Anda di halaman 1dari 14

TUGAS DKM 4

Kelompok 2B
1. Mita Desinta Manu (1961050008)
2.Amasa Maichel Kambu (1961050029)
3.Ribka Sebrina (1961050040)
4.Emiliana Cristisal Palumpun (1961050055)
5.Amanda Sintabella (19610500700
6. I Gusti Ayu Devia Satyavati (1961050114)
7.Beryl Chotama Putra (1961050125)

Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Indonesia
2020/2021
Karbunkel Furunkel Moluskum
Kontagiosum

Anamnesis Pasien datang dengan pasien datang dengan


keluhan bisul di ketiak Seorang pasien keluhan muncul lesi
kanan, bisul dikatakan datang dengan berupa papul yang
disertai nyeri dan keluhan timbul mengkilat, didaerah
nanah. Sudah terjadi benjolan pada ketiak. badan atau
selama 3hari setelah Keluhan mulai ekstremitas. pada
pasien mencukur timbul sejak 1 orang dewasa
ketiak menggunakan minggu yang lalu. biasanya di area
pisau cukur, nyeri Awalnya benjolan genital. menyebar
sepanjang hari. Pasien muncul berwarna melalui kontak
obesitas dan ada merah dan terdapat langsung kulit ke
riwayat DM. nanah, nanahnya kulit,serta dapat
hanya satu dan tidak menyebar melalui air
terdapat rambut pada dikolam renang,bak
nanah tersebut. Lalu mandi atau pakaian.
benjolan dirasakan pada orang dewasa
semakin membesar lesi yang diarea
dan terasa nyeri, genital dapat
nyeri tersebut ditularkan melalui
dirasakan semakin hubungan seksual.
menggangu aktivitas.
Pada saat diraba,
benjolan terasa keras
Pasien juga
mengeluhkan demam
yang dirasakan sejak
3 hari yang lalu.
Riwayat alergi
makanan tidak ada,
pasien juga
sebelumnya belum
pernah seperti ini.

Etiologi Karbunkel merupakan Permukaan kulit Moluskum


infeksi folikular yang normal/sehat dapat kontagiosum (MK)
disebabkan oleh virus dirusak oleh karena adalah penyakit
staphylococcus aureus iritasi, tekanan, infeksi kulit yang
dengan tempat gesekan, disebabkan oleh
predileksi di daerah hiperhidrosis, Poxvirus.
tubuh yang terdapat dermatitis,
folikel rambut seperti dermatofitosis
aksila, leher belakang, sehingga kerusakan
punggung, tersebut dipakai
selangkangan, sebagai jalan masuk
perineum dll. Staphylococcus
Aureus.
Penularannya dapat
melalui kontak atau
auto inokulasi dari
lesi penderita.

Gejala Klinik Karbunkel memiliki Lokasi penyakit ini


gejala yang khas yaitu - Benjolan keras yaitu di daerah
sangat nyeri dan dapat yang merah, wajah,leher, ketiak,
disertai demam, sakit dan badan, dan
malaisie. Area yang biasanya kurang ekstremitas. jarang di
terkena tampak dari satu inchi telapak tangan atau
kemerahan dan terjadi telapak kaki),
indurasi, pustul - Setelah sedangkan pada
multiple muncul beberapa hari orang dewasa di
dengan cepat. benjolan daerah pubis dan
Berukuran 3-10cm dan menjadi lebih genitalia
jika pecah lembut, lebih eksterna.
mengeluarkan pus. besar dan lebih Kelainan kulit berupa
Dapat meninggalkan nyeri papul berbentuk
jaringan parut saat bulat
sembuh. - Terbentuk mirip kubah,
pustule dan berukuran miliar
jaringan sampai lentikular
nekrotik dan berwarna putih
dan berkilat seperti
- Demam
lilin. Papul tersebut
- Nodus eritema setelah beberapa
berbentuk lama membesar
kerucut, kemudian di
ditengah tengahnya terdapat
terdapat pustule lekukan (de/le) .
Jika dipijat akan
- Tempat tampak ke luar massa
predileksi ialah yang berwarna putih
tempat yang mirip butiran nasi.
banyak friksi, Kadang-kadang
misalnya aksila dapat timbul infeksi
dan bokong. sekunder sehingga
timbul supurasi.
Sebagian papul dapat
berukuran 1-5mm
dan bertangkai, juga
dapat berukuran
besar hingga 10-15
mm disebut giant
molluscumKomplika
si dapat terjadi
berupa infeksi
sekunder akibat
garukan. Pada pasien
imunokompremais,
misalnya HIV/AIDS,
lesi moluskum
menjadi cepat
tumbuh,
berjumlah sampai
ratusan, besar-besar
dan tersebar.

Efloresensi Lesi berupa nodus Pada regio aksilla pada regio X tampak
eritematosa, awalnya tampak nodul papul papul
eritematosa soliter mengkilat seperti
keras, nyeri tekan, dengan ukuran warna kulit,
dapat membesar 3- lentikuler sampai bentuknya kubah,
10cm, ditengahnya numular batas tegas multiple,ukuran
disertai pustula dan bagian tengah bervariasi dari milier
menonjol seperti hingga lentikuler
multiple, setelah bentuk kerucut tampak
beberapa hari diatasnya tampak delle(cekungan)
terdapat fluktuasi, pustul soliter bentuk tersebar diskrit .
bila pecah tidak teratur dengan
ukuran milier.
mengeluarkan pus.

Pemeriksaan Saat di inspeksi, pada pemeriksaan


Fisik terlihat nodus eritem Suhu 38oC, Terdapat fisik didapatkan
yang diatasnya tampak nodul berwarna Kelainan kulit berupa
pustule multiple merah, hangat dan papul berbentuk
berukuran milier- berisi pus. Supurasi bulat
lentikuler dengan terjadi setelah kira- mirip kubah,
penyebaran diskrit. kira 5-7 hari dan pus berukuran miliar
Saat dilakukan palpasi dikeluarkan melalui sampai lentikular
terdapat nyeri tekan saluran keluar dan berwarna putih
dan konsistensi padat. tunggal (single dan berkilat seperti
follicular orifices). lilin.Papul tersebut
Furunkel yang pecah setelah beberapa
dan kering kemudian lama membesar
membentuk lubang kemudian di
yang kuning keabuan tengahnya terdapat
ireguler pada bagian lekukan (de/le) .
tengah dan sembuh Jika dipijat akan
perlahandengan tampak ke luar massa
granulasi. yang berwarna
putih mirip butiran
nasi. Sebagian papul
dapat berukuran 1-5
mm dan bertangkai,
juga dapat berukuran
besar hingga 10-15
mm disebut giant
molluscum.

Pemeriksaan 1. Pemeriksaan - pemeriksaan


Penunjang histopatologis - Laboratorium : histopatologis
2. Pewarnaan Darah - pemeriksaan
Gram giemsa
3. Kultur agar. - Pewarnaan Gram

Hasil 1. Didapatkan -Pemeriksaan


abses multiple, - Lab darah : histopatologik
dipisahkan oleh leukositosis dilakukan apabila
trabekula gambaran lesi tidak
jaringan ikat, - Positif berwarna khas MK.
didapatkan ungu (kokus) Tampak gambaran
infiltrat epidermis hipertrofi
didermis dan dan hiperplasia. Di
sepanjang tepi atas lapisan sel basal
folikel rambut. didapatkan sel
2. Pewarnaan membesar yang
Gram dari pus mengandung partikel
menunjukkan virus disebut badan
kumpulan moluskum atau
kokus gram Henderson-Paterson
positif bodies.
3. Pada kultur
didapatkan
-Pemeriksaan
Giemsa terhadap
pertumbuhan
bahan massa putih
S.aureus.
dari bagian tengah
papul
menunjukkan badan
inklusi moluskum di
dalam sitoplasma.

Diagnosis Karbunkel Furunkel moluskum


kontagiosum

DD 1. Sporotrikosis - Karbunkel -milia


2. Blastomikosis - Folikulitis -folikulitis
3. Skrofuloderma
4. Akne
Konglobata
Terapi ● Jika masih -non medikamentosa:
berupa infiltrat, - Jika infiltrate Pasien diminta
topikal topikal diberikanmenjaga kebersihan
diberikan kompres salep diri,
kompres salep iktiol 5% / saleptidak saling
iktiol 10%, jika antibiotic meminjam alat
lesi matang, mandi, misalnya
lakukan insisi - Antibiotik handuk, pakaian dan
dan aspirasi, sistemik : mainan, mencegah
pasang eritromisin kontak
drainase, 4x250 mg , fisik sesama teman,
selanjutnya penisilin dan selama sakit
dikompres. dilarang
● Antibiotik - Ampisilin 4x500 berenang.
sistemik : mg diberikan 1 -Prinsip pengobatan
Eritromisin 4 x jam sebelum adalah mengeluarkan
250 mg selama makan masa yang
7-14 hari; mengandung badan
- Amoksilin
penisilin moluskum.
4x500 sesudah
600.000 IU -terapi
makan
selama 5-10 medikamentosa:
hari. - Kloksasilin pengobatan dengan
3x250 mg/hari pengolesan
Konseling dan sebelum makan kantaridin 0,7% dan
Edukasi dibiarkan selama
● Mengatasi - Linkomisin 4 jam lalu dicuci.
faktor 3x500 mg Kemudian, dapat
predisposisi perhari terjadi rasa
seperti obesitas, nyeri saat timbul
DM, dan - Klindamisin vesikel (1-3 hari
hiperhidrosis. 4x150 mg /hari setelah aplikasi).
● Menjaga Rasa nyeri dapat
kebersihan dan - Eritromisin diatasi dengan
mencegah luka- 4x500 mg/hari asetaminofen,
luka kulit. dan bila gelembung
● Menjaga - Menjaga pecah dapat diolesi
kebersihan kebersihan tubuh krim/salap
lingkungan yang mengandung
- Mencegah luka- natrium fusidat atau
Pasien dirujuk luka kulit mupirosin.
apabila terjadi :
- Menjaga
● Komplikasi
kebersihan
mulai dari
lingkungan
cellulitis.
● Tidak sembuh
dengan
pengobatan
selama 5-7 hari.
● Terdapat
penyakit
sistemik
(gangguan
metabolik
endokrin dan
imunodefisiensi
).

Tinea Kapitis Dermatitis Impetigo krustosa


seboroik(cradle cap)

Anamnesis a.Grey Patch : pasien datang Pasien mengeluh ada ● pasien datang dengan lesi
dengan rambut rontok setempat bercak kemerahan dan asimptomatik dapat juga
dan berwarna keabuan disertai bersisik yang terasa disertai gatal ringan.
bercak merah dan bersisik, serta gatal di ● kasus berat = mengalami
rasa gatal. kepala,dahi,alis,kedua gejala konstitusional seperti
pipi sering digaruk demam, malaise dan
b.Black dot : Pasien datang timbul binti-bintil limfadenopati regional.
dengan keluhan gatal, rambut kecil,lama kelamahan ● Tempat predileksi = wajah,
mudah patah dan disertai bintik- pecah dan menjadi leher dan ekstremitas
bintik hitam di kulit kepala. keropeng berwarna ● Faktor Resiko = kondisi
kecoklatan dan basah lingkungan yang buruk,
c.Kerion celsi : pasien datang lama kelamahan meluas kondisi iklim lembab,
dengan keluhan terdapat benjolan sampai hampir seluruh gigitan serangga, abrasi kulit
yang semakin meluas, pada wajah serta lipatan paha minor, kondisi pruritus yang
benjolan juga dapat disertai hal ini dialami sejak 4 disertai dengan garukan,
nanah, rasa gatal dan rasa nyeri tahun yang lalu dan sebelumnya pernah
yang sangat dominan. sering kambuh. mengalami infeksi virus,
jamur atau parasit.

Etiologi kelainan pada kulit dan rambut Malassezia Streptococcus B haemolyticus


kepala yang disebabkan oleh
spesies dermatofita.
a. Grey Patch : Microsporum
audoini dan
M.Ferrugineum
b. Black dot :
T.tonsurans, dan T.
violaseum
c. Kerion celsi : M.
canis, M. gypseum,
T.mentagrophytes, dan T.
violaceum.

Gejala a. Grey Patch : rasa gatal, Lokasi yang terkena ● Terdapat lesi berupa krusta
Klinik warna rambut menjadi seringkali di daerah tebal berwarna kuning
abu-abu dan tidak berkilau kulit kepala berambut; seperti madu karena itu
lagi. Rambut mudah patah wajah: alis, lipat sebelumnya berupa eritema
dan terlepas dari akarnya, nasolabial, side bum; dan vesikel yang cepat
sehingga mudah dicabut telinga dan liang telinga; memecah. Jika dilepaskan
dengan pinset tanpa rasa bagian atas-tengah dada tampak erosi di bawahnya.
nyeri.Papul melebar dan dan punggung, lipat ● Tidak disertai gejala umum
membentuk bercak , yang gluteus, inguinal, hanya terdapat pada anak-
menjadi pucat dan genital, ketiak. Sangat anak.
bersisik. jarang menjadi luas. ● umumnya tidak nyeri,
Dapat ditemukan namun dapat terasa gatal
b. Black dot : Rambut mudah skuama kuning ● dapat terbentuk lesi-lesi baru
patah pada permukaan berminyak, eksematosa di daerah lain
skalp, meninggalkan ringan, kadang kala ● Kelenjar getah bening juga
kumpulan titik hitam pada disertai rasa gatal dan
dapat mengalami
daerah alopesia (black menyengat. Ketombe
dot). merupakan tanda awal pembesaran dan terasa nyeri.
manifestasi dermatitis
c. Kerion celsi : rasa gatal, seboroik. Dapat
nyeri, dan apat disertai dijumpai kemerahan
demam. Terjadi perifolikular yang pada
pembengkakan yang tahap lanjut menjadi
menyerupai sarang lebah plak eritematosa
dengan sebukan sel radang berkonfluensi, bahkan
yang padat di sekitarnya. dapat membentuk
rangkaian plak di
sepanjang batas rambut
frontal dan disebut
sebagai seboroika.

Efloresensi a. Grey Patch : Lesi tampak Makula eritem yang


khas berskuama, hiperkeratosis, ditutupi oleh papul- pada regio X tampak eritema dan
dan berbatas tegas karena papul miliar berbatas vesikel berdinding tipis yang cepat
rambut yang patah. tidak tegas dan skuama
b. Black dot : Rambut putus halus putih berminyak. menjadi pustul dan pecah kemudian
di permukaan kulit, Kadang-kadang menjadi krusta tebal berwarna
terdapat makula ditemukan erosi dengan
kecoklatan berbintik krusta yang sudah kuning kecoklatan seperti madu.
hitam, dan rambut mengering berwarna Jika dilepaskan tampak erosi di
sekitarnya menjadi suram. kekuningan
c. Kerion celsi : pada kulit bawahnya. krusta menyebar ke
kepala terdapat papul perifer dan sembuh di bagian
multiple kecil dengan
skuama akibat radang tengah.
lokal, rambut putus dan
mudah dicabut.
Pemeriksaan a. Grey Patch : - Psoriasis : biasanya ● Lokalisasi : daerah wajah,
Fisik Inflamasi minimal, rambut berskuama kasar,putih leher, lengan atau tungkai
pada daerah terkena mengkilat,berlapis-lapis (ekstremitas) namun jarang
berubah warna menjadi - Tinea kapitis : tampak mengenai telapak tangan dan
abu – abu dan tidak bercak-bercak dengan telapak kaki.
berkilat, mudah patah di abses yang ● Efloresensi : pada regio X
atas permukaan scalp. Lesi dalam,rambut (wajah,leher, ekstremitas)
tampak berskuama, rontok,kebotakan tampak makula atau papula
hiperkeratosis, batas tegas - Pitiriasis Rosea : eritematosa dan vesikel
karena rambut yang patah. eritema pada wajah berdinding tipis menjadi
b. Black dot : daerah sentral wajah dan pustule berukuran milier-
rambut mudah patah di dahi,skuamanya halus lentikular dan pecah
permukaan scalp, dan tidak berminyak sehingga menjadi krusta
meninggalkan kumpulan kuning kecoklatan berukuran
titik hitam pada daerah lentikular yang sering
alopesia (Black Dot). menyebar ke perifer dan
Kadang masih tersisa sembuh di bagian tengah,
rambut normal diantara jika dilepaskan tampak erosi
alopesia. Dapat bervariasi, di bawahnya.
hanya skuama difus
dengan sedikit rambut
rontok
c. Kerion celsi :
papul – papul eritem,
pustula, skuama, tanda
inflamasi (+), dapat
disertai limfadenopati
servikal posterior, demam,
dan lesi lain pada kulit
glabrosa

Pemeriksaan a. Pemeriksaan lampu wood - Kerokan kulit dengan


Penunjang b. Pemeriksaan KOH 10%- KOH 10% : dtemukan Spesimen diambil dari dasar lesi
20% hifa atau spora yang setelah membuang krusta atau dari
menandakan penyakt
kulit yang disebabkan bula yang utuh.
oleh jamur
- Pemeriksaan ● Pemeriksaan mikroskopik
histopatologi
:Hiperkeratosis,Parakera dengan pewarnaan gram
tosis,akantosis,rete dan Kultur
ridges,dan spogiosis
fokal

Hasil a. Pemeriksaan lampu


wood : Lampu Wood Dari hasil pemeriksaan sediaan akan
hanya berfluoresensi pada tampak bakteri gram positif (ungu
tinea kapitis yang
disebabkan oleh kebiruan) tersusun seperti rantai
Microsposrum spp -> pada
grey patch terdapat (Streptococcus spp.) atau
fluoresensi hijau. bergerombol (S.aureus) atau
b. Pemeriksaan KOH 10%-
20% : kombinasi keduanya.
tampak hifa panjang dan atau
artrospora di dalam rambut dan
paada yang eksotrik terdapat
diluar rambut.

Diagnosis Tinea Kapitis Impetigo krustosa

DD a.Grey Patch Ektima → tempat predileksi yaitu


- dermatitis seboroika, pada ekstremitas bawah,
- trichotilomania berhubungan dengan trauma serta
- alopesia areata
b.Kerion celsi : lesi nya berupa ulkus dangkal
- abses piogenik berbentuk cawan dengan tepi
Tine capitis : meninggi.
Dermatitis seboroik, psoriasis,
dermatitis atopik, liken simpleks
kronik, alopesia areata,
trikotilomania, liken plano pilaris.

Terapi a. Topikal :
Rambut dicuci dengan sampo ● Pilihan terapi adalah
antimikotik: selenium sulfida 1% mupirocin topical 2x sehari
dan 2,5% 2- 4 kali/minggu, atau
sampo ketokonazol 2% 2 hari selama 5 hari.
sekali selama 2-4 minggu. ● Terapi Oral
b. Sistemik Direkomendasikan untuk
- Spesies Microsporum : pasien dengan jumlah lesi
* Obat pilihan: griseofulvin fine
particle/microsize 20- yang banyak atau pada
25mg/kgBB/hari dan kondisi terjadi wabah yang
ultramicrosize 10-15
mg/kgBB/hari selama 8 minggu diperlukan untuk mencegah
* Alternatif : Itrakonazol 50-100 penularan.
mg/hari atau 5 mg/kgBB/hari
selama 6 minggu atau Terbinafin ● Terapi oral dapat diberikan
62,5 mg/hari untuk BB 10-20 kg,
125 mg untuk BB 20-40 kg dan antibiotika yang memiliki
250 mg/hari untuk BB >40 kg
suseptibilitas tinggi
selama 4 minggu
terhadap S.aureus →
- Spesies Trichophyton:
* Obat pilihan: terbinafin 62,5 cefaleksin atau dikloksasilin
mg/hari untuk BB 10-20 kg, 125
mg untuk BB 20-40 kg dan 250 250-500 mg 4x1 selama 7
mg/hari untuk BB >40 kg selama hari. Streptococcus Sp. →
2-4 minggu.
* Alternatif : Griseofulvin 8 penicillin selama 10 hari.
minggu,Itrakonazol 2 minggu,
● Apabila bakteri penyebab
atau Flukonazol 6 mg/kgBB/hari
selama 3-4 minggu nya adalah MRSA pilihan
terapi adalah doksisiklin,
klindamisin,
atau sulfamethoxazole
trimethoprim.

Varicella Impetigo Bulosa Cutaneous Larva


Migrans

Anamnesis KU: Pasien kadang-kadang datang pasien datang dengan


Vesikel menjadi berobat dengan keadaan vesikel/ keluhan rasa gatal terus
bula yang telah memecah
berkrusta & gatal sehingga yang tampak hanya
menerus dan berupa
koleret dan dasarnya masih tonjolan merah yang
Lokasi: eritematosa bentuk seperti benang
Badan, wajah, Lokasi: berkelok kelok di
ekstremitas, dapat di aksila, dada, punggung. bawah kulit. rasa gatal
Terdapat pada anak dan orang
menyerang selaput dewasa.
timbul pada malam hari
lendir mata, mulut, Faktor risiko: . ditemukan pada
saluran napas atas. Usia (Anak-anak usia 2 sampai 5 bagian tubuh yang
tahun merupakan mereka yang berkontak langsung
Gejala prodromal: memiliki resiko tertinggi terkena dengan tanah atau
impetigo.)
demam tidak terlalu Tempat ramai ( Kondisi ini adalah
pasir. predileksinya
tinggi, malaise, nyeri hal yang membuat impetigo lebih antara lain
kepala. Disusul papul mudah untuk tertular dari orang ke tungkai,plantar,tangan,
eritem yang dalam orang, seperti di sekolah-sekolah anus,bokong, dan paha.
beberapa jam berubah dan pusat perawatan anak) dan dengan riwayat
Suhu hangat, cuaca lembab
jadi vesikel ( Orang yang tinggal di negara
tidak menggunakan
tropis seperti Indonesia adalah alas kaki di pantai/area
pihak berisiko lebih tinggi terkena tropis.
impetigo.

Etiologi Virus Varicella Zoster bakteri staphylococcus aureus Penyebab utama adalah
(VZV) larva yang berasal dari
cacing tambang yang
hidup di usus anjing
dan kucing , yaitu
Ancylostoma
braziliense dan
Ancylostoma caninum

Gejala Klinik Disertai gejala


prodromal: demam, ● Gejala konstitusional Masuknya larva ke
malaise 1-2 hari
sebelum ada ruam pada pada awalnya tidak ada kulit biasanya disertai
dewasa. Pada anak tetapi kemudian dapat rasa gatal dan panas.
ruam dahulu.
terjadi demam ataupun Mula-mula akan timbul
temperature subnormal papul kemudian diikuti
● Pasien datang ke dokter bentuk yang khas,
dengan keluhan timbul yakni lesi berbentuk
lepuh mendadak pada linier atau berkelok-
kulit. kelok, menimbul
● Kelainan kulit berupa
dengan diameter 2-3
eritema, bula, dan bula
mm, dan berwarna
hipopion. Kadang-kadang
kemerahan. Adanya
waktu pasien datang
lesi papul yang
berobat dengan kondisi
eritematosa ini
vesikel/ bula telah
memecah sehingga yang menunjukkan bahwa
tampak hanya koleret dan larva tersebut telah
dasarnya masih berada di kulit, selama
eritematosa dan tempat beberapa jam atau hari.
predileksi di aksila, dada, Perkembangan
punggung serta sering selanjutnya papul
bersama-sama miliaria. merah ini menjalar,
menyerupai benang
berkelok-kelok,
polisiklik, serpiginosa,
menimbul, dan
membentuk
terowongan (burrow),
mencapai panjang
beberapa cm. Rasa
gatal biasanya lebih
hebat pada malam hari.

Efloresensi Lesi papul eritem, Berupa vesikel kecil yang cepat Papul eritematosa
vesikel, pustul multiple, berubah menjadi bula yang kemudian diikuti
jika pecah jadi berkrusta mudah pecah,dapat juga timbul bentuk yang khas,
kehitaman bula hipopion. Bula seringkali yakni lesi berbentuk
timbul di area intertriginosa, linier seperti benang
yaitu aksila, inguinal, gluteal, yang lurus
serta dapat juga timbul di dada atau berkelok-kelok,
dan punggung.Bula berisi polisiklik, serpiginosa
cairan kuning muda, yang akan menimbul dengan
menjadi kuning gelap. Bula diameter 2-3 mm dan
yang pecah akan cepat membentuk
mengering dan membentuk terowongan.
skuama anular dengan bagian
tengah eritematosa (kolaret).

Pemeriksaan Fisik Vesikel khas mirip Pada efloresensi : tampak bula Ditemukan lesi
tetesan embun (tear dengan dinding tebal dan tipis, berbentuk linier atau
drops) di atas eritem berukuran miliar hingga berkelok-kelok dan
lentikular, kulit sekitarnya tak timbul, berwarna
menunjukkan peradangan kemerahan. Jika
kadang-kadang tampak terdapat papul
hipopion. eritematosa
menunjukan larva telah
berada di kulit.

Pemeriksaan Penunjang ● Pewarnaan ● Pemeriksaan sederhana Biopsi (tidak spesifik,


Giemsa dengan pewarnaan tidak sensitif, tidak
● Pemeriksaan Gram diperlukan) untuk
PCR ● Pemeriksaan Nikolsky melihat larva dengan
kanal yang sirkuler.

Hasil Pewarnaan Giemsa ● Dari hasil sediaan melihat larva dengan


Tampak multinucleated akan tampak kanal yang sirkuler.
giant cell bakteri gram positif
Pemeriksaan PCR tersusun
Membuktikan infeksi seperti
DNA VZV dengan bergerombol (S.aureus)
diperiksa cairan vesikel ● Nikolsky sign (-)

Diagnosis Varicella/ chickenpox Impetigo Bulosa Cutaneus Larva


Migrans

DD Herpes zoster, Herpes Impetigo Krustosa, Varicella Scabies, dermatofitosis,


simplex herpes zoster

Terapi Antiviral: Asiklovir / mupirosin topikal 2x/hr selama - Tiabendazol 25-50


Valasiklovir 5 hari . mg/kgBB sehari
Neonatus 10 mg/kgBB doksisiklin,klindamisin.atau dua kali selama 2-5
tiap 8 jam selama 10 sulfamethoxazole-trimetoprim. hari
hari - Ivermectin per oral
> 2 tahun: 20 mg/kgBB, 200 ug/kg dosis
4 kali/hari selama 5 hari tunggal dan
Anak > 40 kg & dewasa: diulang setelah 1-2
800 mg, 5 kali/hari minggu
selama 5 hari
Anak-anak: Valasiklovir
20 mg/kgBB tiap 8 jam
selama 5 hari
Dewasa: Valasiklovir 1
gr tiap 8 jam selama 7-
10 hari
Simptomatik:
Antihistamine lotion,
Antipiretik: Parasetamol
/ Difenhidramin

Daftar Pustaka
1. Djuanda A, Sudharmono A, Suriadiredja A, dkk. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin
Edisi ke-7. Badan Penerbit FKUI Jakarta. 2016.
2. Susetiati DA, Dewi ST, Siswati AS. Clinical Decision Making Series Dermatologi
dan Venereologi. Gadjah Mada University Press. 2020.
3. Hidayati AN, Damayanti,Alinda MRMD, Anggraeni NRRS,et al.Buku Seri
Dermatologi dan Venereologi, Infeksi Bakteri di Kulit. Airlangga University
Press.2019

Anda mungkin juga menyukai