COMBUSTIO GRADE II
BAB I
LAPORAN KASUS
1.1. Identitas
Nama : An. M
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 6 tahun
Alamat : Gombong
Suku : Jawa
Agama : Islam
Tanggal masuk RS : 30 Mei 2020
B. Keluhan Tambahan
Pasien mengeluhkan adanya rasa nyeri, panas pada daerah kulit yang terbakar
F. Riwayat Kelahiran
Tempat persalinan : Rumah Sakit Palang Biru Gombong
Penolong persalinan : Bidan
Cara persalinan : Spontan per vaginam
Hambatan Persalinan : Tidak ada hambatan
Masa gestasi : 36-37 minggu
Keadaan bayi:
BBL : 2500 gram
PBL : 47cm
LK/LD : 31cm/31cm
APGAR : tidak diketahui
Baik, menangis kuat, kuning (-), sianosis (-), kejang (-)
Kelainan bawaan : (-)
Riwayat dirawat di rumah sakit saat setelah lahir (-)
G. Riwayat Makanan
Bayi
ASI : 0 bulan – 2 tahun
Anak
ASI eksklusif: 8 bulan
Makanan pendamping: mulai saat usia 9 bulan, bubur, frekuensi 3 kali sehari
18 bulan – sekarang: makanan keluarga
Pola makan saat ini :
Menu makan pagi, siang, dan sore tidak tentu, lebih sering nasi atau bubur dengan
lauk berupa ikan, tahu, tempe, telur, sayur bening
Menu camilan pasien bervariasi seperti roti, biskuit, dan buah
Pasien makan 3 kali sehari, satu kali makan sebanyak 1 porsi, camilan kurang lebih 2
kali sehari
Minum air mineral kurang lebih 5 gelas ukuran 200 cc dalam sehari hari, susu kotak
ukuran 125 ml sebanyak 3 kali sehari
H. Riwayat Makanan
Menurut kakek pasien, pasien rutin imunisasi sejak bayi hingga di sekolah
I. Tumbuh Kembang
Pertumbuhan: riwayat pertambahan berat badan dan tinggi badan tidak ada hambatan
Perkembangan: riwayat perkembangan sesuai usia menurut KPSP
B. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Deformitas (-), normosefali
Wajah : Simetris
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil isokor 3mm/3mm, RCL +/+
RCTL +/+
Hidung: Deviasi septum (-), nafas cuping hidung -/-, secret -/-, darah -/-
Telinga: Deformitas (-), secret -/-, darah -/-
Mulut: Mukosa oral basah, faring hiperemis (-)
Leher: Trakea di tengah, KGB tidak teraba
Paru:
Inspeksi: gerakan dada tampak simetris,
Palpasi: gerakan dada teraba simetris,
Auskultasi: vesicular +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Jantung:
Inspeksi: Ictus kordis tidak terlihat
Palpasi: Ictus kordis teraba di ICS IV sinistra lateral
Auskultasi: bunyi jantung 1 dan 2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi: Tampak datar
Auskultasi: BU (+) 6-7x/ menit
Palpasi: Supel, nyeri tekan (-), organomegali (-)
Perkusi: Timpani
Punggung: Alignment vertebra baik, status lokalis: tampak diskontinuitas epidermis,
eritema, disertai bullae multiple
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik, edema (-/-/-/-), status lokalis: pada brachii
dan antebrachia dextra tampak diskontinuitas epidermis, eritema, disertai bullae
multiple
Kulit: Turgor kulit baik, rash (-)
Anus: Fisura (-), eritema (-), darah (-), feses material (-)
C. Pemeriksaan Penunjang
1.5. Diagnosis
An. M, laki-laki, 6 tahun dengan COmbustio Grade II 18%
1.6. Tatalaksana
A. Tatalaksana IGD
- Rawat dalam bangsal biasa
- IVFD NaCl 20tpm (500cc dalam 8 jam, 500cc dalam 16 jam berikutnya)
- Injeksi Cefotaxime 2x500mg
- Kompres NaCl lembab 2x/ hari
- Burnazin salep pada daerah combustio 2x/ hari
B. Tatalaksana Sp. A di Bangsal
- IVFD RL 16 tpm
- Injeksi Cefotaxime 2x750mg
- Injeksi Gentamicin 2x40mg
- Antasida 3x1,5cth
- Rawat luka bakar
1.7. Prognosis
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : dubia
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
1.8. Follow Up
Tanggal S O A P
31/5-20 Demam (+), kulit KU: sakit sedang An. M, Laki-laki, 6 • Terapi
gatal (+) panas (+), Kes: compos mentis Tahun dengan lanjut
nyeri (+), lemas (-), N: 108x/menit combustio grade II • Paracetam
haus (-), BAK (+) P: 24x/menit 18% ol infus
Suhu: 37.9oC 4x250mg k/p
PF: demam
Mata: KA: -/-, mata cekung • Metronida
-/-, air mata +/+ zole 1x300mg
Mulut: mukosa oral basah lanjut 3x150mg
Thorax: vesikuler +/+ • Infus RL
Abdomen: supel+, BU +, 14tpm
NT - • Elkana
Extremitas: turgor kulit 2x1cth
baik, CRT <2s, akral (multivitamin)
hangat
Status lokalis: punggung:
terdapat diskontinuitas
epidermis, eritem, bula
multiple
Brachii, antebrachii dextra:
diskontinuitas epidermis,
eritem, bula multiple
1/6-20 Demam (-), kulit KU: sakit sedang An. M, Laki-laki, 6 • Terapi
gatal (+) panas (-), Kes: compos mentis Tahun dengan lanjut
nyeri (-), lemas (-), N: 98x/menit combustio grade II • Antasida
haus (-), BAK (+) P: 26x/menit 18% stop
Suhu: 36,5oC
PF:
Mata: KA: -/-, mata cekung
-/-, air mata +/+
Mulut: mukosa oral basah
Thorax: vesikuler +/+
Abdomen: supel+, BU +,
NT -
Extremitas: turgor kulit
baik, CRT <2s, akral
hangat
Status lokalis: punggung:
terdapat diskontinuitas
epidermis, eritem, bula
multiple
Brachii, antebrachii dextra:
diskontinuitas epidermis,
eritem, bula multiple
2/6-20 Demam (-), kulit KU: sakit sedang An. M, Laki-laki, 6 • Terapi
gatal (+) panas (+), Kes: compos mentis Tahun dengan lanjut
nyeri (+) VAS 4, N: 98x/menit combustio grade II • Allinamin
lemas (-), haus (-), P: 26x/menit 18% drip 1x1
BAK (+) Suhu: 36,5oC • Rawat
PF: luka bakar
Mata: KA: -/-, mata cekung • Paracetam
-/-, air mata +/+ ol + CTM pulv.
Mulut: mukosa oral basah • Paracetam
Thorax: vesikuler +/+ ol infus k/p
Abdomen: supel+, BU +, demam
NT -
Extremitas: turgor kulit
baik, CRT <2s, akral
hangat
Status lokalis: punggung:
terdapat diskontinuitas
epidermis, eritem, bula
multiple
Brachii, antebrachii dextra:
diskontinuitas epidermis,
eritem, bula multiple
3/6-20 Demam (-), kulit KU: sakit ringan An. M, Laki-laki, 6 • Terapi
gatal (+) panas (+), Kes: compos mentis Tahun dengan lanjut
nyeri (+) VAS 4, N: 102x/menit combustio grade II • Gentamici
lemas (-), haus (-), P: 20x/menit 18% n stop
BAK (+) Suhu: 36,6oC • Rawat
PF: luka dengan
Mata: KA: -/-, mata cekung Rivanol kompres
-/-, air mata +/+ 15 menit, lalu
Mulut: mukosa oral basah oleskan
Thorax: vesikuler +/+ Burnazin
Abdomen: supel+, BU +, • Aff Infus
NT -
Extremitas: turgor kulit
baik, CRT <2s, akral
hangat
Status lokalis: punggung:
terdapat diskontinuitas
epidermis, eritem, bula
multiple
Brachii, antebrachii dextra:
diskontinuitas epidermis,
eritem, bula multiple
4/6-20 Demam (+), kulit KU: sakit ringan An. M, Laki-laki, 6 • Terapi
gatal (+) panas (+), Kes: compos mentis Tahun dengan lanjut
nyeri (+), lemas (-), N: 110x/menit combustio grade II • Infus RL
haus (-), BAK (+), P: 22x/menit 18% 14tpm
makan (+), minum Suhu: 40oC • Forgyl
(+) PF: syrup 3x1,5cth
Mata: KA: -/-, mata cekung (metronidazole)
-/-, air mata +/+ • Paracetam
Mulut: mukosa oral basah ol 4x200mg IV
Thorax: vesikuler +/+ • Dexameth
Abdomen: supel+, BU +, ason 4x3,5mg IV
NT - • Ranitidin
Extremitas: turgor kulit 2x20mg IV
baik, CRT <2s, akral • Cek Darah
hangat Rutin Ulang
Status lokalis: punggung:
terdapat diskontinuitas
epidermis, eritem, bula
multiple (berkurang)
Brachii, antebrachii dextra:
diskontinuitas epidermis,
eritem, bula multiple
(berkurang)
ANALISIS KASUS
Survei primer berupa manajemen jalan napas dan manajemen tulang belakang,
pernapasan dan ventilasi, sirkulasi dan kontrol perdarahan, disabilitas, dan cairan
analgesia dimana pada pasien ini semuanya aman.
Survei sekunder berupa AMPLE yang terdiri dari allergies, medications, past
medical history, last meal, events surrounding injury juga aman dalam pasien ini.
Mekanisme trauma yang perlu ditanyakan pada luka bakar adalah:
- Durasi paparan
- Jenis pakaian yang digunakan
- Suhu, kondisi air (jika karena air panas)
- Pertolongan pertama
Rule of 9 pada anak berbeda dari dewasa karena proporsi kepala dan ekstremitas
yang berbeda dengan dewasa. Luka bakar dikatakan serius apabila:
- >15% luas permukaan tubuh pada dewasa
- >10% luas permukaan tubuh pada anak-anak
- Luka bakar pada umur yang ekstrim
Analisa Tatalaksana
Estimasi kebutuhan cairan pada dewasa: 3-4mL kristaloid/ kgBB/ % luas luka
bakar. Pada anak-anak: 3-4mL kristaloid/kgBB/% luas bakar (untuk berat badan
<15kg gunakan d5%)
Perhitungan volume diestimasi dalam 24 jam pertama ½ diberikan dalam 8
jam dan sisanya dalam 16 jam. Pada anak-anak cairan maintenance dalam 24 jam
secara merata. Apabila urin tidak cukup: bolus cairan 5-10mL/kgBB atau tingkatkan
cairan 150% dari volume sebelumnya.
Maintenance cairan pada anak-anak:
Penentuan resusitasi cairan juga dapat melalui jumlah produksi urin, pada
dewasa: 0.5mL/ kgBB/jam = 30-50mL/jam, anak-anak (<30kg):
1.0mL/kgBB/jam=0.5-2mL/kgBB/jam. Indikasi kateter urin pada dewasa bila luas
luka bakar >20%, anak-anak >10%. Penentuan resusitasi cairan berguna untuk
menentukan apakah terjadi oliguria atau tidak yang menunjukkan bahwa cairan
tersebut tidak cukup. Pada anak-anak rentan terhadap hipoglikemia, hyponatremia,
dan kelebihan cairan, serta perlu diperhatikan adanya abdominal compartment
syndrome.
Tatalaksana Luka
Menurut WHO:
Pertolongan pertama:
◉ Hentikan proses pembakaran
○ Stop, drop, cover, and roll technique
○ Lepaskan pakaian yang terbakar dan perhiasan
◉ Menurunkan suhu luka
○ Gunakan air mengalir selama 20 menit
○ Suhu ideal: 15°C (8°C - 25°C)
○ Alternatif: busa basah, handuk basah, hydrogel
○ Jangan menggunakan es atau air es
Fokuskan tatalaksana pada percepatan penyembuhan dan pencegahan infeksi.
Perlu diperhatikan bahwa demam bukan pertanda awal infeksi, dapat bertahan hingga
luka bakar menutup. Selulitis pada jaringan sekitar merupakan tanda infeksi.
Elevasi ekstremitas dapat mengurangi edema, eskarotomi dilakukan oleh ahli
jika. Luka bakar melibatkan seluruh ketebalan dermis dan kulit kehilangan elastisitas
saat edema berkembang, penyayatan dilakukan sedalam subkutis.
Perawatan harian:
◉ Ganti dressing per hari/ 2x sehari (mencegah rembesan), buang setiap debris yang ada
◉ Perhatikan luka untuk perubahan warna atau perdarahan (mengindikasikan infeksi)
◉ Pemberian antibiotic sistemik bila terjadi infeksi streptokokus atau sepsis
(rekomendasi: aminoglikosida)
◉ Berikan kemoterapi antibiotic topical setiap hari (silver nitrate, 0.5% aqueous)
◉ Gunakan silver sulfadiazine dengan single layer dressing
◉ Mafenide acetat tanpa dressing (menembus eskar namun membuat asidosis, sebaiknya
dihindari)
◉ Tangan:
- lapisi tangan dengan silver sulfadiazine, masukkan dalam polythene gloves longgar/
kantong, balut pergelangan dengan perban
- Elevasi tangan dalam 48 jam pertama, mulai latihan tangan
- GV minimal setiap hari
Nutrisi berikan seawall mungkin jika tidak ada ileus, berikan diet tinggi kalori
dan protein karena katabolisme trauma, heat loss, infeksi, regenerasi jaringan.
Pemberian melalui NGT lebih baik, adequate energy intake (6000kcal/day): telur,
minyak kacang.
Tatalaksana nyeri berikan golongan Golongan narkotik (morfin) , berikan dalam
dosis kecil, sering dengan rute IV (ATLS), menutup luka sudah mengurangi nyeri.
Pemberian sedatif dan analgesik oral diberikan 30-45 menit sebelum pembalutan.
Dapat diberikan NSAID atau acetaminophen seperti paracetamol digabung dengan
kodein peroral, intranasal atau inhalasi. Rawat jalan: dewasa: NSAID, anak-anak:
Paracetamol (10-15mg/kgBB po),usia >2th boleh Ibuprofen (20mg/kgBB/ hari dibagi
3-4 dosis).
Luka bakar epidermal: warna merah muda cerah kemerahan, sangat nyeri tanpa
bulla hanya mencapai epidermis, ditatalaksana dengan krim pelembab tanpa balutan.
Luka bakar dermal: adanya bula, terus mengeluarkan eksudat ditatalaksana dengan
pembalut biologis atau hidrokoloid (3-5 hari tergantung eksudat), biobarne, kulit babi
atau kulit cadaver yang diawetkan, inspeksi ulang 3 hari.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Respon sistemik:
Permeabilitas kapiler yang normal adalah difusi, filtrasi, dan transportasi molekul.
Peningkatan permeabilitas kapiler:
◉ Vasodilatasi ↑ tek. Hidrostatik di kapiler
Pembuluh kapiler terbuka
Terbentuk celah sel endotel
Berkumpul darah di vena kecil
◉ ↑ permeabilitas membran kapiler
◉ Kerusakan jaringan → ↑ tek. Osmotik dan ↓ tek, hidrostatik
Burn Management menurut WHO: hentikan proses luka bakar, ABCDE, Rule of
9, akses intravena, terapi cairan pengganti awal.
Menurut ATLS:
Stop The Burning Process
• Lepaskan pakaian pasien
• Bersihkan bila ada bubuk kimia, irigasi dengan warm saline / air hangat
• Ketika perdarahan selesai, selimuti pasien dengan linen bersih, kering dan hangat
untuk mencegah hipotermi.
Establish Airway Control
• Obstruksi dapat berasal dari inhalation injury atau edema masif
• Faktor resiko: kedalaman luka bakar, luka bakar pada area wajah, kepala, mulut
• Inhalational injury: klinis bias tidak terlihat dalam 24 jam menghalangi intubasi
perlu operasi airway.
• X-ray dan Analisa gas darah