Anda di halaman 1dari 15

BIOFARMAKOLOGI

GOLONGAN KLORAMFENIKOL

Kelompok 2 :
Arlinne Sianturi (226201426047)
Fiqih Waratiqa ​(216201446015)
Nasyrah Fita ​(216201446063)
Novia Anggraini (216201446065)

PROGRAM STUDI BIOLOGI MEDIK


UNIVERSITAS NASIONAL JAKARTA 2023
1.Definisi Kloramfenikol
Kloramfenikol adalah salah satu antibiotik yang
secara kimiawi diketahui paling stabil dalam segala
pemakaian. Kloramfenikol memiliki stabilitas yang
sangat baik pada suhu kamar dan kisaran pH 2
sampai 7, stabilitas maksimumnya dicapaipada pH
6. Pada suhu 25℃ dan pH 6, memiliki waktu paruh
hampir 3 tahun.Kloramfenikol merupakan antibiotik
broad-spectrum yang berkhasiat bakteriostatik
terhadap gram positif aerob maupun anaerob dan
bakteri gram negatif.Kloramfenikol dapat bersifat
bakterisid terhadap H. influenza, Neisseria
meningitides, dan beberapa jenis Bacteroides.
2.Sejarah Kloramfenikol
Kloramfenikol merupakan antibiotik yang ditemukan pada tahun 1947
Kloramfenikol berasal dari :
-Streptomyces Venezuelae
-Streptomyces Phaeochromogenes
-Streptomyces Omiyanensis
Setelah para ahli berhasil mengelusidasi strukturnya, maka tahun 1950
kloramfenikol sudah dapat di sintesis secara total dan diperoleh
Rumus Molekul : C11H12C12N2O5 , Jarak lebur 149 sampai 153℃
Rumus bangun:

Berat molekul: 323,13


2.Sejarah Kloramfenikol

S. Venezuelae petama kali diisolasi


oleh Burkholder pada tahun 1947
dari contoh tanah yang diambil di
Venezuela. Filtrat kultur cair
organisme menunjukkan aktivitas
terhadap bakteri gram negatif dan
rikestia. Bentuk kristal antibiotik ini
diisolasi oleh Bartz pada tahun 1948
dan dinamakan kloromisetin karena
adanya ion klorida dan didapat dari
suatu aktinomisetes .
3. Mekanisme Kerja Kloramfenikol
-Kloramfenikol bekerja dengan
menghambatsintesis protein kuman.
- Kloramfenikol terikat pada ribosom sub
unit 50s dan menghambat enzim peptidil
transferase. Ini merintangi pembentukan
ikatan peptida antara asam amino-tRNA
pada sisi aminoasil.
- Kloramfenikol diabsorpsi cepat dan
hampir sempurna dari saluran cerna,
karena obat ini mengalami penetrasi
membran sel secara cepat. Setelah
absorpsi, kloramfenikol didistribusikan
secara luas ke seluruh jaringan dan
cairan tubuh
4.Dosis dan Cara Pakai
•Cara Pakai
Kloramfenikol dapat diberikan secara
topikal sebagai obat tetes mata atau
telinga, atau sebagai salep mata. Ini juga
dapat diberikan secara parenteral sebagai
injeksi atau infus intravena atau diminum
sebagai kapsul oral.
• Dosis :
~ Dewasa : 50 mg/kg BB/ hari dalam dosis terbagi tiap 6 jam
~ Anak : 50-75 mg/kg BB/ hari dalam dosis terbagi tiap 6 jam
~Bayi < 2 minggu : 25 mg/kg BB/ hari dalam 4 dosis terbagi tiap 6 jam
Setelah umur 2 minggu bayi dapat menerima dosis sampe 50 mg/kg
BB/ hari dalam 4 dosis tiap 6 jam
5.Efek Samping
1. Reaksi hipersensitivitas.
Walaupun relatif jarang dapat timbul pemerahan kulit, angioudema,
urtikaria, anafilaksis dan demam.
2. Reaksi hematologik.
Reaksi toksik utama adala depresi sumsum tulang, sehingga terjadi
kelainan darah, anemia.Kelainan ini tergantung pada dosis, bila obat
dihentikan maka kelainan akan sembuh. Dapat terjadi anemia aplastis
yang irreversibel sehingga dapat menimbulkan kematian, walaupun
sembuh dapat terjadi leukemia akut.
3.Reaksi Saluran Cerna
Mual, muntah, glositis, diare dan enterokolitis.
4. Reaksi neurologik: -depresi, bingung, delirium dan sakit kepala.
5. Efek biologik lain: dapat mengubah mikroflora normal.
5.Efek Samping
6.Gray sindroma.
• Pada neonatus terutama bayi prematur yang mendapat dosis
tinggoi (200mg/kg BB) dapat terkena gray sindroma pada hari ke 4
terapi.
• Gejala gray sindroma adalah:
• - mula-mula bayi muntah,
• - tidak mau menyusu
• - pernafasan cepat dan tidak teratur
• - perut kembung
• - sianosis
• - feses berwarna hijau dan diare
• - selanjutnya bayi lemas dan berwarna abu-abu.
6.Toksisitas
Efek toksik ini terjadi karena:
1. Sistem metabolisme aitu konyugasi melalui enzim glukuronil
transferase belum sempurna.
2. Kloramfenikol yang tidak terkonyugasi belum dapat diekskresi
dengan baik oleh ginjal
3. Bayi kurang dari 1 bulan dosisnya tidak boleh dari 25 mg/kg BB
sehari. Bayi lebih dari 1 bulan 50 mg/kg BB sehari.Karena
kemungkinan risiko kematian yang terkait dengan paparan
kloramfenikol pada neonatus, obat alternatif harus selalu
dipertimbangkan untuk ibu menyusui. Namun, jika kloramfenikol
adalah pilihan terapeutik, pemantauan bayi secara ketat
diperlukan.
7.Obat-Obatan Golongan Kloramfenikol

• Colsancetin ( 250 mg Capsule)


• Chloramfecort H (Cream 10 gr)
• Erlamycetin (Eye Ointment 3.5 gr)
• Kalmicetine (Ointment 15 gr)
• Cendo Fenicol( 0.25% Eye Drop 5 ml)
• Kalmicetine (250 mg Strip 10 Capsule)
• Cendo Fenicol (0.5% Eye Drop 5 ml)
8.Macam-Macam Kloramfenikol
1.Kloramfenikol palmitat atau stearat
Biasanya berupa botol berisi 60 ml suspensi (tiap 5 l mengandung
Kloramfenikol palmitat atau stearat setara dengan 125 mg
kloramfenikol). Dosis ditentukan oleh dokter.
2.Kloramfenikol natrium suksinat Vial berisi bubuk kloramfenikol natrium
suksinat setara dengan 1 g kloramfenikol yang harus dilarutkan dulu
dengan 10 ml aquades steril atau dektrose 5 % (mengandung 100
mg/ml)
3.Taimfenikol
• Kurang aktif terhadap bakteri gram + maupun gram – dari pada
kloramfenikol.
• Indikasi tiamfenikol sama dengan kloramfenikol.
9.Interaksi Obat lain Akibat
Sefalosporin Kerja sefalosporin
turun
• Kloramfenikol menghambat Siklofosfamid Kerja sitostatika naik efek
samping naik
biotransformasi senyawa
lain oleh enzim mikrosoma Dikumarol Antikoagulan
hati. Naik
• Interaksi kloramfenikol As. Nalidiksat Kerja as.nalidiksat
turun
dengan obat lain:
Penisilin Kerja penisilin turun

Fenitoin Kerja anti konvulsi dan


efek samping naik

Tolbutamid Kerja antidiabetes naik


10.Resistensi Bakteri pada Kloramfenikol
Antibiotik ini berikatan dengan subunit
50S dari ribosom dan akan
mempengaruhi pengikatan asam amino
yang baru pada rantai peptida karena
kloramfenikolmenghambat peptidil
transferase. Kloramfenikol bersifat
bakteriostatik dan pertumbuhan
mikroorganisme akan berlangsung lagi
apabila antibiotik inimenurun. Resistensi
bakteri terhadap kloramfenikol disebabkan
bakteri menghasilkan enzim kloramfenikol
asetiltransferase yang dapat merusak
aktivitas obat.
Daftar Pustaka
• Wattimena,1991,Farmakodinamik dan Terapi antibiotic ,Gajah Mada
University Press, Yogyakarta.(1-7).
• Connors, K.A., Amidon, G.L., dan Stella, V.J., 1986, Chemical
Stability of Pharmaceuticals A Handbook for Pharmacist, 2ndEd,
264-273, John Wiley and Sons, New York.
• Nogradi, T. 1992. Kimia Medisinal Pendekatan Secara Biokimia.
Penerbit Institut Teknologi Bandung. Bandung.
• Setiabudy, Rianto. 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi V (cetak
ulang dengan perbaikan). Jakarta: Gaya Baru
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai