Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN KASUS

HERPES ZOSTER
I DEWA WISNU PUTRA
21710172
IDENTITAS

◦ Nama : M Ikhwan
◦ Jenis Kelamin : Laki – laki
◦ TTL : Pasuruan, 19 juni 1989
◦ Umur : 33 Tahun
◦ Pendidikan Terakhir : SLTA/ Sederajat
◦ Agama : Islam
◦ Pekerjaan : Karyawan Swasta
◦ Alamat : Glanggang, Pasuruan
◦ Tanggal Perikas : 21 September 2022. Pukul 18.45
Anamnesa

Keluhan Utama
◦ Bintik Berisi Cairan
Riwayat Penyakit Sekarang
◦ Pasien datang dengan keluhan demam sejak pagi hari, timbul bitnik kemerahan di lengan kiri pada
malam sebelumnya, awal bitnik hanya sedikit namun sudah menyebar pada lengan kiri. Bitnik sempat
ada di leher dan dahi, bitnik berisi cairan dan terasa panas dan gatal. Pasien mengatakan tidak ada
keluhan lain yang menyertai selain demam.
Riwayat Penyakit Dahulu
◦ Tidak pernah menderita penyakit seperti ini
◦ Hipertensi (-), DM (-), Penyakit jantung (-)
Anamnesa

Riwayat Pengobatan
◦ Pasien sebelumnya sempat berobat ke IGD RSUD Bangil
◦ Alergi Obat (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
◦ Tidak ada yang memiliki penyakit seperti ini
Pemeriksaan
Fisik

Status generalis Status Dermatologi


◦ Keadaan Umum : Cukup
◦ Kesadaran : Compos Mentis
◦ GCS : E4 V5 M6
◦ Thorax : Tidak dilakukan
◦ Abdomen : Tidak dilakukan
Diagnosis Banding • Demam
Gejala Klinis • Menggigil
• Nyeri kepala
• Malaise
Varicella • Wajah dan Kulit kepala
Predileksi • Badan keseluruhan
• Ekstremitas
• Makula hipopigmentasi
Effloresensi • Papula
• Vesikula (jernih)
• Umbilikasi (delle)
• Krusta
• Erosi
Ptx Bila demam :
• Dewasa : Parasetamol 4x500mg/hari
• Anak : Parasetamol 4x10mg/kgBB/dosis
Khusus : Asiklovir :
• Dewasa 5x800mg/hr selama 7-10 hari
• Anak 4x20 mg/kgBB/kali sampai 800mg selama 5 hari
Diagnosis Banding • Limfadenopati
Gejala Klinis • Malaise
• Anoreksia, demam, nyeri setempat
Herpes • Rasa terbakar dan pembengkakan
Simplex • Daerah lengan, wajah, bibir dan mukosa
Predileksi • Bokong
• Genetalia
• Punggung
• Vesikel bergerombol
• Sering pada lubang lubang alami pada tubuh
Effloresensi • Makula eritematus
• Pustul
• Krusta

Ptx
Diagnosis Banding • Gatal
Gejala Klinis • Alergi
• Perih dan panas
• Edem
DKA • Tangan, lengan
Predileksi • Wajah, telinga, leher
• Badan
• Paha
• Kaki
• Kulit kering
• Skuama
Effloresensi • Papul
• Likenifikasi dan Ekskoriasi
• Makula eritematus batas tidak jelas
Kortikosteroid : Prednisone
Dewasa : 5 – 10 mg/dosis, 2 – 3 kali/24 jam
Ptx Anak : 1mg/kgBB/hari
Antihistamin : Loratadine
Dewasa : 1 Tab/hari 10mg 1x1
Anak : 5 mg 1 x 1
Diagnosis
◦ Herpes Zoster
Pasien datang dengan keluhan demam sejak pagi hari, timbul bitnik kemerahan di lengan kiri.
Pada ekstremitas superior regio antebrachia, brachii dan dorsum manus sinistra, nampak
gerombolan vesikel diatas kulit eritematus sebagian vesikel jernih dan sebagian keruh.

Penatalaksanaan
◦ Pengobatan Medikamentosa

- Acyclovir 5 x 800 mg/hari selama 7 – 10 hari

- Mengelurakan isi cairan dengan jarum needle kecil dengan cara ditusuk mendatar dengan
hati – hati tanpa melukai kulit.
- Kompres NaCl 0,9% dibasahi tiap 15 min sekali
Definisi Herpes

◦ Herpes zoster (HZ) merupakan penyakit neurokutaneus yang disebabkan oleh reaktivasi dan multiplikasi
varicella zoster virus (VZV)

◦ Karakteristik HZ berupa vesikel berkelompok dengan dasar kemerahan yang terasa nyeri pada daerah
persarafan ganglion yang bersifat unilateral dan dermatomal.

◦ Gejala herpes zoster antara lain nyeri seperti terbakar, tertusuk-tusuk, atau gatal disertai vesikel
bergerombol pada bagian tubuh tertentu.
Epidemiologi
Kelompok Studi Herpes Indonesia (KSHI) tahun 2011 – 2013 menunjukkan bahwa total pasien
HZ pada 13 rumah sakit pendidikan di Indonesia.

◦ Sekitar 2232 orang

◦ HZ terjadi pada usia 45-64 yaitu sebanyak 851 kasus (37,95 % dari total kasus HZ)

◦ Total kasus NPH sebanyak 593 kasus (26,5 % dari total kasus HZ)

◦ Puncak kasus NPH pada usia 45-64 yaitu 250 kasus (42 %)
Etiologi
Varicella zoster virus (VZV) adalah nama lain dari human herpesvirus 3 (HHV-3)

Virus herpes yang menjadi penyebab dari 2 jenis :

◦ Cacar air (varicella) dan Herpes Zoster/HZ (shingles).

Varicella zoster virus merupakan anggota keluarga herpesviridae, seperti virus

◦ Herpes simplex virus (HSV) tipe 1 dan 2

◦ Cytomegalovirus (CMV)

◦ Epstein-barr virus (EBV)

◦ Human herpesvirus 6 (HHV-6), human herpesvirus 7 (HHV-7), dan human herpesvirus 8 (HHV-8)
Gejala Klinis
Anamnesa : Masa tunas 7-12 hari, lesi baru tetap timbul selama 1-4 hari dan
kadang – kadang selama ±1 minggu

• Nyeri • Malaise
• Rasa gatal • Sefalgia
• Rasa panas seperti terbakar • Demam
• Flu like symptoms yang akan menghilang setelah
erupsi kulit muncul.
Pemeriksaan Fisik
Pada tahap awal perkembangan lesi HZ

◦ Makula eritema

◦ Papul

◦ Dalam 2 hari menjadi Vesikel

◦ Lesi Pustuler

◦ Setelah pus 3 – 5 hari menjadi Krusta

◦ Skar, lesi hipopigmentasi dan hiperpigmentasi


Pemeriksaan Penunjang

◦ Pemeriksaan apusan Tzank dengan pewarnaan giemsa


◦ Pemeriksaan vesikel dengan pewarnaan immunofluorescence atau
immunoperoxidase
◦ Pemeriksaan serum antibodi
◦ Pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR)
  Varicella Herpes Simpleks Dermatitis Kontak Alergi

Gejala Klinis  Demam,  Limfadenopati  Gatal


 Menggigil  Malaise  Alergi
 Nyyeri kepala  Anoreksia  Perih rasa terbakar
 Malaise  Demam  
   
 Nyeri setempat
 Rasa terbakar
 pembengkakan
Predileksi Wajah dan kulit kepala Daerah lengan Tangan
  
 Badan  Wajah dan Bibir/Mukosa  Lengan
 Ekstremitas  Punggung  Wajah,
 Bokong  Telinga
 Bagian lateral paha  Leher
 Badan
 Paha
Effloresensi
 Makula  Vesikel bergerombol  Kulit kering
 Papula  Makula eritematus  Berskuama
 Vesikula (jernih)  Pustula  Papul,
 Ulserasi  Krusta  Likenifikasi
Pustula   Makula eritematus batas tidak jelas
 
 Krusta
 Erosi
TATALAKSANA
TOPIKAL

a) Stadium Vesikular : bedak salisil 2% mencegah vesikel pecah

b) Bila vesikel pecah dan basah dapat di berikan kompres terbuka dengan larutan antiseptik

c) Jika agak basah dan berkrusta dapat diberikan antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder
TATALAKSANA
SISTEMIK
b) Usia >50 tahun
a) Usia <50 tahun Perjalanan penyakit seringkali berat.
Umumnya ringan dan sembuh spontan. Cukup Terapi simtomatik :
diberikan terapi sintomatik analgetic • Asiklovir 5 x 800 mg/hari, selama 7 – 10
hari
◦ Asam mefenamat 3 – 4 x 250 – 500 mg/ hari
• Vasiklovir 3 x 1000mg/hari
◦ Paracetamol 3 x 500 mg/hari ditambah kodein 3x10
• Famsiklovir 3 x 500mg/hari
mg/hari.
Bila lesi luas :
◦ Bila lesi luas : Asiklovir oral 5 x 800 mg/hari atau • Asiklovir intravena 3x10mg/kgBB/hari
Vasiklovir 3x1000mg/hari selama 5 hari
TATALAKSANA
c) Herpes zoster oftalmikus

◦ Asiklovir/Vasiklovir sampai 10 hari pada semua pasien.

◦ Rujuk ke dokter mata

d) Herpes zoster otikus dengan paresis nervus fasialis

◦ Asiklovir/vasiklovir oral 7 – 14 hari

◦ Kortikosteroid 40 – 60 mg / hari selama 1 minggu pada semua pasien

◦ Rujuk THT
Perawatan
1. Nyeri dapat berkurang dengan mengkompres bagian lesi

2. Menjaga kebersihan dengan mandi teratur. Karena bakteri di kulit dapat menginfeksi kulit yang terkena

3. Hindari pecahnya gelembung dengan cara tidak menggosok dengan handuk terlalu keras

4. Segera mencuci tangan dengan sabun dan air jika menyentuh lepuhan kulit

5. Hindari bersentuhan dengan bayi dan anak – anak yang belum menderita
Pencegahan
Vaksin Tipe Vaksin Dosis Rekomendasi Dosis Kategori

    Dosis tunggal berisi virus (0.65 ml, berisi  Dosis rendah : 3.500 – 10.000 PFU x 1
Zostavax Virus yang VZV ≥19.400 plaque forming units (PFU). Dosis
dilemahkan Diberikan suntikan subkutan  Dosis Standar : 19.400 – 23.000 PFU x 1
Dosis
 Dosis Tinggi : 40.000 – 200.000 PFU x1
dosis
     2 dosis, setiap dosis berisi (50 μg  Dosis rendah: 25 μg x 2 dosis Dosis
Shingrix Rekombinan glikoprotein E VZV standar: 50 μg x 2 dosis Dosis
Dengan dosis inisial pada bulan 0 tinggi: 100 μg x 2 dosis

dilanjutkan dengan dosis kedua setelah  
2-6 bulan.
 Dosis kedua penting untuk dipastikan
efikasi maksimum vaksin dan durasi dari
proteksi HZ. Pemberian suntikan
intramuskuler dan area yang
direkomendasikan adalah otot deltoid
 
KESIMPULAN
◦ Herpes zoster (HZ) merupakan infeksi virus yang secara umum bersifat self-limiting,

◦ Dikarakterisasi dengan ruam yang terasa sangat nyeri, membawa risiko infeksi sekunder, dan 20% risiko
komplikasi berupa postherpetic neuralgia (PHN).

◦ Perlu dilakukan usaha preventif serta tata laksana yang komprehensif pada kasus infeksi untuk
meminimalisasi dampak penyakit terhadap kualitas hidup selama dan pascainfeksi.

◦ Tujuan dari tata laksana HZ adalah untuk mempercepat proses penyembuhan lesi, mengurangi keluhan
nyeri akut, mengurangi risiko komplikasi PHN

◦ Serta memperbaiki kualitas hidup pasien.

Anda mungkin juga menyukai