Anda di halaman 1dari 45

Presentasi Laporan Kasus

“SEORANG PENDERITA HIV + TB PARU


DI RSUD JAYAPURA PAPUA

PEMBIMBING:
DR. GERY DALA P. BASO SP.PD
OLEH :
DEVI SONDA
20110840220
PENDAHULUAN

 HIV merupakan penyakit menular yang


disebabkan oleh infeksi Human Immunodeficiency
Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh

• Tahun 2013 pasien


HIV menderita TB ±
Tahun 2014 pasien
1,1 juta (11%)
• Meninggal ± 360.000 TB + HIV ±
1,2Juta
Di Indonesia sendiri penderita HIV yang dilaporkan dari bulan oktober
sampai desember 2017 sebanyak 14.640 orang, presentani HIV tertinggi
pada kelompok umur 25 – 49 tahun (69,2 %) diikuti kelompok 20-24
tahun (16,7) dan kelompok umur > 50 tahun 7,6 %, laki-laki lebih banyak
dibandingkan wanita
jumlah kasus HIV yang dilaporkan tahun 2005 – 2017 mengalami
kenaikan tiap tahunnya ± 280.623 jumlah tertinggi DKI Jakarta 51.981,
Jawa Timur 39.633, Papua 29.083
 Jumlah AIDS yang dilaporkan dari bulan oktober sampai desember 2017
sebanyak 102.667 orang dengan daerah yang paling tinggi Papua 19.729
orang, Jawa Timur 18,243, DKI Jakarta 9.215 orang 5
Prevalensi penduduk Indonesia yang didiagnosis TB paru oleh
tenaga kesehatan tahun 2013 adalah 0.4 persen, tidak
berbeda dengan 2007, Lima provinsi dengan TB paru tertinggi
adalah Jawa Barat (0.7%), Papua (0.6%), DKI Jakarta (0.6%),
Gorontalo (0.5%), Banten (0.4%) dan Papua Barat (0.4%) 6
IDENTITAS PASIEN

Nama : Nn. S.M


Umur : 21 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Sarmi
Pekerjaan : -
Agama : Kristen Protestan
Tanggal MRS : 27 Februari 2019
Tanggal Pemeriksaan : 27 Februari-2019
No. RM : 454210
ANAMNESIS

 Keluhan Utama
Tidak bisa makan ± 6bulan
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien merupakan rujukan dari RSUD Sarmi datang ke polik penyakit dalam Rumah
Sakit Umum Jayapura pada tanggal 27Februari 2019 pukul 09.30 WIT dengan
keluhan tidak bisa makan ± 6bulan, di dalam mulut terasa terbakar disertai nyeri
menelan, Demam (+) hilang timbul, kurang lebih 2 minggu, membaik pada saat
minum obat penurun panas, mual (-) muntah (-), Batuk kering (+) ± 6bulan, bercak
darah (-) memberat pada saat malam hari, pada saat batuk terasa sesak (+) disertai
nyeri dada dan nyeri ulu hati, nyeri seperti rasa terbakar / panas dan susah bernafas,
berkeringat di malam hari (+) mencret (-), nafsu makan (-) badan lemas, seperti
tidak ada tenanga untuk bekerja dan mengalami penurunan berat badan yang drastis,
ibu pasien mengaku bahwa anaknya lebih cenderung banyak tidur akhir akhir ini
Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien ini sebelumnya pernah berobat kepustu dan diberikan obat


penurun panas,
Riwayat pengobatan ARV (-)
Riwayat pengobatan TB (-)
Riwayat malaria (+)
Riwayat penyakit jantung (-)
Riwayat asma (-)
Riwayat penyakit keluarga:
Tidak ada keluarga yang menderita penyakit seperti ini
Riwayat pemakaian obat-obatan
Pada pasien ini sebelumnya tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan tertentu
dalam jangka waktu yang lama. Pasien hanya minum obat penurun panas yang
didapat dari layanan pustu (puskesmas pembantu)
Riwayat alergi
Pasien mengaku tidak memiliki riwayat alergi terhadap makanan tertentu
maupun obat-obatan tertentu.
Riwayat kebiasaan: mengonsumsi pinang sebelum sakit..
STATUS GENERALIS & VITAL SIGN

Status Generalis saat MRS


Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
GCS : E4V5M6
Tanda-tanda Vital :
 Tekanan darah : 110/70 mmhg
 Nadi : 102 x/m
 Respirasi : 38 x/m
 Suhu badan : 37,80 C
 Saturasi Oksigen : 93% tanpa O2
PEMERIKSAAN FISIK

Kepala : Normochepal, wajah simetris, deformitas (-), edema


periorbital (-), konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-), oral
candidiasis (+)
Leher : P>KGB (-)
Thorax (Pulmo) :
Inspeksi : Simetris, ikut gerak nafas
Palpasi : Vokal fremitus dextra = sinistra
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : Suara Nafas vesikuler, Ronki (+/+), Wheezing (-/-)
Thorax/Cor :
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis sulit dinilai
Perkusi : Batas jantung kana atas : ICS II, para sternal line dextra,
Batas bawah Jantung : ICS IV parasternalis line dextra,
Batas kiri atas ICS II parasternal line sinistra,
Apex jantung di ICS V midclavicula line sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung I – II regular, gallop (-), murmur (-)
Abdomen :
Inspeksi : Tampak cembung, jejas (-)
Palpasi : datar, nyeri tekan pada epigastrium,
hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : Timpani , shifting dullness(-),
Rectal Touche (RT): tidak dilakukan
Auskultasi : Bising usus meningkat
Ekstremitas : Akral hangat, CRT <2”, Edema (-/-)
IMT = BB (kg ) : (TB )2
= 39 : (1,6)2 = 15 (Berat badan kurang )
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Jenis Pemeriksaan Pemeriksaan lab Hasil (28/02/2019) Nilai Rujukan

Hematologi Hb 5,1 13,3 - 16,6 g/dl

Leukosit 3,03 3,37 - 8,38 103/µL

Eritrosit 3,23 3,69 – 5,46 106/µL

HCT 17,6 341,3 – 52,1 %

Trombosit 430 140 – 400 103/µL

DDR Negatif  
Jenis Pemeriksaan Pemeriksaan lab Hasil (28/02/2019) Nilai Rujukan

Hitung Jenis Sel Basofil 0,3 0,3 – 1,4 %


Leukosit

Sel Eusinofil 0,7 0,6 – 5,4 %

Sel Neutrofil 72,9 39,8 – 70,5 %


Sel Limfosit 13,2 23,1 – 49, 9 %
Sel Monosit 12,9 4,3 – 10,0 %
LED 114 mm/jam.
Jenis Pemeriksaan Pemeriksaan lab Hasil (28/02/2019) Nilai Rujukan

Kimia darah SGOT 91,0 U/L, <= 40

SGPT 58,0 <= 41


BUN 7,4 7 – 18
CREATININ 0,21 <= 0,95
Albumin 2,4
pemeriksaan Serologi antibodi HIV Reaktif
HBs Ag Non Reaktif
Anti HCV Non Reaktif
Jenis Pemeriksaan Pemeriksaan lab Hasil (28/02/2019) Rujukan

Urinalisa Warna
urine kimia kuning,
kejernihan agak KERU
pH 6,5
Bilirubin, Nitrit, negatif
Keton, Blood, Glukosa
lekosit estrase 25,0
Sedimen Eritrosit 15,4
Lekosit 54
Sel epitel 26,2
Silinder 6,07
Bakteri 48,6
Kristal 147,8
Jamur 0
AMORF 23,1
Protein +1
 

Jenis Pemeriksaan Pemeriksaan lab Hasil (5/03/2019) Nilai Rujukan

Hematologi Hb 8,7 13,3 - 16,6 g/dl

Leukosit 7,22 3,37 - 8,38 103/µL

Eritrosit 4,35 3,69 – 5,46 106/µL

HCT 27,0 341,3 – 52,1 %

Trombosit 412 140 – 400 103/µL


Jenis Pemeriksaan Pemeriksaan lab Hasil (5/03/2019) Nilai Rujukan

Hitung Jenis Sel Basofil 0,4 0,3 – 1,4 %


Leukosit

Sel Eusinofil 0,0 0,6 – 5,4 %

Sel Neutrofil 81,8 39,8 – 70,5 %


Sel Limfosit 10,2 23,1 – 49, 9 %
Kimia darah Albumin 2,4
PEMERIKSAAN FOTO THORAX (28 Februari 2019)

·Soft tissue swelling (-)


· Bone : fraktur (-)
·Sinus costafrenikus lancip
·Cor : cardiomegali (-)
· Pulmo : corakan broncovaskuler
bertambah , hillus tampak kasar
tampak kavitas di hemithorax
sinistra dan infiltrat

Kesan : TB PARU
HASIL TCM

Pemeriksaan Tanggal 6 Maret 2019

LOW DETECTIVE (POSITIF)


DIAGNOSIS KERJA

HIV
TB PARU
Anemia
HIPOALBUMIN
TERAPI
• IVFD NS :D5 % 1 :2 cc/ 24 jam
• Inj ceftriaxone 1x 2gr iv
• Ambroxol 3 x 30 mg
• Inj.omeperazole 2 x 1 amp
• Sulcralfat 3x1 cc
• HepaQ 3 x 1
• Pct 3 x 1 tab
• Cotrimoxazole 1x960 gr
S O A P
- Batuk (+) Ku: TSS Candidiasis Oral - IVFD NS :D5 % 1 :2 cc/ 24 jam
- Lemas Kes: CM Susp. TB paru - Ketoconazole 1 x 150 mg
- Nyeri ulu hati TTV: TD:90/60 mmHg, N:78 x/m, SpO2: 97%, RR:25 x/m, SB:36,50C - Inj ceftriaxone 1x 2gr iv
- Mual (+) - Ambroxol 3 x 30 mg
K/L: CA (+), SI(-), OC (+), PKGB (-)
- Belum bisa makan - Inj.omeperazole 2 x 1 amp
Thorax:
- Sulcralfat 3x1 cc
I: simetris, ikut gerak napas.

Follow Up
P: vokal premitus (+) d = s
P: sonor
A: suara napas vesikuler, Rhonci (+), wheezing (-).
Jantung:
I: Ictus cordis tidak tampak
P: Thrill (-), Ictus cordis teraba.
P: Redup, batas jantung normal
Abdomen
I: Membesar, deformitas (-).
A: BU (+)
P: Nyeri tekan didapatkan nyeri tekan pada epigastrium.
Extremitas: akral hangat, CRT <2”, udem(-).
Vegetatif:
Makan (-) Minum (+)
BAB (+) & BAK (+)

Tanggal 27 Februari 2019 di RPDW


S O A P
- Lemas Ku: TSS Candidiasis Oral - IVFD NS :D5 % 1 :2 cc/ 24
- Batuk (+) Kes: CM Susp. TB paru jam
- Nyeri dada dan nyeri ulu TTV: TD:100/70 mmHg, N:82 x/m, SpO 2: 96%, RR:25 x/m, SB:37,50C
- Ketoconazole 1 x 150 mg
hati
K/L: CA (+), SI(-), OC (+), PKGB (-) - Inj ceftriaxone 1x 2gr iv
Thorax: - Ambroxol 3 x 30 mg
I: simetris, ikut gerak napas.
- Inj.omeperazole 2 x 1 amp
P: vokal premitus (+) d = s

Follow Up
- Sulcralfat 3x1 cc
P: sonor
A: suara napas vesikuler, Rhonci (+), wheezing (-).
Jantung:
I: Ictus cordis tidak tampak
P: Thrill (-), Ictus cordis teraba.
P: Redup, batas jantung normal
Abdomen
I: Membesar, deformitas (-)
A: BU (+)
P: Nyeri tekan didapatkan nyeri tekan pada epigastrium.
Extremitas: akral hangat, CRT <2”, udem(-).
Vegetatif:
Makan (+) Minum (+)
BAB (+) & BAK (+)

Tanggal 28 Februari 2019 di RPDW


S O A P
- Batuk (+) Ku: TSS - Hiv st III - IVFD NS :D5 % 1 :2 cc/
- Kepala sakit (+) Kes: CM - TB Paru
- Nyeriulu hati TTV: TD:100/70 mmHg, N:94 x/m, SpO2: 97%, RR:25 x/m, - Oral candidiasis 24 jam
SB:36,10C - Anemia mikrositik Hipokrom - Transfusi PRC 1 kolf/hari
K/L: CA (+), SI(-), OC (+), PKGB (-) - Albumin 20%
Thorax:
- Inj ceftriaxone 1x 2gr iv
I: simetris, ikut gerak napas.

Follow Up
P: vokal premitus (+) d = s - Ambroxol 3 x 30 mg
P: sonor
- Inj.omeperazole 2 x 1 amp
A: suara napas vesikuler, Rhonci (+), wheezing (-).
Jantung: - Sulcralfat 3x1 cc
I: Ictus cordis tidak tampak
- HepaQ 3 x 1
P: Thrill (-), Ictus cordis teraba.
P: Redup, batas jantung normal
Abdomen
I: Membesar, deformitas (-)
A: BU (+)
P: Nyeri tekan didapatkan nyeri tekan pada epigastrium.
Extremitas: akral hangat, CRT <2”, udem(-).
Vegetatif:
Makan (-) Minum (+)
BAB (+) & BAK (+)

Tanggal 1 MARET 2019 di RPDW


O
S A P
Ku: TSS
Batuk (+) Kes: CM - Hiv st IV - IVFD NS :D5 % 1 :2 cc/ 24
Nyeri ulu hati (+) TTV: TD:100 /60 mmHg, N:100 x/m, SpO2: - TB Paru
96%, RR:29 x/m, SB:37,50C jam
- Oral candidiasis
K/L: CA (+), SI(-), OC (+), PKGB (-) Anemia mikrositik Hipokrom - Transfusi PRC 1 kolf/hari
Thorax:
I: simetris, ikut gerak napas. Hipoalbumin - Albumin 20%
P: vokal premitus (+) d = s
P: sonor - Inj ceftriaxone 1x 2gr iv
A: suara napas vesikuler, Rhonci (+), wheezing
-

Follow Up
(-). Ambroxol 3 x 30 mg
Jantung:
I: Ictus cordis tidak tampak - Inj.omeperazole 2 x 1 amp
P: Thrill (-), Ictus cordis teraba.
P: Redup, batas jantung normal - Sulcralfat 3x1 cc
Abdomen
I: Membesar, deformitas (-) - HepaQ 3 x 1
A: BU (+)
P: Nyeri tekan didapatkan nyeri tekan pada
epigastrium.
Extremitas: akral hangat, CRT <2”, udem(-).
Vegetatif:
Makan (-) Minum (+)
BAB (+) & BAK (+)

Tanggal 3 MARET 2019 di RPDW


S O A P
- Batuk (+) Ku: TSS - Hiv st III - IVFD NS :D5 % 1 :2 cc/ 24 jam
- Demam (+) Kes: CM - TB Paru - Transfusi PRC 1 kolf/hari
TTV: TD:90/70 mmHg, N:89 x/m, SpO2: - Oral candidiasis - Inj ceftriaxone 1x 2gr iv
98%, RR:25 x/m, SB:37,50C Anemia mikrositik
Hipokrom - Ambroxol 3 x 30 mg
K/L: CA (+), SI(-), OC (+), PKGB (-) - Inj.omeperazole 2 x 1 amp
Thorax: - Sulcralfat 3x1 cc
I: simetris, ikut gerak napas. - HepaQ 3 x 1
P: vokal premitus (+) d = s - Albumin 20%
P: sonor

Follow Up
A: suara napas vesikuler, Rhonci (+),
wheezing (-).
Jantung:
I: Ictus cordis tidak tampak
P: Thrill (-), Ictus cordis teraba.
P: Redup, batas jantung normal
Abdomen
I: Membesar, deformitas (-)
A: BU (+)
P: Nyeri tekan didapatkan nyeri tekan
pada epigastrium.
Extremitas: akral hangat, CRT <2”,
udem(-).
Vegetatif:
Makan (-) Minum (+)
BAB (+) & BAK (+)

Tanggal 4 MARET 2019 di RPDW


S O A P
Batuk (+) Ku: TSS - Hiv st III - IVFD NS :D5 % 1 :2 cc/
Demam (+) Kes: CM - TB Paru 24 jam
TTV: TD:100/70 mmHg, N:92 x/m, SpO2: - Oral candidiasis
95%, RR:28 x/m, SB:370C Anemia mikrositik - Inj ceftriaxone 1x 2gr iv
Hipokrom - Ambroxol 3 x 30 mg
K/L: CA (+), SI(-), OC (+), PKGB (-)
Thorax: - Inj.omeperazole 2 x 1
I: simetris, ikut gerak napas. amp
P: vokal premitus (+) d = s - Sulcralfat 3x1 cc
P: sonor - HepaQ 3 x 1

Follow Up
A: suara napas vesikuler, Rhonci (+),
wheezing (-).
Jantung:
I: Ictus cordis tidak tampak
P: Thrill (-), Ictus cordis teraba.
P: Redup, batas jantung normal
Abdomen
I: Membesar, deformitas (-)
A: BU (+)
P: Nyeri tekan didapatkan nyeri tekan
pada epigastrium.
Extremitas: akral hangat, CRT <2”,
udem(-).
Vegetatif:
Makan (-) Minum (+)
BAB (+) & BAK (+)

Tanggal 5 MARET 2019 di RPDW


S O A P
- Batuk (+) Ku: TSS - Hiv st III OC - IVFD NS :D5 % 1 :2 cc/
- panas tiap pagi Kes: CM - TB Paru 24 jam
TTV: TD:90/70 mmHg, N:86 x/m, SpO2: - Anemia mikrositik
98%, RR:30 x/m, SB:38,50C Hipokrom - Inj ceftriaxone 1x 2gr iv
- Ambroxol 3 x 30 mg
K/L: CA (+), SI(-), OC (+), PKGB (-)
Thorax: - Inj.omeperazole 2 x 1
I: simetris, ikut gerak napas. amp
P: vokal premitus (+) d = s - Sulcralfat 3x1 cc
P: sonor - HepaQ 3 x 1

Follow Up
A: suara napas vesikuler, Rhonci (+),
wheezing (-). - Pct 3 x 1 tab
Jantung: - Cotrimoxazole 1x960 gr
I: Ictus cordis tidak tampak
P: Thrill (-), Ictus cordis teraba.
P: Redup, batas jantung normal
Abdomen
I: Membesar, deformitas (-)
A: BU (+)
P: Nyeri tekan didapatkan nyeri tekan
pada epigastrium.
Extremitas: akral hangat, CRT <2”,
udem(-).
Vegetatif:
Makan (+) Minum (+)
BAB (+) & BAK (+)

Tanggal 6 MARET 2019 di RPDW


PEMBAHASAN
HIV / AIDS

Acquired Immune Deficiency Syndrome


(AIDS) adalah sekumpulan gejala penyakit
yang disebabkan oleh virus HIV
Human Immunodeficiency Virus (HIV)
adalah virus yang menyerang sel darah
putih yang menyebabkan kekebalan tubuh
manusia menjadi menurun
Tuberkulosis adalah infeksi
oportunistik yang menyebabkan
angka kematian paling tinggi
pada penderita HIV/AIDS
Stadium klinis HIV / AIDS menurut WHO
Stadium klinis 1 : Stadium klinis II : Sakit Ringan  Stadium klinis III: sakit Stadium klinis IV: sakit
Asimtomatik sedang berat (AIDS)

• Asimtomatik • Penurunan berat badan < 10 % • Penurunan berat badan > •HIV wasting syndrome
•Limfadenopati • ISPA berulang (Sinusistis, 10% • Pneumonia,
generalisata persisten tonsilitis, otitis media dan • Diare kronis > 1 bulan pneumosistis
farangitis ) • Suhu tubuh > 37,5 0C, • Pneumonia bakterialis
Herpez soster intermiten/persisten > 1 bulan berat dan berulang
Kelingitis angularis • Kandidiasis oral • Herpes simplek > 1
• Oral hairy leukoplakia bulan
Tb paru • Kandidiasis esofagus
• TB ekstra paru
Sarkoma kaposi
Retinitis CMV
Toksoplasmosis otak
Ensofalopati HIV
Meningitis kriptokokus
Penularan HIV
• Transmisi melalui kontak Transmisi secara vertikal :
seksual (heteroseksual, Ibu yang terinfeksi HIV kepada
homoseksual) mencapai janinnya sewaktu hamil, persalinanan
60%. Sedangkan penularan setelah melahirkan melalui pemberian
melalui jarum suntik Air Susu Ibu (ASI)
sebesar 30%,

Transfusi darah dari Transmisi pada petugas


donor yang terinfeksi kesehatan dan petugas
HIV laboratorium
 
Patofisiologi
Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan laboratorium
• Menentukan adanya antibodi :
 RAPID TES (DIPSTICK)
• Menentukan adanya virus : DNA PCR , HIV RNA
• Jumlah sel CD4
• Resistensi tes
• Darah lengkap
• Kimia darah
• Serologis : SIFILIS,TOKSOPLASMA, HBV, HCV DAN CMV
• TB dan Malaria
Lab untuk infeksi oportunistik
Ko infeksi TB HIV
Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan Gambaran klinis dapat berupa
oleh Mycobacterium tuberculosis, Mycobacterium demam, penurunan berat badan, dan
gejala konstitusional seperti batuk dan
tuberculosis adalah agen menular yang dapat muncul nyeri dada
sebagai reaktivasi infeksi laten pada pasien
imunokompromais atau sebagai infeksi primer setelah
penularan dari orang ke orang pada berbagai stadium HIV.
Individu dengan HIV positif memiliki resiko 21-34
kali untuk terinfeksi
Terapi ARV diberikan pada semua pasien
koinfeksi TB-HIV berapapun jumlah
CD4, Pengobatan ARV dapat dimulai
setelah OAT dapat ditoleransi, biasanya
setelah 2 - 8 minggu, Pantau
kemungkinan terjadi efek samping
obat,dan Gunakan rejimen yang
mengandung Efavirenz
penatalaksanaan
CARE, SUPPORT AND TREATMENT FOR PLWA
38

HIV/AIDS DAPAT DIOBATI MENJADI SEHAT


PENGOBATAN PENDUKUNG :
 NUTRISI, CAIRAN
 HOME CARE, UP, RUMAH SINGGAH ?
 MENJAGA KEBERSIHAN
 DUKUNGAN PSIKOSOSIAL, AGAMA, SOSIAL EKONOMI
 DUKUNGAN KELUARGA
 PENDAMPINGAN (LSM,NGO)
 KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA
 DUKUNGAN HAM DAN HUKUM
PENGOBATAN KHUSUS :
 PENGOBATAN INFEKSI OPORTUNISTIK (PCP,TB,JAMUR)
 PENGOBATAN ANTIRETROVIRAL
 PENGOBATAN KANKER (KAPOSI, LIMFOMA, CERVIX DLL)
 INFEKSI YANG LAIN (MALARIA, PMS)
Obat Profilaksis
PPK (pengobatan pencegahan kotrimoksasol)
diberikan pada ODHA dengan stadium klinis
2, 3, dan 4 pada CD4 <200 sel/mm3 atau
stadium klinis 3 dan 4 bila tidak tersedia
pemeriksaan CD4

Dosis PPK untuk orang


dewasa 1x960 mg (dua tablet
atau satu tablet forte)
Anti Retro Virus
NsRTI NNRTI PI
Nucleoside reverse transcriptase Non Nucleoside reverse Protease inhibitor
inhibitor transcriptase inhibitor
zidovudine (ZDV) 100mg nevirapine (NVP) 200 mg saquinavir (SQV)
didanosine (ddI) efavirenz (EFV) 200mg dan 600 mg ritonavir (RTV)
zalcitabine (ddC) delavirdine (DLV) indinavir (IDV)
stavudine (d4T) nelfinavir (NFV)
lamivudine (3TC) 150 mg NtRTI amprenavir (APV)
abacavir (ABC) Tenofovir (TDF) 300 mg lopinavir/r (LPV/r)
emtricitabine (FTC) atazanavir (ATV)
Obat ARV lini : 1) TDF + 3TC (atau FTC) + EFV 3)AZT + 3TC +EFV
2) TDF + 3TC (atau FTC + NVP 4) AZT + 3TC +NVP
PENCEGAHAN
A . Abstinentia = Pantang melakukan hubungan
sex
B . Befaithfull = Setia pada pasangan
C. Condom = Memakai kondom
D. Drugs = Obat = Pada penularan Ibu pada anak
dapat dicegah dengan obat. Mikrobisid
Disirkumsisi
E. Edukasi = perlu pendidikan dan penyuluhan
Pada kasus ini pasien mengaku tidak bisa makan ± 6 bulan, dalam mulut
terasa terbakar disertai nyeri menelan, Demam (+) hilang timbul, kurang
lebih 2 minggu,Batuk kering (+) ± 6bulan, memberat pada saat malam hari,
pada saat batuk terasa sesak (+) disertai nyeri dada dan nyeri ulu hati,
berkeringat di malam hari (+) badan lemas, seperti tidak ada tenanga untuk
bekerja, ibu pasien mengaku bahwa anaknya mengalami penurunan berat
badan yang drastis dan lebih cenderung banyak tidur, pada pemeriksaan fisik
didapatkan conjungtiva anemis, oral candidiasis, rhonki pada kedua lapang
paru, nyeri tekan epigastrium, pada pemeriksaan laboratorium PITC reaktif,
hasil TCM low detective, pada pemeriksaan radiologi terdapat kavitas, dan
infiltrat. Berdasarkan Anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang maka pasien ini didiagnosis HIV St III + TB paru
Kesimpulan
Seorang perempuan berinisial S.M Berusia 21 tahun, Pada tanggal 27 Februari
2019 Pasien merupakan rujukan dari RSUD Sarmi datang ke polik penyakit
dalam Rumah Sakit Umum Jayapura , dengan keluhan tidak bisa makan ±
6bulan, di dalam mulut terasa terbakar disertai nyeri menelan, Demam (+)
hilang timbul, kurang lebih 2 minggu, membaik pada saat minum obat
penurun panas, Batuk kering (+) ± 6bulan, memberat pada saat malam hari,
pada saat batuk terasa sesak (+) disertai nyeri dada dan nyeri ulu hati, nyeri
seperti rasa terbakar / panas dan susah bernafas, berkeringat di malam hari
(+) mencret (-), nafsu makan (+) badan lemas, seperti tidak ada tenanga untuk
bekerja, , ibu pasien mengaku bahwa anaknya mengalami penurunan berat
badan yang drastis dan lebih cenderung banyak tidur . Pasien ini sebelumnya
pernah berobat kepustu dan diberikan obat penurun panas, Riwayat
pengobatan ARV dan Riwayat pengobatan TB disangkal pasien,
Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang (Laboratorium,USG
Abdomen, dan Foto Thorax ) maka penderita
didiagnosis HIV st III + TB Paru. Dengan pemberian
terapi definitif, simptomatis, dan suportif didapatkan
hasil yang semakin membaik
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai