Alilamin
●Farmakokinetik
• Absorbsi tidak dipengaruhi oleh makanan
• Bersifat lipofilik → cepat terdistribusi dan menumpuk di folikel rambut, kuku, dan kulit dengan konsentrasi
minimal dalam plasma
• Waktu paruh 17 jam
• Biotransformasi oksidatif obat terjadi di hati melalui enzim CYP2D6
• Sebagian besar obat dieliminasi dalam urin.
Mekanisme Kerja Golongan Alilamin
●Indikasi
• Dermatofita, terutama akibat Trichophyton rubrum dan T. mentagrophytes
• Dermatitis Seboroik
• Sporotrikosis kutaneus dan limfokutaneus
• Faeohipomikosis, Kromoblastomikosis, Mukormikosis, Maduromikosis
Terbinafin
●Dosis dan Formulasi
• Terbinafin oral: tablet 250 mg tablets dan granul oral.
• Onikomikosis: Dosis harian 250 mg selama 1 minggu per bulan dilanjutkan
selama 1 tahun
• Tinea barbae, tinea korporis, tinea kruris, tinea faciei, dan tinea pedis tipe
mokasin (moccasin): dosis harian terbinafine 250 mg selama 2 – 4 minggu
• Sporotrikosis kutaneus dan limfokutaneus: dosis 500 mg 2 kali sehari selama 2
– 4 minggu
Sediaan Indikasi, dan Dosis Terbinafin
Terbinafin
●Efek samping
• Gangguan pencernaan minimal: nyeri abdomen, mual, muntah, diare)
• Penurunan nafsu makan
• Penambahan berat badan
• Hilangnya pengecapan
• Efek samping berat, namun jarang terjadi: hepatotoksisitas → kerusakan organ dan kelainan hematologis
●Interaksi obat
• Memiliki efek inhibisi kuat pada CYP2D6, sehingga meningkatkan potensi toksisitas obat yang
dimetabolisme oleh enzim ini, termasuk nortriptilin, amitriptilin, venlafaksin, dan desipramin.
• Mengurangi eliminasi kafein dan siklosporin
• Pemberian terbinafine dengan rifampisin atau simetidin harus hindari
●Farmakokinetik
• Distribusi luas di berbagai jaringan. Hanya sebagian kecil flukonazol terikat dengan protein
plasma lebih banyak obat bebas untuk aktivitas terapeutik.
• Waktu paruh 25 – 30 jam. Obat dimetabolisme di hati dan di eliminasi di ginjal
●Indikasi Klinis
• Kandidiasis esofagus, kandidiasis vagina, kandidiasis mukokutan, T. capitis, T. pedis, T.
cruris, T. corporis, T. barbae, T. versikolor, Onikomikosis
Flukonazol
●Dosis dan Formulasi
• Flukonazol tersedia dalam formulasi berikut: kapsul 150 mg, tablet 150mg, solusio untuk
IV
• Kandidiasis esofagus 150mg/hari untuk 2 – 3 mingg
• Kandidiasis vagina 150mg dosis tunggal
• Kandidiasis mukokutan T. versikolor, 300mg/minggu untuk 2 minggu
• T. capitis T. pedis, T. cruris, T. corporis, T. barbae 150mg/minggu untuk 2 – 6 minggu
• Onikomiksis 150 – 300mg/minggu
●Efek Samping
• Sakit kepala, mialgia, pusing, mual, dispepsia, diare, dan sakit perut.
Flukonazol
●Interaksi Obat:
• Merupakan substrat dari isoenzim hati CYP3A penekan moderat pada CYP3A dan
CYP2C9, dan efek penghambatan yang lemah pada CYP2C19 Pemberian bersamaan
dengan obat yang dimetabolisme oleh salah satu enzim ini mengakibatkan interaksi obat
yang merusak
●Farmakokinetik
• Itrakonazol sangat liposfat.
• Formulasi kapsul dipengaruhi pH lambung untuk penyerapan diberikan setelah makan.
• Formulasi larutan oral tidak dipengaruhi oleh pH lambung paling baik diserap ketika dikonsumsi
dalam kondisi perut kosong.
• Afinitas tinggi terhadap kuku dan dapat terakumulasi membentuk reservoir obat selama 6 – 9 bulan setelah
penghentian obat.
• Waktu paruh 21 jam. Metabolisme di hati dengan enzim sitokrom CYP3A4
Itrakonazol
●Indikasi Klinis
• Kandidiasis orofaring, onikomikosis, tinea korporis, tinea capitis, tinea pedis, tinea cruris,
dan PV
●Interaksi Obat
• Inhibitor enzim CYP3A4 di hati mempengaruhi tingkat serum, kemanjuran, dan toksisitas obat yang dimetabolisme oleh enzim
tersebut.
• H2 reseptor blocker dan PPI mengurangi penyerapan obat
○ Farmakokinetik
• Griseofulvin kurang baik penyerapannya pada saluran cerna atas karena obat ini tidak larut dalam
air
• Absorpsi nya meningkat jika diberikan bersamaan dengan makanan berlemak
• Metabolisme di hepar dan metabolit utama nya adalah 6-metilgriseofulvin
• Waktu paruh 24 jam
• Ekskresi bersama urin dalam bentuk metabolit
Griseofulvin
● Efek Samping
• Urtikaria, reaksi fotosensitivitas, eritema multiforme, vesikula dan erupsi obat menyerupai morbili
• Leukopenia dan granulositopenia pemakaian dosis tinggi dalam waktu lama
• Sakit kepala, mual, muntah, diare, dan flatulensi
• Atralgia, neuritis perifer, demam, pandangan kabur, dan berkurangnya fungsi motorik
● Indikasi
• Jamur di kulit, rambut, dan kuku yang disebabkan oleh jamur yang sensitif
• Gejala pada kulit akan berkurang 48-96 jam setelah pengobatan
● Sediaan
• Tablet 125 mg & 500 mg
• Dosis anak 5-15 mg/kgBB/hari ; Dosis dewasa 500-1000 mg/kgBB/hari
DAFTAR PUSTAKA
● Kang S, Amagai M, Bruckner A, Enk A, Margolis D, McMichael A et al. Fitzpatrick’s
Dermatology. 9th ed. New York, N.Y.: McGraw-Hill Education LLC; 2018.
TERIMA
KASIH