5. Pemeriksaan Fisik:
1. Status Generalis
Keadaan Umum: Composmentis GCS 15 (E4V5M6), rewel
Tanda-Tanda Vital:
TD: - N: 120 x/menit, reguler
RR: 28 x/menit, t: 39.5℃ , SpO2: 97 %
BB: 7.2 kg
Keadaan Tubuh:
Kepala : Mesosefal
Mata : Konjungtiva palpebra anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Mulut : Sianosis (-), kering (-)
Hidung : Discharge (-/-)
Leher : Nyeri tekan (-), pembesaran nnll. (-)
Thoraks :
Cor: I: Ictus cordis tak tampak
P: Ictus cordis teraba di SIC V 2 cm dari LMCS
P: Konfigurasi jantung dalam batas normal
A: Bunyi jantung I-II regular, bising (-), gallop (-)
Pulmo: I: Simetris saat statis dan dinamis, retraksi (-)
P: Stem fremitus kanan = kiri
P: Sonor seluruh lapangan paru
A: Suara Dasar Vesikuler (+/+), Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)
Abdomen : I: Datar
A: Bising usus (+) meningkat
P: Timpani (+)
P: Nyeri tekan (-), hepar/lien tak teraba membesar, turgor kulit kembali
agak lambat
Ekstremitas : Superior Inferior
Pucat : -/- -/-
Sianosis : -/- -/-
Akral dingin : -/- -/-
Capp. Refill : <2”/<2” <2”/<2”
Nadi kaki: 120, regular, kuat angkat
6. Pemeriksaan Laboratorium:
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Hemoglobin 9.3 gr % 12-14
Hematokrit 28.2 % 37-43
Leukosit 8.500 /mm3 5.000-10.000
Eritrosit 4.39 juta/mm3 4-5
Trombosit 475.000 /mm3 150.000-400.000
Gula Darah Sewaktu 136.4 mg/dl < 160
(GDS)
7. Penatalaksanaan:
Medikamentosa
IVFD RL 30 tpm mikro
Inj, Paracetamol 80 mg/8 jam
Po. L-Bio 2x1 sach
po. Zinc syr 20 mg 1xcth 1
Konsul dr. Ari, Sp.A:
Terapi lanjut
Tanggal Problem/Dx Subjektif Objektif Terapi
10 Jan 2019 Diare dengan BAB cair sur-sur (+) KU: IVFD RL 30 tpm mikro
Dehidrasi 2x sehari. Muntah (-). Composmentis, rewel Inj, Paracetamol 80 mg/8 jam
Ringan- Demam (+). TTV: Po. L-Bio 2x1 sach
Sedang Makan/minum (+) N: 110 x/menit po. Zinc syr 20 mg 1xcth 1
sedikit-sedikit. RR: 26 x/menit
BAK (+) banyak. t: 36 ℃
Mata cowong (-/-)
Turgor kulit kembali
cepat
11 Jan 2019 Diare dengan BAB cair sur-sur (-). KU: IVFD RL 30 tpm mikro
Dehidrasi BAB lembek (+) 1x Composmentis Inj, Paracetamol 80 mg/8 jam
Ringan- sehari. Muntah (-). TTV: Po. L-Bio 2x1 sach
Sedang Demam (-). N: 112 x/menit po. Zinc syr 20 mg 1xcth 1
Makan/minum (+). RR: 26 x/menit
BAK (+) banyak. t: 36.5 ℃
Mata cowong (-/-)
Turgor kulit kembali
cepat
Tanggal Problem/Dx Subjektif Objektif Terapi
12 Jan 2019 Diare dengan BAB cair sur-sur (-). KU: IVFD RL 30 tpm mikro
Dehidrasi BAB lembek (-). Composmentis, rewel Inj, Paracetamol 80 mg/8 jam
Ringan- Muntah (-),demam (-). TTV: Po. L-Bio 2x1 sach
Sedang Makan/minum (+). N: 104 x/menit po. Zinc syr 20 mg 1xcth 1
BAK (+) banyak. RR: 24 x/menit Program BLPL
t: 37 ℃
Mata cowong (-/-)
Turgor kulit kembali
cepat
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI DIARE
Diare didefinisikan sebagai buang air besar pada bayi atau anak lebih dari tiga kali
perhari atau lebih dari biasanya, disertai perubahan konsistensi feses menjadi lembek atau
cair dengan atau tanpa lendir dan darah.Menurut etiologinya diare dibagi menjadi diare cair
dan diare berdarah.Jika berdasarkan pada lamanya diare maka dapat dibedakan menjadi diare
akut dan diare persisten.1,2
ETIOLOGI DIARE
Etiologi pada diare terdiri dari beberapa faktor, yaitu faktor psikis, makanan, konstitusi
dan infeksi.1-3
1. Faktor psikis
Pada faktor psikis, keadaan depresi atau stress emosional yang lainnya, melalui
susunan syaraf vegetatif dapat mengganggu saluran cerna dengan meningkatnya peristalstik
usus sehingga terjadi diare.1,3 Diare karena faktor psikis jarang pada bayi dan anak kecil,
sehingga kemungkinan diare karena faktor psikis pada penderita ini sangat kecil.
2. Faktor makanan
Makanan merupakan penyebab diare non-infeksi yang paling sering. Makanan yang
dapat menyebabkan diare antara lain:
- perubahan susunan makanan yang mendadak, hal ini sering terjadi pada bayi.3
- makanan yang busuk yang mengandung racun.
- makanan yang tidak sesuai dengan umur bayi.
3. Faktor konstitusi
Faktor konstitusi yaitu kondisi saluran cerna yang dijumpai pada keadaan intoleransi
laktosa, malabsorbsi lemak dan intoleransi protein. Malabsorbsi merupakan gangguan
transportasi mukosa yang abnormal yang disebabkan oleh satu atau lebih substansi spesifik
yang akan menyebabkan ekskresi feses dari nutrisi yang dicerna. Malabsorbsi dapat terjadi
pada penyakit gangguan pancreas, empedu dan gangguan usus (seperti kerusakan mukosa
usus, gangguan motilitas usus, perubahan ekologi bakteri usus, tindakan post operatif usus.
Di samping itu malabsorbsi dapat terjadi karena gangguan metabolisme kongenital,
malnutrisi, defisiensi imunitas dan faktor emosi.4,5 Pada pasien ini, faktor konstitusi dapat
disingkirkan karena tidak terdapat faktor-faktor tersebut diatas selain itu malabsorbsi
biasanya terjadi pada diare kronis.
4. Faktor infeksi
Faktor infeksi merupakan penyebab yang paling sering, baik infeksi bakteri gram
negatif dan gram positif, virus dan parasit. Infeksi dapat berupa infeksi enteral dan parenteral.
Infeksi enteral merupakan infeksi di usus yang dapat disebabkan oleh virus (terbanyak ialah
rota virus), bakteri (shigella, vibrio cholera, ETEC, EIEC, salmonella) dan parasit (amuba,
giardia dan cacing).Virus menyebabkan 50% dari kasus diare pada anak.3 Infeksi parenteral
merupakan infeksi diluar usus yang memacu aktivitas saraf parasimpatis sehingga dapat
mempengaruhi saluran cerna berupa peningkatan sekresi sehingga terjadi diare. Beberapa
infeksi yang sering disertai diare adalah infeksi saluran nafas, infeksi saluran kemih, campak
dan lain-lain.1-2
Diare dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, parasit, dan jamur.
Tabel berikut merupakan agen-agen etiologi penyebab diare yang terjadi pada anak:
PATOFISIOLOGI
Pembagian diare berdasarkan patofisiologi terbagi atas diare osmotik dan sekretorik.
Diare osmotik banyak disebabkan oleh virus terutama rotavirus. Toksin dari virus akan
mengakibatkan gangguan fungsional pada villi usus. Secara fisiologis, villi usus berfungsi
untuk absorpsi serta memproduski enzim disakaridase. Gangguan fungsi pada villi usus akan
menyebabkan malabsorpsi serta gangguan dalam pemecahan karbohidrat kompleks akibatnya
karbohidrat yang masih berbentuk molekul besar memiliki osmolaritas tinggi dan
menyebabkan penarikan cairan dari intersisial. Karbohidrat yang gagal dipecah selanjutnya
akan diurai oleh bakteri menjadi asam dan gas sehingga pada klinis akan didapatkan feses
berbau asam dan menyemprot serta dapat ditemukan ekskoriasi pada anus akibat asam.
Diare sekretorik banyak disebabkan oleh infeksi bakterial. Kerusakan tidak terjadi
pada villi usus melaikan ke lapisan yang lebih dalam yakni kripte. Villi yang intak
memberikan gambaran fungsi absorpsi yang tidak terganggu sehingga tidak dipengaruhi oleh
makanan. Kripte yang rusak akan meningkatkan produksi air dan lendir. Kondisi kripte yang
rapuh akan memungkinkan terjadinya perdarahan sehingga pada feses akan ditemukan lendir
dan darah.
PENGELOLAAN
Dasar pengelolaan diare yang dipakai adalah lima pilar penatalaksanaan diare, yaitu:
1. Rehidrasi dengan menggunakan oralit baru
2. Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut
3. Dukungan nutrisi
4. Antibiotik selektif
5. Edukasi kepada orang tua
DAFTAR PUSTAKA