Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KASUS

COMBUSTIO GRADE II

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA

BAB I
LAPORAN KASUS

1.1. Identitas
Nama : An. M
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 6 tahun
Alamat : Gombong
Suku : Jawa
Agama : Islam
Tanggal masuk RS : 30 Mei 2020

1.2. Anamnesis (alloanamnesis dengan kakek pasien)


A. Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan luka bakar

B. Keluhan Tambahan
Pasien mengeluhkan adanya rasa nyeri, panas pada daerah kulit yang terbakar

C. Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke IGD dibawa oleh kakek pasien dengan keluhan luka bakar yang
terasa nyeri dan panas pada daerah kulit yang terkena. Pasien bermain korek api Bersama
dengan teman-temannya 30 menit SMRS, kemudian korek yang terbakar mengenai
pakaian pasien berbahan katun merambat dari lengan kanan ke punggung belakang.
Setelah terbakar, tubuh pasien disiram dengan air keran oleh kakek pasien, lalu pakaian
pasien ditanggalkan dan segera dibawa ke IGD. Kakek pasien mengatakan tidak timbul
asap yang banyak, riwayat batuk-batuk, sesak setelah terbakar disangkal. Pasien menangis
kuat, riwayat penurunan kesadaran post terbakar disangkal.

D. Riwayat Penyakit Dahulu


GEA, ISPA
Riwayat kejang atau kejang demam disangkal
Riwayat operasi disangkal
Riwayat rawat inap di rumah sakit disangkal
Riwayat alergi obat dan makanan disangkal
Riwayat konsumsi obat dalam waktu dekat disangkal
Penyakit medis mayor seperti diabetes mellitus, keganasan, kelainan, bawaan seperti
penyakit jantung disangkal

E. Riwayat Kehamilan dan Persalinan


Keadaan kesehatan ibu selama kehamilan: G1P0A0, gravid 9 bulan menurut HPHT, janin
tunggal hidup intra uterine, presentasi kepala. Tidak komplikasi selama kehamilan
ANC: teratur setiap bulan di puskesmas oleh bidan
Imunisasi Tetanus Toxoid: 2 kali oleh bidan di Puskesmas
Obat-obatan yang dikonsumsi selama kehamilan: tablet besi, vitamin
Kebiasaan merokok dan minuman keras disangkal

F. Riwayat Kelahiran
Tempat persalinan : Rumah Sakit Palang Biru Gombong
Penolong persalinan : Bidan
Cara persalinan : Spontan per vaginam
Hambatan Persalinan : Tidak ada hambatan
Masa gestasi : 36-37 minggu
Keadaan bayi:
BBL : 2500 gram
PBL : 47cm
LK/LD : 31cm/31cm
APGAR : tidak diketahui
Baik, menangis kuat, kuning (-), sianosis (-), kejang (-)
Kelainan bawaan : (-)
Riwayat dirawat di rumah sakit saat setelah lahir (-)

G. Riwayat Makanan
Bayi
ASI : 0 bulan – 2 tahun
Anak
ASI eksklusif: 8 bulan
Makanan pendamping: mulai saat usia 9 bulan, bubur, frekuensi 3 kali sehari
18 bulan – sekarang: makanan keluarga
Pola makan saat ini :
Menu makan pagi, siang, dan sore tidak tentu, lebih sering nasi atau bubur dengan
lauk berupa ikan, tahu, tempe, telur, sayur bening
Menu camilan pasien bervariasi seperti roti, biskuit, dan buah
Pasien makan 3 kali sehari, satu kali makan sebanyak 1 porsi, camilan kurang lebih 2
kali sehari
Minum air mineral kurang lebih 5 gelas ukuran 200 cc dalam sehari hari, susu kotak
ukuran 125 ml sebanyak 3 kali sehari

H. Riwayat Makanan
Menurut kakek pasien, pasien rutin imunisasi sejak bayi hingga di sekolah

I. Tumbuh Kembang
Pertumbuhan: riwayat pertambahan berat badan dan tinggi badan tidak ada hambatan
Perkembangan: riwayat perkembangan sesuai usia menurut KPSP

1.3. Pemeriksaan fisik


A. Pemeriksaan Generalis
 Keadaan umum : Tampak sakit sedang
 Kesadaran : Compos mentis
 Laju nadi : 123 x/menit
 Laju napas : 24 x/menit
 Suhu : 36,7ºC
 SpO2 : 98%
 Berat badan : 15 kg

B. Pemeriksaan Fisik
 Kepala : Deformitas (-), normosefali
 Wajah : Simetris
 Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil isokor 3mm/3mm, RCL +/+
RCTL +/+
 Hidung: Deviasi septum (-), nafas cuping hidung -/-, secret -/-, darah -/-
 Telinga: Deformitas (-), secret -/-, darah -/-
 Mulut: Mukosa oral basah, faring hiperemis (-)
 Leher: Trakea di tengah, KGB tidak teraba
 Paru:
Inspeksi: gerakan dada tampak simetris,
Palpasi: gerakan dada teraba simetris,
Auskultasi: vesicular +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
 Jantung:
Inspeksi: Ictus kordis tidak terlihat
Palpasi: Ictus kordis teraba di ICS IV sinistra lateral
Auskultasi: bunyi jantung 1 dan 2 reguler, murmur (-), gallop (-)
 Abdomen
Inspeksi: Tampak datar
Auskultasi: BU (+) 6-7x/ menit
Palpasi: Supel, nyeri tekan (-), organomegali (-)
Perkusi: Timpani
 Punggung: Alignment vertebra baik, status lokalis: tampak diskontinuitas epidermis,
eritema, disertai bullae multiple
 Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik, edema (-/-/-/-), status lokalis: pada brachii
dan antebrachia dextra tampak diskontinuitas epidermis, eritema, disertai bullae
multiple
 Kulit: Turgor kulit baik, rash (-)
 Anus: Fisura (-), eritema (-), darah (-), feses material (-)

C. Pemeriksaan Penunjang

1.4. Resume Kasus


An. M, laki-laki usia 6 tahun, luka bakar 30 menit SMRS pada bagian punggung,
dan lengan kanan karena bermain korek api kemudian disiram dengan air keran oleh
kakek pasien, dibawa ke IGD RSPB Gombong. Tidak ada keluhan penurunan
kesadaran, sesak napas, serta batuk-batuk. Tidak ada penyakit penyerta lainnya.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan:
• Keadaan umum : tampak sakit sedang
• Kesadaran : compos mentis
• Tanda-tanda vital:
◆ Laju nadi : 123x/menit, teratur, kuat, penuh
◆ Laju napas : 24 x/menit, irama teratur, pola reguler
◆ Suhu : 36.7oC
◆ SpO2 : 98%
Berat badan : 15kg

1.5. Diagnosis
An. M, laki-laki, 6 tahun dengan COmbustio Grade II 18%

1.6. Tatalaksana
A. Tatalaksana IGD
- Rawat dalam bangsal biasa
- IVFD NaCl 20tpm (500cc dalam 8 jam, 500cc dalam 16 jam berikutnya)
- Injeksi Cefotaxime 2x500mg
- Kompres NaCl lembab 2x/ hari
- Burnazin salep pada daerah combustio 2x/ hari
B. Tatalaksana Sp. A di Bangsal
- IVFD RL 16 tpm
- Injeksi Cefotaxime 2x750mg
- Injeksi Gentamicin 2x40mg
- Antasida 3x1,5cth
- Rawat luka bakar

1.7. Prognosis
 Quo ad vitam : bonam
 Quo ad functionam : dubia
 Quo ad sanationam : dubia ad bonam

1.8. Follow Up

Tanggal S O A P
31/5-20 Demam (+), kulit KU: sakit sedang An. M, Laki-laki, 6 • Terapi
gatal (+) panas (+), Kes: compos mentis Tahun dengan lanjut
nyeri (+), lemas (-), N: 108x/menit combustio grade II • Paracetam
haus (-), BAK (+) P: 24x/menit 18% ol infus
Suhu: 37.9oC 4x250mg k/p
PF: demam
Mata: KA: -/-, mata cekung • Metronida
-/-, air mata +/+ zole 1x300mg
Mulut: mukosa oral basah lanjut 3x150mg
Thorax: vesikuler +/+ • Infus RL
Abdomen: supel+, BU +, 14tpm
NT - • Elkana
Extremitas: turgor kulit 2x1cth
baik, CRT <2s, akral (multivitamin)
hangat
Status lokalis: punggung:
terdapat diskontinuitas
epidermis, eritem, bula
multiple
Brachii, antebrachii dextra:
diskontinuitas epidermis,
eritem, bula multiple

1/6-20 Demam (-), kulit KU: sakit sedang An. M, Laki-laki, 6 • Terapi
gatal (+) panas (-), Kes: compos mentis Tahun dengan lanjut
nyeri (-), lemas (-), N: 98x/menit combustio grade II • Antasida
haus (-), BAK (+) P: 26x/menit 18% stop
Suhu: 36,5oC
PF:
Mata: KA: -/-, mata cekung
-/-, air mata +/+
Mulut: mukosa oral basah
Thorax: vesikuler +/+
Abdomen: supel+, BU +,
NT -
Extremitas: turgor kulit
baik, CRT <2s, akral
hangat
Status lokalis: punggung:
terdapat diskontinuitas
epidermis, eritem, bula
multiple
Brachii, antebrachii dextra:
diskontinuitas epidermis,
eritem, bula multiple

2/6-20 Demam (-), kulit KU: sakit sedang An. M, Laki-laki, 6 • Terapi
gatal (+) panas (+), Kes: compos mentis Tahun dengan lanjut
nyeri (+) VAS 4, N: 98x/menit combustio grade II • Allinamin
lemas (-), haus (-), P: 26x/menit 18% drip 1x1
BAK (+) Suhu: 36,5oC • Rawat
PF: luka bakar
Mata: KA: -/-, mata cekung • Paracetam
-/-, air mata +/+ ol + CTM pulv.
Mulut: mukosa oral basah • Paracetam
Thorax: vesikuler +/+ ol infus k/p
Abdomen: supel+, BU +, demam
NT -
Extremitas: turgor kulit
baik, CRT <2s, akral
hangat
Status lokalis: punggung:
terdapat diskontinuitas
epidermis, eritem, bula
multiple
Brachii, antebrachii dextra:
diskontinuitas epidermis,
eritem, bula multiple
3/6-20 Demam (-), kulit KU: sakit ringan An. M, Laki-laki, 6 • Terapi
gatal (+) panas (+), Kes: compos mentis Tahun dengan lanjut
nyeri (+) VAS 4, N: 102x/menit combustio grade II • Gentamici
lemas (-), haus (-), P: 20x/menit 18% n stop
BAK (+) Suhu: 36,6oC • Rawat
PF: luka dengan
Mata: KA: -/-, mata cekung Rivanol kompres
-/-, air mata +/+ 15 menit, lalu
Mulut: mukosa oral basah oleskan
Thorax: vesikuler +/+ Burnazin
Abdomen: supel+, BU +, • Aff Infus
NT -
Extremitas: turgor kulit
baik, CRT <2s, akral
hangat
Status lokalis: punggung:
terdapat diskontinuitas
epidermis, eritem, bula
multiple
Brachii, antebrachii dextra:
diskontinuitas epidermis,
eritem, bula multiple

4/6-20 Demam (+), kulit KU: sakit ringan An. M, Laki-laki, 6 • Terapi
gatal (+) panas (+), Kes: compos mentis Tahun dengan lanjut
nyeri (+), lemas (-), N: 110x/menit combustio grade II • Infus RL
haus (-), BAK (+), P: 22x/menit 18% 14tpm
makan (+), minum Suhu: 40oC • Forgyl
(+) PF: syrup 3x1,5cth
Mata: KA: -/-, mata cekung (metronidazole)
-/-, air mata +/+ • Paracetam
Mulut: mukosa oral basah ol 4x200mg IV
Thorax: vesikuler +/+ • Dexameth
Abdomen: supel+, BU +, ason 4x3,5mg IV
NT - • Ranitidin
Extremitas: turgor kulit 2x20mg IV
baik, CRT <2s, akral • Cek Darah
hangat Rutin Ulang
Status lokalis: punggung:
terdapat diskontinuitas
epidermis, eritem, bula
multiple (berkurang)
Brachii, antebrachii dextra:
diskontinuitas epidermis,
eritem, bula multiple
(berkurang)

5/6-20 Demam (-), kulit KU: baik An. M, Laki-laki, 6 • Terapi


gatal (+) panas (-), Kes: compos mentis Tahun dengan lanjut
nyeri (+), lemas (-), N: 100x/menit combustio grade I • Paracetam
haus (-), BAK (+), P: 22x/menit 18% ol + CTM pulv.
makan (+), minum Suhu: 36,7oC stop
(+) PF: • Levofloxa
Mata: KA: -/-, mata cekung cin tab tunda
-/-, air mata +/+ • Ranitidine
Mulut: mukosa oral basah 2x20mg inj.
Thorax: vesikuler +/+
Abdomen: supel+, BU +,
NT -
Extremitas: turgor kulit
baik, CRT <2s, akral
hangat
Status lokalis: punggung:
terdapat diskontinuitas
epidermis, eritem, Brachii,
antebrachii dextra:
diskontinuitas epidermis,
eritem,
6/6-20 Demam (-), kulit KU: baik An. M, Laki-laki, 6 • Terapi
gatal (+) panas (-), Kes: compos mentis Tahun dengan lanjut
nyeri (-), lemas (-), N: 100x/menit combustio grade I • Diet
haus (-), BAK (+), P: 20x/menit 18% TKTP
makan (+), minum Suhu: 36,6oC • Dexameth
(+) PF: ason stop
Mata: KA: -/-, mata cekung • Aff Infus,
-/-, air mata +/+ observasi
Mulut: mukosa oral basah keadaan umum,
Thorax: vesikuler +/+ febris tanpa infus
Abdomen: supel+, BU +,
NT -
Extremitas: turgor kulit
baik, CRT <2s, akral
hangat
Status lokalis: punggung:
terdapat diskontinuitas
epidermis, eritem, Brachii,
antebrachii dextra:
diskontinuitas epidermis,
eritem,

7/6-20 Demam (-), kulit KU: baik An. M, Laki-laki, 6 • BLPL


gatal (-) panas (-), Kes: compos mentis Tahun dengan • Obat
nyeri (-), lemas (-), N: 98x/menit combustio grade I pulang:
haus (-), BAK (+), P: 20x/menit 18% • Sulfadiazi
makan (+), minum Suhu: 36,7oC n salep 2x1
(+) PF: • Cefixime
Mata: KA: -/-, mata cekung syrup 2x1
-/-, air mata +/+ • Trogyl
Mulut: mukosa oral basah syrup 2x2cth
Thorax: vesikuler +/+ (Metronidazole)
Abdomen: supel+, BU +, • Paracetam
NT - ol syrup k/p
Extremitas: turgor kulit demam 3x1
baik, CRT <2s, akral • Elkana
hangat syrup 2x1cth
Status lokalis: punggung:
terdapat diskontinuitas
epidermis, eritem, Brachii,
antebrachii dextra:
diskontinuitas epidermis,
eritem,
BAB II

ANALISIS KASUS

Analisa Keluhan Utama


Luka bakar yang diakibatkan bermain korek api Bersama teman-temannya.
Terdapat beberapa penyebab luka bakar pada anak dan dewasa, biasanya disebabkan
karena kecerobohan dan kurangnya perhatian serta pengaruh keracunan obat,
kejahatan.

Survei primer berupa manajemen jalan napas dan manajemen tulang belakang,
pernapasan dan ventilasi, sirkulasi dan kontrol perdarahan, disabilitas, dan cairan
analgesia dimana pada pasien ini semuanya aman.
Survei sekunder berupa AMPLE yang terdiri dari allergies, medications, past
medical history, last meal, events surrounding injury juga aman dalam pasien ini.
Mekanisme trauma yang perlu ditanyakan pada luka bakar adalah:
- Durasi paparan
- Jenis pakaian yang digunakan
- Suhu, kondisi air (jika karena air panas)
- Pertolongan pertama

Pemeriksaan fisik menyeluruh meliputi kepala, wajah, leher, dada, abdomen,


perineum, rectum, vagina, pelvis, dan pemeriksaan neurologis.

Analisa Status Lokalis


Pada pasien didapatkan status lokalis: punggung: tampak diskontinuitas
epidermis, eritema, disertai bullae multiple, pada extremitas atas: pada brachii dan
antebrachia dextra tampak diskontinuitas epidermis, eritema, disertai dengan bulla
multiple.
Estimasi luka bakar dengan cara melihat kerusakan jaringannya, diperhatikan
suhu dan kekuatan agen, serta dalam hal mortalitas memperhatikan usia penderita dan
luas luka bakar. Dalam menentukan luas luka bakar, digunakan Rule of 9, dimana
telapak dan jari-jari dihitung 1%.

Rule of 9 pada anak berbeda dari dewasa karena proporsi kepala dan ekstremitas
yang berbeda dengan dewasa. Luka bakar dikatakan serius apabila:
- >15% luas permukaan tubuh pada dewasa
- >10% luas permukaan tubuh pada anak-anak
- Luka bakar pada umur yang ekstrim

Kedalam luka bakar menurut WHO (World Health Organization)


Kedalaman luka bakar menurut ATLS:
- Superficial (first-degree burns) (e.g., sunburn)
- Partial-thickness burns: superficial or deep
- Full-thickness burns: kerusakan seluruh lapisan epidermis dan dermis,
dense, white, waxy, and charred appearance, ujung saraf sensorik rusak,
eskar.

Kedalaman luka bakar menurut sumber lain:


- Luka bakar epidermal (superfisial): luka bakar epidermal seperti paparan
sinar matahari, percikan api dengan estimasi penyembuhan 7 hari dan luka
bakar dermal-superfisial berupa lepuh, edema, penyembuhan maksimal 14
hari.
- Luka bakar mid-dermal (sedang): antara luka bakar superfisial dan dalam,
terdapat variasi dari derajat kerusakan, thrombosis kapiler, CRT
meningkat, edema, bula.
- Luka bakar deep dermal (dalam): terjadi ekstravasasi Hb dan eritrosit
keluar dari pembuluh darah, hilangnya fenomena capillary blush,
kerusakan pleksus dermal.

Analisa Evaluasi Ulang

Evaluasi ulang mengenai gangguan pernafasan, insufisiensi sirkulasi perifer,


gangguan neurologis, resusitasi cairan, penilaian radiologi, analisa urin, pemeriksaan
lab, EKG. Pada pasien ini sudah dilakukan evaluasi ulang berupa gangguan
pernafasan, sirkulasi perifer, gangguan neurologis, cairan, dan pemeriksaan lab ketika
berada di bangsal.

Analisa Tatalaksana
Estimasi kebutuhan cairan pada dewasa: 3-4mL kristaloid/ kgBB/ % luas luka
bakar. Pada anak-anak: 3-4mL kristaloid/kgBB/% luas bakar (untuk berat badan
<15kg gunakan d5%)
Perhitungan volume diestimasi dalam 24 jam pertama  ½ diberikan dalam 8
jam dan sisanya dalam 16 jam. Pada anak-anak cairan maintenance dalam 24 jam
secara merata. Apabila urin tidak cukup: bolus cairan 5-10mL/kgBB atau tingkatkan
cairan 150% dari volume sebelumnya.
Maintenance cairan pada anak-anak:

Penentuan resusitasi cairan juga dapat melalui jumlah produksi urin, pada
dewasa: 0.5mL/ kgBB/jam = 30-50mL/jam, anak-anak (<30kg):
1.0mL/kgBB/jam=0.5-2mL/kgBB/jam. Indikasi kateter urin pada dewasa bila luas
luka bakar >20%, anak-anak >10%. Penentuan resusitasi cairan berguna untuk
menentukan apakah terjadi oliguria atau tidak yang menunjukkan bahwa cairan
tersebut tidak cukup. Pada anak-anak rentan terhadap hipoglikemia, hyponatremia,
dan kelebihan cairan, serta perlu diperhatikan adanya abdominal compartment
syndrome.

Tatalaksana Luka
Menurut WHO:
Pertolongan pertama:
◉ Hentikan proses pembakaran
○ Stop, drop, cover, and roll technique
○ Lepaskan pakaian yang terbakar dan perhiasan
◉ Menurunkan suhu luka
○ Gunakan air mengalir selama 20 menit
○ Suhu ideal: 15°C (8°C - 25°C)
○ Alternatif: busa basah, handuk basah, hydrogel
○ Jangan menggunakan es atau air es
Fokuskan tatalaksana pada percepatan penyembuhan dan pencegahan infeksi.
Perlu diperhatikan bahwa demam bukan pertanda awal infeksi, dapat bertahan hingga
luka bakar menutup. Selulitis pada jaringan sekitar merupakan tanda infeksi.
Elevasi ekstremitas dapat mengurangi edema, eskarotomi dilakukan oleh ahli
jika. Luka bakar melibatkan seluruh ketebalan dermis dan kulit kehilangan elastisitas
saat edema berkembang, penyayatan dilakukan sedalam subkutis.
Perawatan harian:
◉ Ganti dressing per hari/ 2x sehari (mencegah rembesan), buang setiap debris yang ada
◉ Perhatikan luka untuk perubahan warna atau perdarahan (mengindikasikan infeksi)
◉ Pemberian antibiotic sistemik bila terjadi infeksi streptokokus atau sepsis
(rekomendasi: aminoglikosida)
◉ Berikan kemoterapi antibiotic topical setiap hari (silver nitrate, 0.5% aqueous)
◉ Gunakan silver sulfadiazine dengan single layer dressing
◉ Mafenide acetat tanpa dressing (menembus eskar namun membuat asidosis, sebaiknya
dihindari)
◉ Tangan:
- lapisi tangan dengan silver sulfadiazine, masukkan dalam polythene gloves longgar/
kantong, balut pergelangan dengan perban
- Elevasi tangan dalam 48 jam pertama, mulai latihan tangan
- GV minimal setiap hari

Tanda-tanda peningkatan tekanan kompartemen:


- Pain: nyeri saat istirahat, nyeri saat menggerakkan sendi-sendi distal
- Pallor: sirkulasi ke distal terganggu, CRT meningkat dan teraba dingin,
saturasi oksigen sulit/ tidak terdeteksi
- Pulseless: denyut nadi sulit/ tidak teraba
- Paresthesia: kesemutan hingga baal

Kedalaman luka bakar dan luas permukaan mempengaruhi durasi penyembuhan.


Tanpa infeksi, luka bakar superfisial dapat sembuh dengan cepat. Berikan split
thickness skin grafts terhadap full thickness burns setelah eksisi luka atau munculnya
jaringan granulasi.
Indikasi operasi:
◉ Full thickness burns eksisi kulit yang mati (sequential excision)
◉ Beberapa sumber mengindikasikan derajat 2 yang dalam juga merupakan indikasi
operasi
◉ Escharotomy, fasciotomy, skin grafting

Nutrisi berikan seawall mungkin jika tidak ada ileus, berikan diet tinggi kalori
dan protein karena katabolisme trauma, heat loss, infeksi, regenerasi jaringan.
Pemberian melalui NGT lebih baik, adequate energy intake (6000kcal/day): telur,
minyak kacang.
Tatalaksana nyeri berikan golongan Golongan narkotik (morfin) , berikan dalam
dosis kecil, sering dengan rute IV (ATLS), menutup luka sudah mengurangi nyeri.
Pemberian sedatif dan analgesik oral diberikan 30-45 menit sebelum pembalutan.
Dapat diberikan NSAID atau acetaminophen seperti paracetamol digabung dengan
kodein peroral, intranasal atau inhalasi. Rawat jalan: dewasa: NSAID, anak-anak:
Paracetamol (10-15mg/kgBB po),usia >2th boleh Ibuprofen (20mg/kgBB/ hari dibagi
3-4 dosis).

Antibiotik Tidak ada indikasi untuk antibiotic profilaksis, gunakan untuk


menangani infeksi. Kombinasi antibiotik topical pada dressing seperti neomisin
memperlihatkan outcome yang baik pada beberapa studi. Injeksi tetanus tergantung
dari status imunisasi tetanus dari pasien.
Fisioterapi bertujuan untuk mencegah kontraktur, semua sendi harus digerakkan
dalam ROM sejauh nyeri dapat ditolerir. Latihan bernapas dan batuk untuk
memastikan expansi paru pada pasien cedera inhalasi dan eskar dada. Cegah ulkus
dekubitus dengan merubah posisi penderita atau kasur anti dekubitus
Prinsip penanganan luka:
- Teknik aseptik dapat menggunakan antibakteri klorheksidin 0.1 atau 0.2 %
harus memperoleh dasar luka yang bersih
- Kulit terkelupas dibuang dengan gunting steril
- Bula kecil dibiarkan , bula besar pecah kulit harus dibuang

Luka bakar epidermal: warna merah muda cerah kemerahan, sangat nyeri tanpa
bulla hanya mencapai epidermis, ditatalaksana dengan krim pelembab tanpa balutan.
Luka bakar dermal: adanya bula, terus mengeluarkan eksudat ditatalaksana dengan
pembalut biologis atau hidrokoloid (3-5 hari tergantung eksudat), biobarne, kulit babi
atau kulit cadaver yang diawetkan, inspeksi ulang 3 hari.
BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

Teori Luka Bakar


Respon Lokal
Zona koagulasi :
Daerah paling dekat dengan sumber → koagulasi protein sel (= Zona Nekrosis)
Zona Statis :
Kerusakan sirkulasi dan mikrosirkulasi → 3-5 hari akan nekrosis jika tidak
ditangani
Zona Hiperemia :
Melepas mediator inflamasi → dilatasi pembuluh darah (dapat kembali normal)

Respon sistemik:
Permeabilitas kapiler yang normal adalah difusi, filtrasi, dan transportasi molekul.
Peningkatan permeabilitas kapiler:
◉ Vasodilatasi ↑ tek. Hidrostatik di kapiler
Pembuluh kapiler terbuka
Terbentuk celah sel endotel
Berkumpul darah di vena kecil
◉ ↑ permeabilitas membran kapiler
◉ Kerusakan jaringan → ↑ tek. Osmotik dan ↓ tek, hidrostatik

Mediator inflamasi dan rangsang neural → Efek Sistemik


◉ Hipovolemia (karena cairan + protein → interstitial)
◉ ↑Kortisol, katekolamin, glukagon dan ↓GH, insulin, steroid → Hipermetabolik
(takikardi, hipertermia)
◉ Imunosupresi → infeksi → f. Risiko kematian
◉ ARDS tanpa cedera inhalasi
◉ ↓ penyerapan nutrisi dan ganguan pertumbuhan

Burn Management menurut WHO: hentikan proses luka bakar, ABCDE, Rule of
9, akses intravena, terapi cairan pengganti awal.
Menurut ATLS:
Stop The Burning Process
• Lepaskan pakaian pasien
• Bersihkan bila ada bubuk kimia, irigasi dengan warm saline / air hangat
• Ketika perdarahan selesai, selimuti pasien dengan linen bersih, kering dan hangat
untuk mencegah hipotermi.
Establish Airway Control
• Obstruksi dapat berasal dari inhalation injury atau edema masif
• Faktor resiko: kedalaman luka bakar, luka bakar pada area wajah, kepala, mulut
• Inhalational injury: klinis bias tidak terlihat dalam 24 jam  menghalangi intubasi 
perlu operasi airway.
• X-ray dan Analisa gas darah

Indikasi intubasi awal (American Burn Life Support)


• Tanda-tanda obstruksi airway (hoarseness, stridor, penggunaan otot napas tambahan,
retraksi sternal)
• Luka bakar >40-50%
• Luka bakar diwajah yang luas dan dalam
• Luka bakar dalam mulut
• Edema luas atau resiko edema
• sulit menelan
• Respiratory compromise
• Penurunan kesadaran
Ensure Adequate Ventilation
Tiga masalah utama dalam ”breathing”:
• Hipoksia
• Keracunan karbon monoksida (ukur kadar karboksihemoglobin (HbCO)
• Smoke inhalation injury
• Cek Analisa gas darah, potensi metabolic asidosis pada kasus keracunan sianida

Luka Bakar serius yang memerlukan perawatan di RS (WHO):


• Dewasa: >15%
• Anak-anak: >10%
• Umur ekstrim
• Full thickness burn
• Luka bakar di wajah, telinga, mata, tangan, kaki, perineum
• Luka bakar akibat listrik tegangan tinggi
• Circumferential burns (dekat thoraz, abdomen)
• Inhalational injury
• Komorbid trauma/ penyakit komorbid sebelumnya

Indikasi Rujukan Pasien Luka Bakar:


• Partial-thickness burns lebih dari 10%
• Luka bakar pada wajah, tangan, kaki, genitalia, perineum, sendi-sendi
• Luka bakar derajat tiga
• Luka bakar akibat listrik, termasuk sambaran petir
• Chemical burns
• Inhalation injury
• Luka bakar pada pasien dengan komorbid
• Pasien luka bakar dengan trauma penyerta seperti fraktur (stabilisasi dahulu)
• Luka bakar pada pediatric di rumah sakit yang kurang sumber daya
• Luka bakar pada pasien yang membutuhkan dukungan social, emosi, rehabilitasi

Luka Bakar Kimia


Asam, alkali, minyak bumi. Asam  nekrosis koagulasi pada jaringan sekitar,
meningkatkan penetrasi asam. Alkali  lebih serius, penetrasi lebih dalam dengan
likuefikasi nekrosis jaringan. Rapid removal (bubuk kimia disikat, atau irigasi air
mengalir 20-30 menit), alkali lebih lama. Alkali yang mengenai mata: irigasi 8 jam
pertama pakai kanul kecil, letakkan di sulkus palpebra.
Luka Bakar Listrik
Merambat di dalam pembuluh darah dan saraf  thrombosis local dan kerusakan
saraf.. Luka bakar yang parah biasanya menyebabkan kontraktur pada ekstremitas
yang terkena. Tangan dalam posisi menggenggam dengan luka listrik kecil  cedera
pada jaringan yang dalam seringkali terjadi. Membutuhkan fasciotomy. ABC, pasang
monitor EKG  aritmia yang berujung henti jantung, pasang bladder kateter.
Rhabdiomyolisis  gagal ginjal. Urin merah gelap  terdapat hemokromogen di
urin. Konsensus: mulai resusitasi 4mL/kg/%TBSA, pastikan urine output 100 mL/
jam pada dewasa dan 1-1,5 mL/kg/jam pada anak <30kg. Urin jernih  titrasi
turunkan hingga UO 0,5cc/kg/jam.

Luka Bakar akibat Tar (Industri)


Luka bakar akibat tar atau aspal dapat infiltrasi ke dalam kulit melewati pakaian.
Lakukan pendinginan tar secara cepat lalu bersihkan tar dari tubuh. Gunakan mineral
oil karena inert, aman pada kulit yang terkena, tersedia dalam jumlah banyak.
DAFTAR PUSTAKA

1. WHO: Burn Management


2. American College of Surgeons; ATLS: Advanced Trauma Life Support; Chicago; 2018
3. Herndon, M. David; Total Burn Care fifth edition; Elsevier; Texas; 2018

Anda mungkin juga menyukai