Perseptor :
Dr.Yoke Ayukarningsih,dr.,Sp.A.,M.Kes
IDENTITAS PASIEN
• No RM : 492254
• Nama Pasien : an. AAA
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Tempat Tanggal Lahir : Garut, 07-07-2016
• Usia : 2 tahun 8 bulan
• Alamat : Asrama Yon Armed 4
• Tanggal Masuk : 26 April 2019
• Tanggal Pemeriksaan : 26 April 2019
IDENTITAS ORANG TUA
Ibu
• Nama : Ny.L
• Umur : 32 tahun
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Alamat : Asrama Yon Armed 4
Ayah
• Nama : Tn.Z
• Umur : 35 tahun
• Pekerjaan : TNI
• Alamat : Asrama Yon Armed 4
TRIAGE
Trauma • Pasien datang pukul 13.45
Non Trauma Sendiri
Maternity Diantar Orangtua
• Rangsang Meningen :
- Kaku Kuduk : (-)
- Brudzinski I/II/III : (-)
- Laseq : (-)
- Kerniq : (-)
• Kepala : Ubun-ubun besar cekung (-)
Mata : Kelopak mata cekung (-/-), air mata (+/+)
Konjuntiva anemis (-/-)
Sklera ikterik (-/-)
THT : Hidung : PCH (-/-), Rhinore (-/-)
Mulut : mukosa mulut dan lidah basah
• Leher : KGB tidak teraba
• Dada : bentuk dan gerak simetris, retraksi (-/-)
• Cor : BJ I & II murni reguler
• Pulmo : VBS kanan=kiri, wheezing (-/-), rhonki (-/-)
• Perut : datar, soepel, nyeri tekan (-), BU (+), hepar dan
lien tidak teraba, turgor kulit kembali cepat.
• Perianal rash : (-)
• Alat gerak : akral hangat, CRT <2 detik, sianosis (-)
PEMERIKSAAN LAB (DI UGD)
PEMERIKSAAN SATUAN NILAI
Hb g/dL 11.5
Ht % 32.5
Eritrosit 10ˆ⁶/ᴜL 5.1
Leukosit 10ˆᵌ/ᴜL 14.3
Trombosit 10ˆᵌ/ᴜL 409
MCV Fl 63.2
MCH Pq 22.4
MCHC g/dL 35.4
RDW % 13.6
Basofil % 0.1
Eosinofil % 0.0
Neutrofil Segmen % 85.3
Limfosit % 9.8
Monosit % 4.8
DIAGNOSIS KERJA
Kejang Demam Sederhana + Diare Akut Non
Disentriform Tanpa Dehidrasi
PENATALAKSANAAN
Jam Tindakan
13.46 Oksigen dengan nasal kanul 2 L/menit
Stesolid 10 mg supp
Suhu 39,1°C
13.51 Kejang tidak berulang
Pengambilan sampel darah
Pemasangan infus → RL 1000 cc/24
jam
Paracetamol IV 160 MG
14.00 Kejang tidak berulang, suhu 38,4°C
L-bio 1 x 1 peroral
Zinc 1 x 20 peroral
PEMERIKSAAN FISIK (DI RUANGAN)
• Gcs : 15
• Tingkat kesadaran : Compos mentis
• Keadaan umum : Sakit sedang
• Berat badan : 11 kg
• Tinggi badan : 90 cm
• Status gizi : IMT 14,3 kg/m2
BB/U = 1 / 0
TB/U = 1 / 2
BB/TB = 0 / -1
IMT/U = 0 / -1
• Tanda vital :
Nadi : 121 x/m, regular, equal, isi cukup
Respirasi : 26 x/m
Suhu : 39,1 °C
STATUS GENERALIS
• Kepala : Ubun-ubun besar cekung (-)
Mata : Kelopak mata cekung (-/-)
Konjuntiva anemis (-/-)
Sklera ikterik (-/-)
THT : Hidung : PCH (-/-), Rhinore (-/-)
Mulut : mukosa mulut dan lidah basah
• Leher : KGB tidak teraba
• Dada : bentuk dan gerak simetris, retraksi (-/-)
• Cor : BJ I & II murni reguler
• Pulmo : VBS kanan=kiri, wheezing (-/-), rhonki (-/-)
• Perut : datar, soepel, nyeri tekan (-), BU (+), hepar dan lien
tidak teraba, turgor kulit kembali cepat.
• Perianal rash : (-)
• Alat gerak : akral hangat, CRT <2 detik, sianosis (-)
• Status Neurologis :
- Saraf otak : normal
- Motorik : gerak aktif
- Sensorik : normal
- Vegetatif : normal
- Refleks fisiologis : (+/+) normal
- Refleks patologis : (-/-)
• Rangsang Meningen :
- Kaku Kuduk : (-)
- Brudzinski I/II/III : (-)
- Laseq : (-)
- Kerniq : (-)
PENATALAKSAAN DI RUANGAN
• IVFD RL 1000 cc/24 jam
• Diazepam IV 4 mg jika kejang berulang
• PCT sirup 3 x 1 cth jika demam
• L Bio 1 x 2 sachet
• L Zinc sirup 1 x 2 cth
• Domperidon sirup 3 x ½ cth jika muntah
• Oralit 200 cc setiap BAB cair
PROGNOSIS
• Quo ada vitam : ad bonam
• Quo ad functionam : ad bonam
FOLLOW UP 27-04-19
S : Kejang pada pukul 04.00 satu kali selama 2 menit dengan suhu 38,3. Mata pasien
mendelik, kedua tangan dan kaki kelojotan. Setelah kejang pasien mengantuk dan tidur. demam (+), BAB
cair 3x/hari ampas (+) lendir (-) darah (-), muntah (-), batuk pilek (-)
Input : makan : nasi lauk pauk 2-3 suap 3x makan/hari
minum : susu formula 4x/hari, 60 cc, air putih 250cc
Output : BAK 3x, BAB 3x
O : KU : CM, Sakit sedang, BB : 11 kg
HR : 98 x/m S: 37,3 R: 25 x/m
Kepala : UUB Cekung (-), kelopak mata cekung (-), mukosa mulut dan lidah basah (+)
Leher : KGB tidak teraba
Thorax : Bentuk dan Gerak simetris
Cor : SI-II, Murni reguler, murmur(-)
Pulmo : VBS ka=ki, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen : Cembung, Lembut
BU (+) normal, Hepar dan Lien tidak teraba, turgor kulit kembali cepat
Ekstremitas: akral hangat, CRT< 2s
Genital : perianal rash (+)
A : Kejang demam Kompleks ec Diare akut tanpa dehidrasi
P : IUFD RL 1000cc/24 jam, PCT 3x1 cth, Diazepam 4 mg IV, L-Bio 1x1 cth, ZinC 1x20 mg, oralit
200 cc/diare, PCT 120 mg jika suhu >38
FOLLOW UP 28-04-19
S : Kejang (-). demam (-), BAB lembek 3 x sehari, muntah (-), batuk pilek (-)
Input : makan : nasi lauk pauk 3-5 suap 3x makan/hari, biskuit 2 pcs
minum : susu formula 4x/hari, 60 cc, air putih 200cc
Output : BAK 4x, BAB 3x
O : KU : CM, Sakit sedang, BB : 11 kg
HR : 92 x/m S: 36.8 R: 24x/m
Kepala : UUB Cekung (-), kelopak mata cekung (-), mukosa mulut dan lidah basah (+)
Leher : KGB tidak teraba
Thorax : Bentuk dan Gerak simetris
Cor : SI-II, Murni reguler, murmur(-)
Pulmo : VBS ka=ki, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen : Cembung, Lembut
BU (+) normal, Hepar dan Lien tidak teraba, turgor kulit kembali cepat
Ekstremitas: akral hangat, CRT< 2s
Genital : perianal rash (+)
A : Kejang demam Kompleks ec Diare akut tanpa dehidrasi
P : IUFD RL 1000cc/24 jam, PCT 3x1 cth, L-Bio 1x1 cth, ZinC 1x20 mg, oralit 200 cc/diare, PCT
120 mg jika suhu >38
FOLLOW UP 29-04-19
S : Kejang (-). demam (-), BAB lembek, muntah (-), batuk pilek (-)
Input : makan : nasi lauk pauk 6 suap 3x makan/hari, roti coklat ¼ bulatan, 2 pcs wafer,
1 biskuit
minum : susu formula 5x/hari 60 cc, air putih 300cc
Output : BAK 4x, BAB 2x
O : KU : CM, Sakit sedang, BB : 11,2 kg
HR : 92 x/m S: 36.6 R: 25 x/m
Kepala : UUB Cekung (-), kelopak mata cekung (-), mukosa mulut dan lidah basah (+)
Leher : KGB tidak teraba
Thorax : Bentuk dan Gerak simetris
Cor : SI-II, Murni reguler, murmur(-)
Pulmo : VBS ka=ki, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen : Cembung, Lembut
BU (+) normal, Hepar dan Lien tidak teraba, turgor kulit kembali cepat
Ekstremitas: akral hangat, CRT< 2s
Genital : perianal rash (+)
A : Kejang demam Kompleks ec Diare akut tanpa dehidrasi
P : IUFD RL 1000cc/24 jam, PCT 3x1 cth,L-Bio 1x1 cth, ZinC 1x20 mg, oralit 200 cc/diare, PCT
120 mg jika suhu >38
KEJANG DEMAM
DEFINISI
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi
pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal diatas 38°C)
yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium.
(IDAI 2006)
Kejang demam merupakan bangkitan kejang pada
anak usia 6 bulan hingga 5 tahun, berhubungan dengan
demam yang tidak disebabkan oleh infeksi SSP. (ILAE
1983)
EPIDEMIOLOGI
• 2-4% populasi anak.
• Paling banyak pada anak usi 6 bulan – 5 tahun.
• Sebagian besar kejang demam sederhana, kejang
demam kompleks hanya 35%.
• 16% kasus berulang dalam 24 jam.
KLASIFIKASI
Karakteristik Kejang Demam Kejang Demam
Kompleks Sederhana
Durasi >15 menit <15 menit
Bentuk bangkitan Fokal/parsial satu sisi, Umum tonik dan
atau kejang umum atau klonik
didahului fokal
Rekurensi dalam Ada Tidak ada
24 jam
Gejala kejang fokal Ada Tidak ada
MANIFESTASI KLINIK
• Terjadinya bangkitan kejang pada anak-anak,
sebagian besar bersaman dengan kenaikan suhu
badan yang tinggi dan cepat.
• Serangan kejang biasanya terjadi dalam 24 jam
pertama sewaktu demam.
• Sifat bangkitan dapat berbentuk umum tonik dan
atau klonik, maupun fokal.
Lanjutan
• Kejang Tonik
Terjadi kekakuan pada otot di seluruh tubuh.
• Kejang Klonik
Adanya sentakan berulang dan teratur pada kedua
bagian tubuh pada saat yang bersamaan.
• Kejang Fokal
sering terjadi pada sebelah lengan atau satu sisi
wajah dan mungkin menyebar ke bagian tubuh yang
lain pada satu sisi yang sama.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Laboratorium
Tidak rutin dikerjakan
Atas indikasi : untuk mencari penyebab demam
• Hematologi rutin, urin lengkap
• Elektrolit dan gula darah
Atas indikasi : muntah, diare, dehidrasi, asupan
cairan kurang
• Pungsi Lumbal
AAP 1996 → AAP 2011
- Kecurigaan tanda dan gejala meningitis atau klinis
mengarah ke infeksi SSP.
- Bayi berusia 6-12 bulan dengan status imunisasi
Haemophillus influenzae type B / Streptococcus
pneumoniae negatif atau tidak dapat dipastikan.
- Pasien telah mendapat AB, karena AB dapat
menutupi tanda dan gejala meningitis.
• Elektroensefalografi
- Tidak diperlukan, terutama pada KD
sederhana/tanpa defisit neurologis.
- Konsensus UKK neurologi IDAI 2016
Kejang fokal
- Abnormalitas EEG dapat berkaitan dengan risiko
epilepsi → bukan indikasi terapi profilaksis
CT/MRI Kepala
• Tidak diperlukan pada kejang demam sederhana ataupun
kompleks.
• Insiden kelainan patologis intrakranial pada kejang demam
kompleks sangat rendah
• Harus dilakukan : makro/mikrosefali, kelainan neurologi yang
menetap, terutama lateralisasi.
PATOFOSIOLOGI KEJANG
Mekanisme kejang ada beberapa teori
1. Gangguan pembentukan ATP dengan akibat kegagalan
pompa NaK misalnya hipoksemia, iskemia dan hipokalemia.
2. Perubahan permeabilitas membran sel syaraf, misalnya
hipokalsemia, hipomagnisemi.
3. Perubahan relatif neurotransmitter yang bersifat eksitasi
dibandingkan dengan neurotransmitter inhibisi dapat
menyebabkan depolarisasi berlebihan mislanya ketidak
seimbangan GABA atau glutamat yang dapat menimbulkan
kejang.
PATOFISIOLOGI KEJANG DEMAM
↑ K+ dan ↓ Na+
(di dalam neuron dan Potensial
sebaliknya) membran neuron
Glukos
O₂ SEL OTAK a
• Saat demam
-Antipiretik
Dosis paracetamol yang digunakan adalah 10-15
mg/kg/kali.
• Antikonvulsan
Pemakaian diazepam oral dosis 0,3 mg/KgBB setiap 8 jam
pada saat demam menurunkan risiko berulangnya kejang
pada 30%-60% kasus, begitu pula dengan diazepam rektal
dosis 0,5 mg/KgBB setiap 8 jam pada suhu .38,5°C.
PEMBERIAN OBAT RUMATAN
Indikasi pemberian obat rumat/kontinyu
Pengobatan rumat hanya diberikan bila kejang demam
menunjukkan ciri sebagai berikut (salah satu) :
1. Kejang lama > 15 menit.
2. Adanya kelainan neurologis yang nyata sebelum atau
sesudah kejang, misalnya hemiparesis, cerbral palsy,
retardasi mental, hidrosefalus.
3. Kejang fokal.
PILIHAN OBAT
• Fenobarbital 4-6 mg/KgBB/hari dalam 2 dosis.
• Asam valproat 15-40 mhg/KgBB/hari dalam 2-
3 dosis
• Melalui fekal-oral.
• Kontak langsung dengan tangan penderita atau
dengan barang yang tercemar tinja.
• Melalui 4 F : finger, flies, fluid, field.
• Tidak memberikan ASI secara penuh untuk 4-6 bulan
pertama kehidupan bayi.
• Gizi buruk.
• Imunodefisiensi
ETIOLOGI
Infeksi • Malabsorbsi
• Bakteri KH
E.Coli sp (20-30%) Lemak dan protein
Enteropatgenik E.Coli (EPEC) • Alergi
Enterotoksigenik E.Coli (ETEC) Susu sapi
Enteroinvasif E.Coli (EIEC) Alergi makanan