Anda di halaman 1dari 11

Borang Portofolio Kasus Kegawat Daruratan

Topik : Diare dengan Dehidrasi Ringan-Sedang


Tanggal (kasus) : 9 Januari 2019 Presenter : dr. Hanik LN
Tanggal Presentasi : April 2019 Pendamping : dr. Lisyati
Tempat Presentasi : RSUD dr. Soeratno Gemolong, Sragen
Objektif Presentasi :
□ Keilmuan √ □ Keterampilan □ Penyegaran □ Tinjauan Pustaka √
□ Diagnostik √ □ Manajemen □ Masalah □ Istimewa
□ Neonatus □ Bayi □ Anak √ □ Remaja □ Dewasa □ Lansia □ Bumil
Deskripsi : Anak Perempuan, 8 bulan, BAB cair 3x sejak 1 hari SMRS
Mengetahui penegakan diagnosis Diare pada Anak
Tujuan : Mengetahui penatalaksanaan Diare pada Anak
Mencegah dan mengobati Diare pada Anak
Bahan Bahasan : □ Tinjauan Pustaka □ Riset □ Kasus √ □ Audit
Cara Membahas : □ Diskusi □ Presentasi dan Diskusi √ □ E-mail □ Pos
Data Pasien : An. MS, 8 bulan No. Registrasi : 088217
Nama Klinik: IGD RSUD dr.Soeratno Gemolong Telp : -
Data Utama untuk Bahan Diskusi :
1. Diagnosis / Gambaran Klinis :
Pasien datang dengan keluhan BAB cair sejak 1 hari SMRS, 3x sehari. BAB cair sur-sur,
warna seperti apa yang dimakan, ampas (-), lendir (+), darah (-), bau busuk, nyemprot (+)
kadang-kadang. Anak demam (+) sejak 3 hari SMRS. Makan-minum sulit 1 hari SMRS,
anak rewel. Mual (-), muntah (-). BAK banyak, dbn.
Anak berganti susu formula (-), berganti makanan MPASI (-).
2. Riwayat Penyakit Dahulu:
Riwayat sakit seperti ini sebelumnya disangkal
3. Riwayat Keluarga :
Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga disangkal
4. Riwayat Sosial-Ekonomi :
Pasien tinggal bersama Ayah dan Ibunya. Biaya pengobatan mandiri.

5. Pemeriksaan Fisik:
1. Status Generalis
 Keadaan Umum: Composmentis GCS 15 (E4V5M6), rewel
 Tanda-Tanda Vital:
TD: - N: 120 x/menit, reguler
RR: 28 x/menit, t: 39.5℃ , SpO2: 97 %
BB: 7.2 kg
 Keadaan Tubuh:
Kepala : Mesosefal
Mata : Konjungtiva palpebra anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Mulut : Sianosis (-), kering (-)
Hidung : Discharge (-/-)
Leher : Nyeri tekan (-), pembesaran nnll. (-)
Thoraks :
Cor: I: Ictus cordis tak tampak
P: Ictus cordis teraba di SIC V 2 cm dari LMCS
P: Konfigurasi jantung dalam batas normal
A: Bunyi jantung I-II regular, bising (-), gallop (-)
Pulmo: I: Simetris saat statis dan dinamis, retraksi (-)
P: Stem fremitus kanan = kiri
P: Sonor seluruh lapangan paru
A: Suara Dasar Vesikuler (+/+), Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)
Abdomen : I: Datar
A: Bising usus (+) meningkat
P: Timpani (+)
P: Nyeri tekan (-), hepar/lien tak teraba membesar, turgor kulit kembali
agak lambat
Ekstremitas : Superior Inferior
Pucat : -/- -/-
Sianosis : -/- -/-
Akral dingin : -/- -/-
Capp. Refill : <2”/<2” <2”/<2”
Nadi kaki: 120, regular, kuat angkat
6. Pemeriksaan Laboratorium:
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Hemoglobin 9.3 gr % 12-14
Hematokrit 28.2 % 37-43
Leukosit 8.500 /mm3 5.000-10.000
Eritrosit 4.39 juta/mm3 4-5
Trombosit 475.000 /mm3 150.000-400.000
Gula Darah Sewaktu 136.4 mg/dl < 160
(GDS)

7. Penatalaksanaan:
Medikamentosa
 IVFD RL 30 tpm mikro
 Inj, Paracetamol 80 mg/8 jam
 Po. L-Bio 2x1 sach
 po. Zinc syr 20 mg 1xcth 1
Konsul dr. Ari, Sp.A:
 Terapi lanjut
Tanggal Problem/Dx Subjektif Objektif Terapi
10 Jan 2019 Diare dengan BAB cair sur-sur (+) KU:  IVFD RL 30 tpm mikro
Dehidrasi 2x sehari. Muntah (-). Composmentis, rewel  Inj, Paracetamol 80 mg/8 jam
Ringan- Demam (+). TTV:  Po. L-Bio 2x1 sach
Sedang Makan/minum (+) N: 110 x/menit  po. Zinc syr 20 mg 1xcth 1
sedikit-sedikit. RR: 26 x/menit
BAK (+) banyak. t: 36 ℃
 Mata cowong (-/-)
 Turgor kulit kembali
cepat
11 Jan 2019 Diare dengan BAB cair sur-sur (-). KU:  IVFD RL 30 tpm mikro
Dehidrasi BAB lembek (+) 1x Composmentis  Inj, Paracetamol 80 mg/8 jam
Ringan- sehari. Muntah (-). TTV:  Po. L-Bio 2x1 sach
Sedang Demam (-). N: 112 x/menit  po. Zinc syr 20 mg 1xcth 1
Makan/minum (+). RR: 26 x/menit
BAK (+) banyak. t: 36.5 ℃
 Mata cowong (-/-)
 Turgor kulit kembali
cepat
Tanggal Problem/Dx Subjektif Objektif Terapi
12 Jan 2019 Diare dengan BAB cair sur-sur (-). KU:  IVFD RL 30 tpm mikro
Dehidrasi BAB lembek (-). Composmentis, rewel  Inj, Paracetamol 80 mg/8 jam
Ringan- Muntah (-),demam (-). TTV:  Po. L-Bio 2x1 sach
Sedang Makan/minum (+). N: 104 x/menit  po. Zinc syr 20 mg 1xcth 1
BAK (+) banyak. RR: 24 x/menit Program BLPL
t: 37 ℃
 Mata cowong (-/-)
 Turgor kulit kembali
cepat
TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI DIARE
Diare didefinisikan sebagai buang air besar pada bayi atau anak lebih dari tiga kali
perhari atau lebih dari biasanya, disertai perubahan konsistensi feses menjadi lembek atau
cair dengan atau tanpa lendir dan darah.Menurut etiologinya diare dibagi menjadi diare cair
dan diare berdarah.Jika berdasarkan pada lamanya diare maka dapat dibedakan menjadi diare
akut dan diare persisten.1,2

ETIOLOGI DIARE
Etiologi pada diare terdiri dari beberapa faktor, yaitu faktor psikis, makanan, konstitusi
dan infeksi.1-3
1. Faktor psikis
Pada faktor psikis, keadaan depresi atau stress emosional yang lainnya, melalui
susunan syaraf vegetatif dapat mengganggu saluran cerna dengan meningkatnya peristalstik
usus sehingga terjadi diare.1,3 Diare karena faktor psikis jarang pada bayi dan anak kecil,
sehingga kemungkinan diare karena faktor psikis pada penderita ini sangat kecil.
2. Faktor makanan
Makanan merupakan penyebab diare non-infeksi yang paling sering. Makanan yang
dapat menyebabkan diare antara lain:
- perubahan susunan makanan yang mendadak, hal ini sering terjadi pada bayi.3
- makanan yang busuk yang mengandung racun.
- makanan yang tidak sesuai dengan umur bayi.
3. Faktor konstitusi
Faktor konstitusi yaitu kondisi saluran cerna yang dijumpai pada keadaan intoleransi
laktosa, malabsorbsi lemak dan intoleransi protein. Malabsorbsi merupakan gangguan
transportasi mukosa yang abnormal yang disebabkan oleh satu atau lebih substansi spesifik
yang akan menyebabkan ekskresi feses dari nutrisi yang dicerna. Malabsorbsi dapat terjadi
pada penyakit gangguan pancreas, empedu dan gangguan usus (seperti kerusakan mukosa
usus, gangguan motilitas usus, perubahan ekologi bakteri usus, tindakan post operatif usus.
Di samping itu malabsorbsi dapat terjadi karena gangguan metabolisme kongenital,
malnutrisi, defisiensi imunitas dan faktor emosi.4,5 Pada pasien ini, faktor konstitusi dapat
disingkirkan karena tidak terdapat faktor-faktor tersebut diatas selain itu malabsorbsi
biasanya terjadi pada diare kronis.
4. Faktor infeksi
Faktor infeksi merupakan penyebab yang paling sering, baik infeksi bakteri gram
negatif dan gram positif, virus dan parasit. Infeksi dapat berupa infeksi enteral dan parenteral.
Infeksi enteral merupakan infeksi di usus yang dapat disebabkan oleh virus (terbanyak ialah
rota virus), bakteri (shigella, vibrio cholera, ETEC, EIEC, salmonella) dan parasit (amuba,
giardia dan cacing).Virus menyebabkan 50% dari kasus diare pada anak.3 Infeksi parenteral
merupakan infeksi diluar usus yang memacu aktivitas saraf parasimpatis sehingga dapat
mempengaruhi saluran cerna berupa peningkatan sekresi sehingga terjadi diare. Beberapa
infeksi yang sering disertai diare adalah infeksi saluran nafas, infeksi saluran kemih, campak
dan lain-lain.1-2
Diare dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, parasit, dan jamur.
Tabel berikut merupakan agen-agen etiologi penyebab diare yang terjadi pada anak:

Tabel 1. Agen etiologi diare anak4


Etiologi Contoh
Virus Hepatitis A, Noroviruses (dan golongan calicivirus lainnya), Rotavirus,
golongan virus lainnya (astroviruses, adenovirus, pavoviruses)
Bakteri Bacillus anthrac, B. cereus, B, Brucella abortus, B. melitensis, B. suis,
Campylobacter jejuni, Clostridium botulinum, C. perfingens,
Enterohemmoragic, E.coli (EHEC), and other shiga toxin-producing,
E.coli (STEC), Enterotoxigenic E.coli (ETEC), Listeria monocytogenes,
Salmonella spp, Shigela spp, Staphylococcus aureus, Vibrio cholera, V.
parahaemolyticus, V. vulnificus, Yersinia enterocolytica, Y.
pseudotubercolosis.
Parasit Angiostrongylus cantonensis, Cryptosporidium, Cyclospora
cayetanensis, Entamoeba histolytica.
Jamur Candida spp, Zygpmycosis

PATOFISIOLOGI
Pembagian diare berdasarkan patofisiologi terbagi atas diare osmotik dan sekretorik.
Diare osmotik banyak disebabkan oleh virus terutama rotavirus. Toksin dari virus akan
mengakibatkan gangguan fungsional pada villi usus. Secara fisiologis, villi usus berfungsi
untuk absorpsi serta memproduski enzim disakaridase. Gangguan fungsi pada villi usus akan
menyebabkan malabsorpsi serta gangguan dalam pemecahan karbohidrat kompleks akibatnya
karbohidrat yang masih berbentuk molekul besar memiliki osmolaritas tinggi dan
menyebabkan penarikan cairan dari intersisial. Karbohidrat yang gagal dipecah selanjutnya
akan diurai oleh bakteri menjadi asam dan gas sehingga pada klinis akan didapatkan feses
berbau asam dan menyemprot serta dapat ditemukan ekskoriasi pada anus akibat asam.
Diare sekretorik banyak disebabkan oleh infeksi bakterial. Kerusakan tidak terjadi
pada villi usus melaikan ke lapisan yang lebih dalam yakni kripte. Villi yang intak
memberikan gambaran fungsi absorpsi yang tidak terganggu sehingga tidak dipengaruhi oleh
makanan. Kripte yang rusak akan meningkatkan produksi air dan lendir. Kondisi kripte yang
rapuh akan memungkinkan terjadinya perdarahan sehingga pada feses akan ditemukan lendir
dan darah.

CARA PENULARAN DAN FAKTOR RISIKO


Cara penularan diare pada umumnya melalui cara fekal-oral (5F = faeces, fingers, flies,
fluid, field).
Faktor yang meningkatkan resiko diare, antara lain :3
 Tidak diberikannya ASI eksklusif pada 4-6 bulan pertama kehidupan
 Penggunaan botol susu
 Penyimpanan makanan masak pada suhu kamar
 Pengunaan air minum yang tercemar
 Tidak mencuci tangan sesudah BAB dan susudah membuang tinja anak atau
sebelum makan dan menyuapi anak
 Tidak membuang tinja anak atau bayi dengan benar

PENILAIAN KLINIS DIARE


Penilaianklinis diare akut pada anak dikategorikan sesuai dengan UKK Gastrohepatologi
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sebagai berikut:

Tabel 2. Kriteria penentuan derajat dehidrasi


Kategori Tanpa Dehidrasi Dehidrasi Tidak Dehidrasi Berat
Berat
Tanda dan Tidak ada tanda dan Dua atau lebih dari Dua atau lebih dari
Gejala gejala yang cukup untuk tanda berikut ini : tanda berikut ini :
mengelompokkan dalam- gelisah - letargi atau
dehidrasi berat atau tak- mata cowong penurunan kesadaran
berat - kehausan atau sangat- mata cowong
haus - tidak bisa minum
- Cubitan kulit atau malas minum
kembali dengan- cubitan kulit perut
lambat. kembali dengan
sangat lambat (≥2
detik)
-
Rencana Rencana Terapi A Rencana Terapi B Rencana Terapi C
Terapi

Gambar 1. Tata Laksana Diare Anak


KOMPLIKASI
1. Dehidrasi
Dehidrasi terjadi bila cairan yang dikeluarkan lebih banyak daripada yang masuk. Hal
ini disebabkan oleh berak yang berlebihan, muntah, dan penguapan karena demam.
Pengeluaran cairan tubuh sangat dipengaruhi oleh jumlah, frekuensi, dan komposisi elektrolit
tinja. Dehidrasi merupakan keadaan yang berbahaya karena menyebabkan penurunan volume
darah, kolaps kardiovaskuler, dan kematian bila tak ditangani dengan tepat. 1,4
Salah satu gejala dehidrasi adalah sindroma syok(syok hipovolemi), kegagalan sirkulasi
darah yang berlangsung lama dan menyebabkan gangguan sirkulasi perifer, dimana
kegagalan ini akan mempengaruhi metabolisme sel sehingga akan timbul kenaikan sisa-sisa
asam metabolik dan akan menimbulkan asidosis metabolik yang ditandai dengan adanya
nafas kussmaul.
2. Imbalance elektrolit
Karena terjadi pergeseran cairan intraseluler ke ruang interstisial, maka terjadi
pergeseran ion K+ dari dalam sel ke ruang interstitial pula. Penurunan kadar ion K+ ini
menyebabkan tonus sel dan jaringan menurun. Keadaaan hipokalemia yang sangat berat
dapat menimbulkan gejala ileus paralitikus atau arritmia kordis Kadang-kadang, keadaan
hipokalemia ini timbul pada proses rehidrasi , hal ini kadang disebabkan oleh pemberian
cairan yang terlalu cepat, sehingga sebagian ion K+ akan terdesak keluar sel, sehingga timbul
keadaan hipokalemia sehingga perut menjadi kembung dan bunyi usus berkurang atau
menghilang.
3. Asidosis
Pada saat diare, sejumlah besar bicarbonat dapat hilang melalui tinja. 1 Pengeluaran
bicarbonat bersama-sama tinja, akan menaikkan konsentrasi ion H+ sehingga menyebabkan
pH turun.1,2

PENGELOLAAN
Dasar pengelolaan diare yang dipakai adalah lima pilar penatalaksanaan diare, yaitu:
1. Rehidrasi dengan menggunakan oralit baru
2. Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut
3. Dukungan nutrisi
4. Antibiotik selektif
5. Edukasi kepada orang tua
DAFTAR PUSTAKA

1. World Health Organization. 2005. The Treatment of Diarrhoea, A manual for


physicians and other senior health workers.
2. Kementrian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Diambil
darihttp://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas
%202013.pdf
3. Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
2011. Diare Akut dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
4. Zulfiqar AB. 2008. Acute gastroenteritis in children. Dalam: Nelson Textbook of
Pediatrics EighteenthEdition. Kliegman RM, Behrman RE, Jenson HB, Stanton BF,
editor; 2008.
5. Trung vu Nguyen et al. Diarrhea Caused by Rotavirus in Children Less than 5 years
of Age in Hanoi Vietnam. 2004, p: 5745–50.

Anda mungkin juga menyukai