Anda di halaman 1dari 4

PASAR TRADISIONAL KIARACONDONG

Pasar adalah tempat bertemunya antara pembeli dan penjual. Sederhananya, pasar adalah
tempat berdagang bagi penjual, dan tempat membeli bagi pembeli atau konsumen. Sementara
itu dikutip dari Investopedia, market atau pasar adalah tempat berkumpulnya berbagai pihak
untuk memfasilitasi pertukaran barang dan jasa. Pihak-pihak yang terlibat biasanya adalah
pembeli dan penjual. Saat ini, pasar tak hanya berbentuk fisik, namun juga bisa berbentuk
pasar virtual seperti pasar online, di mana tidak ada kontak fisik langsung antara pembeli dan
penjual.
Secara teknis, pasar adalah tempat di mana dua pihak atau lebih dapat bertemu untuk
melakukan transaksi ekonomi, bahkan yang tidak melibatkan alat pembayaran yang sah
sekalipun. Transaksi pasar dapat melibatkan pertukaran barang, jasa, tenaga kerja, modal,
surat berharga, informasi, hingga mata uang. Di mana barang-barang itu berpindah dari satu
pihak ke pihak lain. Pasar sendiri berfungsi sebagai tempat pembentuk harga, tempat
distribusi, dan promosi. Dilihat dari klasifikasinya, pasar dapat dibagi menjadi dua macam
yaitu pasar tradisional dan pasar modern. Pasar modern adalah pasar di mana terdapat
berbagai macam barang diperjualbelikan dengan harga yang sudah pas dan dengan layanan
sendiri. Pasar tradisional adalah pasar yang bersifat tradisional di mana para pembeli dan
penjual pasar dapat saling tawar menawar secara langsung. Dalam artikel ini, saya akan
mencoba untuk membahas salah satu pasar tradisional di Kota Bandung, yaitu Pasar
Kiaracondong.
Pasar Kiaracondong merupakan salah satu Pasar Inpres yang di dirikan pada tahun
1959, dan pernah mengalami renovasi 1 kali pada tahun 1981 oleh CV. Gunakarya dengan
menghabiskan biaya sebesar Rp. 234.460.000,- (Dua Ratus Tiga Puluh Empat Juta Empat
Ratus Enam Puluh Ribu Rupiah) diatas tanah seluas 6.628 M2 dengan luas bangunan 3.675
M2 . Pasar ini memiliki bangunan 2 lantai. Pasar Kiaracondong terletak di Jalan H. Ibrahim
Adjie, Kelurahan Kebon Jayanti Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung. Pasar
Kiaracondong terletak tepat di samping bawah Jalan Layang Kiaracondong dan berjarak
sekitar 100 meter arah selatan Stasiun Kereta Api Kiaracondong. Jadi untuk
menuju Pasar Kiaracondong, kita harus melintasi jalan yang berada di bawah Jalan Layang
Kiaracondong. Sebagai informasi, ruas Jalan Kiaracondong terbagi dua lajur dipisahkan tiang
penyangga Jalan Layang Kiaracondong. Pasar Kiaracondong dapat diakses menggunakan
kendaraan motor, mobil dan angkutan umum. Di dekat Pasar Kiaracondong terdapat beberapa
fasilitas public seperti Polsek, Stasiun, Halte, Taman, dan Hotel.
Setiap harinya pasar tradisional yang juga termasuk ke dalam jenis pasar konkret
(nyata) ini, beroperasi dari pukul 02.00 hingga pukul 23.00.Pasar ini menyediakan segala
macam keperluan rumah tangga konsumen. Keberadaan pasar tradisional Kiaracondong
sebagai salah satu penggerak roda perekonomian masyarakat menyebabkan banyaknya
penjual di pasar Kiaracondong. Namun, kurangnya modal membuat beberapa masyarakat
berjualan di lorong – lorong dan trotoar jalan atau biasa disebut pedagang kaki lima ( PKL ) .
Pedagang yang ada di Pasar Kiaracondong terdiri dari 2 jenis pedagang yaitu pedagang kios
dengan pedagang kaki lima. Jumlah kios dipasar Kiaracondong terdapat 576 kios dengan 390
terisi dan 186 tutup atau 68% yang terisi. Sedangkan jumlah lapak yang disediakan oleh
pengelola sebanyak 481 lapak dengan 400 terisi dan 81 tertutup atau 83% terisi.
Pedagang kaki lima di Pasar Kiaracondong dapat kita jumpai tepat di depan pasar
sebelum pintu masuk, di mana pada area ini juga kita dapat menemukan adanya transportasi
zaman dahulu yang masih ada, yaitu becak. Barang-barang yang dijual pada area ini adalah
kaset bajakan, mainan anak-anak, sendal, makanan ringan, hingga tidak sedikit pula yang
menjual pakaian. Sedangkan pedagang kios dapat kita jumpai di dalam Pasar Kiaracondong
itu sendiri. Ketika kita memasuki pintu masuk pasar ini, kita langsung disuguhkan dengan
penjual-penjual buah-buahan dan sayuran, sembako juga terdapat pula penjual pakaian,
sandal, dan sepatu. Area ini juga merupakan area yang dekat dengan tempat parkir motor
sepeda motor, di mana di sini juga terdapat penjual makanan seperti bakso. Pada area yang
lebih dalam tepatnya lantai dua pasar ini dijual berbagai macam kebutuhan sandang. Mulai
dari pakaian sehari-hari, seragam sekolah dan perlengkapan sekolah lainnya, pakaian tidur,
pakaian muslim, tas, sepatu, jaket, kerudung, dan lain-lainnya.
Disisi lain, Kapasitas pedagang Pasar Kiaracondong terbilang kelebihan. Ruang
dagang yang idealnya adalah 424, namun pada faktanya terdapat 1057 ruang dagang. Hal
tersebut menimbulkan kemacetan di waktu tertentu. Pasar Kiaracondong masih menjadi pasar
yang kotor, gelap, dan becek. Para pedagang maupun para pembeli melakukan pembuangan
sampah secara sembarangan dan bertumpuk sehingga menyisakan sampah-sampah yang
berserakan di koridor sekitar area pasar. Kondisi bangunan pasar yang sudah tua dan tidak
terawat membuat pasar ini terlihat kumuh dan tidak menarik. Jalan di dalam bangunan
maupun diluar pasar masih berupa tanah yang belum dikeraskan, sehingga banyak lubang dan
kubangan air yang menyulitkan pembeli untuk berjalan di area pasar tersebut. Sementara di
dalam bangunan pasar, gang antar kios juga sempit dan becek. Pasar Kiaracondong sendiri
melakukan renovasi pada tahun 1981, yang berarti Pasar Kiaracondong sudah melebihi umur
ekonomis.
Pemanfaatan pasar yakni Tempat Pembuangan Sampah, pada pasar ini belum
dikelompokan sesuai dengan jenisnya. Area lahan parkir yang tersedia cukup minim, parkir
kendaraan di dalam area pasar hanya tersedia untuk motor, dan hanya bisa menampung
sekitar 20 motor saja, sehingga masih banyak pengendara motor yang memakirkan
kendaraanya di bahu jalan. Sedangkan pengguna pasar yang membawa mobil pribadi harus
parkir di pinggir jalan di seberang pasar. Penggunaan sebagian badan jalan sebagai lahan
parkir menyebabkan jalur jalan tersebut hanya cukup untuk dilalui 1 lajur kendaraan, begitu
pula jalur jalan di depan pasar yang juga digunakan oleh PKL dan tempat ngetem becak.
Akibatnya pada jam-jam puncak, jalan ini sering mengalami kemacetan.
Akan tetapi terlepas dari banyaknya kekurangan yang ada, tidak membuat konsumen
untuk enggan berbelanja di Pasar Kiaracondong ini. Pasar ini tak pernah sepi pembeli. Meski
sempat mengalami penurunan jumlah konsumen akibat masa pandemi Covid-19 dan
pemberlakuan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), kini pasar Kiaracondong
berangsur mulai ramai kembali. Saat memasuki kawasan pasar, suasana khas deretan kios
dan lapakan dengan atap plastik terpal menjadi pemandangan yang menarik. Bukan hanya
masyarakat yang ada di sekitar pergi berbelanja ke pasar tradisional Kiaracondong tetapi
masyarakat diluar daerah Kiracondong pun berbondong-bondong berbelanja ke pasar
tradisional Kiaracondong. Pasar Kiaracondong merupakan salah satu prioritas pemerintah di
daerah tersebut, yang bertujuan untuk nilai tambah sektor riil, industrialisasi dan kesempatan
kerja. Oleh karena itu, dengan adanya Pasar Kiaracondong ini dapat menyerap tenaga kerja
sehingga berupaya untuk mengurangi angka pengangguran di daerah tersebut.
Berdasarkan pemaparan di atas, dewasa ini di mana kita hidup di zaman yang serba
modern dengan kecanggihan Ilmu pengetahuan dan teknologi, yang mana membuat tempat-
tempat disekitar kita menjadi ikut modern tidak membuat masyarakat kita meninggalkan hal-
hal yang berbau tradisional. Salah satu buktinya adalah dengan keberadaan pasar tradisional
contohnya Pasar Kiaracondong. Meskipun di Kota Bandung sudah banyak sekali pasar
modern yang didirikan tidak membuat semua lapisan masyarakat beralih berbelanja ke pasar
modern. Terbukti dengan masih ramainya pengunjung yang berbelanja di Pasar
Kiaracondong. Meskipun kondisi di pasar Kiaracondong tidak dapat dikatakan baik, tetapi
masih banyak konsumen yang berbelanja di pasar ini, yang mana hal tersebut dapat
disebabkan oleh berbagai macam alasan, mulai dari harga yang masih bisa ditawar oleh
pembeli, kemudahan dalam bertransaksi yang mana di pasar tradisional pembayarannya
masih dilakukan secara tradisional yang memudahkan para orangtua yang kurang dalam
penggunaan teknologi menjadi mudah bertransaksi, barang yang dijual pun terutama buah-
buahan dan sayuran terbilang baru dan segar tanpa adanya bahan pengawet, dan berbagai
macam alasan lainnya yang membuat konsumen masih tertarik untuk berbelanja di pasar
tradisional.
https://id.scribd.com/doc/76228460/Artikel-Pasar-Modern-vs-Pasar-Tradisional
https://www.google.com/search?
q=artikel+pasar+kordon+&sxsrf=AOaemvKhBFgBIWQ0Xhl1LOM7j9ZADf6L8Q
%3A1638589501056&ei=PeSqYdfrAs6e4-
EPlJCuYA&ved=0ahUKEwiX_pHJncn0AhVOzzgGHRSICwwQ4dUDCA0&uact=5&oq=ar
tikel+pasar+kordon+&gs_lcp=Cgdnd3Mtd2l6EAMyBAgjECc6CggjEK4CELADECdKBAh
BGAFQ5QRYvQ1g2hJoAXAAeAGAAdMCiAG8CZIBBzAuNi4wLjGYAQCgAQHIAQH
AAQE&sclient=gws-wiz
https://komunitasaleut.com/2015/05/13/kordon-adalah-kita/
https://www.solopos.com/begini-perjalanan-sejarah-pasar-johar-semarang-1059163
http://digilib.uinsgd.ac.id/11567/4/4_bab1.pdf
artikel pasar kiaracondong bandung

Anda mungkin juga menyukai