Anda di halaman 1dari 14

KELOMPOK 3

Golongan Kloramfenikol
(Chloramphenicol)
Disusun oleh :
1. Tresia Ebenia Ezra Purba 19.11126
2. Surya Hartati Sigiro 19.11.118
3. Alicia 19.11.007
4. Melani sriyanti Sitompul 19.11.062
5. Roniana gresnida br Silaban 19.11.096
6. Andini fatika sari 19.11.013
7. Ermi Anju 19.11.039
8. Rasmiati cibro 19.11.088
9. Ayu permata sari bukit 19.11.018
Apa Itu Kloramfenikol?
Golongan : Antibiotik
Kategori : Obat resep
Manfaat : Mengobati infeksi bakteri
Digunakan oleh : Dewasa dan anak-anak (di atas
2 tahun)
Bentuk obat : Tablet, kapsul, sirop, obat tetes,
salep, dan suntik

2
Defenisi
• Kloramfenikol adalah antibiotik yang digunakan untuk mengatasi infeksi yang
disebabkan oleh bakteri, baik dengan cara menghambat pertumbuhan atau
fungsi biologis bakteri, maupun dengan membunuh bakteri yang bersangkutan.
Kloramfenikol bekerja dengan menghambat pembentukan protein yang
dibutuhkan oleh bakteri untuk membentuk dinding sel bakteri. Hal ini
menyebabkan kerusakan sel bakteri. Oleh karena mekanisme kerjanya ini,
Kloramfenikol termasuk ke dalam golongan antibiotik bakterisidal (bekerja
dengan membunuh bakteri).
• Kloramfenikol adalah antibiotik dengan spektrum kinerja yang luas, artinya
dapat digunakan untuk melawan infeksi dari berbagai jenis bakteri sekaligus.
Akan tetapi, Kloramfenikol sangat efektif digunakan pada kasus flu yang
disebabkan oleh Haemophyllus influenzae, infeksi selaput otak oleh Neisseria
meningitidis, serta infeksi paru-paru oleh Streptococcus pneumoniae.
Kloramfenikol tersedia dalam bentuk sediaan, seperti suspensi, dan kapsul, obat
tetes telinga untuk infeksi pada telinga bagian dalam, hingga obat tetes mata
dan salep mata. 3
Kegunaan
• Kloramfenikol digunakan untuk membunuh bakteri penyebab
beberapa penyakit, seperti: demam tifoid (penyakit yang
disebabkan oleh bakteri Salmonella enterica) & paratifoid
(penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella paratyphi),
infeksi berat yang disebabkan oleh Salmonela sp, H influenza,
riketsia, Limfogranuloma-psikatosis, dan meningitis yang
disebabkan oleh bakteri gram negatif, mengatasi infeksi
pernafasan karena Burkholderia cepacia.

• Kloramfenikol biasa digunakan untuk mengobati diare yang


disebabkan oleh infeksi bakteri. Kloramfenikol juga digunakan
sebagai obat tetes mata untuk mengobati konjungtivitis.
4
Keterangan.....
1. Chloramphenicol Kapsul
Golongan: Obat Keras.
Kelas Terapi: Antibiotik.
Kandungan: Kloramfenikol 250 mg.
Bentuk: Kapsul.
Satuan Penjualan: Strip.
Kemasan: Strip @ 10 Kapsul.
Farmasi: First Medifarma; Bernofarm; Holi Pharma; Yekatria Farma; Kimia Farma; Lloyd; Phapros;
Indofarma; Imfarmind Farmasi Industri; Sanbe Farma; Novapharin; Mutifa Industri Farmasi.
Merk dagang yang beredar di Indonesia: Novachlor, Etagemycetin, Erbacetin, Bufacetin, Hufamycetin.

2. Chloramphenicol Suspensi
Golongan: Obat Keras.
Kelas Terapi: Antibiotik.
Kandungan: Kloramfenikol 125 mg/ 5 ml.
Bentuk: Suspensi.
Satuan Penjualan: Botol.
Kemasan: Botol @ 60 ml.
Farmasi: Pyridam Farma; Meprofarm; Yekatria Farma; Novapharin; Holi Pharma; Kimia Farma; Errita Farma
Merk dagang yang beredar di Indonesia: Uniphenicol, Kalmicetin, Erlamycetin, Holimycetin, Imfarmycetin.
5
3. Chloramphenicol Salep Mata
Golongan: Obat Keras.
Kelas Terapi: Antibiotik.
Kandungan: Chloramphenicol 1%.
Bentuk: Krim.
Satuan Penjualan: Tube.
Kemasan: Tube @ 3.5 gram.
Farmasi: Erela; First Medifarma; Kimia Farma
Merk dagang yang beredar di Indonesia: Cendo Fenicol.

4. Chloramphenicol Tetes Mata


Golongan: Obat Keras.
Kelas Terapi: Antiinfeksi Mata, Antiseptik.
Kandungan: Chloramphenicol 0.5%.
Bentuk: Tetes Mata.
Satuan Penjualan: Botol.
Kemasan: Botol 5 mL.
Farmasi: Erela; Indofarma; Kimia Farma.
6
Merk dagang yang beredar di Indonesia: Colme, Reco, Erlamycetin, Cendo Fenicol.
5. Chloramphenicol Telinga
Golongan: Obat Keras.
Kelas Terapi: Antiinfeksi Mata, Antiseptik.
Kandungan: Chloramphenicol 3 %.
Bentuk: Tetes Telinga.
Satuan Penjualan: Botol.
Kemasan: Botol 5 mL.
Farmasi: Erela
Merk dagang yang beredar di Indonesia: Reco, Colme.

7
Dosis & Cara Penggunaan
Chloramphenicol termasuk dalam golongan obat keras sehingga hanya bisa didapatkan dan
digunakan berdasarkan resep dokter.
1) Chloramphenicol Kapsul dan Suspensi
Dewasa: 50 mg / kg berat badan/ hari dalam 4 dosis terbagi.
Meningitis atau infeksi berat akibat organisme yang resisten sedang: diberikan dosis hingga 100 mg /
kg berat badan/hari dalam 4 dosis terbagi, dikurangi dosis segera setelah diindikasikan secara klinis.
Lanjutkan pengobatan setelah suhu pasien kembali normal selama 2-4 hari pada penyakit riketsia dan
8-10 hari pada demam tifoid.
2) Chloramphenicol Salep Mata
Oleskan salep tipis-tipis ke area mata yang sakit setaip 3-4 jam atau lebih sering sesuai kebutuhan.
Durasi pengobatan: 5 hari.
3) Chloramphenicol Tetes Mata
Teteskan 1-2 tetes ke mata yang sakit sebanyak 6 kali sehari atau lebih sering sesuai kebutuhan.
4) Chloramphenicol Tetes Telinga
Teteskan 3-4 tetes ke telinga yang terkena sebanyak 2-3 kali sehari. Durasi pengobatan hingga 1
minggu.

Cara Penyimpanan
Chloramphenicol tetes mata / telinga: Simpan pada suhu antara 2-8 derajat Celcius. Jangan
dibekukan. Lindungi dari cahaya.
8
Chloramphenicol Kapsul/ Salep mata: Simpan pada suhu dibawah 25 derajat Celcius.
Efek Samping Indikasi
Demam tifoid.
Efek samping penggunaan • Kloramfenikol masih merupakan obat terpilih untuk demam
Chloramphenicol yang tifoid dan infeksi salmonella lain.
mungkin terjadi adalah: • Ampisilin dan amoksisilin juga efektif untuk demam tifoid. •
Galur yang sudah resisten digunakan kombinasi trimetiprim-
sulfametoksazol (kotrimoksazol).
• Gangguan pencernaan
• Dosis kloramfenikol 4 kali 500 mg selama 2-3 minggu.
• Pendarahan Meningitis karena bakteri.
• Radang syaraf mata • Kloramfenikol efektif untuk meningitis karena H.influenza
• Gangguan penglihatan maupun karena N. meningitidis dan Streptomyses pneumoniae.
• Depresi • Dosis kloramfenikol untuk anak-anak 50-75 mg/kg BB dibagi 4
dosis i.v tiap 6 jam selama 2 minggu.
• Pusing dan sakit kepala
Infeksi Saluran urin
• Demam • Kloramfenikol hanya digunakan pada pielonefritis akut dimana
• Pembengkakan. tidak ada obat lain yang lebih efektif dan aman. Penyakit Riketsia.
• Pilihan pertama pengobatan riketsia tetrasiklin.
Penggunaan dalam jangka • Kloramfenikol diberikan pada pasien yang sensitif terhadap
tetrasiklin, fungsi ginjal berkurang, wanita hamil, dan pasien
waktu yang lama juga bisa
berpenyakit berat shg harus diberikan secara parenteral.
menyebabkan anemia
• Dosis dewasa 500 mg tiap 4 jam oral.
aplastik. Oleh karena itu,
• Dosis anak-anak 75 mg/kg dibagi 4 dosis
lakukan pemeriksaan rutin
9
sesuai anjuran dokter.
Infeksian aerob.
• Pilihan pertama infeksi anaerob : klindamisin
• Kloramfenikol cukup efek untuk infeksian aerob
Interaksi Obat • Absesotak : kombinasikloramfenikol & penisilin.
Berikut adalah beberapa • Abses pelvis: oleh B. Fragillis digunakan
Interaksi obat yang umumnya kloramfenikol,penisilin dan aminoglikosida.
terjadi saat penggunaan • Kloramfenikol bisa diganti dengan klindamisin dan
Cloramphenicol: metronidazol.
Bruselosis:
• Zat besi dan Vitamin B: efek
menurun Pilihan pertama tetrasiklin.
• Phenobarbitone dan • Bila kontra indikasi dapat kloramfenikol dg dosis 750 mg-1g
Rifampin: menurunkan efek oral tiap 6 jam.
• Kontrasepsi oral: efek
terhambat
• Antikoagulan, Hipoglikemik, Kontraindikasi
Fenitoin: efek meningkat Hindari penggunaan Cloramphenicol pada pasien yang memiliki
• Obat yang menurunkan indikasi:
aktivitas sumsum tulang • Wanita hamil dan menyusui.
belakang • Gagal ginjal dan hati.
• Hipersenitif (alergi).
10
• Depresi sumsum tulang.
Peringatan Sebelum Menggunakan Chloramphenicol
• Jangan menggunakan chloramphenicol jika Anda memiliki alergi, terutama
terhadap obat ini.
• Harap berhati-hati jika Anda atau keluarga memiliki riwayat kelainan darah, seperti
anemia aplastik, gangguan sumsum tulang, penyakit ginjal, dan penyakit liver.
• Beri tahu dokter jika Anda baru mengalami cedera, menjalani operasi (termasuk
operasi gigi), atau pengobatan dengan radioterapi dan kemoterapi.
• Beri tahu dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat lain, terutama obat yang
bisa menaikkan tekanan darah, produk herba, maupun suplemen.
• Beri tahu dokter jika Anda kan melakuan vaksinasi terutama dengan vaksin hidup,
seperti vaksin tifoid, kolera, dan BCG.
• Chloramphenicol dapat memengaruhi hasil uji gula darah. Oleh karena itu,
konsultasikan penggunaan obat ini bila Anda menderita diabetes.
• Jika pandangan menjadi buram setelah menggunakan chloramphenicol tetes atau
salep mata, jangan mengemudikan kendaraan sebelum bisa melihat dengan jelas
kembali.
• Jika terjadi reaksi alergi obat atau overdosis setelah menggunakan obat
chloramphenicol, segera temui dokter. 11
12
REFERENSI
• https://m.klikdokter.com/obat/chloramphenic
ol
• https://www.alodokter.com/chloramphenicol#
:~:text=Chloramphenicol%20atau%20kloramfe
nikol%20adalah%20obat,kapsul%2C%20sirop
%2C%20serta%20suntik
.
• https://
www.slideserve.com/damali/kloramfenikol
13
TERIMAKASIH

14

Anda mungkin juga menyukai