Kelompok 2B
1. Mita Desinta Manu (1961050008)
2.Amasa Maichel Kambu (1961050029)
3.Ribka Sebrina (1961050040)
4.Emiliana Cristisal Palumpun (1961050055)
5.Amanda Sintabella (19610500700
6. I Gusti Ayu Devia Satyavati (1961050114)
7.Beryl Chotama Putra (1961050125)
Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Indonesia
2020/2021
Karbunkel Furunkel Moluskum
Kontagiosum
Efloresensi Lesi berupa nodus Pada regio aksilla pada regio X tampak
eritematosa, awalnya tampak nodul papul papul
eritematosa soliter mengkilat seperti
keras, nyeri tekan, dengan ukuran warna kulit,
dapat membesar 3- lentikuler sampai bentuknya kubah,
10cm, ditengahnya numular batas tegas multiple,ukuran
disertai pustula dan bagian tengah bervariasi dari milier
menonjol seperti hingga lentikuler
multiple, setelah bentuk kerucut tampak
beberapa hari diatasnya tampak delle(cekungan)
terdapat fluktuasi, pustul soliter bentuk tersebar diskrit .
bila pecah tidak teratur dengan
ukuran milier.
mengeluarkan pus.
Anamnesis a.Grey Patch : pasien datang Pasien mengeluh ada ● pasien datang dengan lesi
dengan rambut rontok setempat bercak kemerahan dan asimptomatik dapat juga
dan berwarna keabuan disertai bersisik yang terasa disertai gatal ringan.
bercak merah dan bersisik, serta gatal di ● kasus berat = mengalami
rasa gatal. kepala,dahi,alis,kedua gejala konstitusional seperti
pipi sering digaruk demam, malaise dan
b.Black dot : Pasien datang timbul binti-bintil limfadenopati regional.
dengan keluhan gatal, rambut kecil,lama kelamahan ● Tempat predileksi = wajah,
mudah patah dan disertai bintik- pecah dan menjadi leher dan ekstremitas
bintik hitam di kulit kepala. keropeng berwarna ● Faktor Resiko = kondisi
kecoklatan dan basah lingkungan yang buruk,
c.Kerion celsi : pasien datang lama kelamahan meluas kondisi iklim lembab,
dengan keluhan terdapat benjolan sampai hampir seluruh gigitan serangga, abrasi kulit
yang semakin meluas, pada wajah serta lipatan paha minor, kondisi pruritus yang
benjolan juga dapat disertai hal ini dialami sejak 4 disertai dengan garukan,
nanah, rasa gatal dan rasa nyeri tahun yang lalu dan sebelumnya pernah
yang sangat dominan. sering kambuh. mengalami infeksi virus,
jamur atau parasit.
Gejala a. Grey Patch : rasa gatal, Lokasi yang terkena ● Terdapat lesi berupa krusta
Klinik warna rambut menjadi seringkali di daerah tebal berwarna kuning
abu-abu dan tidak berkilau kulit kepala berambut; seperti madu karena itu
lagi. Rambut mudah patah wajah: alis, lipat sebelumnya berupa eritema
dan terlepas dari akarnya, nasolabial, side bum; dan vesikel yang cepat
sehingga mudah dicabut telinga dan liang telinga; memecah. Jika dilepaskan
dengan pinset tanpa rasa bagian atas-tengah dada tampak erosi di bawahnya.
nyeri.Papul melebar dan dan punggung, lipat ● Tidak disertai gejala umum
membentuk bercak , yang gluteus, inguinal, hanya terdapat pada anak-
menjadi pucat dan genital, ketiak. Sangat anak.
bersisik. jarang menjadi luas. ● umumnya tidak nyeri,
Dapat ditemukan namun dapat terasa gatal
b. Black dot : Rambut mudah skuama kuning ● dapat terbentuk lesi-lesi baru
patah pada permukaan berminyak, eksematosa di daerah lain
skalp, meninggalkan ringan, kadang kala ● Kelenjar getah bening juga
kumpulan titik hitam pada disertai rasa gatal dan
dapat mengalami
daerah alopesia (black menyengat. Ketombe
dot). merupakan tanda awal pembesaran dan terasa nyeri.
manifestasi dermatitis
c. Kerion celsi : rasa gatal, seboroik. Dapat
nyeri, dan apat disertai dijumpai kemerahan
demam. Terjadi perifolikular yang pada
pembengkakan yang tahap lanjut menjadi
menyerupai sarang lebah plak eritematosa
dengan sebukan sel radang berkonfluensi, bahkan
yang padat di sekitarnya. dapat membentuk
rangkaian plak di
sepanjang batas rambut
frontal dan disebut
sebagai seboroika.
Terapi a. Topikal :
Rambut dicuci dengan sampo ● Pilihan terapi adalah
antimikotik: selenium sulfida 1% mupirocin topical 2x sehari
dan 2,5% 2- 4 kali/minggu, atau
sampo ketokonazol 2% 2 hari selama 5 hari.
sekali selama 2-4 minggu. ● Terapi Oral
b. Sistemik Direkomendasikan untuk
- Spesies Microsporum : pasien dengan jumlah lesi
* Obat pilihan: griseofulvin fine
particle/microsize 20- yang banyak atau pada
25mg/kgBB/hari dan kondisi terjadi wabah yang
ultramicrosize 10-15
mg/kgBB/hari selama 8 minggu diperlukan untuk mencegah
* Alternatif : Itrakonazol 50-100 penularan.
mg/hari atau 5 mg/kgBB/hari
selama 6 minggu atau Terbinafin ● Terapi oral dapat diberikan
62,5 mg/hari untuk BB 10-20 kg,
125 mg untuk BB 20-40 kg dan antibiotika yang memiliki
250 mg/hari untuk BB >40 kg
suseptibilitas tinggi
selama 4 minggu
terhadap S.aureus →
- Spesies Trichophyton:
* Obat pilihan: terbinafin 62,5 cefaleksin atau dikloksasilin
mg/hari untuk BB 10-20 kg, 125
mg untuk BB 20-40 kg dan 250 250-500 mg 4x1 selama 7
mg/hari untuk BB >40 kg selama hari. Streptococcus Sp. →
2-4 minggu.
* Alternatif : Griseofulvin 8 penicillin selama 10 hari.
minggu,Itrakonazol 2 minggu,
● Apabila bakteri penyebab
atau Flukonazol 6 mg/kgBB/hari
selama 3-4 minggu nya adalah MRSA pilihan
terapi adalah doksisiklin,
klindamisin,
atau sulfamethoxazole
trimethoprim.
Etiologi Virus Varicella Zoster bakteri staphylococcus aureus Penyebab utama adalah
(VZV) larva yang berasal dari
cacing tambang yang
hidup di usus anjing
dan kucing , yaitu
Ancylostoma
braziliense dan
Ancylostoma caninum
Efloresensi Lesi papul eritem, Berupa vesikel kecil yang cepat Papul eritematosa
vesikel, pustul multiple, berubah menjadi bula yang kemudian diikuti
jika pecah jadi berkrusta mudah pecah,dapat juga timbul bentuk yang khas,
kehitaman bula hipopion. Bula seringkali yakni lesi berbentuk
timbul di area intertriginosa, linier seperti benang
yaitu aksila, inguinal, gluteal, yang lurus
serta dapat juga timbul di dada atau berkelok-kelok,
dan punggung.Bula berisi polisiklik, serpiginosa
cairan kuning muda, yang akan menimbul dengan
menjadi kuning gelap. Bula diameter 2-3 mm dan
yang pecah akan cepat membentuk
mengering dan membentuk terowongan.
skuama anular dengan bagian
tengah eritematosa (kolaret).
Pemeriksaan Fisik Vesikel khas mirip Pada efloresensi : tampak bula Ditemukan lesi
tetesan embun (tear dengan dinding tebal dan tipis, berbentuk linier atau
drops) di atas eritem berukuran miliar hingga berkelok-kelok dan
lentikular, kulit sekitarnya tak timbul, berwarna
menunjukkan peradangan kemerahan. Jika
kadang-kadang tampak terdapat papul
hipopion. eritematosa
menunjukan larva telah
berada di kulit.
Daftar Pustaka
1. Djuanda A, Sudharmono A, Suriadiredja A, dkk. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin
Edisi ke-7. Badan Penerbit FKUI Jakarta. 2016.
2. Susetiati DA, Dewi ST, Siswati AS. Clinical Decision Making Series Dermatologi
dan Venereologi. Gadjah Mada University Press. 2020.
3. Hidayati AN, Damayanti,Alinda MRMD, Anggraeni NRRS,et al.Buku Seri
Dermatologi dan Venereologi, Infeksi Bakteri di Kulit. Airlangga University
Press.2019