UNIVERSITAS NASIONAL JAKARTA 2023 1.Definisi Kloramfenikol Kloramfenikol adalah salah satu antibiotik yang secara kimiawi diketahui paling stabil dalam segala pemakaian. Kloramfenikol memiliki stabilitas yang sangat baik pada suhu kamar dan kisaran pH 2 sampai 7, stabilitas maksimumnya dicapaipada pH 6. Pada suhu 25℃ dan pH 6, memiliki waktu paruh hampir 3 tahun.Kloramfenikol merupakan antibiotik broad-spectrum yang berkhasiat bakteriostatik terhadap gram positif aerob maupun anaerob dan bakteri gram negatif.Kloramfenikol dapat bersifat bakterisid terhadap H. influenza, Neisseria meningitides, dan beberapa jenis Bacteroides. 2.Sejarah Kloramfenikol Kloramfenikol merupakan antibiotik yang ditemukan pada tahun 1947 Kloramfenikol berasal dari : -Streptomyces Venezuelae -Streptomyces Phaeochromogenes -Streptomyces Omiyanensis Setelah para ahli berhasil mengelusidasi strukturnya, maka tahun 1950 kloramfenikol sudah dapat di sintesis secara total dan diperoleh Rumus Molekul : C11H12C12N2O5 , Jarak lebur 149 sampai 153℃ Rumus bangun:
Berat molekul: 323,13
2.Sejarah Kloramfenikol
S. Venezuelae petama kali diisolasi
oleh Burkholder pada tahun 1947 dari contoh tanah yang diambil di Venezuela. Filtrat kultur cair organisme menunjukkan aktivitas terhadap bakteri gram negatif dan rikestia. Bentuk kristal antibiotik ini diisolasi oleh Bartz pada tahun 1948 dan dinamakan kloromisetin karena adanya ion klorida dan didapat dari suatu aktinomisetes . 3. Mekanisme Kerja Kloramfenikol -Kloramfenikol bekerja dengan menghambatsintesis protein kuman. - Kloramfenikol terikat pada ribosom sub unit 50s dan menghambat enzim peptidil transferase. Ini merintangi pembentukan ikatan peptida antara asam amino-tRNA pada sisi aminoasil. - Kloramfenikol diabsorpsi cepat dan hampir sempurna dari saluran cerna, karena obat ini mengalami penetrasi membran sel secara cepat. Setelah absorpsi, kloramfenikol didistribusikan secara luas ke seluruh jaringan dan cairan tubuh 4.Dosis dan Cara Pakai •Cara Pakai Kloramfenikol dapat diberikan secara topikal sebagai obat tetes mata atau telinga, atau sebagai salep mata. Ini juga dapat diberikan secara parenteral sebagai injeksi atau infus intravena atau diminum sebagai kapsul oral. • Dosis : ~ Dewasa : 50 mg/kg BB/ hari dalam dosis terbagi tiap 6 jam ~ Anak : 50-75 mg/kg BB/ hari dalam dosis terbagi tiap 6 jam ~Bayi < 2 minggu : 25 mg/kg BB/ hari dalam 4 dosis terbagi tiap 6 jam Setelah umur 2 minggu bayi dapat menerima dosis sampe 50 mg/kg BB/ hari dalam 4 dosis tiap 6 jam 5.Efek Samping 1. Reaksi hipersensitivitas. Walaupun relatif jarang dapat timbul pemerahan kulit, angioudema, urtikaria, anafilaksis dan demam. 2. Reaksi hematologik. Reaksi toksik utama adala depresi sumsum tulang, sehingga terjadi kelainan darah, anemia.Kelainan ini tergantung pada dosis, bila obat dihentikan maka kelainan akan sembuh. Dapat terjadi anemia aplastis yang irreversibel sehingga dapat menimbulkan kematian, walaupun sembuh dapat terjadi leukemia akut. 3.Reaksi Saluran Cerna Mual, muntah, glositis, diare dan enterokolitis. 4. Reaksi neurologik: -depresi, bingung, delirium dan sakit kepala. 5. Efek biologik lain: dapat mengubah mikroflora normal. 5.Efek Samping 6.Gray sindroma. • Pada neonatus terutama bayi prematur yang mendapat dosis tinggoi (200mg/kg BB) dapat terkena gray sindroma pada hari ke 4 terapi. • Gejala gray sindroma adalah: • - mula-mula bayi muntah, • - tidak mau menyusu • - pernafasan cepat dan tidak teratur • - perut kembung • - sianosis • - feses berwarna hijau dan diare • - selanjutnya bayi lemas dan berwarna abu-abu. 6.Toksisitas Efek toksik ini terjadi karena: 1. Sistem metabolisme aitu konyugasi melalui enzim glukuronil transferase belum sempurna. 2. Kloramfenikol yang tidak terkonyugasi belum dapat diekskresi dengan baik oleh ginjal 3. Bayi kurang dari 1 bulan dosisnya tidak boleh dari 25 mg/kg BB sehari. Bayi lebih dari 1 bulan 50 mg/kg BB sehari.Karena kemungkinan risiko kematian yang terkait dengan paparan kloramfenikol pada neonatus, obat alternatif harus selalu dipertimbangkan untuk ibu menyusui. Namun, jika kloramfenikol adalah pilihan terapeutik, pemantauan bayi secara ketat diperlukan. 7.Obat-Obatan Golongan Kloramfenikol
• Colsancetin ( 250 mg Capsule)
• Chloramfecort H (Cream 10 gr) • Erlamycetin (Eye Ointment 3.5 gr) • Kalmicetine (Ointment 15 gr) • Cendo Fenicol( 0.25% Eye Drop 5 ml) • Kalmicetine (250 mg Strip 10 Capsule) • Cendo Fenicol (0.5% Eye Drop 5 ml) 8.Macam-Macam Kloramfenikol 1.Kloramfenikol palmitat atau stearat Biasanya berupa botol berisi 60 ml suspensi (tiap 5 l mengandung Kloramfenikol palmitat atau stearat setara dengan 125 mg kloramfenikol). Dosis ditentukan oleh dokter. 2.Kloramfenikol natrium suksinat Vial berisi bubuk kloramfenikol natrium suksinat setara dengan 1 g kloramfenikol yang harus dilarutkan dulu dengan 10 ml aquades steril atau dektrose 5 % (mengandung 100 mg/ml) 3.Taimfenikol • Kurang aktif terhadap bakteri gram + maupun gram – dari pada kloramfenikol. • Indikasi tiamfenikol sama dengan kloramfenikol. 9.Interaksi Obat lain Akibat Sefalosporin Kerja sefalosporin turun • Kloramfenikol menghambat Siklofosfamid Kerja sitostatika naik efek samping naik biotransformasi senyawa lain oleh enzim mikrosoma Dikumarol Antikoagulan hati. Naik • Interaksi kloramfenikol As. Nalidiksat Kerja as.nalidiksat turun dengan obat lain: Penisilin Kerja penisilin turun
Fenitoin Kerja anti konvulsi dan
efek samping naik
Tolbutamid Kerja antidiabetes naik
10.Resistensi Bakteri pada Kloramfenikol Antibiotik ini berikatan dengan subunit 50S dari ribosom dan akan mempengaruhi pengikatan asam amino yang baru pada rantai peptida karena kloramfenikolmenghambat peptidil transferase. Kloramfenikol bersifat bakteriostatik dan pertumbuhan mikroorganisme akan berlangsung lagi apabila antibiotik inimenurun. Resistensi bakteri terhadap kloramfenikol disebabkan bakteri menghasilkan enzim kloramfenikol asetiltransferase yang dapat merusak aktivitas obat. Daftar Pustaka • Wattimena,1991,Farmakodinamik dan Terapi antibiotic ,Gajah Mada University Press, Yogyakarta.(1-7). • Connors, K.A., Amidon, G.L., dan Stella, V.J., 1986, Chemical Stability of Pharmaceuticals A Handbook for Pharmacist, 2ndEd, 264-273, John Wiley and Sons, New York. • Nogradi, T. 1992. Kimia Medisinal Pendekatan Secara Biokimia. Penerbit Institut Teknologi Bandung. Bandung. • Setiabudy, Rianto. 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi V (cetak ulang dengan perbaikan). Jakarta: Gaya Baru Terima Kasih