Anda di halaman 1dari 33

AKNE VULGARIS

K A R U N I A C A H YAT I
H1AP13037

DOKTER PEMBIMBING:
D R . S A B R I N A Y U F I C A S A N I TA M P U B O L O N
DEFINIS

• Akne vulgaris adalah peradangan kronik folikel pilosebasea yang


ditandai dengan adanya komedo, papul, pustul, nodus, dan jaringan
parut yang terjadi akibat kelainan aktif tersebut seperti hipertrofik dan
hipotrofik.
• Predileksi akne vulgaris pada daerah-daerah wajah, bahu bagian atas,
dada, dan punggung
EPIDEMIOLOGI

• Insiden terjadinya akne vulgaris lebih banyak pada anak perempuan


dibanding anak laki-laki dengan usia sekitar 13% pada anak usia 6 tahun
dan 32% pada anak usia 7 tahun. Sejak saat itu tidak ada evolusi yang
signifikan mengenai usia timbulnya jerawat. Menurut studi yang
berbeda dari literatur berbagai negara, usia awal rata-rata 11 tahun
pada anak perempuan dan 12 tahun pada anak laki-lak
ETIOLOGI

• Akne vulgaris dapat disebabkan oleh beberapa faktor:


– Sebum
– Bakteri
– Herediter
– Hormon
– Diet
– Iklim
– Faktor iatrogenik
PATOGENESIS

• Patogenesis akne vulgaris tidak diketahu tapi dipengaruhi banyak


faktor. Ada empat hal penting yang berhubungan dengan terjadinya
akne, yakni peningkatan sekresi sebum, adanya keratinisasi folikel,
bakteri, dan peradangan (inflamasi).
• Peningkatan sekresi sebum
• Hiperkornifikasi saluran pilosebasea
• Bakteri
• Produksi peradangan
PENINGKATAN SEKRESI
SEBUM
G A M B A R 2 : P R O G R E S S P AT H O G E N E S I S A K N E 7
G A M B A R 3 : J A L U R M ETA B O L I S M S T E R O I D
HIPERKORNIFIKASI SALURAN
PILOSEBASEA
GEJALA KLINIS

• Kebanyakan pasien dengan AV datang dengan lesi onset yang bertahap


saat memasuki masa puber. Beberapa kasus dapat ditemukan pada
neonatus atau bayi.
• Predileksi :
– Muka
– Bahu
– Dada bagian atas
– Punggung bagia atas
– Leher, lengan atas dan glutea kadang-kadang terkena
• Erupsi kulit polimorf, dengan gejala predominan salah satunya,
komedo,papul yang tidak beradang, dan pustul, nodus dan
kista yang beradang. Dapat disertai rasa gatal, namun
umumnya keluhan penderita adalah keluhan estetis.

• Komedo adalah gejala patognomonik bagi acne berupa papul


miliar yang di tengahnya mengandung sumbatan sebum, bila
berwarna hitam akibat mengandung unsur melanin disebut
komedo hitam atau komedo terbuka (black komedo, open
comedo
• Sedangkan bila berwarna putih karena letaknya lebih dalam sehingga
tidak mengandung unsure melanin disebut komedo putih atau komedo
tertutup.Adapula bentuk acne yang berupa papul eriematus,pustule,
kista, dan abses
KOMEDO TERTUTUP KOMEDO TERBUKA
KLASIFIKASI
• Akne meliputi berbagai kelainan kulit yang hampir mirip satu
dengan lainnya, sehingga diperlukan penggolongan / klasifikasi
untuk membedakannya. Plewig dan Kligman dalam buku Acne:
Morphogenesis and Treatmant (1975) mengklasifikasikan acne
sebagai berikut:

Akne :

– A. Akne vulagris dan varietasnya:1

– Akne tropikalis

– Akne fulminan

– Pioderma fasialis

– Akne mekanika
• Akne venenata akibat kontaktan eksternal dan varietasnya:
– Akne kosmetika
– Pomade acne
– Akne klor
– Akne akibat kerja
– Akne deterjen

• Akne komedonal akibat agen fisik dan varietasnya:


– Solar comedones
– Akne radiasi (sinar X, kobal)
GRADASI AKNE
 Ringan, bila :1
 Beberapa lesi tak beradang pada 1 predileksi
 Sedikit lesi tak beradang pada beberapa tempat predileksi
 Sedikit lesi beradang pada 1 predileksi
 Sedang, bila :1
 Banyak lesi tak beradang 1 predileksi.
 Beberapa lesi taka beradang pada lebih dari 1 predileksi
 Beberapa lesi beradang pada 1 predileksi
 Sedikit lesi beradang pada lebih dari 1 predileksi
 Berat, bila :1
 Banyak lesi tak beradang pada lebih dari 1 predileksi
 Banyak lesi beradang pada 1 atau lebih predileksi

 Catatan : Sedikit < 5, beberapa 5-10, banyak > 10 lesi


 Tak beradang : komedo putih, komedo hitam,papul
 Beradang : pustul, nodus, kista.
DIAGNOSIS

• Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan


fisik, dan tes laboratorium.

• Pemeriksaan Hitopatologis
– Gambaran yang spesifik berupa sebukan sel radang pada pilosebasea.
Pemeriksaan mikrobiologi terhadap jasad renik yang memiliki peran pada
etiologi dan patogenesis penyakit dapat dilakukan di laboratorium
mikrobiologi. Namun hasilnya sering tidak memuaskan.
• Pemeriksaan Laboratorium
– Pemeriksaan kadar lipid dalam kulit dapat dilakukan. Pada akne
vulgaris kadar asam lemak meningkat dan oleh karena itu pada
pencegahan dan pengobatan digunakan cara untuk
menurunkannya.
DIAGNOSIS BANDING

• Erupsi Akneiformis
– Disebabkan oleh induksi obat, misalnya kortikosteroid, INH, barbiturate,
bromide,yodida, difenil hidantoin, trimetadion,ACTH, dan lainnya. Klinis
berupa erupsi papulo pustule mendadak tanpa adanya komedo di hampir
seluruh bagian tubuh. Dapat disertai demam dan dapat terjadi di semua
usia
 Akne venenata
 Umumnya lesi monomorf,
tidak gatal,bisa berupa
komedo atau papul,dengan
tempat predileksi di tempat
kontak zat kimia atau
rangsangan fisisnya.
• Rosasea
– penyakit peradangan kronik
di daerah muka dengan gejala
eritema, pustule,
teleangiektasi dan kadang-
kadang disertai hipertrofi
kelenjar sebasea. Tidak
terdapat komedo kecuali bila
kombinasi dengan acne
• Dermatitis Perioral
– terutama pada wanita dengan
gejala klinis polimorf eritema,
papul, pustule, di sekitar
mulut yang terasa gatal.
PENATALAKSANAAN

• Non-Medikamentosa :
– Perawatan kulit muka
– Perawatan kulit dan rambut
– Kosmetika dan bahan-bahan lain
– Diet
– Emosi dan factor psikosomatik
MEDIKAMENTOSA
• Pengobatan Topikal :
• Bahan iritan yang dapat mengelupas kulit (peeling)
– Benzoil peroksida (1,2.5,5,10 %) lotion dan gel.
• Bersifat lipofilik dan efektif utuk menekan pertumhuhan P.aches.
– Sulfur Topikal dan Sodium Sulfacetamide
• Untuk mengeringkan dan antibacterial. (lotion, cream, foam, dan
juga masker)
– Asam Azelaic Topikal
• Menekan inhibisi sintesis protein.
– Retinoid Topikal
• Komedolitik dan antiinflamasi.
• Ada beberapa macam retinoid: Adapalene, Tretionin, Tazarotane
• Antibiotik Topikal (Klindamisin dan Ertitromisin)
– Menghibisi Propionibacterium acnes pada ribosom 50S sehingga
menghambat sintesis proteinnya.
• Antiperadangan topical
– Salep atau cream kortikosteroid ringan atau sedang
– Hidrokortison 1-2,5% atau injeksi Triamsinolon 10 mg/cc pada lesi
nodulo-kistik.
• Lainnya, misalnya etil laktat 10% untuk menghambat pertumbuhan
jasad renik.
• Pengobatan Sistemik :
– Antibiotik Sistemik
• Doksisiklin 20 mg, 2x1 (sebagai antiinflamasi)
• Minosiklin 1 mg/kgbb.hari
• Eritromisin 500 mg, 2x1
• Azitromisin 500 mg/hari selama 4 hari
• Cefaleksin 500 mg 2x1 dalam 10 hari
– Kontrasepsi Oral dan Antiandrogen
• Estrogen-progestin 50 mg untuk menekan produksi sebum.
• Spironolakton 50-200 mg. dosis 100-200 mg/hari bermanfaat
untuk mengurangi produksi sebum.

– Retinoid Sistemik 120-150 mg/kgbb.


DERAJAT RINGAN
OBAT SEDIAAN DOSIS
Retinoid Topikal Krim 0,05%, 2x1 pagi dan sore setelah
• Adapalene 0,1% mandi
• Tazarotin Gel 0,01%
Solusio 0,05%

Antibiotik Topikal Krim 1%


• Oksi tetrasiklin
• Eritromisin
• Klindamisin fosfat
DERAJAT SEDANG
OBAT SEDIAAN DOSIS
Retinoid Topikal Krim 0,05%, 2x1 pagi dan sore setelah
• Adapalene 0,1% mandi
• Tazarotin Gel 0,01%
Solusio 0,05%
Bahan iritan (peeling) Krim 2x1 pagi dan sore setelah
• Peroksida benzoil 2,5 – 10% mandi
• Asam salisilat 2 – 5%
• Sulfur 4 – 8%
• Resorsinol 1 – 5%
Antibiotik Oral 250 mg 3x1
• Tetrasiklin 50 mg 2x1
• Doksisiklin 500 mg 2x1
• Eritromisin 250 mg 3 x 1 minggu
• Azitromisin
DERAJAT BERAT

OBAT SEDIAAN DOSIS

Isoretinoid Oral 0,5 – 1 mg/kgBB/hari

Kortikosteroid Oral 5 mg 1x1


• Prednison 5 mg 1x1
• Deksametason
BEDAH KULIT
• Bedah skalpel dilakukan untuk meratakan sisi jaringan parut yang
menonjol atau melakukan eksisi elips pada jaringan parut hipotrofik
yang dalam.
• Bedah listrik dilakukan pada komedo tertutup untuk mempermudah
pengeluaran sebum atau pada nodulo kistik untuk drainase cairan isi
yang dapat mempercepat penyembuhan.
• Bedah kimia dengan asam triklor asetat atau fenol untuk meratakan
jaringan parut yang berbenjol.
• Bedah beku dengan bubur CO2 beku atau N2 cair untuk
mempercepat penyembuhan radang.
• Dermabrasi untuk meratakan jaringan parut hipo dan hipertrofi
pasca akne yang luas.
KOMPLIKASI

• Semua tipe lesi akne mempunyai potensial untuk meninggalkan bekas.


Hamper semua lesi akne meninggalkan eritema sementara setelah
pemyembuhan. Pada jenis kulit yang lebih tebal, hipepigmentasi
postinflamatori dapat bertahan setelah beberapa bulan setelah
penyembuhan lesi akne. Pada beberapa individu lesi akne dapat
mengakibatkan jaringan parut yang menetap.
PROGNOSIS
• Onset dari akne vulgaris sangat bervariasi, dimulai dari 6 hingga 8
tahun dan kemudian tidak timbul lagi hingga umur 20 atau
lebih.Kejadian akne ini biasanya diikuti oleh remisi yang terjadi
secara spontan. Walaupun rata-rata pasien akan mengalami
penyembuhan pada usia awal 20an tapi ada juga yang masih
menderita akne hingga decade ketiga sampai decade keempat.
• Akne pada wanita biasanya berfluktuasi berkaitan dengan siklus haid
dan biasanya bermunculan sesaat sebelum menstruasi.Kemunculan
akne ini tidak seharusnya berhubungan dengan perubahan aktivitas
glandula sabaseus, dimana tidak terjadi peningkatan produksi sebum
pada fase luteal dalam siklus menstruasi.
• Pada umumnya prognosis dari akne ini baik, pengobatan sebaiknya
dimulai pada awal onset munculnya akne dan cukup baik untuk
menghindari sekuele

Anda mungkin juga menyukai