Anda di halaman 1dari 36

PORTOFOLIO IGD

ASMA BRONKIAL
PERSISTEN RINGAN
DERAJAT SERANGAN
BERAT

dr. Nia Indah Yuniarti


Definisi Asma

Asma adalah penyakit heterogen, biasanya


ditandai dengan inflamasi kronis saluran
napas.
Asma memiliki dua fitur utama:

1. Riwayat gejala pernapasan seperti mengi, napas


pendek, dada sesak dan batuk, yang bervariasi
sepanjang waktu dan variasi dalam intensitas,
DAN
2. Expiratory airflow limitation yang bervariasi

Global Strategy for Asthma Management and Prevention, Global Initiative for Asthma (Updated 2017). Available from
www.ginaasthma.org.
2
Asthma Inflammation : Cells and Mediators

3
Mechanisms : Asthma Inflammation

4
Asthma Inflammation : Cells and Mediators

5
Epidemiologi

Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hingga saat ini


jumlah penderita asma di dunia diperkirakan mencapai 300 juta orang
dan diperkirakan angka ini akan terus meningkat hingga 400 juta
penderita pada tahun 2025.

Hasil penelitian International Study on Asthma and Allergies in Childhood


(ISAAC) pada tahun 2005 menunjukkan bahwa di Indonesia prevalensi
penyakit asma meningkat dari 4,2% menjadi 5,4%. Diperkirakan
prevalensi asma di Indonesia 5% dari seluruh penduduk Indonesia,
artinya saat ini ada 12,5 juta pasien asma di Indonesia

6
Faktor Resiko
Diagnosis asma

1. Pola gejala yang merupakan ciri khas asma


2. Riwayat keluarga
3. Pemeriksaan fisik
4. Pengukuran fungsi paru
 Spirometri
 Peak expiratory flow / Arus Puncak Ekspirasi
Pengukuran respons saluran napas (bronchial provocation test)
4. Pengukuran status alergi untuk mengindentifikasi faktor
risiko (allergy test)

Global Strategy for Asthma Management and Prevention, Global Initiative for Asthma (Updated 2017) Available from
www.ginaasthma.org. 8
Diagnosis dan Klasifikasi
Tatalaksana Asma Bronkial
Tujuan penatalaksanaan asma: Penatalaksanaan asma berguna untuk
• 1. Menghilangkan dan mengontrol penyakit. Asma
dikatakan terkontrol bila :
mengendalikan gejala asma
• 1. Gejala minimal (sebaiknya tidak
• 2. Mencegah eksaserbasi akut ada), termasuk gejala malam
• 3. Meningkatkan dan • 2. Tidak ada keterbatasan aktiviti
mempertahankan faal paru termasuk exercise
seoptimal mungkin • 3. Kebutuhan bronkodilator (agonis
• 4. Mengupayakan aktiviti normal 2 kerja singkat) minimal (idealnya
termasuk exercise tidak diperlukan)
• 5. Menghindari efek samping • 4. Variasi harian APE kurang dari
20%
obat
• 5. Nilai APE normal atau mendekati
• 6. Mencegah terjadi normal
keterbatasan aliran udara • 6. Efek samping obat minimal (tidak
(airflow limitation) ireversibel ada)
• 7. Mencegah kematian karena • 7. Tidak ada kunjungan ke unit
asma darurat gawat
Program penatalaksanaan asma,
yang meliputi 7 komponen :
• 1. Edukasi
• 2. Menilai dan monitor berat
asma secara berkala
• 3. Identifikasi dan
mengendalikan faktor pencetus
• 4. Merencanakan dan
memberikan pengobatan jangka
panjang
• 5. Menetapkan pengobatan pada
serangan akut
• 6. Kontrol secara teratur
• 7. Pola hidup sehat
Prepared July
2013 ATLAS ID:
61,709 single use

Tujuan manajemen asma:


KONTROL dan MENGURANGI

 Tujuan utama manajemen asma untuk:


Kontrol - Kontrol asma dengan mengontrol gejala
gejala dan
saat ini
- Menurunkan risiko ekesaserbasi

Kontrol  Skor baseline ACQ menunjukkan


asma hubungan positif dengan jumlah
eksaserbasi1
Turunkan  Tingkat kontrol asma adalah prediktor
risiko risiko ketidakstabilan asma dan
eskaserbasi1

ACQ = Asthma Control Questionnaire


1. Bateman E et al. J Allergy Clin Immunol 2010; 125: 600–8.

13
Bagaimana cara mengukur
tingkat kontrol asma?

14
Kontrol Klinis Asma

1. Tentukan tingkat atau level kontrol asma awal untuk


menentukan jenis pengobatan
(nilai tingkat kontrol asma pasien)
2. Mempertahankan kontrol asma setelah pengobatan
dilakukan
(nilai risiko asma pasien)

Global
15Strategy for Asthma Management and Prevention, Global Initiative for Asthma (Updated 2016). Available from
www.ginaasthma.org.
Kontrol Gejala Level Kontrol Gejala Asma

Tingkat Kontrol Asma


Dalam 4 minggu terakhir, apakah pasien memiliki : Terkontrol Terkontrol Tidak

(Menilai tingkat kontrol asma) penuh sebagian terkontrol

1. Gejala asma harian lebih dari dua kali


dalam 1 minggu

2. Terbangun di malam hari karena asma Tidak


terdapat Terdapat Terdapat
satupun 1- 2 3- 4
3. Penggunaan obat pelega untuk mengatasi
kriteria kriteria kriteria
gejala lebih dari dua kali dalam 1 minggu

4. Pembatasan aktivitas karena asma

16
Tingkat Kontrol Asma
(Menilai tingkat kontrol asma)

Kontrol Gejala
SEGERA Level Kontrol Gejala Asma
evaluasi pengobatan yang
ditujukan
Dalam 4 minggu terakhir, untuk
apakah pasien memiliki : mengontrol
Terkontrol asma
Terkontrol Tidak
penuh terkontrol
jangka panjang (maintenancesebagian
1. Gejala asma harian lebih dari dua kali
dalam 1 minggu treatment) apabila terjadi
2. Terbangun di malam hari karena asma EKSASERBASI Tidak
terdapat
Terdapat Terdapat
1- 2 3- 4
satupun kriteria kriteria
3. Penggunaan obat pelega untuk mengatasi kriteria

gejala lebih dari dua kali dalam 1 minggu

4. Pembatasan aktivitas karena asma

Global Strategy for Asthma Management and Prevention, Global Initiative for Asthma (Updated 2017). Available from
www.ginaasthma.org.
Manajemen untuk asma kontrol

Manajemen asma untuk mencapai asma terkontrol dan menurunkan


risiko, harus melibatkan:

1. Pengobatan
- Setiap pasien asma harus memiliki reliever
- memiliki controller

2. Mengatasi faktor risiko yang bisa dimodifikasi

3. Terapi non-farmakologi

Global Strategy for Asthma Management and Prevention, Global Initiative for Asthma Pocket Guide (Updated 2017). Available
18
from www.ginaasthma.org.
Terapi Non-Farmakologi

• Berhenti merokok:
Tiap visit, berikan rekomendasi pada pasien untuk berhenti merokok dan menjauhi
ruangan/mobil yang terdapat asap rokok

• Aktivitas fisik
Berikan rekomendasi agar pasien melakukan aktivitas fisik yang teratur dan informasi terkait
mengatasi Exercise-Induced bronchoconstriction

• Asma okupasi
Identifikasi dan sarankan untuk menghilangkan allergen okupasi secepat mungkin

• NSAID termasuk aspirin:


Selalu tanyakan riwayat asma pada pasien sebelum memberikan obat tersebut

Global Strategy for Asthma Management and Prevention, Global Initiative for Asthma Pocket Guide (Updated 2017). Available
19
from www.ginaasthma.org.
PERENCANAAN PENGOBATAN JANGKA
PANJANG
Penatalaksanaan asma Dalam menetapkan atau
merencanakan
bertujuan untuk pengobatan jangka
mengontrol penyakit, panjang untuk mencapai
disebut sebagai asma dan mempertahankan
keadaan asma yang
terkontrol. Asma terkontrol, terdapat 3
terkontrol adalah faktor yang perlu
kondisi stabil minimal dipertimbangkan :
dalam waktu satu bulan • Medikasi (obat-obatan)
• Tahapan pengobatan
• Penanganan asma
mandiri (pelangi asma)
Pengontrol Pelega
• Kortikosteroid inhalasi • Agonis beta2 kerja singkat
• Kortikosteroid sistemik • Kortikosteroid sistemik.
• Sodium kromoglikat (Steroid sistemik digunakan
• Nedokromil sodium sebagai obat pelega bila
penggunaan bronkodilator
• Metilsantin yang lain sudah optimal tetapi
• Agonis beta-2 kerja lama, hasil belum tercapai,
inhalasi penggunaannya
• Agonis beta-2 kerja lama, oral dikombinasikan dengan
• Leukotrien modifiers bronkodilator lain).
• Antihistamin generasi ke dua • Antikolinergik
(antagonis -H1) • Aminofillin
• Adrenalin
Stepwise management – pharmacotherapy

Global Strategy for Asthma Management


and Prevention, Global Initiative for
Asthma (Updated 2017). Available from
www.ginaasthma.org.

22
Penanganan Eksaserbasi Akut
Laporan Kasus
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Tn. M. Hakim
• Umur : 25 tahun
• Bangsa : Indonesia
• Suku : Banjar
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Swasta
• Alamat : Landasan Ulin
• MRS : 3 April 2017
ANAMNESIS
1. Keluhan Utama: Sesak
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Os datang dengan keluhan sesak. Sesak dirasakan muncul mendadak, sejak
pagi SMRS. Sesak sempat berkurang dengan pemberian barotec inhaler.
Namun sesak muncul kembali dan dirasakn terus menerus hingga sore saat
os masuk IGD. Menurut kawan os beberapa hari terakhir os mengalami
batuk berdahak dan pilek. Os memang memiliki riwayat asma bronkial.
Dikeluarga memiliki riwayat alergi makanan. Saat Os datang os tampak
sangat sesak, gelisah, berkeringat dingin, berbicara hanya kata demi kata,
duduk menopang dada, dan tampak otot bantu napas retraksi.
3. Riwayat Penyakit Dahulu :
1 minggu yang lalu os mengalami keluhan serupa, sempat dibawa ke IGD
dan sempat dilakukan intubasi dan keluhan membaik.
5. Riwayat Penyakit Keluarga :
Penyakit serupa (-), Alergi (+)
PEMERIKSAAN FISIK
• Kesadaran saat tiba : Compos Mentis
• GCS : E4V5M6
• TD : 200/120 RR : 42x/menit T:
36,4°c
• N : 192x/m SPO2 : 69%
Pemeriksaan Thoraks :
Keadaan Umum : tampak sakit berat Paru
Pemeriksaan Fisik Umum • Inspeksi : Gerakan nafas simetris, retraksi intercostal (+)
Kepala / Leher : • Palpasi : Fremitus vokal simetris, nyeri tekan tidak ada
• Perkusi : Sonor (+/+), nyeri ketuk tidak ada
• Umum : Bentuk mesosefali • Auskultasi : Suara nafas vesikuler, Rhonki (-/-),
Rambut : Warna hitam, tebal, distribusi merata Wheezing (+/+)
Mata : Jantung
• eksoftalmus (-/-) • Inspeksi : Iktus dan pulsasi tidak terlihat
• Palpasi : Apeks teraba pada ICS V LMK kiri, Thrill (-)
• konjungtiva pucat (-/-) • Perkusi : Batas kanan ICS II-IV LPS Dextra
• sklera ikterik (-/-) • Batas kiri ICS II-IV LMK Sinistra
• refleks cahaya (+/+) • Auskultasi : Bunyi jantung I dan II tunggal
Mulut : mukosa pucat (-) • Pemeriksaan Abdomen
Leher : • Inspeksi : Tampak datar, vena kolateral (-), scar (-), distensi
(-)
• tidak ada pembesaran kelenjar getah bening • Auskultasi : Bising usus (+) normal
• kaku kuduk tidak ada • Palpasi : Hepar, lien, massa tidak teraba, nyeri tekan (-) a/r
• Jugular venous pressure tidak meningkat suprapubik, defans muskular (-)
• Perkusi : Timpani
• Pemeriksaan Ekstrimitas
• Atas : Akral dingin, edem (-/-), parese (-/-)
• Bawah : Akral dingin, edem (-/-), parese (-/-)
• Pemeriksaan Tulang Belakang
• Dalam batas normal, nyeri (-), tidak tampak skoliosis, kifosis,
lordosis
PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSA
1. Foto Rotgen Thorax tidak Asma Bronkial Persisten
dilakukan. Ringan Derajat Serangan
2. Pemeriksaan darah rutin Berat
Hb : 14.2 gr/dl
Leukosit : 24.000 / mm3
Trombosit : 269.000 /mm3
Hematokrit : 39%
PENATALAKSANAAN
1. O2 10 LPM masker NRM
2. Nebul fentolin + Nacl (1x)
3. IVFD D5
4. Consul dr. Halim Sp. PD
5. Drip Aminopilin 1 amp dalam 1 kolf D5
6. Bolus ½ amp aminopilin
7. Inj. Methil Prednisolon 2 x ½ amp
8. Inj. Ceftriaxon 1x1 amp
9. Nebul combivent / ½ jam maksimal 4x
10. Consul kembali karna kondisi tidak membaik
11. Inj. Adrenalin 0,3mg subcutan
Monitoring IGD
3 April 2017 (16.33) • 3 April 2017 (16.45 s/d 18.35)
• Sesak (+)
• Sesak (+) • Napas Gasping
• Napas Gasping • Retraksi intercostals
• GCS : E3V3M2
• Retraksi intercostals • TD : 130/90
• GCS : E4V5M6 • N : 159x/m
• RR : 32 x/m
• TD : 200/120 • T : 36,5
• N : 190x/m • SPO2 : 89%
• O2 10 LPM
• RR : 42 x/m • IVFD D5%
• T : 36,7 • Drip Aminopilin 1 amp dalam 1 kolf D5
• Bolus ½ amp aminopilin
• SPO2 : 69% • Inj. Methil Prednisolon 2 x ½ amp
• O2 10 LPM • Inj. Ceftriaxon 1x1 amp
• Nebul fentolin + Nacl (1x) • Nebul combivent / ½ jam maksimal 4x

• Monitor keluhan, ttv • Pasang layar Monitor, monitor keluhan, ttv
3 April 2017 (19.30) 3 April 2017 (20.35)
• Sesak (+)
• Sesak (<)
• Napas Gasping
• Retraksi intercostals • GCS : E4V5M6
• GCS : E2V3M2 • TD : 113/60
• TD : 130/89 • N : 98x/m
• N : 150x/m
• RR : 32 x/m • RR : 26 x/m
• T : 36,7 • T : 36,7
• SPO2 : 82% • SPO2 : 95%
• Inj. Adrenalin 0,3mg
subcutan • O2 10 LPM
• Monitor keluhan, ttv • Monitor keluhan, ttv
Monitor di Ruangan
4 April 2017
• Sesak (-)
• TD : 90/60
• N : 84 x/'
• RR : 22 x/'
• T : 36°c
• O2 10 LPM Masker
• Inj. Ranitidi 2x1 amp
• Drip Aminopilin dlm D5% 15 tpm
• Inj Methilprednisolon 2 x ½ amp
• Inj. Ceftriaxone 1x2gr
• Monitoring TTV
• (pasien dan keluarga meminta pulang atas permintaan sendiri)
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai