Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN KASUS

NOVEMBER 2023

GENERAL ENDOTRACHEAL ANESTESI


(GETA) PADA PASIEN STRUMA BILATERAL

KHALIDINAH IRIANSYAH, S.Ked


105505419817

Pembimbing

dr. Dian Wirdiya, M.Kes, Sp. An-TI, Subsp TI (K)


01
Identifikasi Kasus
IDENTITAS PASIEN
❏Nama : Ny. WSS
❏Umur : 52 tahun
❏Jenis Kelamin : Perempuan
❏Berat Badan : 60 kg
❏Alamat : Veteran Utara
❏Agama : Islam
❏Tanggal masuk : 09 Nov 2023
❏RM : 593150
IDENTITAS
Nama Rekam Medik
Ny. WSS 593150

Alamat Jenis Kelamin


Jl. Veteran Utara perempuan

Agama Usia
Islam 52 Tahun
Anamnesis
1. Keluhan utama : Benjolan dileher

Seorang Perempuan usia 52 tahun datang ke RSUD Labuang Baji dengan keluhan benjolan dileher
sejak 2 bulan lalu. Pasien mengaku benjolan muncul dileher bagian depan awalnya benjolan kecil
semakin lama semakin membesar dan terlihat jelas hingga saat ini keluhan lain seperti demam (-),

batuk (-), sakit kepala (-), mual muntah (-), nyeri menelan (-), jantung berdebar (-), nyeri tekan pada
leher (-), penurunan berat badan secara drastis (-), nafsu makan baik, Pasien tidak menggunakan
kacamata, tidak menggunakan lensa kontak, tidak menggunakan alat bantu dengar, tidak memiliki gigi
palsu, BAK dan BAB dalam batas normal.

Riwayat keluarga yang mengalami penyakit yang sama (-), asma (-), diabetes (-), pingsan (-), stroke
(-), asam lambung (-), serangan jantung (-), hepatitis (-), hipertensi (-).
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum Sakit Sedang

Kesadaran Compos mentis

Tanda Vital Tekanan Darah : 130/90 mmHg


Nadi : 89x/menit
Pernapasan : 20x/menit
SpO2 : 98%
Suhu : 37,1◦ C
PEMERIKSAAN FISIK
• Airway : bebas • dbn
• Tonsil : Tidak dapat dinilai B4
B1 • Faring : Tidak dalpat dinilai ,RR : 20x/menit Bladder
Breath • Suara pernapasan: vesikular (+/+),
• Suara pernapasan tambahan Rh (-/-), Wh (-/-)

• Distensi (-)
• Peristaltik (+) kesan normal,
• Massa (-)
B5 • Jejas (-)
• Akral hangat (+/+),
B2
Bowel • Nyeri tekan (-).
• BP : 130/90 mmHg,
Blood • HR : 89 x/menit, reguler, kuat angkat
• Bunyi jantung S1/S2 murni regular.

• Skoliosis (-), lordosis (-), kifosis (-)


• Kesadaran: GCS 15 (E4M6V5)
• Edema ekstremitas atas (-/-), edema
• Pupil: bulat isokor Ø 2.0 mm/2.0mm B6
B3 ekstremitas bawah (-/-)
• Refleks cahaya langsung (+/+), refleks cahaya tidak langsung Back&Bo
Brain (+/+) ne
• Defisit neurologi: -
• Suhu 37,1 ◦C
D. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
Darah Rutin (09/10/2023)
Kimia Darah
Parameter Nilai Rujukan Ureum 2,0 15-40 mg/dl
Kreatinin 0,7 0,5-1,0 mg/dl
WBC 9.86 4.0-10.0
SGOT 28 5-40 µ/L
RBC 5.39 4.00-6,00 SGPT 34 7-56 µ/L
HGB 15.8 12.0-16.0
GDS 117 70-130 mg/dl

HCT 46.0 37.0-48.0 2. Pemeriksaan Ultra Sonografi


MCV 85.3 80.0-97.0
Kesan :
MCH 29.3 26.5-33.0
- Massa thyroid bilateral
MCHC 34.3 31.5-35.0
- Lymphadenopathy Submandibular bilateral dan setinggi
PLT 247 150-400
upperjugular kanan
DIAGNOSIS Struma Bilateral

ASSESMEN ASA PS 1
ANESTESI

Rencana GETA (General Endotraceal Anestesi)


TATALAKSANA PERIOPERATIF
Persiapan Persiapan Alat :
Pasien :
1. Pasien dipuasakan 8 jam sebelum 1.Monitor (Saturasi,
operasi dimulai spygmomanometer, nadi,
2. Pemasangan infus dengan cairan EKG)
Ranger laktat 16 tpm 2. Oksigen, face mask,dan mesin
3. Premedikasi: ondansetron 8 mg, anestesi.
dexamethasone 10 mg, ranitidin 50 3. Meja operasi
mg, ketorolac 30 mg, midazolam 2 4. Persiapan induksi anestesi
mg, dan fenthanyl 100 mcg dan “STATIC”:
sulfat atropine 0,25 mg
INTUBASI - STATICS
manajeman Anestesi
1) Pasien diposisikan supinasi atau terlentang, beri bantal kepala untuk
kenyamanan. Dilakukan pemasangan oxymeter dan ekg untuk
monitoring dan penilaian kondisi umum awal.

2) Preoksigenasi O2 sebanyak 7 LPM (Preoksigenasi merupakan


tindakan yang dilakukan sebelum induksi anestesi dalam upaya
menunda desaturasi oksihemoglobin arteri)

3) Pemberian obat induksi : profopol 100 mg, dab pemberian muscle


relaxant : atracurium besylate 30 mg

4) Pemasangan ETT : memasukkan ETT 7,5, cek posisi ETT dengan


stetoskop suara napas kanan sama dengan kiri vesikuler, setelah itu
hubungkan ETT dengan mesin anestesi dan fikasis dengan plester.

5) Maintenance : Sevoflurene dibuka 1,5 vol% + O2 7 LPM.

6) Emergency : Dilakukan ekstubasi dalam, kemudian di suction,


setelah itu pasien Post Operasi dipindahkan ke Recovery room.
INTRA OPERATIF
Intraoperatif
-syringe pump fentanil 1–2 ug/jam
-Propofol 100 mg/jam,
01 - atracurium 30 mg
-Inhalasi dengan gas O2 : air : sevoflurane
dengan 1,5 vol % + O2 7 LPM.

Durante operasi, diberikan :

- Frekuensi jantung dan saturasi O2 . End tidal 02


CO2 dipertahankan 25–30 mmHg dengan
mengatur frekwensi pernafasan.
Post Operasi
 Tekanan darah, nadi, pernapasan, aktivitas motorik.
 IVFD RL 28 tpm
 Bila tekanan darah sistolik < 90 mmHg, memberikan
injeksi ephedrin 10 mg/iv
 Bila denyut jantung < 60 kali/menit, memberikan
atropin sulfat 0,5 mg
Tinjauan
pustaka
Definisi
Kelenjar tiroid adalah salah satu dari kelenjar
endokrin yang berfungsi menghasilkan hormon
tiroid dan merupakan salah satu kelenjar
terbesar yang dalam kondisi normal memiliki
massa 10-20 gram.
Struma dapat menyerang penderita pada segala
prevalensi umur namun umur yang semakin tua akan
meningkatkan risiko penyakit lebih besar. Hal
ini disebabkan karena daya tahan tubuh dan
imunitas seseorang yang semakin menurun
seiring dengan bertambahnya usia dan
meningkatnya kebutuhan terhadap asupan
yodium.
penatalaksanaan

Mendiagnosis struma dapat ditegakkan berdasarkan


anamnesis dan pemeriksaan fisik yang cermat serta
membutuhkan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan
laboratorium, serta pemeriksaan radiologi yang pada kasus
ini menggunakan pemeriksaan USG. Setelah diagnosis
struma nodusa non-toksik ditegakkan dilakukan tindakan
operasi dengan metode tiroidektomi.
Diskusi
kasus
DISKUSI
KASUS DISKUSI

Pada pasien ini dilakukan pemeriksaan

Ultra Sonografi dan didapatkan massa

thyroid bilateral dan lymphadenopathy

submandibular bilateral dan setinggi GETA atau General Endotracheal Anesthesia merupakan suatu
teknik anestesi umum dengan melibatkan perlindungan pada jalan
upperjugular kanan dengan diagnosis napas. Perlindungan jalan napas tersebut dilakukan dengan
memasukkan pipa endotrakea (Endotracheal tube/ ET) ke dalam
struma bilateral sehingga pasien
trakea melalui hidung atau mulut.
direncanakan untuk tindakan total

tiredoktomi yang memerlukan tindakan

anestesi GETA

(General Endotracheal Anasthesia)


KASUS DISKUSI
Berdasarkan klasifikasi American Berdasarkan klasifikasi American Society of Aanhesthesiologist (ASA)
Society of Anhesthesiologist (ASA) Physical Status (PS) dibedakan menjadi :
Physical Status (PS) pada kasus ini ASA PS 1 : Pasien normal tanpa disertai penyakit sistemik
pasien dikategorikan status fisik ASA PS 2 : pasien dengan penyakit sistemik ringan
ASA PS 1 ASA PS 3 : Pasien dengan penyakit sistemik berat
ASA PS 4 : pasien dengan penyakit sistemik berat yang secara langsung
mengancaman kehidupannya
ASA PS 5 : Pasien penyakit sistemik berat yang sudah tidak mungkin
ditolong lagi, dioprasi ataupun tidak dalam 24 jam pasienn akan meninggal
Diskusi Pemberian Anestesi
Saat induksi diberikan : profopol 100 mg, sevoflurane 1,5 Vol %.
• Manfaat profopol selain untuk induksi juga berguna untuk menurunkan
tekanan darah dan tekanan intracranial
• Sevoflurane berguna untuk menekan aktivitas dalam ssp yang dimana
bertujuan untuk pasien kehilangan kesadaran hingga tertidur sebelum
Tindakan operasi dimulai.

Pemberian muscle relaxant : atracurium besylate 30 mg


• Fungsi dari atracurium yaitu membantu melemaskan otot pada saluran
pernapasan pasien dalam penggunaan ventilator
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa pada pasien dengan struma
dapat dilakukan tindakan pembedahan total tiredoktomi dengan menggunakan teknik
general endotracheal anestesi (GETA). Tindakan total tiredoktomi dengan pemilihan
teknik general anestesi berguna untuk tetap mejaga pengelolaan jalan napas tetap baik
dan aman bagi pasien.
Thank
you
Do you have any question ? questions?

Anda mungkin juga menyukai