Anda di halaman 1dari 43

RESPONSI KASUS

 
Neonatal Cukup Bulan (38 minggu), Sesuai Masa Kehamilan,
Sectio Cesarea atas Indikasi Ibu Riwayat Sectio Cesarea + Trombositopenia,
Asfiksia Berat, Respiratory Distress Syndrom, Meconium Aspiration
Syndrome
 

 
Pembimbing:

Hendrico Kabanga’ (0120840114) dr. James Thimoty, Sp. A (K) M.Kes.


Marnitha Bato’sau’ (0120840311)
 
IDENTITAS
Identitas Pasien Identitas Orang Tua

Nama : By. Ny. HW Ayah : Tn. SA


Jenis Kelamin : Laki-laki Ibu : Ny. HW
Tanggal Lahir : 11 Desember 2020
Berat Badan : 3350 gram Umur
Panjang Badan : 50 cm Ayah : 37 tahun
Apgar Score : 2/4 Ibu : 37 tahun
Alamat : Abepura
No. DM : 47 80 62 Pekerjaan
Pekerjaan Ayah : Pedagang
Pekerjaan Ibu : IRT

Tanggal Pemeriksaan : 11 Desember 2020


ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Bayi lahir merintih

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien merupakan bayi yang lahir secara sectio caesarea dengan
air ketuban hijau kental dan berbau di RSUD Jayapura tanggal 11
Desember 2020 pukul 12.36 WIT dengan jenis kelamin laki-laki
berat badan 3350 gr dan Panjang badan 50 cm. Bayi lahir dengan
Apgar score 2/4/7, tidak menangis hanya merintih setelah ditepuk
punggung pelan-pelan bayi merintih, sianosis (+), tonus otot
kurang, sesak (+), retraksi (+), sehingga bayi dikirim ke SCN 1
untuk observasi lebih lanjut. Pada perawatan hari keempat, kulit
bayi tampak kuning lalu menghilang tanpa fototerapi.
ANAMNESIS

Riwayat Kehamilan Ibu


Kehamilan ini merupakan kehamilan ke-6. Pemeriksaan
ANC tidak diketahui. HPHT: 15-03-2020, TP: 20-12-2020

Riwayat Persalinan
Bayi lahir secara SC dengan BB: 3350 gr, PB: 50 cm,
air ketuban hijau kental berbau, bayi merintih, tonus
otot kurang, sianosis (+), dilakukan resusitasi dengan
pembersihan jalan napas, dilakukan perangsangan taktil,
diberikan O2 sungkup Neopuff PEEP 7, dilakukan ventilasi
tekanan positif, di dapatkan APGAR score 2/4/7.
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik berdasarkan status pada tanggal 11-12-2020;
BB: 3350 gr , PB: 50 cm
Keluhan : sesak (+) retraksi (+)
Keadaan umum : tampak sesak
Denyut jantung : 158x/ menit
Frekuensi Napas : 90x/ menit
Suhu badan : 37.0oC
SpO2 : 85%
 
Kepala
Normocephal, PCH (+), Mukosa bibir lembab (+)

Pulmo
Inspeksi : Simetris, tidak ada bekas luka/scars, ikut gerak napas, retraksi (+)
Palpasi : Taktil fremitus (Dextra = Sinistra)
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Suara bronkovesikuler (+/+); Rhonki (-/-); Wheezing (-/-)
Cor : Bunyi jantung I-II regular, murmur (-), gallop (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen
Inspeksi : Cembung
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : Supel, Hepar/lien tidak teraba, turgor kembali cepat (+) normal
Perkusi : Timpani

Ekstremitas : Akral dingin, CRT<3”, Edema (-), Ulkus (-)


Kulit : Anemis (-), Sianosis (+), Ikterus (-)

Downe Score
Pernafasan 2
Retraksi 2
Sianosis 1
Air Entry 1
Merintih 1
Total Skor 7
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pem. Laboratorium (11-12-2020)

Pem. Laboratorium (14-12-2020)


PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto Radiologi Thoraco abdominal

Kesan - Thorax : Gambaran granuler, homogen, tidak ada air bronchogram


- Cor : Dalam batas normal, tidak ada pembesaran
DIAGNOSIS KERJA
• NCB/SMK/SC ai. Ibu BSC + Trombositopenia
• Asfiksia Berat
• Respiratory Distress Berat ec. MAS
TERAPI
• Hangatkan, posisikan, bersihkan jalan nafas, keringkan, stimulasi,
posisikan → tonus otot lemah, biru HR 140x/m→ O2 CPAP masker
PEEP 7 FiO2 100%
• Rawat tali pusat
• O2 CPAP PEEP 7
• Kebutuhan cairan 60 x 3,35 = 201 cc/24 jam
• IVFD D10% 201cc/24 jam
• Inj. Vit K 1 mg (im)
• Inj. Hb0 0,5 mg (im)
• Inj. Bactesyn 160mg/12 jam
• Inj. Gentamicin 16 mg/ 36 jam
FOLLOW-UP HARIAN (H-2)
Hari /Tgl S O A P

Sabtu, Sesak(+), KU: Tampak sesak - NCB SMK, SC ai - Hangatkan inkubator


12/12/2020 Desaturasi Kes: Composmentis BSC + - Perawatan rutin
(+), Trombositopenia - Perawatan tali pusat
Retraksi(+), TTV - Asfiksia Berat
Kejang(-), HR: 170 x/m RR: 82 x/m - RD ec MAS - O2 nasal CPAP PEEP 7 LPM
Demam (-), SB: 36,8ᴏC SPO2: 92%
Muntah (-) - Kebutuhan Cairan
Usia : 1 hari K/L : Normocephal, PCH (+) 80 x 3,32 = 265cc/24 jam
HP - Kebutuhan Minum
: 2 hari Thorax : Tampak simetris, 10cc/3 jam (bila stabil)
Ikut gerak nafas, Retraksi (+) ,
BBL : 3350 g SN Bronkovesikuler, Rho +/- Whe - IVFD KA-EN Mg3
BBS : -/- 265cc/24jam
3320 g - Inj. Bactesyn 2x160 mg
Down skor : (H2)
Cor: BJ I II regular, MR (-), GLP (-) - Inj. Gentamisin 16mg/36
F : 2
R : 1 Abdomen: jam (H2)
S : 1 Cembung, Supel,
A : 0 BU (+)N, H/L: ttb. - Nebulizer dengan
M : 0 Combivent 2 cc, flexotide ½
Eksremitas: cc, NaCl 2 cc
Akral hangat, CRT ˂ 3”, Udem
-/-
Kulit : Ikterik (-),
FOLLOW-UP HARIAN (H-3)
Hari /Tgl S O A P

Minggu, Sesak(+), KU: Tampak sesak - NCB SMK, SC ai - Hangatkan inkubator


13/12/2020 Desaturasi Kes: Composmentis BSC + - Perawatan rutin
(+), Trombositopenia - Perawatan tali pusat
Retraksi(+), TTV - Asfiksia Berat
Kejang(-), HR: 130 x/m RR: 74 x/m - RD ec MAS - O2 nasal CPAP PEEP 7 LPM
Demam (-), SB: 37.0 ᴏC SPO2: 98%
Muntah (-) - Kebutuhan Cairan
Usia : 2 hari K/L : Normocephal, PCH (+) 100 x 3,24 = 325 cc/24 jam
HP - Kebutuhan Minum
: 3 hari Thorax : Tampak simetris, 42 cc/3 jam
Ikut gerak nafas, Retraksi (+) , (sanggup 8x20 cc)
BBL : 3350 g SN Bronkovesikuler, Rho +/- Whe
BBS : -/- - IVFD KA-EN Mg3
3247 g 265cc/24jam
Down skor : - Inj. Bactesyn 2x160 mg
Cor: BJ I II regular, MR (-), GLP (-) (H3)
F : 2
R : 1 Abdomen: - Inj. Gentamisin 16mg/36
S : 1 Cembung, Supel, jam (H3)
A : 0 BU (+)N, H/L: ttb.
M : 0 - Nebulizer dengan
Eksremitas: Combivent 2 cc, flexotide ½
Akral hangat, CRT ˂ 3”, Udem cc, NaCl 2 cc
-/-
Kulit : Ikterik (-),
FOLLOW-UP HARIAN (H-4)
Hari /Tgl S O A P

Senin, Sesak(+), KU: Tampak sesak - NCB SMK, SC ai - Hangatkan inkubator


14/12/2020 Desaturasi Kes: Composmentis BSC + - Perawatan rutin
(+), Trombositopenia - Perawatan tali pusat
Retraksi(+), TTV - Asfiksia Berat
Kuning (+) HR: 138 x/m RR: 70 x/m - RD ec MAS - O2 nasal CPAP PEEP 7 LPM
Kejang(-), SB: 36.7 ᴏC SPO2: 98% - Neonatal Jaundice
Demam (-), - Kebutuhan Cairan
Muntah (-) K/L : Normocephal, PCH (+) 120 x 3,24 = 394 cc/24 jam
Usia : 3 hari - Kebutuhan Minum
HP Thorax : Tampak simetris, 40 cc/3 jam
: 4 hari Ikut gerak nafas, Retraksi (+) , (via OGT)
SN Bronkovesikuler, Rho +/- Whe
BBL : 3350 g -/- - IVFD KA-EN Mg3 230
BBS : cc/24jam
3291 g - Inj. Bactesyn 2x160 mg
Cor: BJ I II regular, MR (-), GLP (-) (H4)
Down skor :
F : 1 Abdomen: - Inj. Gentamisin 16mg/36
R : 1 Cembung, Supel, jam (H4)
S : 1 BU (+)N, H/L: ttb.
A : 0 - Nebulizer dengan
Eksremitas: Combivent 2 cc, flexotide ½
M : 0 Akral hangat, CRT ˂ 3”, Udem cc, NaCl 2 cc
-/-
Kulit : Ikterik (+),
FOLLOW-UP HARIAN (H-5)
Hari /Tgl S O A P

Selasa, Sesak(+), KU: Tampak sesak - NCB SMK, SC ai - Hangatkan inkubator


15/12/2020 Desaturasi Kes: Composmentis BSC + - Perawatan rutin
(+), Trombositopenia - Perawatan tali pusat
Retraksi(+), TTV - Asfiksia Berat
Kuning (-) HR: 144 x/m RR: 58 x/m - RD ec MAS - O2 nasal CPAP PEEP 7 LPM
Kejang(-), SB: 36.6 ᴏC SPO2: 98% - Neonatal Jaundice
Demam (-), - Kebutuhan Cairan
Muntah (-) K/L : Normocephal, PCH (-) 120 x 3,24 = 384 cc/24 jam
Usia : 3 hari - Kebutuhan Minum
HP Thorax : Tampak simetris, 50 cc/3 jam
: 5 hari Ikut gerak nafas, Retraksi (+) ,
SN Bronkovesikuler, Rho -/- Whe
BBL : 3350 g -/- - IVFD KA-EN Mg3
BBS : 230 cc/24jam
3294 g - Inj. Bactesyn 2x160 mg
Cor: BJ I II regular, MR (-), GLP (-) (H5)
Down skor :
F : 0 Abdomen: - Inj. Gentamisin 16mg/36
R : 1 Cembung, Supel, jam (H5)
S : 1 BU (+)N, H/L: ttb.
A : 0 Eksremitas:
M : 0 Akral hangat, CRT ˂ 3”, Udem
-/-
Kulit : Ikterik (-),
FOLLOW-UP HARIAN (H-6)
Hari /Tgl S O A P

Rabu, Sesak(-), KU: Tampak sesak - NCB SMK, SC ai - Hangatkan inkubator


16/12/2020 Desaturasi Kes: Composmentis BSC + - Perawatan rutin
(-), Trombositopenia - Perawatan tali pusat
Retraksi(-), TTV - Asfiksia Berat
Kuning (-) HR: 144 x/m RR: 58 x/m - RD ec MAS - O2 nasal CPAP PEEP 7 LPM
Kejang(-), SB: 36.6 ᴏC SPO2: 98% - Neonatal Jaundice (Tappering off/ Aff)
Demam (-),
Muntah (-) K/L : Normocephal, PCH (-) - Kebutuhan Cairan
Usia : 5 hari 120 x 3,24 = 384 cc/24 jam
HP Thorax : Tampak simetris, - Kebutuhan Minum
: 6 hari Ikut gerak nafas, Retraksi (-) , 60 cc/3 jam
SN Bronkovesikuler, Rho -/- Whe
BBL : 3350 g -/-
BBS : - IVFD KA-EN Mg3
3284 g 230 cc/24jam
Cor: BJ I II regular, MR (-), GLP (-) - Inj. Bactesyn 2x160 mg
Down skor :
F : 0 Abdomen: (H5) STOP
R : 0 Cembung, Supel, - Inj. Gentamisin 16mg/36
S : 0 BU (+)N, H/L: ttb. jam (H5) STOP
A : 0 Eksremitas:
M : 0 Akral hangat, CRT ˂ 3”, Udem
-/-
Kulit : Ikterik (-),
DIAGNOSIS AKHIR
• NCB/ SMK/ SC ai Ibu BSC + Trombositopenia
• Asfiksia Berat
• Respirasi Distress (RD)
• Meconium Aspiration Syndrome (MAS)
• Neonatal Jaundice
PROGNOSIS AKHIR
• Quo ad vitam : Bonam
• Quo ad fungtionam : Bonam
• Quo ad sanationam : Bonam
BAB II

PEMBAHASAN
Neonatal Cukup Bulan (NCB)
• Menentukan usia gestasi = menentukan prognosis perawatan

• Antenatal = HPHT, Postnatal = NBS

• Neonatus Kurang Bulan (NKB) = UK <37 MG (<259 hari)


Neonatus Cukup Bulan (NCB) = UK 37-42 MG (259 – 294 hari)
Neonatus Lebih Bulan (NLB) = UK >42 MG (294 hari)

Taksiran Partus = 20-12-2020 = 40 Minggu = 39 Minggu 7 hari


Tanggal Lahir = 11-12-2020 = 1 Minggu 2 Hari = 1 Minggu 2 hari
Usia Kehamilan (UK) 38 Minggu 5 Hari

Kesimpulan : Neonatal Cukup Bulan (NCB).


Sesuai Masa Kehamilan (SMK)
• Menilai pertumbuhan intruterin (Grafik Lubchenco)

• Kecil Masa Kehamilan (KMK) = <10 persentil 


Sesuai Masa Kehamilan (SMK) = Persentil ke-10 dan ke-90
Besar Masa Kehamilan (BMK) = >90 persentil 

• UK HPHT = 38 MG, BBL = 3350 gr.


Berada pada persentil 10 - 90
Kesimpulan : Sesuai Masa Kehamilan (SMK)
Lahir Melalui Persalinan SC
• SC bertujuan untuk menyelamatkan Ibu dan Janin
• Indikasi SC : Indikasi Ibu, Indikasi Janin
• Kerugian SC : Sering menyebabkan Asfiksia.

• Ibu dengan Trombositopeni bisa menyebabkan IgG


antitrombosit yang mampu melewati sawar darah plasenta
menyebabkan trombositopenia pada fetus, yang
bermenifestasi terjadinya peradarahan spontan post natal.

• Indikasi SC Ibu (BSC 2x + Trombositopeni)


• Bayi mengelamai Asfiksia, tanpa Trombositopeni
Asfiksia Neonatorum
• Asfiksia neonatorum merupakan keadaan dimana bayi
tidak dapat segera bernafas secara spontan dan teratur
setelah lahir. Hal ini berkaitan dengan hipoksia janin dalam
uterus.

• Faktor risiko : Faktor Ibu, Faktor Janin


• Akibat asfiksia : Risiko multi organ failure

• Penilaian : APGAR Score


• Tatalaksana : Alur Resusitasi Neonatus
Asfiksia Neonatorum
• Salah satu penilaian derajat asfiksia : APGAR Sore

• WHO (ICD-10) : Asfiksia berat (0-3), Ringan-sedang (4-7)


Asfiksia Berat : HR <100 kali/menit), tidak bernapas atau megap-megap, dan
warna kulit pucat, serta tidak ada tonus otot.

• Dinilai menit 1, 5, 10 dan terus per lima menit sampai tercapai


nilai APGAR 7
Asfiksia Neonatorum
• Tatalakasana asfiksia mengikuti Alur Resusitasi Neonatus

Indikasi :
1. Air ketuban?
2. Nafas adekuat?
3. Tonus otot?
Asfiksia Neonatorum
• Tatalakasana asfiksia mengikuti Alur Resusitasi Neonatus

Indikasi :
1. Air ketuban? Meconeal
2. Nafas adekuat? Usaha Nafas 0
3. Tonus otot? Tonus 0
A/S 1’ = 2
VTP 30/5

A/S 5’ = 4
A/S 10’ = 7

O2 Sungkup dengan
Neo CPAP PEEP 7 LPM
FiO2 100%
Respiratory Distress (RD)

• Respiratory Distress (RD) :


Pasien masih dapat menggunakan mekanisme kompensasi.
Respiratory Failure :
Keadaan klinis yang lanjut akibat kegagalan mekanisme kompensasi.

• RD ditandai : Takipnea, Retraksi, PCH, Merintih, Sianosis, Apnue


• Faktor Risiko : NKB, Gawat janin, Faktor ibu, Faktor persalinan

• Penyebab tersering :
- TTN (Transient Tachypnea of the Newborn)
- MAS (Meconeal Aspiration Syndrom)
- HMD (Hialian Membran Disease)
- Displasia Bronkopulmonar
Respiratory Distress Syndrom (RDS)
• Penilaian : Downes Score
• Pemeriksaan : Laboratorium (DL, AGD), Raidologi Thorax

• Tatalaksana : Sesuai derajat Gawat napas


(Ringan-Sedang-Berat)

• Pasien Gawat Napas Berat akibat Aspirasi Ketuba Mekoneal


(Respiratory Distress Syndrom ec. Meconeal Aspiration Syndrom)
Respiratory Distress Syndrom (RDS)
• Salah satu penilaian derajat Gawat Napas: DOWNES Score
Respiratory Distress Syndrom (RDS)

• Pemeriksaan Penunjang
Meconeal Aspiration Syndrom (MAS)
• Aspirasi Mekonium /MAS: terhisapnya cairan amnion
mekoneal ke dalam saluran pernapasan bayi
menyebabkan kegagalan pernapasan BBL
ditandai : Hipoksia/Desaturasi

• Faktor Risiko : Ketuban mekoneal

• Pemeriksaan : Laboratorium (DL, AGD), Raidologi Thorax


• Tatalaksana : Terapi Oksigen, Antibiotik

• Pasien Gawat Napas Berat akibat Aspirasi Ketuban Mekoneal


(Respiratory Distress Syndrom ec. Meconeal Aspiration Syndrom)
Neonatal Jaundice
• ad./ keadaan klinis pada bayi yang ditandai oleh pewarnaan
kuning pada kulit dan sklera akibat peningkatan bilirubin
serum.

• Fisiologis :
- Klinis tampak pada BBL bila kadar bilirubin 5-7 mg/dl.
- Kadar bilirubin tak terkonjugasi minggu I > 2 mg/dl.
- Nampak pada hari 2-4,hilang setelah 10-14 hari
• Patologis :
- Ikterus terjadi sebelum 24 jam
- Peningkatan kadar bilurubin total > 0,5 mg/dl/jam
- Ikterus bertahan setelah 8 hari pada NCB atau setelah 14 hari pada NKB
- Adanya tanda-tanda penyakit yang mendasari pada setiap bayi (
Neonatal Jaundice
• Karakteristik Penyebab Kuning pada Bayi Baru Lahir
Neonatal Jaundice
• Koreksi Metode Visual dengan Estimasi Nilai bilirubin
Neonatal Jaundice
• Panduan fototerapi pada bayi usia kehamilan ≥ 35 minggu:
• Ikterus muncul di Usia 5 hari atau 108 jam setelah lahir
BAB III

PENUTUP
• Diagnosis yang diberikan pada bayi saat lahir adalah
NCB (38 minggu)/SMK/SC atas indikasi Ibu BSC 2x +
Trombositopenia, Asfiksia Berat, Respiratory Distress,
Aspirasi Mekonium Sindrom dan Neonatal Jaundice.

• Berdasarkan HPHT = UK 38 minggu.


Berdasarkan grafik Lubchenko = Sesuai Masa Kehamilan (SMK).

• APGAR skor 2/4/7 maka pasien ini didiagnosis sebagai asfiksia


berat disertai tanda asfiksia pad neonatus.

• DOWNES Skor nilainya 7 maka dalam kondisi Respirasi Distress


Berat dengan faktor risiko adanya meconium pada cairan
ketuban. Maka disimpulkan pasien mengalami RDS ec. MAS
• Adapun terapi yang diberikan selama perawatan yaitu
hangatkan (inkubator), perawatan rutin, pemberian oksigen,
pemberian cairan melalui infus maupun OGT (untuk ASI/PASI),
pemberian antibiotik guna mencegah terjadinya infeksi pada
bayi.

• Pada kasus ini ikterus termasuk kedalam ikterus fisiologis


karena ikterus muncul >24 jam pada puncak hari ke-3, tapi
turun sebelum hari ke-7.
Terimakasih…..

Anda mungkin juga menyukai