Anda di halaman 1dari 21

ANTIBIOTIK

KLORAMFE NIKOL
FARMAKODINAMIK
• Kloramfenikol bekerja
dengan menghambat
sintesis protein bakteri.
• Obat ini terikat pada
ribosom subunit 50s dan
menghambat enzim
peptidil transferase.
• Kloramfenikol bersifat
bakteriostatik.
FARMAKOKINETIK
• Setelah pemberian oral, kloramfenikol diserap dengan
cepat dan kadar puncak dalam darah tercapai dalam 2
jam.
• Masa paruh eliminasinya pada orang dewasa kurang
lebih 3 jam, pada bayi berumur kurang dari 2 minggu
sekitar 24 jam.
• Di dalam hati kloramfenikol mengalami konjugasi
dengan asam glukuronat oleh enzim glukuronil
transferase.
• Sebagian kecil kloramfenikol mengalami reduksi
menjadi senyawa aril-amin yang tidak aktif lagi.
• Dalam waktu 24 jam 80-90 % kloramfenikol yang
diberikan secara oral telah diekskresi melalui ginjal.
INTERAKSI OBAT
• Kloramfenikol menghambat biotransformasi fenitoin,
dikumarol dan obat lain yang dimetabolisme oleh
enzim hepar → toksisitas obat akan lebih tinggi.
• Interaksi obat dengan fenobarbital dan rifampisin →
memperpendek waktu paruh dari kloramfenikol sehingga kadar
obat ini dalam darah menjadi subterapeutik.
INDIKASI
Demam tifoid

Meningitis Purulenta

Riketsia
INDIKASI
1. Demam Tifoid

• Untuk pengobatan demam tifoid diberikan dosis


4x500 mg sehari sampai 2 minggu bebas demam
• Untuk anak diberikan dosis 50-100 mg/kgBB sehari
dibagi dalam beberapa dosis selama 10 hari

2. Meningitis Purulenta

• Efektif untuk mengobati meningitis purulenta yang


disebabkan oleh H. Influenza.
• Dianjurkan pemberian kloramfenikol bersama suntik
ampisilin sampai didapat hasil pemeriksaan kultur
dan uji kepekaan , setelah itu dianjurkan dengan
pemberian obat tunggal yang sesuai dengan hasil
kultur
EFEK SAMPING

EFEK SAMPING
KLORAMFENIKOL

Reaksi saluran Gray


Hematologi
cerna syndrome
EFEK SAMPING
1. Reaksi Saluran Cerna
• Bermanifestasi dalam bentuk mual, muntah,
glositis, diare dan enterokolitis.
2. Sindrom Gray
• Muncul pada neonatus terutama bayi prematur yang
mendapat dosis tinggi.
• Biasanya antara hari ke-2 sampai hari ke 9 masa
terapi, rata-rata hari keempat
• Mula-mula bayi muntah, tidak mau menyusu,
pernapasan cepat dan tidak teratur, perut kembung,
sianosis dan diare dengan tinja bewarna hijau dan
bayi tampak sakit berat.
• Pada hari berikutnya tubuh bayi menjadi lemas dan
bewarna keabu-abuan , terjadi pula hipotermia.
EFEK SAMPING
3. Reaksi Hematologi
Terdapat 2 bentuk
1. Reaksi toksik dengan manifestasi depresi sumsum
tulang.
• Kelainan ini berhubungan dengan dosis dan pulih bila
pengobatan dihentikan.
• Kelainan yang terlihat adalah anemia, retikulositopenia,
peningkatan serum iron.
• Reaksi ini terlihat bila kadar kloramfenikol dalam serum
melampaui 25µg/mL.
EFEK SAMPING
2. Anemia aplastik
• Anemia aplastik dengan pansitopenia yang ireversibel
dan memiliki prognosis yang buruk.
• Timbulnya tidak tergantung dosis dan lama pengobatan
GOLONGAN
KUINOLON DAN
FLUOROKUINOLON
MEKANISME KERJA
Menghambat topoisomerase II dan IV pada bakteri. Enzim
topoisomerase II berfungsi menimbulkan relaksasi pada
DNA yang mengalami positif Supercoiling (pilinan positif
yang berlebihan) pada waktu transkripsi dalam proses
replikasi DNA. Topoisomerase IV berfungsi dalam
pemisahan DNA baru yang terbentuk setelah proses
replikasi DNA bakteri selesai
SPEKTRUM ANTIBAKTERI

• Kuinolon yang lama aktif terhadap beberapak bakteri


gram- negatif antara lain E-coli, Proteus, Klebsiella, dan
Enterobachter.
• Kuinolon bekerja dengan menghambat subunit A dari
enzim girase bakteri. Akibatnya replikasi DNA terhenti.
• Fluorokuinolon baru mempunyai daya antibakteri yang
baik terhadap bakteri gram positif dan gram negatif
FARMAKOKINETIK
• Fluorokuinolon diserap baik nelalui saluran cerna.
• Penyerapan siprofloksasin dan fluorokuinolon lainnya
terhambat bila diberikan bersama antasida.
• Dalam urin semua fluorokuinolon mencapai kadar yang
melampaui Kadar Hambat Minimal untuk kebanyakan
kuman patogen selama minimal 12 jam
FARMAKOKINETIK
Sifat-sifat fluorokuinolon yang menguntungkan
1. Golongan obat ini mampu mencapai kadar tinggi
dalam jaringan prostat.
2. Beberapa fluorokuinolon seperti siprofloksasin dan
ofloksasin dapat mencapai kadar yang tinggi dalam
cairan serebrospinal bila ada meningitis.
3. Masa paruh eliminasinya panjang sehingga obat
cukup diberikan 2 kali sehari.
INDIKASI
Infeksi saluran kemih

• ISK dengan atau tanpa penyulit, termasuk yang disebabkan oleh kuman
multiresisten dan P. Aeruginosa.

Infeksi saluran cerna


• Fluorokuinolon: diare oleh Shigella, Salmonella, E.Coli, Campylobacter
• Siprofloksasin dan ofloksasin mempunyai efektivitas yang baik terhadap
demam tifoid

Infeksi saluran nafas

• Kuman Gram positif, kuman Gram negatif


• Eksaserbasi cystic fibrosis oleh P. Aeruginosa
• Siprofloksasin, ofloksasin: TB MDR
INDIKASI
Penyakit yang ditularkan melalui hubungan
seksual
• Siprofloksasin oral dan levoflokasin oral: Uretritis, servitsitis oleh
infeksi gonokokus
• Fluorokuinolon: Infeksi H. Ducreyi dan C. Trachomatis.

Infeksi kulit dan jaringan lunak

• Fluorokuinolon oral dapat mengobati infeksi yang berat,


sebanding dengan sefalosporin parenteral generasi ketiga

Infeksi tulang dan sendi

• Siprofloksasin oral: infeksi pada tulang dan sendi oleh kuman yang
peka
• 75% angka penyembuhan klinis osteomilitis oleh karena kuman
Gram negatif
SEDIAAN OBAT
EFEK SAMPING
1. Efek Saluran Cerna
• Bermanifestasi dalam bentuk mual,muntah dan
rasa tidak enak di perut.
2. Efek Susunan Saraf Pusat
• Yang paling sering dijumpai adalah sakit kepala dan
pusing. Bentuk yang jarang timbul halusinasi,
kejang, delirium.
3. Efek Hepatotoksisitas
4. Efek Fototoksisitas
INTERAKSI OBAT
Golongan kuinolon dan fluorokuinolon berinteraksi
dengan beberapa obat misalnya :
1. Antasid dan Preparat Besi (FE)
• Absorbsi kuinolon dan fluorokuinolon berkurang hingga
50% atau lebih.
2. Teofilin
• Beberapa kuinolon misalnya siprofloksasin pefloksasin
dan enoksasin menghambat metabolisme teofilin dan
meningkatkan kadar teofilin dalam darah sehingga
dapat terjadi intoksikasi.

Anda mungkin juga menyukai