Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PEDAGANGKAKI LIMA

OLEH :

ELEVENTINA SARAGIH

18110580

PROGRAM STUDI KEBIJAKAN PUBLIK


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI BINA KARYA
TEBING TINGGI
TAHUN AJARAN 2021/2022

i
BAB

IPENDAHULUA

A. LatarBelakang
Pertumbuhan di kota-kota tidak dapat dipisahkan dari kehadiran
sektorinformal yang keberadaanya tidak dapat terlepas dari pembangunan.
Arusurbanisasimenyebabkanpertumbuhanjumlahangkatankerjayangtidakseim
bangan dengan jumlah lapangan kerja. Dalam situasi inilah para
pencarikerjalarikesektorinformaldalammemenuhikebutuhanhidupnya.Salahsat
uusahasektorinformal adalah pedagangkaki lima(PKL).
Pedagang Kaki Lima (Sektor Informal) adalah mereka yang
melakukankegiatan usaha dagang perorangan atau kelompok yang dalam
menjalankanusahanyamenggunakantempat-
tempatfasilitasumum,sepertiterotoar,pingir-pingir jalan umum, dan lain
sebagainya. Pedagang yang menjalankankegiatan usahanya dalam jangka
tertentu dengan menggunakan sarana
atauperlangkapanyangmudahdipindahkan,dibongkarpasangdanmempergunak
an lahan fasilitas umum sebagai tempat usaha seperti kegiatanpedagang-
pedagang kaki lima yang ada di jalan raya desa Gurah
KabupatenKediri,tepatnyadepan pasar Gurah.
Dalam perkembangannya PKL menghadapkan pemerintah pada
kondisiyang dilematis, disatu sisi keberadaannya dapat menciptakan lapangan
kerja,sedangkan dilain pihak keberadaan PKL yang tidak diperhitungkan
dalamperencanaan tata ruang telah menjadi beban bagi kota. PKL beraktivitas
padaruang-ruang publik kota tanpa mengindahkan kepentingan umum,
sehinggaterjadinyadistorsifungsidariruangtersebut.Padaakhirnyakesesuaiantat
ananfisikmasadanruangkotadalammenciptakankeserasianlingkungan kota
ii
sering kali tidak sejalan dengan apa yang telah direncanakan. PKL
telahmemberikandampaknegatifterhadaptatanankota,sedangkanterhadapmasy
arakatkeberadaanPKLselainmemberikandampaknegatifjugamemberikanmanf
aat atau dampak positif terhadapmasyarakat.

B. RumusanMasalah
1. Bagaimanasejarahkeberadaankakilima?
2. Bagaimanakonsepdasar pedagangkakilima?
3. Apadampak positifdannegatifpedagangkakilima ?
4. BagaimanakeberadaanpedagangkakilimadijalanrayaGurah?

C. TujuanPenulisan
1. Untukmemahamidanmenganalisasejarahkeberadaanpedagangkakilima.
2. Untukmemahami dan menganalisakonsep dasar pedagangkaki lima.
3. Untukmemahamidanmenganalisadampakpositifdannegatifpedagangkakili
ma.
4. Untukmemahamidanmenganalisakeberadaanpedagangkakilimadijalanray
aGurah.

iii
BAB

IIKAJIANTEO

RI

A. SejarahPedagangKakiLima
PedagangkakilimaatauyangseringdisebutPKLmerupakansebuahkomunitas
yang kebanyakan berjualan dengan memanfaatkan area
pinggirjalanrayauntukmengaisrezekidenganmenggelardagangannyaataugerob
aknya di pinggir-pinggir perlintasan jalan raya. Bila melihat sejarah
daripermulaan adanya Pedagang Kaki Lima, PKL atau pedagang kaki lima
sudahadasejak masapenjajahan Kolonial Belanda.
Padamasapenjajahankolonialperaturanpemerintahanwaktuitumenetapkan
bahwa setiap jalan raya yang dibangun hendaknya menyediakansarana untuk
Para pedestrian atau pejalan kakiyang sekarang inidisebutdengan trotoar.
Lebar ruas untuk sarana bagi para pejalan kaki atau trotoar iniadalah 5 kaki
atau 5 feet (feet = satuan panjang yang umum digunakan
diBritaniaRayadanAmerikaSerikat).1kakiadalahsekitarsepertigameteratau
tepatnya 0,3048 m. Maka 5 feet atau 5 kaki adalah sekitar satu setengahmeter.
Selain itu juga pemerintahan pada waktu itu juga menghimbau agarsebelah
luar dari trotoar diberi ruang yang agak lebar atau agak jauh
daripemukimanpendudukuntukdijadikantamansebagaipenghijauandanresapan
air.
Denganadanyatempatatau ruangyang agak lebar itu
kemudianparapedagang mulai banyak menempatkan gerobaknya untuk
sekedar beristirahatsambil menunggu adanya para pembeli yang membeli
dagangannya.
Seiringperjalananwaktubanyakpedagangyangmemanfaatkanlokasitersebutseb

iv
agai tempat untuk berjualan sehingga mengundang para pejalan kaki
yangkebetulanlewatuntukmembelimakanan,minumansekaligusberistirahat.

v
Berawal dari situ maka Pemerintahan Kolonial Belanda menyebut
merekasebagai Pedagang Lima Kaki buah pikiran dari pedagang yang
berjualan diarea pinggir perlintasan para pejalan kaki atau trotoar yang
mempunyai lebarLimaKaki.
Seiring perjalanan waktu para pedagang lima kaki ini tetap ada
hinggasekarang, namun ironisnya para pedagang ini telah diangggap
mengganggupara pengguna jalan karena para pedagan telah memakan ruas
jalan
dalammenggelardagangannya.Namunbilakitamenengokkembalipadamasapenj
ajahan belanda dahulu, antara ruas jalan raya, trotoar dengan jarak
daripemukiman selalu memberikan ruang yang agak lebar sebagai taman
maupununtuk resapan air. hal ini bisa kita lihat pada wilayah-wilayah yang
masihbertahan dan terawat sejak pemerintahan kolonial hingga sekarang
seperti didaerahMalangterutama didaerah JalanBesarIjen,dan lainsebagainya.
Hal ini sangat berbeda dengan sekarang, dimana antara trotoar
denganpemukiman tidak ada jarak sama sekali, pembuatan taman-taman yang
ada disisi pinggir jalan terkesan seadanya sehingga tidak mampu untuk
meresap airapa bila hujan. Ini fakta bukan fenomena, ini kenyataan dan bukan
rekaan.LantastidaksepenuhnyakesalahanituteralamatkanpadaPedagangKakiLi
ma(PKL)yangnotabonememangdirasakansangatmenggangguparapengguna
jalan. Sungguh ironis memang, disatu sisi mereka mencari nafkah,satu sisi
mereka juga mengganggu kenyamanan para pengguna jalan.
Dalamhalinipemerintahharuslebihjelidalammengambiltindakandanjugameneg
akkanperaturan.Lapanganpekerjaanyangsulitjugamendukungmaraknya
Pedagang Kaki Lima (PKL) yang merupakan alih profesi akibatPHKdan lain
sebagainya.

B. KonsepDasarPedagangKakiLima
Menurut Poerwadarminta (2000) Pedagang Kaki Lima atauyang
biasadisingkat dengan kata PKL adalah istilah untuk menyebut penjaja
daganganyang menggunakan gerobak. Istilah itu sering ditafsirkan demikian
karenajumlahkakipedagangnyaadalima.Limakakitersebutadalahduakaki

vi
pedagang ditambahtiga"kaki"gerobak(yang sebenarnyaadalahtigarodaatau
dua roda dan satukaki). Dahulu namanyaadalah pedagang
emperanjalan,sekarangmenjadi
pedagangkakilima,namunsaatiniistilahPKLmemiliki arti yang lebih luas,
Pedagang Kaki Lima digunakan pula untukmenyebut pedagang di jalanan
pada umumnya. Istilah kaki lima adalah lantaiyangdiberiatapsebagai
penghubungrumahdenganrumah(KamusBesarBahasa Indonesia), artiyang
kedua adalah lantai(tangga) dimuka pintu ataudi tepi jalan. Arti yang kedua
ini lebih cenderung diperuntukkan bagi bagiandepan bangunan rumah toko,
dimana di jaman silam telah terjadi kesepakatanantar perencana kota bahwa
bagian depan(serambi) dari toko lebarnya harussekitar lima kaki dan
diwajibkan dijadikan suatu jalur dimana pejalan
kakidapatmelintas.Namunruangselebarkira-kiralimakakiitu
tidaklagiberfungsisebagaijalurlintasbagi
pejalankaki,melainkantelahberubahfungsi menjadi area tempat jualan barang-
barang pedagang kecil, maka darisitulahistilah pedagangkaki
limadimasyarakatkan.
Pedagang
kakilimamerupakanbagiandarisektorinformalkotayangmengembangkan
aktifitas produksi barang dan jasa di luar kontrol pemerintahdan tidak
terdaftar (Evers dan Korf, 2002:234). Istilah pedagang kaki limaatau
disingkat PKLsering ditafsirkan karena jumlah kaki pedagangnya
adalima.Lima kakitersebutadalah dua kakipedagang
ditambahtiga"kaki"gerobak (yang sebenarnya adalah tiga roda atau dua roda
dan satu kaki).Sebenarnya istilah kaki lima berasal dari masa penjajahan
kolonial Belanda.Peraturan pemerintahan waktu itu menetapkan bahwa setiap
jalan raya
yangdibangunhendaknyamenyediakansaranauntukpejalankaki.Lebarruasuntuk
pejalanadalahlimakakiatausekitarsatusetengahmeter.Parapedagang yang
menempati sarana untuk pejalan tersebut kemudian disebutsebagai pedagang
kaki lima. Saat ini istilah PKLdigunakan secara lebih
luas,tidakhanyauntukparapedagangyangberjualan/beradadibadanjalan(trotoar)
saja tetapi juga digunakan untuk para pedagang yang

vii
berjualandijalananpadaumumnya.
Ciri-ciriatausifatpedagangkakilima:
 Padaumumnyatingkatpendidikannnyarendah.

viii
 Memilikisifatspesialisdalamkelompok barang atau
jasayangdiperdagangkan.
 Barangyangdiperdagangkanberasaldariprodusenkecilatauhasilproduksis
endiri.
 Padaumumnyamodalusahanyakecil,

berpendapatanrendah,sertakurangmampu memupuk dan


mengembangkanmodal.
 Hubunganpedagangkakilimadenganpembelibersifatkomersial.

BeberapakarakteristikkhaspedagangkakilimadikemukakanolehBagong
Suyanto dkk. adalah pertama, pola persebaran kaki lima
umumnyamendekatipusatkeramaiandantanpaijinmendudukizona-
zonayangsemestinyamenjadimilikpublik(deprivingpubliczoning).Kedua,parap
edagang kaki lima umumnya memiliki daya resistensi sosial yang
sangatlentur terhadap berbagai tekanan dan kegiatan penertiban, Ketiga,
sebagaisebuah kegiatan usaha, pedagang kaki lima umumnya memiliki
mekanismeinvolutif penyerapan tenaga kerja yang sangat longgar. Keempat
sebagianbesar pedagang kaki lima adalah kaum migran, dan proses
adaptasisertaeksistensimerekadidukung olehbentuk-
bentukhubunganpatronaseyangdidasarkanpadaikatanfaktorkesamaandaerahas
al(localitysentiment).Kelima, para pedagang kaki lima rata-rata tidak
memiliki ketrampilan dankeahlian alternatif untuk mengembangkan kegiatan
usaha baru luar sektorinformalkota (Suyanto,2005: 47-48).

Penjelasan berdasarkan ciri-ciri yang melekat pada pedagang kaki


limanampaknyamenjadialternativeyangdapatdigunakanuntukmemahamikeber
adaanpedagang kakilima dalamusaha untukmelakukanpembinaandan
penataanya. Apa yang dikemukakan oleh Kartono dkk berdasarkan
hasilpenelitianyadiBandung,dalammenjelaskanciri-
ciripedagangkakilimadapatbergunamembantupembinaandanpenataanpedagan
gkakilimatersebut. Menurut Kartono dkk (1980:3-7) pedagang kaki lima
mempunyaicirri-ciri a). Merupakan pedagang yang sekaligus sebagai berarti
produsen, b).Ada yang menetap pada lokasi tertentu, ada yang bergerak dari
tempat
ix
yangsatuketempatyanglain(menggunakanpikulan,keretadorong,tempatatau

x
stanyangtidakpermanensertabongkarpasang),c).Menjajakanbahanmakanan,
minuman, barang-barang konsumsi lainya yang tahan lama secaraeceran, d).
Umumnya bermodal kecil, kadang hanya merupakan alat bagipemilik modal
denganmendapatkan sekedar komisi sebagai imbalan ataujerihpayahnya, e).
Kualitas barang yang diperdagangkan relatif rendah danbiasanya tidak
berstandar, f). Volume peredaran uang tidak seberapa besar,para pembeli
umumnya merupakan pembeli yang berdaya beli rendah, g).Usaha berskala
kecil bisa merupakan family enterprise, dimana ibu dan anak-anak turut
membantu dalam usaha tersebut, baik secara langsung maupuntidak langsung,
h). Tawar menawar antar pembeli merupakan relasi yang cirikhas, i). Dalam
melaksanakan pekerjaanya ada yang secara penuh,
sebagianlagisetelahkerjaataupadawaktusenggangdanadapulayangsecaramusim
an, j) Barang yang dijual biasanya convenience goods jarang sekalispecialty
goods, k). Dan seringkali berada dalam suasana psikologis
yangtidaktenang,meliputiperasaantakutkalutiba-
tibakegiatanmerekadihentikanolehTimPenertibanUmum(TIBUM)danSatpolP
Psebagaiaparatpemerintah daerah.

Ciri-ciri yang digambarkan oleh Kartono dkk. tersebut


memperlihatkanbahwapedagangkakilimamempunyaikeragamanbaikdarisegite
mpatberdagang, skala usaha, permodalan, jumlah tenaga kerja, jenis
dagangan, danlokasi usahanya. Alisyahbana (2005:43-44) berdasarkan
penelitianya di
kotaSurabayatelahmengkategorikanpedagangkakilimamenjadi4tipologi.Keem
pat tipologi tersebut adalah: Pertama pedagang kaki limamurni yangmasih
bisa dikategorikan PKL, dengan skala modal terbatas, dikerjakan
olehorangyangtidakmempunyaipekerjaanselainpedagangkakilima,ketrampilan
terbatas,tenagakerjayangbekerjaadalahanggotakeluarga.Kedua,pedagang kaki
lima yang hanya berdagang ketika ada bazar (pasarmurah/pasar rakyat,
berjualan di Masjid pada hari Jumat, halaman kantor-kantor). Ketiga,
pedagang kaki limayang sudah melampaui ciri
pedagangkakipertamadankedua,yaknipedagangkakilimayangtelahmampumem
pekerjakanoranglain.Iamempunyaikaryawan,denganmembawabarangdaganga
nyadanperaganyadenganmobil,danbahkanadayang
xi
mempunyai stan lebih dari satu tempat. Termasuk dalam tipologi ini
adalahpedagangkakilimayangnomadenberpindah-
pindahtempatdenganmenggunakanmobilbakterbuka.Keempatpedagangkakili
mayangtermasukpengusahakakilima.Merekahanyamengkoordinasikantenagak
erjayang menjualkanbarang-barangnya. Termasuk pedagang kaki limajenis
ini yaitu padagang kaki lima yang mempunyai toko, dimana tokonyaberperan
sebagai grosir yang menjual barang daganganya kepada pedagangkaki lima
tak bermodal dan barang yang diambil baru dibayar setelah
barangtersebutlaku.

Ciripedagangkakilimayangjugasangatmenonjoladalahbersifatsubsistensi.M
erekaberdaganghanyauntukmemenuhikebutuhanhidupsehari-hari. Apayang
diperoleh pada hari ini digunakan sebagai konsumsihari ini bagi semua
anggota keluarganya dengan demikian kemampuan untukmenabung juga
rendah. Kondisi ini menyebabkan para pedagang kaki
limamenjadisangatkawatirterhadapberbagaitindakanaparatyangdapatmenggan
ggukehidupansubsistensinya.Yustika(2001)menggambarkanpedagang kaki
lima adalah kelompok masyarakat marjinal dan tidak berdaya.Mereka rata-
rata tersisih dari arus kehidupan kota dan bahkan tertelikung olehkemajuan
kota itu sendiri dan tidak terjangkau dan terlindungi oleh hukum,posisi tawar
rendah, serta menjadi obyek penertiban dan peralatan kota yangrepresif.

Perananpedagangkakilimadalamperekonomianantaralain:

 Dapatmenyebarluaskan hasilproduksitertentu.
 Mempercepatproseskegiatanproduksikarenabarangyangdijualcepatlak
u.
 Membantumasyarakatekonomilemahdalampemenuhankebutuhandengan
hargayangrelativemurah.
 Mengurangipengangguran.

xii
C. DampakPositifdanNegatifPedagangKakiLima
1. DampakPositif
Ditinjaudarisisipositifnya,sektorinformalPedagangKakiLima(PKL)
merupakan sabuk penyelamat yang menampung kelebihan
tenagakerjayangtidaktertampungdalamsektorformal(Usman,2006:50),sehin
gga dapat mengurangi angka pengangguran. Kehadiran PKL di ruangkota
juga dapat meningkatkan vitalitas bagi kawasan yang ditempatinyaserta
berperan sebagai penghubung kegiatan antara fungsi pelayanan
kotayangsatudenganyanglainnya.Selainitu,PKLjugamemberikanpelayanan
kepadamasyarakatyangberaktivitasdisekitarlokasiPKL,sehinggamerekame
ndapatpelayananyangmudahdancepatuntukmendapatkanbarangyangmerek
abutuhkan
Pada umumnya barang-barang yang diusahakan PKL memiliki
hargayang relatif terjangkau oleh pembelinya, dimana pembeli utamanya
adalahmasyarakatmenengahkebawahyang memilikidayabeliyang
rendah.KeberadaanPKLbisamenjadipotensipariwisatayangcukupmenjanjik
an, sehingga keberadaan PKL banyak menjamur di sudut-sudutkota.
Dampak positif lainnya terlihat pula dari segi sosial dan ekonomi,karena
sektor informal memiliki karakteristik efesien dan ekonomis.
HaltersebutmenurutSethurahmanselakukoordinatorpenelitiansektorinforma
l yang dilakukan ILO di 8 negara berkembang, karena
kemampuanmenciptakan surplus bagi investasi dan dapatmembantu
meningkatkanpertumbuhan ekonomi. Hal ini dikarenakan usaha-usaha
sektor informalbersifat subsisten dn modal yang digunakan kebanyakan
berasal dari usahasendiri. Modal ini sama sekali tidak menghabiskan
sumber daya ekonomiyangbesar.
2. DampakNegatif
SisiNegatif,karakteristikPKLyangmenggunakanruanguntukkepentinga
n umum, terutama di pinggir jalan dan trotoar untuk
melakukanaktivitasnyayangmengakibatkantidakberfungsinyasarana-
saranakepentinganumum.TidaktertampungnyakegiatanPKLdiruang

xiii
perkotaan, menyebabkan pola dan struktur kota moderen dan
tradisionalberbaur menjadi satu sehingga menimbulkan suatu tampilan
yang kontras.Bangunan moderen nan megah berdampingan dengan
bangunan sederhanabahkan cenderung kumuh. Perlu adanya upaya yang
terpadu dari pihakterkait untuk menertibkan Pedagang Kaki Lima ini
sebagai upaya untukmengembalikanfungsi ruangpublik
sesuaiperuntukkannya.
Hal tersebut berakibatkan penurunan kualitas ruang kota
ditunjukkanoleh semakin tidak terkendalinyaperkembangan PKL sehingga
seolah-olahsemualahankosongyangstrategismaupuntempat-
tempatyangstrategis merupakan hak PKL. Pkl mengambil ruang dimana-
mana tidakhanya ruang kosong atau terabaikan, tetapi juga pada ruang
yang
jelasperuntukkannyasecaraformal.PKLsecarailegalberjualanhampirdiseluru
h jalur pedestrian, ruang terbuka, jalur hijau dan ruang kota
lainnya.Alasannya karena aksesbilitasnya yang tinggi sehingga berpotensi
besaruntukmendatangkankonsumenjuga.Akibatnyaadalahkaidah-
kaidahpenataan ruang menjadi mati oleh pelanggaran-pelanggaran yang
terjadiakibat keberadaan PKL tersebut. Keberadaan PKL yang tidak
terkendalimengakibatkanpejalankakiberdesak-
desakkan,sehinggadapatmenimbulkantindakkriminal(pencopetan).Mengga
nggukegiatanekonomi pedagang formal karena lokasinya yang cenderung
memotongjalur pengunjung seperti pinggir jalan dan depan toko. Selain
itu,
padabeberapatempatkeberadaanPKLmenggangguparapengendarakendaraa
nbermotor danmengganggukelancaranlalu lintas.
Permasalahan yang terjadi berkaitan dengan penataan atau
penertibanPKL adalahkembalinyaPKLyang
sudahdirelokasiketempatsemulayangditertibkan.PKLyangmendatangikemb
alilokasiyangsudahditertibkan tersebut terdiri dari PKL lama yang dulu
ditertibkan dan
PKLbaruyangmemilihlokasitersebutdalammelaksanakanaktivitasnya.
Fenomena menjamurnya Pedagang Kaki Lima terutama dikota-

xiv
kotabesarterjadi karena:
 AdanyakrisisekonomiyangmelandaIndonesiaberdampakpadabanyakper
usahaantidakberoperasilagisepertisediakalaolehkarena

xv
ketidakmampuan perusahaan menutupi biaya operasionalnya
sehinggatimbulkebijakanpemutusanhubungankerja(PHK).Halinijugame
mberi kontribusi terhadap peningkatan jumlah pengangguran
yangumumnyabermukimdiwilayah
perkotaan.Demimempertahankanhidup, orang-orang yang tidak
tertampung dalam sektor formal maupunyang terkena dampak PHK
tersebut kemudian masuk ke dalam sektorsalahsatunyaadalah menjadi
pedagangKakiLima.
 Perencanaanruangtatakotayanghanyaterfokuspadaruang-
ruangformalsajayangmenampungkegiatanformal.Seiringdenganberjalan
nyawaktu,keberadaanruang-ruangfomalkotatersebutmendorong
munculnya kegiatan informal kota salah satunya di
sektorperdagangan,yaituPedagangKakiLima(PKL)sebagaikegiatanpend
ukung(activitysupport).
 PertumbuhanpendudukkotayangsangatcepatdiIndonesialebihbanyakdise
babkanadanyaarusurbanisasidanpembengkakankota.Keadaansemacamin
imenyebabkankebutuhanlapangankerjadiperkotaan semakin tinggi.
Seiring dengan hal tersebut, ternyata
sektorformaltidakmampumenyerapseluruhpertambahanangkatan
kerja. Akibatnya terjadi kelebihan tenaga kerja yang tidak
tertampung,mengalirdanmempercepattumbuhnyasektorinformal.Salahsa
tubentukperdaganganinformalyangpentingadalahPedagangKakiLima.

xvi
BAB III

PEMBAHASAN

AnalisisPedagangKakiLimaDiJalanRayaGurah

Pedagang Kaki Lima (PKL) yang ada di pinggir dan ditrotoar jalan
rayaGurah Kabupaten Kediri tepatnya berada di depan pasar gurah. Ada
yangberjualan mulai pagi sampai malam tetapi juga ada yang berjualan hanya
padamalam hari saja.. Mayoritas PKL tersebut warga asli Desa Gurah
KabupatenKediri. PKL tersebut kebanyakan menjual makanan dan minuman,
sepertikopi,teh,nasipecel,martabak,danlain-
lain.Merekaberjualanuntukmemenuhikebutuhansehari-
harinya,karenamayoritasdarimerekatidakmempunyaikerjasampinganselainme
njadiPKL.Merekatelahlamaberjualan di tempat tersebut. Tidak ada pajak atau
iuran yang dibebankanuntuk para pedagang tersebut. Mereka lebih memilih
berjualan disana, karenaletaknya yang strategis yaitu di pinggir jalan raya
yang menghubungkan arahKediri Kota dengan Pare. Selain itu, tempat
tersebut juga sangat ramai, dantidakjauh dari rumah mereka.
Padahal banyak pedagang kaki lima yang berpindah untuk berjualan
kekawasanpasartugusimpanglimagumul,namuntidakdenganmereka.Sebenarny
a,dipasartugupengunjungnyajugatidakkalahramaidengantempat mereka
berjualan. Pajak yang dibebankan juga tidaklah mahal, hanyaRp 1.000 per
minggunya. Alasan mereka tidak mau berjualan di pasar tugukarena jauh dan
terlalu repot jika harus membawa dagangannya ke pasar tuguSLG.
Namun, ironisnya keberadaan PKL tersebut mengganggu pengguna
jalanyang ingin melewati jalan tersebut. Trotoar yang seharusnya digunakan
untukpejalan kaki, justru digunakan untuk berjualan. Kendaraan para pembeli
yangdiparkirdijalan,jugadapatmengganggujalannyalalulintas.Merekatidak

xvi
i
memikirkan hal-hal seperti itu. Pemerintah daerah tersebut juga tidak
pernahmengambiltindakantegas.Sehingga merekamerasanyamandantenang-
tenang saja berjualan di tempat tersebut. Seharusnya pemerintah
menyediakantempat untuk mereka berjualan atau menganjurkan mereka
untuk berjualan dipasar tugu SLG. Apabila mereka tetap memaksa untuk
berjualan dipinggirjalan tersebut, pemerintah harus memberikan denda dan
hukuman yang tegas,agar mereka tidak lagi berjualan di pinggir jalan tersebut
dan mau pindah kepasar tugu SLG. Sehingga pengguna jalan merasa nyaman
untuk melewatijalantersebut.

xvi
ii
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pedagang Kaki Lima yang biasa di singkat dengan PKL adalah
merekayang berjualan di pinggir-pingir jalanatau di trotoar dengan
modalyangsedikit. Mereka menggunakan fasilitas umum untuk berjualan.
KeberadaanPKL mempunyaidampakpositifdannegatif.PKL
jugadapatmembantumengurangi pengangguran. Namun, PKL sangat
mengganggu jalannya lalulintas, tidak jarang banyak kecelakaan yang terjadi.
Tidak ada tindakan tegasyang dilakukan untuk menangani masalah PKL yang
mengganggu penggunajalantersebut.

B. Saran
Seharusnyapemeritahsudahharusbertindaktegasdalammenanganipermasala
hanPKLyangmengganggupenggunajalan.Pemerintahharusmenyediakantempa
tyanglayak untuk merekaberjualan.

xix
DAFTARPUSTAKA

http://mujibsite.wordpress.com/2009/08/14/sejarah-pedagang-kaki-lima-pkl/
http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2205244-definisi-pedagang-kaki
lima/
http://aushaf-fahri.blogspot.com/2014/02/pengertian-ciri-ciri-dan-
contohsektor.html
http://andrevetronius-hmjsejarah.blogspot.com/2013/10/dampak-positif-dan-
negatif-keberadaan_23.html

xx

Anda mungkin juga menyukai