-kejang sampai koma;
Penyakit ginjal kronik mengakibatkan berbagai komplikasi yang
manifestasinya sesuai dengan derajat penurunan fungsi ginjal yang
terjadi. Anemia terjadi pada 80-90% pasien penyakit ginjal kronik.
Anemia pada penyakit ginjal kronik terutama disebabkan oleh defisiensi
eritropoetin.
Oksigen 4 L/menit nasal kanul
IVFD RL 15 tpm
Furosemide 3x1 ampul
Pantoprasole 2x1 ampul

KASUS Ceftriaxone 1x2 gram IV


Candesartan 1x16 mg
Asam Folat : 3x1 tab
Pemasangan kateter
Rencana Transfusi PRC
Rencana Hemodialisa

Penatalaksanaan CKD meliputi; Terapi spesifik terhadap penyakit


dasarnya , pencegahan dan terapi terhadap kondisi komorbid,
memperlambat pemburukan fungsi ginjal, pencegahan dan terapi
terhadap komplikasi, terapi pengganti ginjal berupa dialisis atau

TEORI transplantasi ginjal. Pada LFG di bawah 15% akan terjadi gejala
dan komplikasi yang lebih serius, dan pasien sudah memerlukan
terapi pengganti ginjal (renal replacement therapy) antara lain
dialysis atau transplantasi ginjal.
Thank You!
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik.

Anda mungkin juga menyukai