Anda di halaman 1dari 14

Public Administration Journal Vol. 4 No.

1 (2020)

IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DKI JAKARTA


NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN
PEDAGANG KAKI LIMA PADA KECAMATAN SETIABUDI KOTA
JAKARTA SELATAN

Disson M. Fauzi1, Mohamad Hersa Saputra2


disson@dsn.moestopo.ac.id
hersa.saputra25@gmail.com

Abstract
This study aims to find out about the Implementation of the DKI Jakarta Governor's Regulation
Regarding the Arrangement and Empowerment of Street Vendors in Setiabudi District, South
Jakarta City. The method used is descriptive and qualitative methods, then the data analysis is
carried out systematically and examines the problem examined. Results of research on
Implementation of DKI Jakarta Governor's Regulation Regarding Structuring and Empowering
Street Vendors in Setiabudi District, South Jakarta City. It can be concluded that the Setiabudi
District has cooperated and coordinated with other agencies or ethnic groups that are involved in
the arrangement of street vendors in order to achieve the objectives of the Governor Regulation
that has been set. Empowering street vendors conducted by Setiabudi District by conducting
coaching activities such as socialization and training conducted by the Setiabudi District KUKMP
Office, the private sector which cooperates with the UMKM Office on how to sell well,
bookkeeping, and others.
Keywords: Implementation, Structuring, Empowerment

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang Implementasi Peraturan Gubernur DKI Jakarta
Tentang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima Pada Kecamatan Setiabudi Kota
Jakarta Selatan. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode kualitatif, maka
analisis data yang dilakukan secara sistematik dan menelaah masalah diteliti. Hasil penilitian
Implementasi Peraturan Gubernur DKI Jakarta Tentang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang
Kaki Lima di Kecamatan Setiabudi Kota Jakarta Selatan. Dapat disimpulkan Kecamatan
Setiabudi melakukan kerja sama serta koordinasi dengan instansi atau suku dinas lain yang
memang dilibatkan dalam hal penataan pedagang kaki lima agar tercapai tujuan dari Peraturan
Gubernur yang sudah ditetapkan. Pemberdayaan pedagang kaki lima yang dilakukan Kecamatan
Setiabudi dengan melakukan kegiatan pembinaan seperti sosialisasi dan pelatihan yang dilakukan
oleh Dinas KUKMP Kecamatan Setiabudi, pihak swasta yang berkerja sama dengan Dinas
UMKM mengenai bagaimana cara berjualan yang baik, pembukuan, dan lain-lain.
Kata kunci: Implementasi, Penataan, Pemberdayaan

PENDAHULUAN yang menggantungkan hidup pada kota


Daerah Khusus Ibukota Jakarta Jakarta. Kedudukan DKI Jakarta yang
(selanjutnya dingkat DKI Jakarta) adalah menjadi pusat pemerintahan sekaligus
ibu kota negara Indonesia disinilah pusat pusat kegiatan perekonomian turut
roda pemerintahan dan roda ekonomi menambah dampak pada perkembangan
berputar. Sebagai ibukota negara, DKI atau pergerakan roda kehidupan
Jakarta menjadi kota megapolitan yang ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat
padat karena memiliki tingkat secara umum. Di kota ini juga banyak
pertumbuhan penduduk dan arus orang berjuang mencari nafkah dari
mobilitas manusia yang tinggi baik dari berbagai pelosok negeri ini. DKI Jakarta
masyarakat DKI Jakarta sendiri, maupun merupakan magnet yang besar bagi para
dari masyarakat luar daerah di sekitarnya

1
Public Administration Journal Vol. 4 No. 1 (2020)

pengadu nasib dengan tawaran memiliki berbagai macam produk dari pakaian,
penghasilan yang besar. makanan, hingga keperluan rumah
Kuatnya magnet bisnis di DKI Jakarta tangga.
ini mampu memindahkan penduduk dari Pedagang kaki lima atau biasa
desa berurbanisasi ke kota dalam rangka disingkat PKL adalah istilah untuk
beralih profesi. Penduduk yang datang menyebut penjaja dagangan ditambah
ke DKI Jakarta dari pedesaan untuk yang menggunakan gerobak. Istilah itu
mencari kerja, pada umumnya adalah sering ditafsirkan karena jumlah kaki
urban miskin. Namun demikian, mereka pedagangnya ada lima. Lima kaki
merasakan bahwa kesempatan hidup, tersebut adalah dua kaki pedagang
mendapat pekerjaan dan gaji yang lebih ditambah tiga “kaki” gerobak (yang
baik, lebih memungkinkan daripada jika sebenarnya adalah tiga roda atau dua
mereka tetap tinggal di desa. Tekanan roda dan satu kaki). Saat ini istilah PKL
arus penduduk dari desa ke kota setiap juga digunakan untuk pedagang di
tahun yang semakin meningkat, jalanan pada umumnya. Sebenarnya
berdampak pada kurangnya lapangan istilah kaki lima berasal dari masa
pekerjaan yang disediakan di DKI penjajahan kolonial Belanda. Peraturan
Jakarta. pemerintah Belanda pada waktu itu
Urbanisasi yang tinggi di DKI Jakarta menetapkan bahwa setiap jalan raya
berakibat pada ruang fisik kota, yang yang dibangun hendaknya menyediakan
mulanya lahan kosong diperuntukkan sarana untuk pejalan kaki. Lebar luas
untuk ruang terbuka hijau menjadi untuk pejalan adalah lima kaki atau
beralih fungsi sebagai kawasan sekitar satu setengah meter.
pemukiman, perkantoran, dan Menurut Peraturan Gubernur Provinsi
perdagangan. Keadaan yang demikian DKI Jakarta Nomor 10 Tahun 2015
memperburuk keadaan kota, karena tentang Penataan dan Pemberdayaan
tidak seimbangnya antara kebutuhan Pedagang Kaki Lima Pasal 1 Ayat (18),
dengan ketersediaan lahan sehingga menyebutkan Pedagang Kaki Lima yang
pemukiman kota menjadi kumuh, kotor, selanjutnya disingkat PKL adalah pelaku
padat, tidak mengikuti peraturan usaha yang melakukan usaha
pemerintah dalam membangun, dan perdagangan dengan menggunakan
masyarakatnya miskin. sarana usaha bergerak maupun tidak
DKI Jakarta merupakan daerah .bergerak, menggunakan. prasarana kota,
dengan tingkat kemajuan dan perputaran fasilitas sosial, fasilitas umum, lahan dan
ekonomi yang tinggi baik dari sektor bangunan milik pemerintah dan/atau
formal maupun informal. Tetapi, dari swasta yang bersifat sementara/tidak
sektor informal yang sangat berpengaruh menetap.
terhadap perputaran ekonomi karena Menurut Peraturan Gubernur Nomor
banyak orang yang datang ke Jakarta 10 Tahun 2015 tentang Penataan dan
untuk mencari pekerjaan tetapi hanya Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima,
memiliki kemampuan yang sangat Peraturan Presiden Republik Indonesia
minim. Pada akhirnya akibat tidak Nomor 125 Tahun 2012 tentang
mendapatkan pekerjaan mereka Koordinasi Penataan dan Pemberdayaan
menciptakan lapangan pekerjaannya Pedagang Kaki Lima, dan Peraturan
sendiri yaitu dengan berdagang mulai Menteri Dalam Negeri Republik
dari berdagang menggunakan gerobak Indonesia Nomor 41 Tahun 2012 tentang
dorong, pikulan, menyewa lapak dan Pedoman Penataan dan Pemberdayaan
lain-lain para pedagang ini menjajahkan Pedagang Kaki Lima dapat disimpulkan

2
Public Administration Journal Vol. 4 No. 1 (2020)

bahwa pedagang kaki lima adalah sembarangan. Kehadiran pedagang kaki


perdagangan sektor informal yang lima menimbulkan berbagai persoalan
melakukan usaha perdagangan dengan dengan ruang publik, terutama dengan
menggunakan sarana usaha bergerak masalah kebersihan, keramaian, dan
maupun tidak bergerak, menggunakan ketertiban.
prasarana kota, fasilitas sosial, fasilitas Masalah kebersihan yang muncul
umum, lahan dan bangunan milik disebabkan penyediaan pengelolaan
pemerintah dan/atau swasta yang sampah yang kurang baik sehingga
bersifat sementara/tidak menetap. terlihat kumuh dan semrawut karena
Keberadaan para PKL sangat tidak terarah dengan baik. Masalah
berpengaruh besar bagi kehidupan keramaian yang muncul juga disebabkan
masyarakat yang tinggal di ibu kota DKI menjamurnya keberadaan PKL (
Jakarta. Karena mereka menjajahkan Pedagang kaki lima)yang tidak tertata
barang dagangan mereka dengan harga dan cenderung membuat kemacetan lalu
murah dan kualitas yang lumayan bagus. lintas. PKL yang berjualan dipinggir
Pedagang Kaki Lima (PKL) adalah jalan mengganggu ketertiban umum dan
usaha sektor informal berupa usaha keindahan kota. Berdasarkan
dagang yang kadang-kadang juga pertimbangan tersebut, maka pemerintah
sekaligus produsen. Ada yang menetap mengambil tindakan tegas terhadap
pada lokasi tertentu, ada yang bergerak setiap pelaku sektor informal, yakni
dari tempat satu ke tempat yang lain dengan cara menggusur atau
(menggunakan pikulan, kereta dorong) menyingkirkan usahanya yang berada di
menjajakan bahan makanan, minuman pinggir jalan.
dan barang-barang konsumsi lainnya Penertiban dan penggusuran yang
secara eceran. PKL Umumnya bermodal dilakukan selalu diwarnai bentrok fisik
kecil terkadang hanya merupakan alat antara satuan polisi pamong praja (satpol
bagi pemilik modal dengan PP) dengan pedagang kaki lima dalam
mendapatkan sekedar komisi sebagai proses penertiban. Polisi Pamong Praja
imbalan atau jerih payahnya. harus dapat mengambil sikap yang tepat
Pedagang kaki lima selain dan bijaksana, sesuai dengan paradigma
menguntungkan juga mendatangkan baru Polisi Pamong Praja yaitu menjadi
permasalahan baru. Kegiatan para PKL aparat yang ramah, bersahabat, dapat
terkadang dan sering kali menempati menciptakan suasana batin dan nuansa
trotoar, area hijau, dan fasilitas umum kesejukan bagi masyarakat, namun tetap
lainnya yang dapat menimbulkan tegas dalam bertindak demi tegaknya
kemacetan, rusaknya fasilitas umum, peraturan yang berlaku. Undang-Undang
dan menumpuknya sampah didekat area nomor 23 Tahun 2014 tentang
mereka berdagang dianggap sebagai Pemerintahan Daerah khususnya Pasal
kegiatan liar karena penggunaan ruang 255 ayat (1) menyebutkan bahwa Satuan
tidak sesuai dengan peruntukannya polisi pamong praja dibentuk untuk
sehingga mengganggu kepentingan menegakkan Perda dan Perkada,
umum. menyelenggarakan ketertiban umum dan
Pedagang kaki lima (PKL) yang ketenteraman, serta menyelenggarakan
mengunakan trotoar dan jalan atau badan pelindungan masyarakat.
jalan sebagai tempat berdagang, Jika dilihat dari berbagai sudut
pemasangan reklame yang sembarangan, pandang, setiap pihak sama-sama
perilaku buang sampah sembarangan memiliki kepentingan yang dapat
dan perilaku menyeberang jalan dipahami. Pemerintah tentu

3
Public Administration Journal Vol. 4 No. 1 (2020)

menghendaki ketertiban, keindahan dan thinking, fenomena ini disebut aksi


kenyamanan Ibukota yang menjadi perubahan yang berjalan di tempat.
cermin bangsa, di sisi lain pedagang kaki Dalam pola pikir yang linier, memang
lima berjuang hidup dalam aksi penertiban akan dengan mudah
perekonomian yang menekan sekaligus membersihkan pedagang kaki lima pada
juga menjadi penjawab kebutuhan suatu tempat tertentu. Jalan menjadi
masyarakat di tingkat bawah. Jika bersih hanya dalam hitungan hari.
demikian, apakah dua kepentingan Trotoar yang sebelumnya menjadi
tersebut saling berlawanan? dalam sempit dan penuh bekas buangan cucian
tulisan ini saya berargumen, bahwa pada piring serta terpal alas jualan tiba-tiba
hakikatnya berbagai kepentingan menjadi lapang dan terang. Namun ke
tersebut saling terkait dan hanya akan mana perginya pedagang yang telah
saling berlawanan jika dipandang secara dirazia tersebut? Tindakan operasi
sempit, parsial, bukan secara membuat pedagang kaki lima kehilangan
komprehensif dalam jangka panjang. pencariannya yang artinya menambah
Berapa tepatnya jumlah pedagang kaki jumlah pengangguran di wilayah Jakarta.
lima di wilayah DKI Jakarta tampaknya Pengangguran itu memiliki nama lain,
susah diestimasi. Selain karena yaitu beban masyarakat.
pendefinisiannya yang masih kabur, Kebijakan ini dibuat merujuk kepada
dinamikanya pun sangat cepat untuk beberapa peraturan yang telah
diikuti. Tumbuh dan matinya pedagang dikeluarkan sebelumnya yaitu Peraturan
kaki lima dapat dalam hitungan hari, Presiden Republik Indonesia Nomor 125
sehingga data yang akurat tentu sulit Tahun 2012 tentang Koordinasi
didapat. Namun, jika kita prediksi penataan dan Pemberdayaan Pedagang
jumlah PKL lima persen saja dari Kaki Lima dan Peraturan Menteri Dalam
populasi, maka terdapat sekitar lebih dari Negeri Republik Indonesia Nomor 41
500.000 pedagang kaki lima dengan Tahun 2012 Tentang Pedoman Penataan
berbagai jenis dagangan. Angka ini tentu dan Pemberdayaan Pedagang Kaki
tidak dapat dipandang kecil, apalagi jika Lima.
dilihat dari tingkat pertumbuhannya Sesuai dengan Peraturan Gubernur
yang mencapai tingkat 60-70% per tahun Provinsi DKI Jakarta Nomor 10 Tahun
(Data BPS 2005-2010). 2015 tentang Penataan dan
Pedagan Kaki Lima (PKL) karena Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima :
dipandang sebagai biang kerok 1. Usaha Jasa Pedagang Kaki .Lima
kekumuhan dan kesemrawutan di Kota adalah kegiatan usaha jasa.
Jakarta, terutama di jalur hijau dan perdagangan yang termasuk pada
pedestrian, pedagang kaki lima seakan kegiatan usaha mikro menempati
ditakdirkan menjadi seperti “kerikil prasarana, sarana dan utilitas umum
dalam sepatu” bagi pemerintah kota milik Pemerintah Daerah, tanah/lahan
Jakarta. Aksi bongkar sini buka di sana, milik perorangan/badan yang telah
dikejar ke sana muncul di sini tak henti- rnendapat izin dari Gubernur sebagai
henti mewarnai hubungan antara petugas tempat usaha.
ketertiban umum dan para pedagang 2. Pedagang Kaki Lima yang
tersebut. Mengapa sejak berpuluh tahun selanjutnya disingkat PKL adalah
keadaan ini tetap bergeming, walaupun pelaku usaha yang melakukan usaha
berbagai strategi penertiban perdagangan dengan menggunakan
dilaksanakan? Dalam bahasa system sarana usaha bergerak maupun tidak
.bergerak, menggunakan. prasarana

4
Public Administration Journal Vol. 4 No. 1 (2020)

kot.a, fasilitas sosial, fasilitas umum, 6. Kelurahan Kuningan Timur;


lahan dan bangunan milik pemerintah 7. Kelurahan Menteng Atas;
dan/atau swasta yang bersifat 8. Kelurahan Pasar Manggis
sementara/tidak menetap.
Kecamatan Setiabudi selaku Dengan batas wilayah sebagai berikut:
pelaksana dari Peraturan Gubernur • Utara: Kali Malang Kec. Menteng
Provinsi DKI Jakarta Nomor 10 Tahun Jakarta Pusat.
2015 tentang Penataan dan • Timur: Jl. Dr. Sahardjo dan Kali
Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima Cideng Kec. Tebet.
sejauh ini sudah melaksanakan Pergub • Selatan: Jl. Jendral Gatot Subroto
tersebut dengan cara membantu menata Kec. Mampang Prapatan.
ulang kembali tempat para PKL • Barat: Jl. Jendral Sudirman Kec.
berjualan yang tadinya mengganggu Tanah Abang.
para pengguna jalan menjadi lebih tertata Dengan luas wilayah yang dimiliki
dengan baik dan tidak mengganggu oleh Kecamatan Setiabudi tidak lah
ketertiban umum. Terlebih Kecamatan begitu luas yaitu hanya 8,85 km2.
Setiabudi merupakan salah satu wilayah Dengan luas wilayah sebegitu sempitnya
elit di daerah Kota Administrasi Jakarta dan berada ditengah kota Jakarta serta
Selatan yang sangat strategis dan berada banyaknya gedung-gedung perkantoran,
di pusat ibu kota. Karena wilayahnya pemerintahan, kedutaan besar, sekolah,
dikelilingi oleh gedung-gedung serta pusat perbelanjaan yang ada di
perkantoran baik gedung kantor daerah ini betapa sulitnya menyediakan
perusahaan swasta dan gedung lahan-lahan untuk para PKL berjualan.
kementiran serta banyak nya gedung- Karena tidak hanya menyediakan
gedung kedutaan besar negara sahabat. lokasi untuk menyediakan para PKL saja
Ini lah yang menjadi faktor utama tetapi memikirkan fasilitas penunjang
mengapa di daerah ini perlu penataan lainnya yaitu tempat parkir kendaraan
dan pengawasan yang sangat ekstra dan bagi para pengunjung yang akan
serius. berbelanja atau membeli barang
Kecamatan Setiabudi sebagai salah dagangan yang disediakan oleh para
satu kecamatan yang ada di wilayah PKL tersebut, apabila tidak dikelola
Kotamadya Jakarta Selatan, di bentuk dengan baik akan menimbulkan
berdasarkan Peraturan Pemerintah kemacetan yang sangat parah dijam-jam
Nomor 25 Tahun 1978 tentang sibuk.
Pemerintahan Wilayah Kota dan Banyak lokasi strategis di Wilayah
Kecamatan di DKI Jakarta, dan Kecamatan Setiabudi yang sudah
Keputusan Gubernur KDKI Jakarta dikelola dengan baik oleh pemerintah
Nomor 1b/3/2/14/67 tanggal 1 Desember tetapi karena ketersediaan lahan yang
1967 dan diperkuat dengan Peraturan masih kurang para PKL terpaksa
Pemerintah Nomor 25 Tahun 1978 berjualan dilokasi yang tidak semestinya
tentang Pemerintahan Wilayah Kota dan sehingga menimbulkan permasalahan
Kecamatan di DKI Jakarta, terdiri dari 8 seperti alih fungsi trotoar yang
(delapan) kelurahan yaitu : digunakan untuk pejalan kaki malah
1. Kelurahan Setiabudi; digunakan untuk berjualan selain itu,
2. Kelurahan Guntur; juga dapat membahayakan keselamatan
3. Kelurahan Karet; bagi para PKL dan konsumen nya
4. Kelurahan Karet Semanggi; apabila mereka berada dipinggir jalan
5. Kelurahan Karet Kuningan;

5
Public Administration Journal Vol. 4 No. 1 (2020)

yang ramai dilalui oleh banyak baru bisa berjualan di loksem/lokbin


kendaraan. yang sudah disediakan.
Usaha untuk menertibkan PKL Kecamatan Setiabudi dalam upaya
tentunya perlu mendapat dukungan kuat memperbaiki dan membenahi wilayah nya
dari berbagai pihak, terutama PKL telah menyedikan tepat untuk para PKL
karena jika mereka diberikan sekitar 20 loksem dan lokbin ya tersebar di
pemahaman yang baik tentang kesadaran seluruh wilayah kecamatan Setiabudi.
hukum, memberikan jaminan kepastian Berikut merupakan jumlah PKL yang sudah
usaha dan memfasilitasi agar usaha yang ditata dan menempati loksem dan lokbin
mereka rintis dapat berkelanjutan maka yang disediakan oleh Kecamatan Setiabudi :
mereka akan mentaati Pergub. Artinya 1. Kelurahan Setiabudi sejumlah 24
upaya untuk menertibkan para PKL yang pedagang
ada di Kecamatan Setiabudi sesuai 2. Kelurahan Guntur 67
dengan Pergub tersebut, pemprov 3. Kelurahan Karet 91
melibatkan masyarakat terutama para 4. Kelurahan Karet Semanggi 50
PKL yang akan ditertibkan. Pemerintah 5. Kelurahan Karet Kuningan 180
tidak langsung menggunakan otoritasnya 6. Kelurahan Kuningan Timur 69
dengan memindahkan secara paksa para 7. Kelurahan Menteng Atas 242
PKL dengan cara memberikan mereka 8. Kelurahan Pasar Manggis 88
tempat sementara untuk berjualan selagi Dari data diatas dapat dilihat sudah
tempat mereka usaha mereka yang dulu banyak PKL yang pindah ke lokasi
diperbaiki. sementara dan lokasi binaan yang telah
Tetapi selama tempat berjualan disediakan oleh Kecamatan Setiabudi.
mereka diperbaiki masih adanya Berdasarkan penjelasan di atas, maka
pedagang yang berjualan di lokasi tujuan penelitian ini untuk mengetahui
tersebut padahal sudah dilakukan “Implementasi Peraturan Gubernur
pendekatan dan sosialisasi kepada para Provinsi DKI Jakarta Nomor 10 Tahun
PKL sampai mereka mengerti dan 2015 Tentang Penataan dan
memahami program pemerintah Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima di
tersebut, oleh karena itu pedagang yang Kecamatan Setiabudi Kota Jakarta
masih melanggar diberikan mengenai Selatan”.
penataan dan pemberdayaan pedagang
kaki lima sehingga para PKL tersebut KAJIAN TEORITIS
bersedia untuk direlokasi tanpa adanya Implementasi Peraturan Gubernur
paksaan dan penggusuran. dan Teori Administari Kebijakan
Setelah lokasi para PKL tersebut Publik
diperbaiki dan ditata ulang kembali, a. Analisis Kebijakan Publik tentang
kemudian disebut sebagai lokasi binaan. Peraturan Gubernur
Para PKL yang ingin menempati lokasi Menurut Taufiqurokhman (2014)
sementara (loksem) dan lokasi binaan Lingkup dari studi kebijakan publik
(lokbin) harus memiliki beberapa sangat luas karena mencakup berbagai
persyaratan yaitu KTP DKI, KK (kartu bidang dan sektor seperti ekonomi,
keluarga), Rek Bank DKI, Surat politik, sosial, budaya, hukum, dan
permohonan, Surat Pernyataan, Fotokopi sebagainya. Di samping itu dilihat dari
anggota OK OCE ditujukan ke kasatpel hirarkinya, kebijakan publik dapat
umkm Kec.Setiabudi. Setelah itu data bersifat nasional, regional maupun lokal
dikirim ke sudin kukmp untuk seperti undang-undang, peraturan
dikeluarkan rekomendasi. Setelah terbit pemerintah, peraturan presiden,

6
Public Administration Journal Vol. 4 No. 1 (2020)

peraturan menteri, peraturan pemerintah kebijakan yang mengatur pemberian


daerah/provinsi, keputusan gubernur, barang atau pelayanan publik.
peraturan daerah kabupaten/kota, dan Sedangkan, kebijakan privat goods
keputusan bupati/walikota. Secara adalah kebijakan yang mengatur
terminologi pengertian kebijakan publik penyediaan barang atau pelayanan
(public policy) itu ternyata banyak untuk pasar bebas.
sekali, tergantung dari sudut mana kita Menurut Sholichin Abdul Wahab
mengartikannya. (2010:25-27), mengisyaratkan bahwa
Ada banyak sekali pengkategorian pemahaman yang lebih baik terhadap
kebijakan publik berikut ini kategori hakikat kebijakan publik sebagai
kebijakan publik menurut beberapa ahli: tindakan yang mengarah pada tujuan,
James E. Anderson (2010: 24-25) ketika kita dapat memerinci kebijakan
menyampaikan kategori kebijakan tersebut ke dalam beberapa kategori,
publik sebagai berikut: yaitu:
1) Kebijakan substantif dan kebijakan 1) Tuntutan kebijakan (policy demands)
prosedural Kebijakan substantif Yaitu tuntutan atau desakan yang
yaitukebijakan yang menyangkut apa diajukan pada pejabat-pejabat
yang akan dilakukan oleh pemerintah. pemerintah yang dilakukan oleh
Sedangkan kebijakan prosedural aktor-aktor lain, baik swasta maupun
adalah bagaimana kebijakan kalangan pemerintah sendiri dalam
substantif tersebut dapat dijalankan. sistem politik untuk melakukan
2) Kebijakan distributif dan kebijakan tindakan tertentu atau sebaliknya
regulatori versus kebijakan untuk tidak melakukan tindakan pada
redistributif. Kebijakan distributif suatu masalah tertentu. Tuntutan ini
menyangkut distribusi pelayanan atau dapat bervariasi, mulai dari desakan
kemanfaatan pada masyarakat atau umum, agar pemerintah berbuat
individu. Kebijakan regulatori sesuatu hingga usulan untuk
merupakan kebijakan yang berupa mengambil tindakan konkret tertentu
pembatasan atau pelarangan terhadap terhadap suatu masalah yang terjadi di
perilaku individu atau kelompok dalam masyarakat.
masyarakat. Sedangkan, kebijakan 2) Keputusan kebijakan (policy
redistributif merupakan kebijakan decisions) Adalah keputusan yang
yang mengatur alokasi kekayaan, dibuat oleh para pejabat pemerintah
pendapatan, pemilikan atau hak-hak yang dimaksudkan untuk
diantara berbagai kelompok dalam memberikan arah terhadap
masyarakat. pelaksanaan kebijakan publik. Dalam
3) Kebijakan materal dan kebijakan hal ini, termasuk didalamnya
simbolik Kebijakan materal adalah keputusan-keputusan untuk
kebijakan yang memberikan menciptakan statuta (ketentuan-
keuntungan sumber daya komplet ketentuan dasar), ketetapan-
pada kelompok sasaran. Sedangkan, ketetapan, ataupun membuat
kebijakan simbolis adalah kebijakan penafsiran terhadap undang-undang.
yang memberikan manfaat simbolis 3) Pernyataan kebijakan (policy
pada kelompok sasaran. statements) Ialah pernyataan resmi
4) Kebijakan yang barhubungan dengan atau penjelasan mengenai kebijakan
barang umum (public goods) dan publik tertentu. Misalnya; ketetapan
barang privat (privat goods). MPR, Keputusan Presiden atau
Kebijakan public goods adalah Dekrit Presiden, keputusan peradialn,

7
Public Administration Journal Vol. 4 No. 1 (2020)

pernyataan ataupun pidato pejabat publik pada dasarnya terbuka terhadap


pemerintah yang menunjukkan peran serta disiplin ilmu lain. Oleh
hasrat,tujuan pemerintah, dan apa karena itu di dalam kebijakan publik
yang dilaksanakan untuk mencapai terlihat suatu gambaran bersintesanya
tujuan tersebut. berbagai disiplin ilmu dalam satu paket
4) Keluaran kebijakan (policy outputs) kebersamaan. Berdasarkan pendekatan
Merupakan wujud dari kebijakan kebijakan publik, maka akan terintegrasi
publik yang paling dapat dilihat dan antara kenyataan praktis dan pandangan
dirasakan, karena menyangkut hal-hal teoritis secara bersama-sama.
yang senyatanya dilakukan guna Terdapat 3 (tiga) rangkaian kesatuan
merealisasikan apa yang telah penting di dalam analisis kebijakan
digariskan dalam keputusan dan publik yang perlu dipahami, yaitu
pernyataan kebijakan. Secara singkat formulasi kebijakan (policy
keluaran kebijakan ini menyangkut formulation), implementasi kebijakan
apa yang ingin dikerjakan oleh (policy implementation) dan evaluasi
pemerintah. kebijakan (policy evaluation). Di dalam
5) Hasil akhir kebijakan (policy kesempatan ini dibahas lebih lanjut
outcomes) Adalah akibat-akibat atau mengenai implementasi kebijakan,
dampak yang benar-benar dirasakan karena memiliki relevansi dengan tema
oleh masyarakat, baik yang kajian.
diharapkan atau yang tidak Analisis kebijakan publik walaupun
diharapkan sebagai konsekuensi dari merupakan bagian dari studi Ilmu
adanya tindakan atau tidak adanya Administrasi Negara, tetapi bersifat
tindakan pemerintah dalam bidang- multi disipliner, karena banyak
bidang atau masalah-masalah tertentu meminjam teori, metode dan teknik dari
yang ada dalam masyarakat. studi ilmu sosial, ilmu ekonomi, ilmu
Aturan atau peraturan tersebut secara politik, dan ilmu psikologi. Fokus utama
sederhana kita pahami sebagai kebijakan studi ini adalah pada penyusunan agenda
publik, jadi kebijakan publik ini dapat kebijakan, formulasikan kebijakan,
kita artikan suatu hukum. Akan tetapi adopsi kebijakan, implementasi
tidak hanya sekedar hukum namun kita kebijakan, dan dievaluasi kebijakan. Isi
harus memahaminya secara utuh dan materi kerangka kebijakan publik ini
benar. Ketika suatu isu yang akan membahas konsep dan lingkup
menyangkut kepentingan bersama kebijakan publik, proses kebijakan
dipandang perlu untuk diatur maka publik, dan arti pentingnya studi
formulasi isu tersebut menjadi kebijakan kebijakan, lingkungan kebijakan, sistem
publik yang harus dilakukan dan disusun kebijakan publik.
serta disepakati oleh para pejabat yang
berwenang. Ketika kebijakan publik METODE PENELITIAN
tersebut ditetapkan menjadi suatu Penelitian ini bermaksud untuk
kebijakan publik; apakah menjadi melihat dengan jelas mengenai
Undang-Undang, apakah menjadi implementasi Peraturan Gubernur
Peraturan Pemerintah atau Peraturan Provinsi DKI Jakarta Nomor 10 Tahun
Presiden termasuk Peraturan Daerah 2015 tentang Penataan dan
maka kebijakan publik tersebut berubah Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima.
menjadi hukum yang harus ditaati. Oleh karna itu Moleong L. J (2011:6)
Menurut Taufiqurokhman (2014) penelitian ini menggunakan penelitian
Aktivitas analisis di dalam kebijakan kualitatif, karena penelitian ini

8
Public Administration Journal Vol. 4 No. 1 (2020)

mendeskripsikan mengenai kondisi dengan apa yang ingin diketahui oleh


tentang apa yang terjadi. Penelitian ini peneliti kepada responden. Wawncara
menjelaskan informasi secara deskriptif. ini dilakukan oleh narasumber yaitu
Table juga disediakan untuk Camat Setiabudi, Kepala Sub Bagian
mendukung uraian kualitatif. Sebagaian Umum, KASI PE dan Kesejahteraan
data yang tersedia juga bersifat kualitatif Rakyat, KASI Pemerintahan dan Tata
yang didasarkan pada objek penelitian Tertib, Masyarakat, Pedagang Kaki
dan wawancara dengan informan dan Lima.
responden. Penelitian ini untuk 2. Studi Kepustakaan
memperoleh data tentang implementasi Studi kepustakaan untuk mencari
peraturan gubernur provinisi DKI sumber yang diambil dari beberapa buku
Jakarta Nomor 10 Tahun 2015 tentang yang mendukung penelitian atau
penataan dan pemberdayaan pedagang landasan dalam penelitian.
kaki lima. Dengan metode yang digunakan
Teknik yang digunakan untuk dalam penelitian ini adalah metode
mencari data yang diperlukan bagi deskriptif dengan penelitian kualitatif
penelitian kualitatif maka teknik maka teknik yang digunakan secara
pegumpulan data yang digunakan yaitu: keseluruhan menggunakan kalimat yang
1. Wawancara sistematik. Maka data yang dianalisis
Teknik wawancara merupakan teknik juga harus bersifat kualitatif. Teknik
pengumpulan data yang dilakukan pada analisis data mempunyai prinsip yaitu
penelitian kualitatif melalui sesi tanya untuk mengelolah data dan menganalisis
jawab dengan reponden. Dengan data yang terkumpul menjadi data yang
menggunakan pertanyaan yang sistematis, teratur, terstruktur, dan
disiapkan oleh peneliti sehingga mempunyai makna.
wawancara menjadi terarah dan sesuai

HASIL DAN PEMBAHASAN berjualan. Sedangkan implementasi


Deskripsi penelitian ini terdiri dari dalam pembinaan yaitu para PKL dilatih
hasil pengamatan penulis di Kecamatan dan diberikan sosialisasi dan pelatihan-
Setiabudi, dari data yang ada peneliti pelatihan agar usaha yang mereka
akan menguraikan sejauh mana jalankan dapat lebih maju serta mampu
Implemntasi yang dilakukan Aparatur memiliki nilai lebih pada usahanya.
Sipil Negara dalam Penataan dan Implementasi Peraturan Gubernur
Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima. provinsi DKI Jakarta nomor 10 tahun
Fokus penelitian ini sesuai dengan alur 2015 tentang Penataan dan
pikir yang akan diuraikan yaitu: Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima
juga dapat membantu untuk segera
1. Aspek Implementasi menganalisis hambatan yang ada serta
Aspek Implementasi dilakukan oleh penyelesaiannya yang membutuhkan
Kecamatan selaku Aparatur Sipil Negara data akurat serta informasi yang dapat
dalam melakukan implementasi dipercaya, karna dengan begitu dapat
Peraturan Gubernur adalah melalukan dilihat sudah sejauh mana Implementasi
pengawasan dan pembinaan PKL. yang dilakukan oleh Aparatur Sipil
Dalam hal implementasi pengawasan Negara di Kecamatan Setiabudi.
yang dilakukan yaitu melihat sejauh
mana para PKL berkembang dan supaya
tidak adanya kegiatan ahli fungsi tempat

9
Public Administration Journal Vol. 4 No. 1 (2020)

2. Aspek Penataan dan Pemberdayaan “Implementasi Pergub tentang Penataan


Aspek penataan yang dilakukan oleh dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima
Kecamatan Setiabudi yaitu melakukan ini dengan cara melakukan pengawasan
penataan dengan kegiatan relokasi dan dan pembinaan kepada para PKL yang
renovasi PKL yang tadinya berjualan ada di Kecamatan Setiabudi khusus nya
disembarang tempat direlokasi ketempat yang menempati Loksem.”
yang layak adn lebih nyaman serta bersih Dari hasil wawancara yang dilakukan
untuk mereka berjualan dan melakukan peneliti dengan informan 1 Bapak
renovasi tempat para PKL yang sudah Jumontang Manurung selaku Kepala
tidak layak agar menjadi lebih baik. Satuan Pelaksana KUKMP Kec.
Sedangkan pemberdayaan PKL yaitu Setiabudi pada tanggal 01 Agustus 2019
jika ada kegiatan atau fesival kuliner Pukul 11.00 WIB yang menyatakan:
yang diselenggarakan diwilayah Jakarta “Pada umumnya PKL yang berjualan di
khusunya wilayah Setiabudi para PKL Kecamatan Setiabudi berasal dari luar
dapat diikut sertakan dalam kegiatan DKI Jakarta dan Loksem yang Kita
acara tersebut sehingga juga membantu sediakan diperuntukan untuk warga DKI
mereka mendapatkan pendapatan lebih. Jakarta. Bagi para PKL yang sudah
terlanjur berjualan dilokasi yang akan
C. PEMBAHASAN dijadikan Loksem Kita wajibkan untuk
Penelitian ini bersifat penelitian merubah identitas mereka menjadi
deskriptif mengenai Implementasi warga DKI Jakarta karena sesuai Pergub
Peraturan Gubernur DKI Jakarta tentang harus warga DKI Jakarta yang bisa
Penataan dan Pemberdayaan Pedagang berjualan di Loksem yang Kita
Kaki Lima di Kecamatan Setiabudi Kota Sediakan. Kita dalam melakukan
Jakarta Selatan sehingga peneliti Penataan dan Pemberdayaan Pedagang
berusaha mencari data dan informasi Kaki Lima mengacu kepada Pergub DKI
untuk dapat mendiskripsikan data-data Jakarta nomor 10 tahun 2015 dan Kita
yang diperoleh melalui wawancara. tidak berani melakukan hal yang sudah
Hasil wawancara tersebut mengenai diatur didalam Pergub. Kemudian kita
Aspek Implementasi yang dilakukan dalam melakukan penataan PKL sangat
oleh Aparatus Sipil Negara serta memperhatikan sekali tentang
Penataan dan Pemberdayaan Pedagang kebersihan Loksem yang ada lalu PKL
Kaki Lima. yang berjualan ini akan dikenakan
1. Aspek Implementasi retribusi yang wajib mereka bayarkan
Dalam penelitian ini peneliti dapat setiap bulannya tanpa terkecuali dan
mengetahui sejauh mana implementasi mereka wajib menjaga kebersihan dan
aparatur sipil negara dalam penataan dan tidak boleh melakukan aktifitas jual beli
pemberdayaan pedagang kaki lima di yang dilarang (Berjualan Miras).”
Kecamatan Setiabudi. Dalam upaya Dari hasil wawancara yang peneliti
Implementasi Peraturan Gubernur lakukan dapat disimpulkan bawah aspek
dilakukan oleh aparatur sipil negara yang implementasi yang dilakukan yaitu
memiliki kemampuan dalam bidangnya. melalukan implementasi sesuai
Hasil wawancara yang dilakukan Peraturan Gubernur Nomor 10 Tahun
peneliti dengan informan 2 dalam segi 2015 tentang Penataan dan
aspek Implementasi menurut Ibu Sri Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima dan
Yuliani Saraswaty.Msi selaku Camat tidak menyimpang dari peraturan yang
Setiabudi pada 6 Agustus 2019 Pukul sudah ditetapkan serta sesuai dengan
11:05 WIB menyatakan bahwa: tugas pokok dan fungsi.

10
Public Administration Journal Vol. 4 No. 1 (2020)

2. Aspek Penataan dan Pemberdayan usulan-usulan yang diketahui oleh Lurah


Penataan dan Pemberdayaan yang dan Camat kemudian dibahas ditingkat
dilakukan pihak kecamatan Setiabudi Kota kemudian ditinjau oleh tim yang
yaitu agar para PKL lebih nyaman saat dibentuk oleh Walikota. Kita melakukan
berjualan dan mendapatkan penghasilan Penataan PKL ini sesuai dengan Pergub
yang lebih baik. Berikut adalah hasil yang ada.”
wawancara yang dilakukakn oleh
peneliti yang diperoleh dari hasil b. Kewajiban, Hak, dan Larangan PKL
wawancara : Hasil wawancara peneliti dengan
a. Penataan Pedagang Kaki Lima informan 1 Bapak Jumontang Manurung
Hasil wawancara peneliti selaku Kepala Satuan Pelaksana
mengenai penataan PKL dengan KUKMP Kec. Setiabudi pada tanggal 01
informan 1 Bapak Jumontang Agutus 2019 yang menyatakan:
Manurung selaku Kepala Satuan “Bagi yang ingin menempati Loksem
Pelaksana KUKMP Kec. Setiabudi yang Kita sediakan harus mengikuti
pada tanggal 01 Agutus 2019 yang PKT, memiliki KTP dan KK DKI
menyatakan: Jakarta, rekening Bank DKI tujuannya
“Kita dalam melakukan penataan untuk pembayaran retribusi yang akan
PKL sangat memperhatikan sekali langsung autodebet oleh Bank DKI
tentang kebersihan Loksem yang ada setiap bulannya. Semua persyaratan
Kita dalam melakukan relokasi yang Kita miliki dan Kita jalankan sesuai
apabila lokasi PKL yang digunakan dengan Pergub DKI Jakarta nomor 10
untuk berjualan ingin difungsikan tahun 2015 dan Kita tidak menerapkan
kembali sesuai dengan aturan sendiri.”
peruntukannya. Kemudian, dalam Dari hasil wawancara peneliti dengan
menentukan tempat baru PKL Kita informan 2 Ibu Sri Yuliani
sesuai dengan arahan atau petunjuk Saraswaty.Msi selaku Camat Setiabudi
pelaksanaan yang terdapat didalam pada 6 Agustus 2019 Pukul 11:05 WIB
Pergub No. 10 Tahun 2015. yang menyatakan bahwa:
Kebanyakan diwilayah Setiabudi ini “Persyaratan utama yaitu memiliki KTP
Kita melakukan yang namanya DKI Jakarta dan tidak harus yang
renovasi tempat PKL berjualan.” berdomisili di Kecamatan Setiabudi bisa
Dari hasil wawancara peneliti dengan juga dari daerah lain. Ini bertujuan salah
informan 2 Ibu Sri Yuliani satunya mengurangi pengangguran yang
Saraswaty.Msi selaku Camat Setiabudi ada di DKI Jakarta sebagai salah satu
tentang penataan dan pemberdayaan wujud dari Visi Gubernur DKI Jakarta
pada 6 Agustus 2019 Pukul 11:05 WIB saat ini. Persyaratan yang Kita terapkan
yang menyatakan bahwa: untuk PKL yang ingin menempati
“Untuk penataan yang Kita lakukan Loksem atau Lokbin di Kecamatan
dengan cara renovasi itu ada beberapa Setiabudi ini sesuai dengan Pergub
faktor yang menjadi pertimbangan nomor 10 tahun 2015.”
seperti keberadaan PKL itu sudah bersih,
untuk percontohan,tidak ada keberatan c. Pemberdayaan dan Kemitraan PKL
dari pemilik lahan seperti PKL ini berada dengan Dunia Usaha
ditaman Kita harus koordinasi dengan Hasil wawancara peneliti dengan
dinas pertamanan apakah mereka informan 1 Bapak Jumontang Manurung
bersedia lokasi berdagang PKL di selaku Kepala Satuan Pelaksana
renovasi. Lokasi tersebut berasal dari

11
Public Administration Journal Vol. 4 No. 1 (2020)

KUKMP Kec. Setiabudi pada tanggal 01


Agutus 2019 yang menyatakan: d. Pengawasan PKL
“Kita dalam pemberdayaan PKL sering Hasil wawancara peneliti dengan
menawarkan dan mengikutsertakan informan 1 Bapak Jumontang Manurung
mereka dalam bazar serta Kita membatu selaku Kepala Satuan Pelaksana
PKL agar dapat masuk ke dalam e- KUKMP Kec. Setiabudi pada tanggal 01
commerce seperti GoFood dan Agutus 2019 yang menyatakan:
GrabFood. Kita sangat membantu PKL “ Kita melakukan Pengawasan dengan
dalam memberikan ijin seperti Ijin cara turun ke lapangan. Kita dalam
Usaha Mikro Kecil (UMK) dan tanpa melakukan pengawasan berpegang pada
dipungut biaya. Kita dalam membina Peraturan Gubernur Nomor 10 Tahun
PKL ini dengan memberikan pelatihan 2015 contohnya seperti mengawasi
PKT (Pengembangan Keusahaan kebersihan, mengecek apakah ada alih
Terpadu) bersama dengan masyarakat fungsi dari Loksem dan aktifitas jual beli
yang tertarik dengan pelatihan ini yang dilarang (Berjualan Miras).”
kemudian Kita turun Kelapangan juga Dari hasil wawancara peneliti dengan
bekerja sama dengan Puskesmas informan 2 Ibu Sri Yuliani
Kecamatan untuk inspeksi makanan Saraswaty.Msi selaku Camat Setiabudi
yang PKL jual dari bahan makanan pada 6 Agustus 2019 Pukul 11:05 WIB
berbahaya. Karena kebanyakan PKL yang menyatakan bahwa:
yang berjualan di Loksem adalah penjual “Kita lakukan adalah dengan turun
makanan. Kemudian Kita juga ada lapangan ke Loksem tempat PKL
pelatihan higenitas yang bekerja sama berjualan dan memantau kebersihan
dengan Puskesmas namun belum semua mereka, melakukan diskusi dengan PKL,
Loksem. Dan apabila ada PKL yang dan menegur PKL yang kurang taat
menjual dagangan yang mengandung aturan.”
bahan berbahaya Kita akan memberikan Dari wawancara tersebut dapat
peringatan sampai dikeluarkan dari disimpulkan bahwa penataan dan
Loksem.” pemberdayaan PKL yang dilakukan oleh
Dari hasil wawancara peneliti dengan Kecamatan Setiabudi sesuai dengan
informan 2 Ibu Sri Yuliani Peraturan Gubernur Provinsi DKI
Saraswaty.Msi selaku Camat Setiabudi Jakartra Nomor 10 Tahun 2015 karena
pada 6 Agustus 2019 Pukul 11:05 WIB merupakan dasar hukum dan pedoman
yang menyatakan bahwa: pelaksanaan yang harus dilaksanakan
“Selama ini Kita coba berupaya agar yang bertujuan untuk menata dan
mereka ini terlibat dalam kegiatan yang memperindah lokasi berjualan pedagang
dilakukan oleh Kecamatan seperti kaki lima agar dapat menunjang dalam
membeli dagangan mereka untuk berjualan serta memberikan kesan lebih
kebutuhan konsumsi, mengikutsertakan nyaman, rapih, bersih, dan untuk
PKL yang merupakan binaan Kita dalam mendorong pedagang kaki lima untuk
lomba-lomba, bazar, atau pameran. PKL bisa mengembangkan usaha yang
ini juga mendapatkan pelatihan- mereka jalani.
pelatihan walaupun belum merata yang
diadakan di kelurahan dekat tempat PKL SIMPULAN
berjualan. Kita juga bekerja sama Setelah penulis melakukan
dengan swasta untuk pelatihan penelitian dikantor Kecamatan Setiabudi
meningkatkan SDM PKL dan pelatihan- dapat disimpulkan bahwa Implementasi
pelatihan dari OKE OCE.” Peraturan Gubernur tentang Penataan

12
Public Administration Journal Vol. 4 No. 1 (2020)

dan Pemberdayaan PKL yang dilakukan 2015 tentang Penataan dan


sudah baik yaitu dalam melakukannya Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima.
sesuai ketetapan yang ada didalam Pedagang kaki lima yang ada di
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Kecamatan Setiabudi mendapatkan
Jakarta Nomor 10 Tahun 2015 Tentang pembinaan dengan cara sosialisasi dan
Penataan dan Pemberdayaan Pedagang pelatihan yang dilakukan oleh Dinas
kaki lima serta sesuai dengan alur pikir KUKMP Kecamatan Setiabudi dan
penulis. Dengan kondisi lingkungan pihak swasta yang berkerja sama dengan
Kecamatan Setiabudi yang hanya Dinas UMKM mengenai bagaimana cara
memiliki luas wilayah 8,85 km2 berjualan yang baik, pembukuan, dan
memiliki masalah keterbatasan lahan lain-lain agar dapat membantu
untuk melakukan implementasi memajukan dan mengembangkan
Peraturan Gubernur tentang Penataan pedagang kaki lima lebih baik serta
dan Pemberdayaan PKL, tetapi mendapatkan kehidupan yang layak.
Kecamatan Setiabudi mampu Maka dari itu dapat disimpulkan:
melakukaannya dengan cara melakukan 1. Implementasi yang dilakukan oleh
koordinasi dengan suku dinas yang ada ASN yang ada di Kecamatan
hal ini karena Kecamatan Setiabudi Setiabudi mengenai penataan dan
memiliki hubungan yang baik antar pemberdayaan PKL sesuai dengan
organisasi. Kecamatan Setiabudi yang ada dalam Peraturan Gubernur
menganngap Penataan dan Provinsi DKI Jakarta Nomor 10
Pemberdayaan pedagang kaki lima ini Tahun 2015 tentang Penataan dan
penting dilakukan karena pedagang kaki Pemberdayaan Pedagang Kaki
lima merupakan pelaku ekonomi Lima.
informal yang sangat penting 2. Kecamatan Setiabudi sangat serius
keberadaannya dalam roda dalam Penataan Pedagang Kaki
perekonomian. Kecamatan Setiabudi Lima, memberikan sosialisasi
dari segi komunikasi terhadap pedagang mengenai Kewajiban, Hak, dan
kaki lima sangat baik dengan Larangan PKL, serta melakukan
memperlakukan pedagang kaki lima Pemberdayaan dan membantu
seperti warganya sendiri walaupun menjalin Kemitraan PKL dengan
pedagang kaki lima bukan warga Dunia Usaha, dan melakukan
Setiabudi dalam memberikan sosialisasi Pengawasan terhadap PKL baik
tujuan dan manfaat dari Peraturan yang ada dalam binaan Kecamatan
Gubernur nomor 10 tahun 2015 tentang maupun yang bukan binaan.
penataan dan pemberdayaan Pedagang 3. Pengawasan yang dilakukan oleh
Kaki Lima. Kecamatan Setiabudi dalam Kecamatan Setiabudi terhadap
implementasi Peraturan Gubernur nomor pedagang kaki lima dilakukan
10 tahun 2015 tentang Penataan dan secara berkala dan menggunakan
Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima pendekatan persuasif yang humanis.
didukung sesuai dengan Sumber Daya 4. Masih adanya hambatan yang
yang diperlukan dalam dihadapi yaitu keterbatasan lahan,
pengimplementasian kebijakan. Dalam sikap mental dari PKL, intervensi
Penataan dan Pemberdayaan Pedagang dari Organisasi Masyarakat yang
Kaki Lima Kecamatan Setiabudi memiliki kepentingan lain di lokasi
berpegang teguh sesuai dengan petunjuk PKL berjualan, dan belum
dan standar pelaksanaaan sesuai meratanya sosialisasi dan pelatihan
Peraturan Gubernur nomor 10 tahun kepada PKL.

13
Public Administration Journal Vol. 4 No. 1 (2020)

DAFTAR PUSTAKA Sutrisno, Edy. 2015.Manajemen Sumber


Buku Daya Manusia(Cetakan ke
Abidin, Said Zainal, (2012) Kebijakan tujuh). Jakarta: Kencana
Publik, Jakarta,Penerbit Prenada MediaGroup.
Salemba Humanika Tahir, Arifin. 2014. Kebijakan Publik
Agus, Erwan Purwanto dan Dyah Ratih dan Transparansi
Sulistyastuti. 2012. Penyelenggaraan Pemerintahan
Implementasi Kebijakan Publik. Daerah. Bandung: Alfabeta.
Konsep dan Aplikasinya di Taufik, Mhd. dan Isril. 2013.
Indonesia. Yogyakarta : Gava Implementasi Peraturan Daerah
Media Badan Permusyawaratan Desa.
Anggara, Sahya, 2012. Ilmu administrasi Jurnal Kebijakan Publik,
Negara. Bandung: CV Pustaka Volume 4, Nomor 2.
Setia
Budiharto, Widodo. 2014. Teori dan Sumber Lain
Implementasi. Edisi Revisi. Peraturan Gubernur Provinsi DKI
Yogyakarta : Penerbit Andi Jakarta Nomor 10 Tahun 2015 Tentang
Dessler, Gary. 2015.Manajemen Sumber Penataan dan Pemberdayaan Pedagang
Daya Manusia. Jakarta: Kaki Lima
SalembaEmpat. Peraturan Menteri Dalam Negeri
Handoko, T. Hani. 2011. Manajemen Republik IndonesiaNomor 41 Tahun
Personalia dan Sumberdaya 2012 tentang Pedoman Penataan dan
Manusia. Yogyakarta: Penerbit Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima
BPFE. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 17
Hasibuan, Malayu S.P., 2011. Tahun 2018 tentang Kecamatan
Manajemen Sumber Daya Peraturan Presiden Republik Indonesia
Manusia. Bumi Aksara, Jakarta. Nomor 125 Tahun 2012 Tentang
Hasibuan, S.P.M. 2011. Manajemen Koordinasi Penataan dan Pemberdayaan
Dasar, Pengertian, dan Masalah. Pedagang Kaki Lima
CV. Haji Masagung, Jakarta. Undang-Undang Dasar 1945
Mulyadi. 2015. Akuntansi Biaya, Edisi5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011
Yogyakarta: Sekolah Tinggi tentang Pembentukan Peraturan
Ilmu Manajemen YKPN. Perundang-undangan
S.P,Hasibuan, Malayu. 2013. Peraturan Gubernur Provinsi Daerah
Manajemen Sumber Daya Khusus Ibukota Jakarta Nomor 248
Manusia. Jakarta: PT Bumi Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata
Aksara Kerja Kecamatan
Silalahi, Ulber. 2011. Asas-asas
Manajemen. Bandung : Reflika
Aditama
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&G.
Bandung : ALFABETA.
Suharto, Edi. 2009. Membangun
Masyarakat Memberdayakan
Masyarakat. (Bandung: PT
Refika Aditama).

14

Anda mungkin juga menyukai