PASAR YANG TERLETAK DI GANG PREMBAEN YANG MENYEBABKAN LINGKUNGAN MENJADI KUMUH
LATAR BELAKANG Pasar tradisional adalah sebuah tempat bertemunya penjual dan pembeli yang ditandai dengan transaksi secara langsung dan disertai dengan proses tawar menawar. Pasar tradisional merupakan pasar yang berperan penting dalam memajukan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Keberadaan pasar tradisional ini sangat membantu, tidak hanya bagi pemerintah daerah ataupun pusat tetapi juga para masyarakat yang memenuhi kebutuhan hidupnya dengan berdagang, karena di dalam pasar tradisional terdapat banyak pihak yang memiliki peran penting dan berusaha untuk menyejahterakan kehidupannya baik itu pedagang, pembeli, pekerja panggul,tukang becak,tukang parkir. Keberadaan pasar tradisional telah ada sejak puluhan abad yang lalu, diperkirakan sudah ada sejak zaman Kerajaan Kutai pada abad ke-5, dimulai dari barter (tukar menukar barang) barang kebutuhan sehari-hari dengan pelaut dari Cina. Masyarakat mulai menyusun barang dagangannya pada tikar kemudian terjadilah transaksi jual beli tanpa mata uang. Selain itu, pasar pada zaman kerajaan dijadikan tempat bertemunya masyarakat atau kaum bangsawan dari desa bahkan dijadikan sebagai alat politik untuk menukar informasi penting di zamannya. Pasar tradisional sendiri masih banyak dijumpai di beberapa tempat khususnya di Semarang, salah satu contoh pasar tradisional yang masih aktif adalah Pasar Prembaen yang ada di Kelurahan Kembang Sari, Kecamatan Semarang Tengah. Pasar Prembaen ini bertempat di Jalan Prembaen dengan masa jam operasional antara pukul 6.00 13.00. Para pembeli yang datang memarkirkan kendaraannya di jalan Depok dan beberapa ada yang di Gang Kelengan Besar, gang yang terletak di sebelah Gang Prembaen. Di dalam Pasar Prembaen ini terdapat macam-macam pedagang yang menjual makanan segar, seperti daging segar, ikan, sayur, buah- buahan, selain itu ada banyak jajanan pasar yang bisa ditemui di Pasar Prembaen. Perkakas rumah pun dan kebutuhan rumah tinggal juga dijual di Pasar Prembaen. Pasar Prembaen terkenal dengan kesegaran dari bahan-bahan yang dijual seperti banyaknya ikan segar yang masih hidup yang dijual, sayuran dan buah-buahan segar dari Bandungan. Oleh karena itu, Pasar Prembaen mengalamai kenaikan jumlah pembeli yang membuat keadaan pasar ini ramai setiap harinya, terlebih lagi saat Hari MInggu pagi. Di Pasar Prembaen juga banyak terdapat orang yang menjual makanan jadi, ada yang berupa sebuah warung kecil, gerobakan, bahkan hingga menggunakan mobil sebagai tempat menjual makanan jadi seperti Nasi Kebuli yang selalu ramai di Hari Minggu.
Keadaan di dalam Pasar Prembaen Sumber : lala-sukma.blogspot.com Tampak Depan Pasar Prembaen Sumber : Dokumen Kelompok PERMASALAHAN Keberadaan Pasar Prembaen sendiri memberikan keuntungan bagi beberapa pihak. Namun seringnya waktu, Pasar Prembaen sendiri mulai ramai didatangi pembeli dari berbagai wilayah selain dari pembeli yang tinggal di dekat Pasar Prembaen. Keramaian ini mulai memicu beberapa masalah yang timbul selama proses berjual-beli di pasar. Beberapa masalah yang timbul dari keberadaan Pasar Prembaen ini adalah sebagai berikut : 1. Alih Fungsi Gang Keadaan Gang Prembaen yang tidak bisa digunakan sebagai jalur transportasi dalam suatu perkampungan disebabkan karena adanya pedagang yang berjualan di sepanjang Jalan Prembaen dari pagi hingga siang hari. Sehingga mau tidak mau sebelum adanya pasar, warga yang memiliki mobil harus mengeluarkan/memindahkan mobilnya ke luar Gang Prembaen agar bisa digunakan saat jam-jam operasional pasar. Hal ini membuat keadaan menjadi tidak nyaman karena hilangnya fungsi gang sebagai jalur lalu lintas dari rumah. 2. Parkir Liar Pasar Prembaen merupakan pasar tradisional yang tidak direncanakan sehingga ketersediaan lahan parkir tidak tercukupi/terbatas sehingga timbulah lahan parkir liar di Jalan Depok. Hal ini menyebabkan kemacetan saat jam-jam operasional pasar. Lahan parkir liar kemudian mulai merambah ke gang di sebelah Gang Prembaen yaitu Gang Kelengan Besar. Gang yang semula cukup untuk dua mobil dan motor lewat menjadi lebih sempit sehingga dua mobil lewat berpapasan pun harus bergantian saat hendak lewat. Banyaknya motor yang parkir di kanan kiri jalan membuat jalanan tidak bisa selancar biasanya saat di luar jam operasional pasar.
Kondisi di Jalan Kelengan Besar Sumber : Dokumen Kelompok
3. Lingkungan Kumuh Kegiatan jual beli di pasar tradisional tidak luput dari keberadaan sampah yang ada dimana-mana termasuk kebiasaan membuang sampah di sembarang tempat, hal ini diperparah dengan kurangnya peran pemerintah untuk menjaga dan mengurus masalah kebersihan. Lingkungan kumuh akibat sampah ini memberikan beberapa dampak pada beberapa pihak seperti sebagai berikut : a. Pembeli Dampaknya jelas sangat merugikan konsumen, kenyamanan saat berbelanja berkurang karena kondisi lingkungan yang kotor. Keindahan pasar dan kesesuaian tata letak pasar yang tidak teratur menjadi pemandangan yang cukup tidak sedap saat hendak berbelanja. b. Pedagang Pedagang sangat dirugikan karena kotornya lingkungan pasar tradisional akibatnya para pembeli jadi mulai enggan untuk berbelanja di pasar tradisional, apalagi sekarang muncullnya pasar-pasar modern yang lebih terjaga kebersihan dan kenyamanannya karena berada di tempat tertutup/indoor yang biasanya memiliki pendingin di dalamnya. c. Pemerintah / pengelola Pemasukan retribusi bagi pemerintah sedikit sehingga untuk membangun pasar tradisional membutuhkan dana tambahan dari pusat. 4. Alih Fungsi Trotoar Jalan Keberadaan Pasar Prembaen mulai diakui masyarakat seiring berjalannya waktu, oleh karena itu banyak pedagang yang mulai pindah dan berjualan di Pasar Prembaen. Terbatasnya lahan yang memang tidak direncanakan itu mulai membuat permasalahan seperti penggunaan lahan yang seharusnya tidak difungsikan sebagai lahan pasar menjadi dilanggar untuk membuka lahan dagangan di tempat tersebut, salah satunya adalah trotoar jalan yang ada di Jalan Depok. Trotoar yang semestinya lebar dan nyaman untuk pejalan kaki menjadi sangat sempit karena adanya meja dagangan di kanan kiri trotoar. Lebar yang seharunya cukup untuk tiga orang lewat pun hanya bisa dilalui oleh satu orang saja. Hal ini membuat kenyamanan pejalan kaki serta pembeli sendiri terganggu.
IDE DAN SOLUSI Demi kelancaran dan kenyamanan khususnya di sekitar Gang Prembaen beberapa ide dan solusi perlu diterapkan. Salah satunya adalah perlunya peran pemerintah untuk menertibkan para pedagang yang berjualan di Pasar Prembaen, sebagai gantinya Pihak Pemerintah menyediakan tempat untuk menampung pedagang dari pasar tradisional Prembaen sehingga mereka tidak kehilangan mata pencahariaan sebagai pedagang meskipun Gang Prembaen sudah tidak boleh digunakan sebagai pasar tradisional lagi. Selain itu Pemerintah seharusnya menyosialisasikan aturan-aturan mengenai pasar tradisional, larangan- larangan, dan perintah serta hak dan kewajiban pedagang, serta penegasan sanksi bagi yang melanggarnya. Hal ini dimaksudkan supaya tidak terulangnya permasalahan yang terjadi di Pasar Prembaen seperti saat ini. Oleh karena itu dengan menghilangnya/pindahnya Pasar Prembaen, maka permasalahan tentang kemacetan, kumuhnya lingkungan, dan parkir serta Kondisi di trotoar Jalan Depok Sumber : Dokumen Kelompok tempat berjualan liar dapat teratasi. Agar lingkungan dapat tetap bersih maka disediakannya tempat sampah umum dan himbauan untuk menjaga kebersihan lingkungan salah satunya dengan menyadarkan tentang pentingnya hidup bersih dan pentingnya membuang sampah pada tempatnya. Kemudian trotoar diolah lagi semisal dengan memberi tanaman/pot besar sehingga tidak mengganggu pejalan kaki dengan munculnya pedagang liar yang berjuang di trotoar. Selain itu Pemerintah sendiri juga harus berani menertibkan para pedagang yang menempati tempat yang seharusnya tidak boleh ditempati seperti trotoar.
DAFTAR PUSTAKA http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33758/4/Chapter%20I.pdf Dwi, Wahyu Sutami. Strategi Rasional Pedagang Pasar Tradisional. 2012 lala-sukma.blogspot.com Effendi. Sukatno. KUMUHNYA PASAR TRADISIONAL. 2012
SILVANA RUSDIANA HALIM 12.11.0017 DIDI WIBOWO T. 12.11.0025