Disusun oleh:
Pendamping :
Pembimbing :
PENGERTIAN
Infeksi HIV adalah suatu spectrum penyakit yang menyerang sel-sel
kekebalan tubuh (dari infeksi primer, dengan atau tanpa sindrom akut, stadium
asimtomatik, hingga stadium lanjut) yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency
virus.1,2
PENDEKATAN DIAGNOSIS1-4
Anamnesis
Kemungkinan sumber infeksi HIV
Gejala dan keluhan pasien saat ini
Riwayat penyakit sebelumnya, diagnosis dan pengobatan yang diterima
termasuk infeksi oportunistik
Riwayat penyakit dan pengobatan tuberculosis (TB) termasuk kemungkinan
kontak dengan TB sebelumnya
Riwayat kemungkinan infeksi menular seksual (IMS)
Riwayat dan kemungkinan adanya kehamilan
Riwayat penggunaan terapi anti retroviral (Anti Retroviral Therapy (ART))
termasuk riwayat rejimen untuk PMTCT (prevention of mother to child
transmission) sebelumnya
Riwayat pengobatan dan penggunaan kontrasepsi oral pada perempuan
Kebiasaan sehari- hari dan riwayat perilaku seksual
Kebiasaan merokok
Riwayat alergi
Riwayat vaksinasi
Riwayat penggunaan NAPZA suntik
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik meliputi tanda-tanda vital, berat badan, tanda-tanda yang
mengarah ke infeksi oportunistik sesuai dengan stadium klinis HIV seperti yang
terdapat pada tabel di bawah ini. Pemeriksaan fisik juga bertujuan untuk mencari
factor risiko penularan HIV dan AIDS seperti needle track pada pengguna NAPZA
suntik, dan tanda-tanda IMS.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Darah untuk Skrining HIV
Anti HIV rapid
Pemeriksaan Darah untuk Diagnosis HIV
Anti-HIV ELISA 3 X
Anti-HIV Western Blot 1 X
Pemeriksaan darah lainnya
DPL dengan Diff Count
Total Limfosit Count (TLC) atau hitung limfosit total: % limfosit x jumlah
Leukosit (dengan catatan jumlah leukosit dalam batar normal)
Prediksi Hitung CD4+ Berdasarkan Hitung Limfosit Total
Persamaan ini digunakan bila tidak didapatkan factor perancu seperti infeksi
CMV dan Tuberkulosis.
Berikut merupakan strategi penyaring tes HIV menurut WHO dan UNAIDS (tabel 1).
Tabel 1. Strategi Penyaring Tes HIV menurut WHO dan UNAIDS Berdasarkan
Tujuan Pemeriksaan dan Prevalens Infeksi pada Populasi Sampel3
Tujuan Pevalensi Infeksi Strategi
Pemeriksaan Pemeriksaan
Keamanan Semua Prevalensi I
transfuse/
tranplantasi
Surveilans ≥ 10% I
≤10% II
Diagnosis Terdapat gejala >30% I
klinis infeksi HIV ≤30% II
DIAGNOSIS BANDING1,2
Penyakit imunodefisiensi primer
TATALAKSANA1-4
Konseling
Suportif
Terapi infeksi oportunistik dan pencegahan infeksi oportunistik (dapat dilihat
pada bab Infeksi Oportunistik)
Terapi antiretrovirus (ARV) kombinasi, efek samping dan penanganannya
Tabel 3. Rekomendasi Rejimen Lini Pertama pada Target Populasi yang belum
pernah Terapi ARV1-5
Target Populasi Rekomendasi Catatan
Dewasa dan ZDV atau TDF + Pilih rejimen yang sesuai untuk
Remaja 3TC atau FTC + mayoritas ODHA Gunakan FDC
EFV atau NVP
Tidak boleh menggunakan EFV pada
Perempuan Hamil ZDV + 3TC + EFV trimester pertama
atau NVP TDF bias merupakan pilihan
Pada perempuan HIV yang pernah
menjalani rejimen PMTCT, lihat
rekomendasi di bagian lain
(Tabel 4)
Koinfeksi HIV/TB ZDV atau TDF + Mulailah terapi ARV secepat mungkin
3TC atau FTC + (dalam 8 minggu pertama) setelah
EFV memulai terapi TB
Gunakan NVP atau triple NRTI bila
EFV tidak dapat digunakan
Konveksi
HIV/HBV TDF +3T atau FTC + Pertimbangkan screening HBsAg
EFV atau NVP sebelum memulai terapi ARV
Diperlukan penggunaan 2 terapi ARV
yang memiliki aktivitas anti-HBV
Pada ODHA yang mengalami resistensi pada lini pertama maka kombinasi obat yang
digunakan adalah:
(TDF ATAU ZDV) +3TC atau FTC+(LPV/RTV)
Keterangan:
*TIV : trivalent inactivated influenza virus
**Dianjurkan apabila ada factor resiko lain (riwayat kesehatan, pekerjaan, gaya
hidup, dll)
Efek samping2-4
Efek samping yang paling sering terjadi pada pemberian ARV adalah mual
dan rasa tidak enak. Pengaruh yang lainnya kemungkinan sakit kepala, lelah, mual
dan diare. Efek samping lain yang berat pada pemberian ARV adalah seperti di
bawah ini
NVP: pernah dilaporkan hepatotoksisitas berat pada PPP (NVP tidak
dianjurkan untuk rejimen kombinasi pada PPP)
ddl: pankreatitis yang fatal
IDV/ NFV: diare, hiperglikemia, lipodistrofi
ZDV+3TC+NVP atau
TDF+3TC+EFC atau
TDF+3TC (atau FTC)+ EFV
KOMPLIKASI
Infeksi oportunistik, kanker terkait HIV, dan manifestasi HIV pada organ
lain.1-4
PROGNOSIS
Pemberian terapi ARV kepada orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dapat
menurunkan penyebaran virus Human Immunodefficiency Virus (HIV) hingga 92%.1-
4
REFERENSI
1. Fauci AS, Lane HC. Human Immunodeficiency Virus; AIDS and related
disorders. In: Fauci A, Braunwald E. Kasper D. Harrison’s Principles of
Internal Medicine. 17th ed. New York; Mc Graw-Hill;1009;1138-1204
2. HIV. Dalam; Sudyo AW. Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing; 2009.p 2130-32
3. Departemen Kesehatan RI. Tata Laksana HIV/AIDS. 2012
4. World Health Organization. Antiretroviral therapy for hiv infection in adults
and adolescent. 2010 revision. [Update 2010;cited 2011 Mar 11] Availabe
from http://222.who.int
5. Antiretroviral Drugs for Treating Pregnant Woman and Preventing HIV
Infections in infants; Guidelines on care, treatment and support for woman
living with HIV/AIDS and their children in rescure-contrained settings. World
Health Organization. Switzerland. 2004
6. Centers for disease control and prevention. Recommended Adult
Immunization Schedule. United States. 2012. Diunduh dari
http;//www.cdc.gov/vaccines/recs/schedules/downloads/adult/adult-
schedule.pdf pada tanggal 2 Mei 2012.