Anda di halaman 1dari 14

AKNE VULGARIS

TUGAS
I DEWA WISNU PUTRA
21710172
PATOGENESIS AKNE
HORMON

Patogenesis AV yang pertama adalah


• Hiperproliferasi keratinosit : peningkatan kohesi keratinosit karena hiperkeratotik
pada epitel folikel rambut dan infundibulum.
Faktor pencetusnya
• Stimulasi androgen
• Penurunan asam linoleik
• Peningkatan IL-l a.
• Androgen : penyebab acne dan menstimulasi androgen yang menghasilkan DHT.

• Estrogen : estrogen sistemik : menekan produksi sebum dan mengurangi lesi akne

Peran Estrogen melawan efek androgen

• Penggunaan kontrasepsioral : seperti estrogen eksogen yang di sintesis di hepar sehingga meningkatkan sex
hormone binding globuline.

• Negative feedback : Menghambat produksi androgen oleh jaringan gonad yang mengubah testosterone
HORMON

Hormon androgen yang berperan terjadinya akne adalah


• Dehidrotestosteron (DHT)
• Testosteron
• Prekusor adrenaldehidroepiandrosteron sulfat (DHEAS),

Hormon lainnya seperti


• Glukokortikoid
• estrogen,
• progesteron,
• insulin
PROGESTERONE

• Reseptor progesteron terletak pada basal keratinosit epidermis

• Kadar progesterone yang tinggi : meningkatkan kolesterol akibatnya meningkatkan sekresi sebum dan menstimulasi prolifemsi
keratinosit

• Pada wanita dengan akne adanya hormon estrogen yang menurun pada fase luteal sildus menstruasi, juga didapatkan situkin pro
inflamasi yaitu IL-6 meningkat sehingga inflamasi yang terjadi lebih tinggi.

• Progesteron juga dapat menghalangi terjadinya AV dengan progestin sintetik.

Kombinasi dengan estrogen pada oral kontrasepsi dapat meningkatkan supresi gonadotropin.
• Hormon androgen dan esrtogen merupakan hormon yang ada pada pria dan wanita.
• Hormon androgen banyak pada pria, sedangkan hormon estrogen lebih banyak pada wanita.
• Eksaserbasi acne : meningkatnya produksi hormon androgen dari kelenjar adrenal dan sebum, bahkan asam lemak
dalam sebum pun meningkat
• Kenaikan hormon androgen yang beredar dalam darah yang dapat menyebabkan hiperplasia dan hipertrofi dari
glandula sebasea sehingga dapat memicu timbulnya kejadian acne vulgaris
PENJELASAN

- Estrogen dapat menekan pertumbuhan akne karena menurunkan kadar gonadotropin


- Hormon Gonadotropin mempunyai efek menurunkan produksi sebum.
- Progesteron tidak mempunyai efek terhadap efektifitas terhadap kelenjar lemak.

Adanya hormone androgen yang meningkat juga menyebabkan AV


Pada menstruasi hormone tidak seimbang membuat :
• androgen mendominasi : menyebabkan kelenjar sebasea bertambah besar dan produksi sebum
bertambah
GRADE ACNE
ACNE KOMEDONAL

 Grade 1: Kurang dari 10 komedo pada tiap sisi wajah

 Grade 2 : 10-25 komedo pada tiap sisi wajah

 Grade 3 : 25-50 komedo pada tiap sisi wajah

 Grade 4 : Lebih dari 50 komedo pada tiap sisi wajah


ACNE PAPULOPUSTUL

 Grade 1 : Kurang dari 10 lesi pada tiap sisi wajah

 Grade 2 : 10-20 lesi pada tiap sisi wajah

 Grade 3 : 20-30 lesi pada tiap sisi wajah

 Grade 4 : Lebih dari 30 lesi pada tiap sisi wajah


KONGLOBATA ACNE

Lesi yang khas terdiri dari

• Nodulus yang bersambung, yaitu suatu masa besar berbentuk


kubah berwarna merah dan nyeri.

• Nodul ini mula-mula padat, tetapi kemudian dapat melunak


mengalami fluktuasi dan regresi, dan sering meninggalkan
jaringan parut .
ETINIL ESTRADIOL

• Anti-androgen yang dapat memperbaiki akne Spironolakton sebagai inhibitor reseptor androgen
merupakan pil kontrasepsi oral.
dan inhibitor 5a-reduktase. (Anti – Androgen)
Secara umum pil kontrasepsi mengandung etinil
• Dosis 50 - 1 00 mg dua kali sehari
estradiol dengan progestin
• Pil kontrasepsi + Kombinasi dengan etinil
estradiol memunculk:an efek anti androgen :
• Entrostep mengandung etinil estradiol (20 - 30
µg) dikombinasi dengan noretindron asetat.
SIPROTERON

• Siproteron asetat merupakan anti androgen yang


bekerja dengan cara menghambat reseptor androgen.
• Siproteron asetat mempunyai efek progestational dan Dosis Kombinasi
glukokortikoid yang dapat menurunkan produksi Siproteron asetat 2 mg/etinil estradiol 35 μg
gonadotropin.
Efek samping dari Siproteron asetat antara lain
• Siproteron asetat biasanya dikombinasi dengan etinil hiperkalemia, gangguan mood, osteoporosis serta
estradiol atau progesteron pada kontrasepsi oral. disfungsi ereksi.
Biasanya diberikan dengan dosis 2–100 mg perhari.
PEMBERIAN ANTIBIOTIK

Berdasarkan efikasi klinis untuk eradikasi mikroba atau sesuai protokol terapi, lama
pemberian antibiotik adalah sebagai berikut:
• Infeksi seperti pneumonia, Septikemia : 5 – 7 • Osteomyelitis : beberapa minggu/ bulan
hari
• Septic arthritis : 2 -6 minggu
• Cystitis : 3 hari
• Lung abscess : 4 – 6 minggu
• Streptococcal pharingitis : 10 hari • Liver abscess : 1 – 4 bulan
• Endokarditis : 2 – 6 minggu
• Pyelonephritis : 2 minggu

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


2011

Anda mungkin juga menyukai