Anda di halaman 1dari 45

PRESENTASI KASUS

TUBERKULOSIS PARU
DENGAN COR PULMONALE CHRONIC
Pembimbing
dr. Miftahuddin, Sp.P
Pendamping:
dr. Agung
dr. Dhanis
 
Disusun oleh :
 
dr. Rakha Munggaran
 
 
ANAMNESIS
• Identitas Penderita
• Nama : Ny. M
• Umur : 57 Tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Alamat : kuwayuhan 01/04,
Kebumen
• Agama : Islam
• No. RM : 248805
• Tanggal Masuk: 26 Juni 2020
• ANAMNESIS : Autoanamnesis
• Keluhan Utama : Sesak Napas

• Pasien datang dengan keluhan pasien datang dengan keluhan


bengkak pada kedua kaki dan perut sejak 1 bulan SMRS,
pasien juga merasa sesak bila melakukan aktifitas, nafsu
makan menurun, mual (+) muntah(-),BAK banyak dan sering
(+) dan BAB tak ada keluhan. Pasien sedang dalam
pengobatan TB tetapi sudah 2 bulan tidak di lanjutkan
meminum obat.
• Riwayat Penyakit Dahulu : Diabetes Mellitus (-) , riwayat
pengobatan TB paru tidak tuntas di tahun 2010, 2011.
Hipertensi (-)
• -Riwayat Penyakit Keluarga : TBC (-), Diabetes Mellitus (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran GCS : 15
Keadaan umum : tampak sakit berat
Tanda Vital
Tekanan Darah : 106/66 mmHg
Nadi : 133 x/menit
Pernapasan : 30 x/menit
Suhu : 36,30C
Status gizi
BB : 42 kg
TB : 152 cm
IMT : 18,18 kg/m2 (underweight)
• Kepala
Mata
Eksophtalmus / Enophtalmus : (-)
Konjungtiva : anemis (+/+)
Sklera : ikterik (-/-)
Pupil : isokor , reflek cahaya (+/+)
Mulut
Bibir : pucat (-) kering (-)
Lidah : kotor (-), sariawan (-)
Tonsil : T1-T1, hiperemis (-)
Leher
Kelenjar Getah Bening : tidak ada pembesaran
Kelenjar Gondok: tidak ada pembesaran
Kaku Kuduk : (-)
Tumor : (-)
• Dada
Paru
Inspeksi : normochest, simetris kanan = kiri
Palpasi : nyeri tekan (-), massa/tumor (-), vokal fremitus menurun pada
hemithorax sinistra
Perkusi :redup pada lapang paru bagian kanan
Auskultasi : SDV (+/+) menurun, RBK (+/+)
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tak tampak
Palpasi : ictus cordis tak teraba
Perkusi : pekak, batas jantung dalam batas normal
Auskultasi: bunyi jantung I/II reguler, bising (-)
• Perut
Inspeksi : strie (+)
Auskultasi : bising usus (+) dalam batas normal
Palpasi : nyeri tekan (-), fluid wave (+)
Perkusi : redup(+) ascites (+)
• Ekstremitas
Oedem (+/+), akral dingin (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hematologi08 Maret 2017 HASIL SATUAN NILAI NORMAL

Hemoglobin 13,1 g/dL 13.2 – 17.3


Leukosit 4.5 10^3/uL 3.8 -10.6
Hematokrit 41 % 40 -52
Eritrosit 4.2 10^6/uL 4.40 – 5.90
Trombosit 177 10^3/uL 150 – 400
MCH 31 Pg 26 – 34
MCHC 32 g/dL 32 – 36
MCV 96 fL 80 – 100
Eosinofil 0,4 % 1–4
Basofil 0,4 % 0–1
Netrofil 67,1 % 50 – 70
Limfosit 24,3 % 22 – 40
Monosit 7,8 % 4–8
GDS 83 mg/dL 70 – 120
Ureum 255 mg/dL 10 – 50
Creatinin 0.57 mg/dL 0.60 – 1.10
SGOT 21 U/L 0 – 50
SGPT 11 U/L 0 – 50
kalim 4
Natrium 132

Clorida 104

Faal protein 6,37


albumin 3,4
Rapid Test Non Reaktif Non Reaktif
•-Cardio Megali
•-TB pulmo aktif
Terapi IGD Terapi ruangan
O2 4 lpm inj Lasix 3x1 amp
lasix 20mg inj Ceftriaxon 2x1
pemasangan DC digoxin 2 x 1/2
Ivfd nacl 20 tpm aspar k 1x1
azitromisin 1x 500mg
nebu /12 jam
ASSESMENT

• -CPC
• -TB pulmo
Rencana Selanjutnya
• Cek Sputum SPS

PROGNOSIS
• Quad ad functionam : Dubia et bonam
• Quad ad sanationam : Dubia et malam
• Quad ad vitam : Dubia
26/6/2020
Perjalanan Penyakit Instruksi Dokter
S : sesak (+) mual (+) edem (+) P : cek bta belum Nebu
O : KU CM, lemahTD 107/69 HR Ceftriaxon hari pertamaBelom cek S.p
101 T 35,2 RR : 25Kepala : CA (-/-) SI dobu 5 meq 3
(-/-)Thorax : SDV(+/+) Rhonki(+/+)
Wheezing(-/-) S1>S2 regAbdomen
BU(+) supel NT(-)Extremitas
Oedem(+/+)
A : TB pulmo, CPC
FOLLOW UP
Tanggal S O A P
26/6/2020 sesak (+) mual (+) CM, TB pulmo, -O2 nasal canul 3 Lpm
edem (+) TD 107/69 CPC -IVFD Assering 20 tpm
HR 101 T 35,2
RR : 25 -Nebu Combivent
Thorax : 1/12jam
SDV(+/+) -inj Lasix 3x1 amp
Rhonki(+/+) -inj Ceftriaxon 2x1
Ekstremitas: -digoxin 2 x 1/2
Oedem(+/+)
-aspar k 1x1
-azitromisin 1x 500mg

-Cek BTA

Tanggal S O A P
27/06/202 sesak (+) mual (+) CM, lemah TB pulmo, Terapi Lanjut
0 edem (+) TD : 105/73 CPC
HR : 84 Azitromicin
RR : 20 Ambroxol 3x1
Suhu : 36
29/6/ S : batuk (+) Mual (+) lemas(+) Sucralfat 3x1Inj
2020 O : KU CM cukupTD 127/86 HR 112 RR 22 spironolacton 1x1Neuro
T 36,1 Bion1x1
A : tb pulmo Cpc
30/6/ Lemas Terapi Lanjut
2020 S : sesak, 4Fdc
O : KU CM cukupTD 107/66 HR 90 Rr 28 T Vit b6
36,1. Cek elektrolit
A : TB pulmoCPC
1/07/ S : sesak, batuk (+) Mual (+) lemas(+) Inf Nacl
2020 O : KU CM cukupTD 107/66 HR 90 Rr 28 T Lansoprazole 1x1
36,1.
A : TB pulmoCPC
2/07/ S : sesak, sesak, batuk (+) Mual (+) Metronidazole 3x1
2020 lemas(+) Hasil feses, bakteri (+)
O : KU CM cukupTD 107/66 HR 90 Rr 22 T
36,1
A : TB pulmoCPC
3/07/ S :sesak, Mual (+) lemas(+) , nyeri perut (+) Ulsidex syr 3x2 cth
2020 O : KU CM cukupTD 107/66 HR 90 Rr 22 T
36,1.
A : TB pulmoCPC
4/07/ S : Nyeri perut +, Mual (+) Furodemid tab ganti inj
2020
O : KU CM cukupTD 107/66 HR 90 Rr 22 T lasixRanitidin
36,1.
A : TB pulmoCPC

5/07/ S: Sesak + Gentamisin stop


2020
O : KU CM cukupTD 107/66 HR 90 Rr 22 T
36,1.
A : TB pulmoCPC

6/07/ S : sesak, Inj Lasix 1x1


2020
O : KU CM cukupTD 107/66 HR 90 Rr 28
T 36,1.
A : TB pulmoCPC

7/07/ S : sesak berkurang, Blader train,


2020
O : KU CM cukupTD 107/66 HR 90 Rr 28 T aff DC Mobilisasi
36,1. bertahap Vascon 0,2 mq
A : TB pulmoCPC kec 7,5
Dobutamin 0,5 mq kec 3

Pasien dinyatakan meninggal pukul 03:00


8/07/
TINJAUAN PUSTAKA

Tuberkulosis
• DEFINISI
Penyakit infeksi menular yang disebabkan bakteri
Mycobacterium tuberculosis (Mtb) yang dapat
menyerang berbagai organ terutama paru-paru.
EPIDEMIOLOGI
Di Indonesia, TB paru menduduki urutan ke-4
untuk angka kesakitan sedangkan sebagai
penyebab kematian menduduki urutan ke-5. TB
menyerang sebagian besar kelompok usia
produktif dari kelompok sosioekonomi lemah
PATOGENESIS
Kuman dibatukkan/bersin (droplet)

Terhisap organ (orang) sehat

Menempel di jalan nafas / paru-paru

Menetap/berkembang biak
Sitoplasma, makrofag

Membentuk sarang TB pneumonia kecil


(sarang primer/afek primer)

Radang saluran nafas (limfangitis regional)

Komplek primer

Sembuh Sembuh dengan bekas Komplikasi


PATOGENESIS

A.Tuberkulosis Primer
– Sembuh
– Sembuh dengan meninggalkan sedikit bekas
– Menyebar
• Perkontinuitatum
• Bronkogen
• Hematogen dan limfogen
PATOGENESIS

B.Tuberkulosis Post Primer


• dimulai dengan sarang dini, yang
umumnya terletak di segmen apikal lobus
superior maupun lobus inferior.
B.Tuberkulosis Post Primer

• Diresorpsi kembali dan sembuh tanpa meninggalkan cacat


• Meluas dan akan terjadi proses penyembuhan dengan penyebukan
jaringan fibrosis.
• Sarang pneumoni meluas, membentuk jaringan keju (jaringan
kaseosa)
• Meluas kembali dan menimbulkan sarang pneumoni baru
• Memadat dan membungkus diri (enkapsulasi) -> tuberkuloma
• Bersih dan menyembuh yang disebut open healed cavity / kaviti
menyembuh dengan membungkus diri dan akhirnya mengecil.
 KLASIFIKASI TUBERKULOSIS
a. Tuberkulosis Paru
1. Pemeriksaan Dahak
- TB BTA (+)

- TB BTA (-)

2. Tipe Penderita
- Kasus Baru

- Kasus Kambuh (Relaps)

- Kasus Defaulted (Drop out)

- Kasus Gagal

- Kasus Kronik

- Kasus Bekas TB

b. Tuberkulosis Ekstra Paru


GEJALA KLINIS
GEJALA GEJALA SISTEMIK GEJALA EKSTRAPARU
RESPIRATORIK
• Batuk ≥2 minggu • Demam Tergantung dari organ yang
• Batuk darah • Gejala malaise seperti: terlibat
• Sesak napas 1. Nafsu makan
2. Berat badan
3. Keringat malam hari tanpa
aktivitas
4. Sakit kepala
5. Nyeri otot
PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan pertama terhadap keadaan umum pasien mungkin ditemukan


konjungtiva mata atau kulit yang pucat karena anemia, subfebris, badan kurus
atau berat badan menurun

PEMERIKSAAN
BAKTERIOLOGIS

BTA positif : 3 kali positif (+++)


2 kali positif 1 kali negatif (++-)
1 kali positif 2 kali negatif (+--) -> ulang 3x -> tetap (+--)
BTA negatif : 3 kali negatif (---)
PEMERIKSAAN RADIOLOGIS

LESI TB AKTIF LESI TB INAKTIF


• Bayangan berawan / nodular di segmen • Fibrotik
apikal dan posterior lobus atas paru dan • Kalsifikasi
segmen superior lobus bawah • Schwarte/penebalan pleura
• Kaviti, terutama lebih dari satu, dikelilingi
oleh bayangan opak berawan atau
nodular
• Bayangan bercak milier
• Efusi pleura unilateral (umumnya) atau
bilateral (jarang)
TERAPI
Kategori 1 untuk :
• TB paru baru, BTA positif
• TB paru baru, BTA negatif, rontgen positif /
sepadan dengan TB
• TB ekstra paru berat

Kategori 2 untuk :
• Pasien kambuh (relaps)
• Pasien gagal (failure)
• Pasien putus obat (default)
• Sedangkan dosis obat anti tuberkulosis
kombinasi dosis tetap untuk kategori 3 sama
dengan dosis obat anti tuberkulosis kombinasi
dosis tetap pada kategori 1.

Dimana kategori 3 ini untuk pasien dengan :


• TB paru baru, BTA negatif, rontgen positif /
sepadan dengan TB, sakit ringan.
• Ekstra paru ringan yaitu limfadenitis TB,
pleuritis eksudativa TB unilateral, TB kulit, TB
tulang (kecuali TB tulang belakang), sendi dan
kelenjar adrenal.
Efek samping OAT
• KOMPLIKASI
Pada pasien tuberkulosis dapat terjadi beberapa
komplikasi, baik sebelum pengobatan atau dalam
masa pengobatan maupun setelah selesai
pengobatan.
• Beberapa komplikasi yang mungkin timbul adalah :
• Batuk darah
• Pneumotoraks
• Gagal napas
• Gagal jantung
• Efusi pleura
Definisi

• Kor pulmonal adalah suatu perubahan


dalam struktur dan fungsi ventrikel kanan
sebagai respon terhadap penyakit
vaskular paru dan atau parenkim paru
(gangguan pada sistem pernapasan)
Epidemiologi

• kor pulmonal diperkirakan sebanyak 6-7%


dari semua jenis penyakit jantung dewasa
di Amerika Serikat,
• (PPOK) baik bronkitis kronis atau
emfisema sebagai 50% penyebab
• penyebab 10-30% gagal jantung
dekompensasi di Amerika Serikat.
Etiologi
• Etiologi dari kor pulmonal oleh WHO dikategorikan dalam 5 kelompok:
• 1. Vasokonstriksi paru akibat hipoksia alveolar hipertensi pulmonal  kor
pulmonal.
• 2. Berbagai gangguan paru-paru baik gangguan di paru-paru atau
parenkim alveolar menyebabkan peningkatan tekanan pada pembuluh
darah paru. Penyakit paru obstruktif kronik adalah penyebab paling sering
dari kor pulmonal. Penyakit paru-paru lainnya yang dapat menyebabkan kor
pulmonal adalah tromboemboli paru, penyakit paru interstisial, dan ARDS
pada orang dewasa. Penyakit paru yang menimbulkan jaringan ikat dapat
juga mengakibatkan hipertensi pulmonal dan kor pulmonal.
• 3. Penyakit kelainan darah yang berhubungan dengan peningkatan
viskositas darah seperti polisitemia vera, penyakit sel sabit,
macroglobulinemia.
• 4. Peningkatan aliran darah di pembuluh darah paru.
• 5. Hipertensi Pulmonal Idiopatik primer
Diagnosis

Manifestasi Klinis
1. kelelahan, tachypnea, dyspnea , dan
batuk.
2. Nyeri dada juga dapat terjadi dan
mungkin karena iskemia ventrikel kanan
3. Hemoptisis  pecahnya arteri paru yang
melebar atau aterosklerosis.
Manifestasi Klinis
• suara serak akibat kompresi pada saraf laringeal
rekuren kiri oleh arteri paru yang melebar
• tahap lanjutan, kongesti hati akibat kegagalan
ventrikel kanan yang parah yang menimbulkan
gejala anoreksia, rasa tidak nyaman di kuadran
kanan atas perut, dan jaundice
• ketidak mampuan untuk meningkatkan CO
selama berolahraga  penurunan tekanan arteri
sistemik  Sinkop
Manifestasi Klinis

• Edema perifer.
• Peningkatan tekanan arteri paru 
meningkatnya tekanan di atrium kanan,
pembuluh darah perifer, dan tekanan
kapiler.
Pemeriksaan Fisik

• pemeriksaan fisik yang mengarah pada


penyakit paru-paru yang mendasari atau
hipertensi paru, hipertrofi ventrikel kanan ,
dan kegagalan ventrikel kanan
Pemeriksaan Penunjang

• Laboratorium: Mengidentifikasi etiologi dan


komplikasi
– 1. Hematokrit untuk polisitemia, menurunnya
serum alpha1-antitrypsin
– 2. Pemeriksaan darah arteri memberikan
informasi penting tentang tingkat oksigenasi dan
jenis gangguan asam-basa
– 3. Peningkatan brain natriuretic peptida (BNP)
sebagai tanda kompensasi Kor Pulmonal dan
gagal jantung kanan.
Elektrokardiogram

Hipertrofi ventrikel kanan, Ventrikel kana


yang meregang, atau penyakit paru yang
mendasarinya.
Radiologi

Rontgen dada
• Ekokardiogram
• Doppler echocardiography
• CT scan thoraks dapat diindikasikan untuk
mendiagnosis tromboemboli paru sebagai etiologi
yang mendasari kor pulmonal.
• Magnetic Resonance Imaging (MRI) jantung
merupakan modalitas yang dapat memberikan
informasi berharga tentang massa/ketebalan
ventrikel kanan, septum dan fungsi ventrikel
Diagnosa Banding
• 1. Gagal Jantung Kongesti
• 2. Primary Stenosis pulmonal
• 3. Primary Hipertensi pulmonal
• 4. Gagal jantung kanan karena penyakit jantung bawaan
• 5. Gagal jantung kanan karena infark pada ventrikel
kanan
• 6. Kerusakan Septum ventrikel cacat
• 7. Perikarditis
• 8. Infiltratif cardiomyopathies
• 9. Atrial myxoma
Penatalaksanaan

• Oksigenasi
• Diuretik
• Vasodilator
• Beta-agonis selektif
• Digitalis
• Teofilin
• Antikoagulan
• Flebotomi
Komplikasi

• sinkop, hipoksia, pitting edema, kongesti


hati, dan kematian
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai