Anda di halaman 1dari 2

Pasar Modern Vs Pasar Tradisional

Oleh : Sri Nadia Mukti Ananta Lewar

Dewasa ini pasar-pasar modern sudah mulai menjamur di kota-kota besar di Indonesia
dengan contoh terdekatnya Bandung. Baru-baru ini Pasar Cileunyi di Kabupaten Bandung
direlokasi. Memang,penggusuran ini mengundang perlawanan dari para pedagang pasar
Cileunyi. Perlawanan ini sangat beralasan, misalnya karena tempat biasa mereka berjualan
sudah cukup strategis dengan sewa tempatyang murah. Selain alasan itu, harga sewa pasar
sehat tempat mereka pindah terbilang mahal bagi pedagang biasa yang memiliki modal
kecil, ditambah lagi letak pasar sehat tersebut kurang strategis.Keadaan ekonomi para
pedagang cukup pas-pasan juga menjadi alasan, sehingga untuk membayar sewatempat di
pasar sehat cukup memberatkan mereka. Kebanyakan dari mereka lebih memilih berjualan
sebagai pedagang kaki lima (PKL).
Pada kenyataannya, masyarakat lebih merasa nyaman berbelanja di pasar modern yang
bersih, jauh dari kesan “becek”, dan terbilang lebih aman. Akan tetapi, pasar modern hanya
bisa dinikmati untuk kalangan menengah ke atas. Jika uang sewa di pasar modern mahal,
otomatis memengaruhi hargabarang dagangan mereka. Jadi, untuk masyarakat kalangan
menengah ke bawah tidak mampu untuk belanja di pasar modern. Akan muncul perasaan
tidak nyaman dari masyarakat menengah ke bawah tersebut karena biasanya pasar
tradisional melambangkan kehidupan yang biasa-biasa saja. Sedangkan pasar modern jauh
dari keadaan hidup mereka sehari-hari.
Untuk merubah kebiasaan dari masyarakat yang biasa berbelanja di pasar tradisional,
membutuh kanproses yang lama untuk beralih ke pasar modern yang kita kenal dengan
Pasar Sehat. Di Bandung, sudah mulai ada pasar-pasar sehat lainnya, seperti Pasar Batu
Nunggal yang merupakan pasar modern yang berada di komplek perumahan. Akses untuk
ke pasar itu saja sangat sulit. Angkot untuk mencapai kepasar itu belum ada. Jadi, untuk bisa
ke sana, kita harus menggunakan kendaraan pribadi. Hal ini membuktikan bahwa
pemerintah masih belum memberikan solusi yang jelas, tercermin dari sulitnya akses ke
pasar tersebut.Namun, untuk Balubur Town Square, pasar modern lainnya di Bandung,
akses kesana sudah cukup mudah karena letaknya yang strategis. Tapi, tetap saja uang sewa
tempatnya mahal.
Pada awalnya, pasar modern dibuat untuk kepentingan masyarakat. Namun, pasar modern
juga terkesan tidak memihak kepada masyarakat karena pembangunan pasar modern ini
hanya dibangun berdasarkan satu sudut pandang, tanpa melibatkan sudut pandang yang
lain. Misalnya rakyat menengah ke bawah yang terkadang tidak bisa mengakses pasar-pasar
yang letaknya tidak strategis, biaya sewayang mahal, meskipun bersih karena setiap berapa
jam sekali dibersihkan.
Hal ini tidak hanya merugikan pembeli, tapi juga pedagang di sana. Pasar jadi lengang
karena jarangnya pembeli karena faktor-faktor tersebut. Kita seolah dibuat bingung pasar
modern ini dibangun untuk kepentingan masyarakat atau hanya untuk kepentingan suatu
kelompok kepentingan. Di tambah lagi,munculnya berbagai permasalahan akibat relokasi
pasar tradisional ke pasar modern.
Untuk Indonesia, pasar tradisional sudah menjadi ciri khas tersendiri. Saat ini, masyarakat
seolah dipaksa untuk menghilangkan budaya tersebut secara perlahan. Mulai dari
mengganti pasar tradisional
menjadi pasar modern. Sungguh ironis jika pasar modern yang dibangun pemerintah
cenderung membebani rakyat, apalagi jika menambah kesengsaraan rakyat. Mungkin,
pemerintah boleh berpikir untuk mengikuti perkembangan zaman yang semakin modern.
Akan tetapi, perkembangan tersebut membuat masyarakat semakin menderita. Harusnya
pemkembangan ini membuat masyarakat semakin sejahtera secara merata. Bukan sejahtera
dari pihak tertentu saja.
Jadi, kita membutuhkan kebijakan yang lebih bijak lagi. Tentu saja bukan kebijakan yang
membuat masyarakat bingung dan kehilangan tempat untuk mengadu. Tapi, kebijakan yang
menyejahterakan dan sesuai dengan perkembangan zaman. Bicara tentang kebijakan, tentu
kita bicara tentang keadilan sosial.Bukan berarti masyarakat menolak dengan adanya pasar
modern, tapi yang dituntut adalah keadilan sosialnya. Keberpihakan harusnya ditiadakan.
Sebab, jika keberpihakan hanya untuk merugikan masyarakat, ke mana sila kelima dari
Pancasila, yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia akan di junjung. Jadi, apa
salahnya mempertahankan pasar tradisional, tapi kebersihannya dijaga. Dari pada
membangun pasar modern, tapi tidak mendatangkan keuntungan sama sekali.

Kesimpulan
Pasar merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk memenuhi kebutuhan.
Pasar dapat terbentuk jika terdapat tempat, penjual,pembeli,barang dan jasa yang diperjual
belikan,uang, dan juga waktu.
Pasar dibagi menjadi pasar tradisional dan pasar modern.Pasar tradisional dan modern
memiliki ciri masing-masing. Selain itu, pasar tradisional dan modern juga memiliki
kelebihan dan kelemahan satu dengan yang lain.
Ada hal-hal yang membedakan antara pasaar tradisional dan modern yaitu meliputi:
hargabarang, proses tawar-menawar, diskon, kesegaran barang dan tempat
berlangsungnya.Meskipun terdapat perbedaan, hakikat kedua pasar tersebut adalah sama
yaitu sebagai salahsatu tempat pendorong perekonomian masyarakat

Anda mungkin juga menyukai